Anda di halaman 1dari 19

BAB 4

4.1 Lingkup Kegiatan


4.1.1 Struktur dan Klasifikasi Pekerja
Secara garis besar, susunan struktur organisasi pada PT. PJB UP Muara Tawar terdiri
dari General Manajer, Manajer, Supervisor, dan staff. Tiap manajer dan supervisor Commented [DSASMM1]: Kalau kalian ada diagram
stuktur organisasinya bisa dicantumkan disini
membawahi unit-unit kerja yang berbeda dengan fungsi yang saling berbeda pula.
Commented [YS2R1]: ok
Berikut ini adalah struktur organisasi dari PT. PJB UP Muara Tawar:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT PJB UP Muara Tawar
General Manager

Manajer Engineering & Quality


Manajer Operasi Manajer Pemeliharaan Manajer Keuangan & Administrasi Manager Logistik Manager CNG & Bahan Bakar
Assurance

SPV Senior System Owner SPV Senior Rendal Operasi SPV Senior Rendal SPV Senior Rendal CNG & SPV Senior Operasi &
SPV Senior SDM SPV Senior Pengadaan
PLTGU Blok 1-2 & Niaga Pemeliharaan Bahan Bakar Pemeliharaan CNG

Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff

SPV Senior System Owner SPV Senior Rendal Operasi SPV Senior Pemeliharaan SPV Senior Administrasi
SPV Senior Umum & CSR
Common CNG Blok 3-4, 5 Mesin Gudang

Staff Staff Staff Staff Staff

SPV Senior Technology SPV Senior Prod. PLTGU Blok SPV Senior Pemeliharaan SPV Senior Inventroti
SPV Senior Keuangan
Owner 1-2 (A, B, C, D, E) Listrik Kontrol & Kataloger

Staff Staff Staff Staff Staff

SPV Senior Manajemen SPV Senior Prod. PLTGU Blok


SPV Senior Kontrol & Inst.
Mutu, Risiko & Kepatuhan 3-4 (A, B, C, D, E)

Staff Staff Staff

SPV Senior Prod. PLTGU Blok SPV Senior Outage


5 (A, B, C, D, E) Management

Staff Staff

SPV Senior Kimia & Labor. SPV Senior K3

Staff Staff

SPV Senior Lingkungan

Staff

SPV Senior
Sarana

Staff

Sumber: PT PJB UP Muara Tawar


Berdasarkan klasifikasi, terdapat pemisahan pegawai sesuai dengan kontrak kerja.
Pemisahan tersebut menjadi pegawai tetap dan pegawai outsource. Pegawai tetap
merupakan pegawai yang terdaftar resmi sebagai pegawai PT. PJB, termasuk dokter dan
petugas keamanan sedangkan pegawai outsource berasal dari tenaga bantu dari PT. PLN Commented [3]: perlu konfirmasi lebih lanjut

maupun dari anak perusahaan PT. PJB Services, yakni Mitra Karya Prima (MKP) yang
menyelenggarakan usaha penyedia tenaga kerja berupa jasa pendukung teknik Operasi
& Maintenance pembangkit listrik. Terdapat pula pegawai Koperasi yang menjadi salah Commented [PS4]: Perlu dijelaskan MKP itu tugasnya
apa.
satu pegawai outsource yang berasal dari perseorangan, salah satu contoh tugasnya
Commented [YS5R4]: ok
yakni petugas kebersihan atau office boy.
Commented [YS6R4]:
Commented [PS7]: Ini apa ya?
Tabel 4.1 Pembagian Shift Kerja pada Tiap Gedung
Jumlah Sift Nama Gedung
Gedung LK3

1 Gedung Administrasi
(07.30-15.30) Gedung PJB Academy
Gudang
Gedung LK3
Gedung B/Pemeliharaan
Gedung MCR 1-2
3 Gedung MCR 3-4/CCR
(07.30-15.30; Gedung MCR 5
15.30-23.30;
23.30-07.30) Modul GT 1-2
Modul Desal 1-2
Laboratorium 5
CNG
Sumber: PT. PJB, 2018

4.1.2 Jenis Aktivitas dan Jumlah Pekerja


Aktivitas pegawai PT. PJB UP Muara Tawar terbagi berdasarkan gedung dan
unit kerja sebagai berikut
a. Gedung LK3
Aktivitas pada gedung ini berpusat pada pengurusan administrasi Lingkungan dan
K3 pada PT. PJB UP Muara Tawar. Gedung ini hanya digunakan pada saat hari
kerja dan hanya terdapat 2 orang yang bekerja secara shift 24 jam untuk keperluan
terkait LK3.
b. Gedung Administrasi
Gedung digunakan untuk mengurus administrasi perkantoran pada hari dan jam
kerja pada shift 1.
c. Gedung B/Pemeliharaan
Aktivitas pada gedung ini berpusat pada pengurusan administrasi pemeliharaan
dan digunakan pada hari dan jam kerja, kecuali pada saat overhaul, gedung
digunakan selama 24 jam oleh bidang MO dan personil UPHB dengan jumlah
personil sekitar 10-15 orang pada malam hari dan akhir pekan.
d. Gedung PJB Academy
Gedung ini berfungsi sebagai gedung pelatihan bagi karyawan PT. PJB. Peserta
pelatihan dapat mencapai 20-30 orang dengan frekuensi pelatihan minimal satu
kali dalam satu bulan. Pegawai yang berkantor pada gedung ini terdapat 5 (lima)
orang pada hari dan jam kerja shift 1.
e. Gedung Reliability
Gedung ini hanya digunakan saat unit-unit kerja perlu mengadakan rapat dan
pertemuan. Kapasitas gedung ini mencapai 250 orang dan peserta rapat umumnya
berkisar 30 orang. Rapat dilaksanakan setidaknya dua kali dalam seminggu.
f. Gedung MCR 1-2, Gedung MCR 3-4/CCR, dan Gedung MCR 5
Main Control Room (MCR) merupakan gedung pusat kontrol dan operasional
pembangkit dimana terdapat personil yang bekerja 24 jam secara shift atau
bergantian, baik pada hari kerja maupun hari libur. Pada Gedung MCR 1-2
terdapat pula laboratorium untuk menguji bahan bakar yang digunakan pada
pembangkit.
g. Bengkel Listrik 1-2 dan Bengkel Listrik 5
Gedung pemeliharaan listrik yang terdapat personil piket pada hari libur
setidaknya 2 orang.
h. Bengkel Mekanik 1-2 dan Bengkel Mekanik 5
Gedung pemeliharaan mekanik pada pembangkit dengan personil piket pada hari
libur minimal sebanyak 2 orang.
i. Gudang
Gedung ini berfungsi untuk menyimpan material yang digunakan pembangkit.
Pegawai bekerja pada shift 1.
j. UPHB
Gedung unit pemeliharaan wilayah barat. Gedung ini digunakan saat ada kegiatan
overhaul tergantung dari jadwal overhaul yang telah disusun.
k. Modul GT 1-2
Unit operasi gas turbin dimana terdapat 2 orang operator yang bekerja
mengoperasikan gas turbin selama 24 jam secara bergantian berdasarkan shift.
l. Modul Desal 1-2
Unit operator yang mengendalikan unit desalinasi. Terdapat 2 orang operator
bekerja mengoperasikan BOP selama 24 jam secara shift.
m. Kontrol Instrumen 5
Gedung pemeliharaan kontrol instrumen dengan 2 petugas piket pada hari libur.
n. Laboratorium 5
Gedung laboratorium untuk mengontrol kualitas air. Terdapat 1 personil bekerja
selama 24 jam dengan sistem shift dan terdapat 2 orang yang bekerja pada hari
kerja normal
o. PMT
Gedung tempat administrasi dan bengkel pemeliharaan Mekanik, Listrik dan
Kontrol Instrumen di Blok 3-4.
p. CNG
Plant CNG merupakan plant untuk kompresi bahan bakar gas dengan sistem kerja
shift selama 24 jam.

Klasifikasi jumlah pekerja didasarkan pada jam kerja yakni berapa jumlah
pegawai yang bekerja secara shift (pegawai harian) dan pada jam kerja normal (pegawai
kantor). Berikut adalah detail jumlah pegawai pada tiap gedung:
Tabel 4.2 Jumlah Pegawai PT. PJB UP Muara Tawar
Jumlah Karyawan Total Seluruh
Jumlah Karyawan
No. Nama Gedung Normal/1 shift Karyawan
Harian/3 shift (2)
(1) (1) + (2)
1 Gedung LK3 32 0 32
Gedung
2 74 0 74
Administrasi
Gedung
3 35 0 35
B/Pemeliharaan
Gedung PJB
4 8 0 8
Academy
5 MCR 1-2 40 9 58
Bengkel Listrik 1-
6 12 0 12
2
Bengkel Mekanik
7 18 0 18
1-2
8 UPHB 9 0 9
9 GT 1-2 4 2 8
10 Desalinasi 1-2 3 2 7
11 MCR 3-4 7 6 19
Bengkel Mekanik
12 11 0 11
5
13 Bengkel Listrik 5 9 0 9
14 MCR Blok 5 8 6 20
15 Bengkel Konin 5 7 0 7
16 PMT 51 0 51
17 Labor 5 3 1 5
18 CNG 3 3 9
19 Pos 1 7 7 21
20 Pos 2 3 3 9
Total 344 422
Sumber: PT. PJB UP Muara Tawar, 2018

4.2 Sistem Pengelolaan Air Limbah Eksisting


4.2.1 Sumber dan Klasifikasi
Air limbah domestik berasal dari gedung-gedung yang dihuni oleh karyawan
tetap PT. PJB UP Muara Tawar, karyawan koperasi, maupun pegawai outsource.
Jumlah gedung yang diobservasi sebanyak 25 gedung dan jumlah unit pengolahan air
limbah yang dapat diidentifikasi dan diketahui dimensinya terdapat 19 unit. Salah satu
unit pengolahan air limbah berasal dari 2 sumber, yakni gedung LK3 dan Musholla
Perempuan. Commented [DSASMM8]: Kalimatnya terlalu panjang,
mohon dipotong
Terdapat 5 (lima) bangunan yang tidak dapat diketahui jenis dan/atau lokasi
Commented [YS9R8]: ok
UPAL. Hal ini terjadi karena peneliti maupun pihak PT. PJB tidak mengetahui lokasi
Commented [DSASMM10]: Jenis dan lokasi apa? Kurang
UPAL tersebut. Selain itu terdapat pula gedung yang diketahui memiliki UPAL namun jelas kalimatnya
Commented [YS11R10]: ok
tidak dapat diobservasi dan tidak memungkinkan dilakukannya pembongkaran untuk
mengecek lokasi yang dimaksud karena dikhawatirkan dapat merusak pipa dan kabel
yang sudah ditanam. UPAL pada kelima gedung tersebut juga tidak memiliki gambar
desain. Gedung-gedung tersebut adalah gedung CNG, Reliability, Gudang, Desalinasi,
dan Kantin. Pada gedung CNG, kantin, dan Desalinasi, unit pengolahan air limbah tidak
diketahui letaknya maupun jenisnya. Pada gedung Reliability dan Gudang, lokasi
diketahui namun pengukuran dimensi maupun identifikasi lebih lanjut unit tidak dapat
dilakukan karena unit yang tertimbun. Sementara pada Gudang, UPAL sudah tertutup Commented [DSASMM12]: Kenapa? jelaskan

lantai dan terdapat barang-barang di atas lantai sehingga menyulitkan proses Commented [YS13R12]: ok

identifikasi. Detail sumber air limbah terdapat pada Tabel_. subbab 4.3.5.
Berdasarkan jenisnya, air limbah domestik pada PT. PJB UP Muara Tawar
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis, yakni greywater dan blackwater. Greywater
merupakan air bekas yang berasal dari air mandi atau floor drain, air bekas cuci tangan,
dan pantry berupa air cucian piring. Terdapat pula air cucian pakaian yang berasal dari
mesin cuci pada gedung Labor 5, CNG dan MCR 1,2. Floor drain yang berasal dari sisa
air pada toilet merupakan air limpasan dari keran maupun bidet sprayer, air bekas
mandi juga merupakan air yang akan menuju floor drain. Air bekas mandi umumnya
berada pada gedung-gedung yang beroperasi selama 24 jam dimana jam kerja terbagi
menjadi 3 (tiga) shift, yakni gedung Desalinasi, MCR 1-2, MCR 3-4, MCR 5, Pos 1, dan
Pos 2. Air buangan cuci tangan dihasilkan dari kegiatan mencuci tangan setelah Commented [14]: akan dikonfirmasi kembali

menggunakan toilet, makan, maupun setelah beraktivitas di lapangan atau perbengkelan. Commented [15]: Mohon penamaan gedungnya
diseragamkan. Cek table 4.1.
Air dari pantry berasal dari kegiatan mencuci piring yang dilaksanakan oleh Office Boy. Commented [YS16R15]: ok
Berdasarkan wawancara dengan OB pada gedung B/Pemeliharaan, OB dapat mencuci
piring dengan frekuensi yang variatif bergantung pada jumlah pekerja yang sedang
berada di gedung, setidaknya frekuensi mencuci piring dapat dilakukan hingga 15 kali
dalam satu hari.
Blackwater merupakan air limbah berupa feses, urin, dan air flushing. Kegiatan
buang air kecil lebih sering terjadi dibandingkan dengan buang air besar, sehingga
perilaku ini dapat mempengaruhi kualitas air limbah yang akan dibahas lebih lanjut
pada Bab 6. Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa jenis sampah yang berada pada
septic tank, seperti tisu, pembalut, hingga kemasan deterjen maupun sabun/sampo. Hal
ini diduga berasal dari penyalahgunaan air flushing pada kloset yang mana sampah
dibuang ke dalam kloset kemudian terbawa oleh air flushing menuju septic tank. Secara
ringkas, daftar sumber air limbah berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Sumber Air Limbah Domestik

Jenis Sumber
Greywater Air cucian piring (pantry)
Air cucian pakaian
Air bekas mandi
Air limpasan keran atau bidet sprayer
Air cucian tangan

Blackwater Feses
Urin
Air flushing
Air bekas bidet sprayer/gayung
Sumber: Pengolahan penulis, 2018

Air limbah pada tiap gedung berasal dari air bersih yang digunakan untuk
kegiatan membersihkan diri maupun buang air. Air bersih tersebut berasal dari kran
pada bak mandi, wastafel dan/atau ember, shower, bidet sprayer, maupun air flushing
pada kloset. Air bekas tersebut kemudian terkumpul pada beragam fasilitas sanitasi,
seperti wastafel, kloset duduk maupun jongkok, urinoir, dan floor drain yang akan
dialirkan menuju drainase atau unit pengolahan air limbah. Berikut adalah jumlah
fasilitas sanitasi yang terdapat pada tiap gedung:
Tabel 4.4 Jumlah Fasilitas Sanitasi pada Tiap Gedung di UP Muara Tawar Commented [DSASMM17]: Banyak warna di table tapi
tidak ada keterangannya
Jumlah Unit Fasilitas Sanitasi Commented [YS18R17]: ok
Pria Wanita
No. Nama Gedung
Kloset Kloset Bidet Keran Kloset Kloset Bidet Keran
Urinoir Wastafel Shower Wastafel Shower
Jongkok Duduk Sprayer Air Jongkok Duduk Sprayer Air

1 Pos 1 1 1 1 0 2 0

2 PJB Academy 10 4 3 3 6 6 4 6 3 3 6 6 4

3 Kantin 1 1 1 1

4 Gedung Reliability 0 0 1 1 1 3 0 1 1 1 0

5 Gedung Admin 9 3 3 3 6 3 3 3 3 3 6 6 3

6 Gedung LK3 1 1 1 0 2 1

7 Musholla 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1

8 Gedung B/Pemeliharaan 3 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 1

9 Pos 2 1 1

10 Bengkel Mekanik 1-2 2 0 2 0 0 6 0

11 Bengkel Listrik 1-2 2 2 6 2

12 Gudang*

13 UPHB*

14 MCR 1-2 6 4 2 2 2 8 2 2 4 4 2
Jumlah Unit Fasilitas Sanitasi
Pria Wanita
No. Nama Gedung
Kloset Kloset Bidet Keran Kloset Kloset Bidet Keran
Urinoir Wastafel Shower Wastafel Shower
Jongkok Duduk Sprayer Air Jongkok Duduk Sprayer Air

15 Desalinasi 1-2 2 1 1 2

16 CNG 0 1 0 1 1 1 0

17 Modul GT 0 1 1 0 1 1 0

18 MCR 3-4/CCR 2 1 1 1 1 3 1

19 PMT 6 4 0 4 4 2 2 4 4 4 2

20 Labor 5 2 2 2

21 Kontrol Instrumen (Konin) 5 1 0 1 1 3 1

22 Bengkel Mekanik 5 1 2 2 4 1

23 Bengkel Listrik 5 1 1 1 0 1 1 1

24 MCR 5 2 1 1 2 3 1 2

KET: *Tidak dilakukan pengidentifikasian fasilitas sanitasi


Sumber: Pengolahan penulis, 2018
Beberapa gedung tidak melakukan pemisahan terhadap toilet laki-laki maupun
perempuan, sehingga perhitungan jumlah fasilitas sanitasi dikategorikan pada toilet laki-laki
mengingat jumlah pegawai yang didominasi oleh laki-laki. Beberapa gedung juga memiliki unit
mesin cuci, seperti pada Bengkel Mekanik 1-2, CNG, dan MCR 1-2. Gedung yang memiliki
fasilitas keran pada kamar mandi umumnya digunakan untuk menampung air pada bak/ember,
sebagai sumber air pada mesin cuci, dan/atau untuk beribadah salat.

4.2.2 Sistem Pengumpulan


Identifikasi terhadap sistem pengumpulan didasarkan pada gambar desain unit dan
jaringan yang dimiliki PT. PJB UP Muara Tawar, serta hasil obervasi peneliti di lapangan. Air Commented [DSASMM19]: Kurang bisa dipahami
mengapa hanya 6 unit gedung dan bagaimana memilih 6
limbah domestik dikumpulkan melalui 2 jenis pengumpulan, yakni terpisah dan gabungan. gedung tersebut berdasarkan gambar desain unit dan
jaringan??
Penentuan pemisahan maupun penggabungan sistem pengumpulan didasarkan pada karakteristik
air limbah yang dibedakan menjadi greywater dan blackwater. Greywater pada tiap gedung
berasal dari wastafel, saluran kamar mandi (floor drains), dan pantry berupa tempat mencuci
piring. Blackwater berasal dari kloset dan urinoir.
Jaringan perpipaan pada gedung B/Pemeliharaan dan Konin 5 digambarkan pada Gambar
4.3 dan Gambar 4.4. Pada gedung B/Pemeliharaan dan Konin 5, air limbah domestik baik
greywater dan blackwater menuju unit biofilter. Gedung B/Pemeliharaan memiliki 2 (unit)
pengolahan air limbah, yakni septic tank dan biofilter. Septic tank memiliki sistem pengumpulan
gabungan sedangkan biofilter memiliki dua versi sistem pengumpulan. Berdasarkan gambar
desain, air limbah yang menuju unit biofilter dialirkan dengan sistem gabungan. Pada sistem
gabungan, greywater yang berasal dari 1 (satu) unit wastafel dan 1 (satu) unit floor drain toilet
wanita, 1 (satu) unit wastafel dan 4 (empat) unit floor drain toilet pria, dan satu 1 (satu) unit
pencuci piring pada pantry digabungkan pada satu saluran yang kemudian dialirkan pada
biofilter. Blackwater yang berasal dari 1 (unit) kloset toilet wanita dialirkan langsung pada suatu
perpipaan menuju biofilter dengan 2 (dua) unit urinal dari toilet pria kemudian digabungkan pada
saluran tersebut, sedangkan 2 (unit) kloset dari toilet pria digabungkan kemudian dialirkan
langsung menuju unit biofilter.
Gambar 4.2 Jaringan Perpipaan Air Gedung B/Pemeliharaan
Sumber: PT PJB UP Muara Tawar, 2018

Sedangkan berdasarkan hasil observasi, air limbah pada gedung B/Pemeliharaan dialirkan
dengan sistem terpisah. Hal ini terlihat dari adanya dua pipa yang mengalirkan air secara
terpisah, yakni salah satu berasal dari pantry langsung menuju saluran drainase, sedangkan satu
lainnya berasal dari outlet biofilter.

Gambar 4.3 Pipa Greywater dan Blackwater pada Gedung B/Pemeliharaan


Berasal dari greywater

Berasal dari blackwater

Sumber: Dokumentasi peneliti, 2018

Pada gedung Konin 5, hanya greywater yang digabungkan pada satu saluran pengumpul,
dengan sumber 2 (unit) floor drain yang berasal dari kamar mandi dan toilet. Blackwater yang
berasal dari kloset dan urinoir diarahkan langsung pada unit biofilter dengan saluran yang tidak
tergabung.
Commented [RMSA20]: Kenapa notasi warna tidak
konsisten???
Commented [YS21R20]: ok

Gambar 4.4 Jaringan Perpipaan Air Gedung Konin 5


Sumber: PT PJB UP Muara Tawar, 2018
Pada gedung Listrik dan Mekanik 5, UPHB, dan Labor 5, unit yang digunakan
merupakan septic tank yang dilengkapi dengan sumur resapan disertai dengan sistem
pengumpulan terpisah. Greywater dikumpulkan pada satu saluran kemudian alirkan langsung
menuju sumur resapan, sedangkan blackwater dikumpulkan dan dialirkan langsung menuju
septic tank. Desain unit pengolahan air limbah yang menunjukkan greywater menuju langsung
pada sumur resapan ditampilkan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Detail Unit Sumur Resapan


Sumber: PT. PJB UP Muara Tawar, 2018

Pada PJB Academy, terdapat 2 (dua) unit pengolahan limbah, yakni biofilter dan septic
tank (Gambar 4.6). Air limbah tersebut berasal dari toilet yang berada pada lantai yang berbeda
dimana biofilter menerima aliran yang berasal dari lantai 2 dan 3, sedangkan septic tank berasal
dari lantai 1. Pada kedua unit tersebut, air limbah domestik dialirkan dengan sistem yang terpisah
dimana greywater dialirkan langsung menuju drainase.
Gambar 4.6 (Atas) Jaringan Perpipaan Menuju Septic Tank; (Bawah) Jaringan Perpipaan Menuju
Biofilter
Sumber: PT. PJB UP Muara Tawar, 2018

Listrik dan Mekanik 5, B/Pemeliharaan, PJB Academy, Gudang 3,4, Kontrol Instrumen 5 (Konin
5), dan Laboratorium 5

Pada gedung Administrasi, air limbah dialirkan dengan sistem gabungan. Hal tersebut
dapat diketahui melalui observasi. Air limbah dari greywater dan blackwater dikumpulkan pada
satu bak yang berfungsi untuk menampung air limbah sementara sebelum dipompa menuju STP.
Gambar 4.7 Bak Penapung dan Pompa pada Gedung Administrasi

Bak Penampung
dan Pompa

Sumber: Dokumentasi peneliti, 2018

Listrik dan Mekanik 5, B/Pemeliharaan, PJB Academy, Gudang 3,4, Kontrol Instrumen 5 (Konin
5), dan Laboratorium 5

Pada gedung Pos 1, LK3 dan Musholla Perempuan, dan Pos 2, air limbah dialirkan
dengan sistem gabungan dimana air limbah tersebut bermuara pada UPAL berupa septic tank.
Pada gedung CCR dan PMT, air limbah dialirkan menggunakan sistem terpisah dimana
greywater dialirkan menuju drainase, sedangkan greywater dialirkan menuju aeration tank. Pada
gedung Konin 5 dan Musholla Laki-laki yang memiliki UPAL berupa biofilter, greywater
dialirkan terpisah dengan blackwater. Pada Musholla Laki-laki, air limbah yang berasal dari
floordrain diarahkan langsung menuju drainase seperti pada gambar berikut:

Gambar 4.8 Saluran Greywater pada Musholla Laki-laki


Sumber: Dokumentasi peneliti, 2018

Terdapat pula beberapa unit yang tidak diketahui jenis sistem pengumpulnya akibat
kurangnya data sekunder maupun observasi yang tidak dapat dilakukan karena jalur perpipaan
yang tidak terlihat. Gedung-gedung yang tidak dapat diketahui sistem pengumpulannya adalah
Modul GT, Gudang, Modul Desalinasi, dan Modul CNG.

Anda mungkin juga menyukai