KAJIAN KEPUSTAKAAN
Famili : Anatidae
Sub famili : Anatinae, Tribus Anatini
Genus : Anas
Menurut tujuan utama pemeliharaannya, ternak itiksebagaimana ternak
ayam, dibagi menjadi 3 golongan, yaitu tipe pedaging, petelur dan ornamen.
Penggolongan tersebut didasarkan atas produk atau jasautama yang dihasilkan
oleh itik tersebut untuk kepentingan manusia. Itik yang termasuk dalam golongan
Selain itu ada juga segolongan itik yang biasanya mempunyai warna bulu
yang menarik atau bentuk badan yang bagus, termasuk dalam golongan itik tipe
ornamen atau sebagai ternak hiasan, terutama di dalam kolam hias, bangsa-bangsa
yang termasuk dalam golongan ini adalah Calls, East India, Mallard, Mandarin
dan Wood duck. Ada bangsa-bangsa itik yang mempunyai tujuan ganda, misalnya
di samping tujuan utama hasil berupa daging, juga menghasilkan telur, misalnya
bangsa Orpington (Srigandono, 1997).
2.2 Itik Peking
Itik peking berasal dan dikembangkan di daratan Tientsien, Cina sebagai itik
penghasil daging. Itik peking ini sudah sangat populer sebagai itik penghasil
daging dan telah menyebar hampir keseluruh dunia, baik di belahan bum utara
maupun belahan bumi selatan, termasuk di daerah tropis. Keunggulan itik peking
ini sebagai penghasil daging menyebabkan itik ini banyak disilangkan dengan itik
lainnya guna memperbaiki keturunan, salah satu contohnya adalah itik Alyesbury
yang sering disilangkan dengan itik peking. Persilangan itik peking dengan itik
alyesbury menghasilkan keturunan dengan tekstur daging yang lebih bagus,
(Akhmad Nur, 2011).
Di Indonesia, itik peking juga banyak disilangkan dengan itik jenis Khaki
Campbell, itik Mojosari dan jenis itik lokal lainnya. Pertumbuhan itik peking
sangat cepat, pada umur 10 minggu itik peking dapat mencapai berat 4,5-5 kg, dan
akan mulai bertelur pada umur sekitar 6 bulan, dengan rata-rata produksi telur per
tahunnya mencapai 110-130 butir (Srigandono, 1997).
9
Pemeliharaan itik peking serta penyedia bibit DOD masih sangat terbatas
yang menyebabkan populasi itik ini sedikit. Adapun karakteristik itik peking
adalah sebagai berikut :
- Kepala agak besar dengan crown yang tinggi, bagian depan crown agak
terangkat ke atas.
- Leher agak panjang serta tegak.
- Paruh relatif pendek, tebal dan membulat, berwarna oranye cerah dan
ujung paruh agak putih.
- Memiliki mata yang tampak liar dan siaga dan tampak terlindung oleh alis
yang menonjol dan pipi yang berisi. Warna mata kebiruan.
- Postur badan yang berimbang antara panjang dan lebar, realtif keka,
berdaging dan penuh.
- Dada besar, lebar dan membusung.
- Kaki pendek dan kuat serta berwarna merah oranye, kuku jari berwarna
putih.
Keunggulan itik peking sebagai penghasil daging dapat dipertimbangkan
sebagai alternatif usaha pembesaran itik pedaging, keunggulan itik peking ini
adalah sebagai berikut :
- Itik peking memiliki karkas berwarna kuning dan kelihatan sangat menarik
serta tekstur dagingnya yang sangat bagus, tidak alot dan mudah diolah.
2.3 Itik Mojosari
Itik Mojosari adalah merupakan itik lokal unggul yang diternakkan di
daerah Modopuro, Mojosari, daerah Mojokerto, Jawa Timur dan dikenal pula
dengan itik Mojokerto. Berdasarkan SK Mentan No. 2837 tahun 2012 tentang
penetapan rumpun itik Mojosari. Itik Mojosari atau Itik Mojokerto mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Sifat kualitatif (dewasa) :
a. Postur tubuh : Ramping sepeti botol.
b. Warna :
Dada : Jantan, Abu-abu keputihan.
Betina, Cokelat.
Punggung : Jantan, Cokelat kehitaman.
Betina, Cokelat.
Kaki : Hitam.
Paruh : Hitam.
Kerabang telur : Hijau Kebiruan.
11
telur yang relatif lebih besar dari telur itik lainnya. Bentuk umum badan itik
Mojosari ini hampir sama dengan itik Tegal, namun ukurannya lebih kecil serta
warna bulunya yang cenderung kemerahan dengan campuran warna coklat, hitam
dan putih.
itik PMp mengandung kombinasi darah itik Peking berkelas import dan itik lokal
Mojosari putih yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari
tingkat bawah sampai atas dan dapat diproduksi lokal.
12
sebagai pemasok daging untuk memenuhi permintaan akan kebutuhan daging itik
dalam negeri dan juga diharapkan dengan adanya itik PMp dapat menjadi
substitusi daging itik sebagai bahan menu olahan untuk kelas atas, restoran dan
hotel yang berasal dari itik impor.
Menurut Balitnak (2013), itik Peking Mojosari putih ini mempunyai
karateristk sebagai berikut :
- Warna bulu putih, sehingga warna kulit karkas juga bersih dan cerah.
- Bobot badan 2-2,5 kg pada umur 10 minggu.
- Jika dikawinkan dengan entog/itik manila jantan dapat menghasilkan itik
serati dengan bobot badan 3 kg atau lebih pada umur 10 minggu.
pertambahan berat badan per hari atau rata-rata kadar laju pertumbuhan, (Brody,
1945; Soeparno, 2005).
Selama pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi perkembangan
abnormal, hal ini dapat disebabkan oleh faktor genetik atau faktor lingkungan,
misalnya nutrisi, temperatur, kelembapan, obat-obatan, keracunan, polusi dan
penyakit. Faktor-faktor tersebut dapat juga menyebabkan perubahan komposisi
tubuh, baik secara fisik maupun kimia.
Wiederhold dan Pingel (1997) melaporkan bahwa itik peking akan
mendapatkan titik belok pertumbuhan kedua yang lebih cepat dibandingkan
dengan angsa dan entog yaitu pada umur 24 hari. Sebagaimana diketahui bahwa
titik belok, selama ini dijadikan sebagai dasar untuk mengukur optimalisasi
pertumbuhan dan juga merupakan ukuran tingkat efisiensi usaha yang dicapai,
(Brody, 1974).
Pola pertumbuhan tubuh secara normal merupakan gabungan dari pola
mendapatkan makanan yang cukup, ternak tersebut mampu untuk tumbuh kembali
dengan cepat dan bahkan dapat lebih cepat daripada laju pertumbuhan normalnya,
14
hal semacam ini disebut dengan pertubuhan kompensatori atau pertumbuhan yang
bersifat menyusul, (Wahju, 1997).
2.5.2.1 Karkas
Menurut FAO/WHO (1974) dikutip dalam Nur (2009) menyatakan
bahwa karkas adalah bagian tubuh hewan yang telah disembelih dikeluarkan
darah dan telah dipisahkan dari kepala, kaki, kulit/bulu dan jeroan. Karkas pada
umumnya digunakan sebagai tolak ukur produktivitas dari ternka potong, karena
karkas merupakan hasil utama dari pemotongan ternak dan mempunyai nilai
ekonomis yan tinggi. Produksi karkas seekor ternak dipengaruhi oleh bangsa,
umur, laju pertumbuhan, bobot potong dan nutrisi.
Defenisi bobot karkas adalah bobot yang diperoleh dari hasil
penimbangan bobot ternak setelah dipotong, kemudian dikurangi bobot darah,
kulit/bulu, leher, kaki, kepala dan seluruh isi rongga perut, dan diperjelas Lawrie
15
(2003), bahwa bobot karkas juga meliputi pengurangan bagian saluran pencernaan,
intestin, kantong urin, jantung, trakea, paru-paru, ginjal, limpa, hati dan jaringan
lemak yang melekat pada bagian tubuhtersebut.
mempunyai bobot potong yang tinggi tidak selalu menghasilkan bobot karkas
yang tinggi pula, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan berat dari kepala,
darah, bulu, kaki dan bagian saluran pencernaan.
Sebelum pemotongan ternak, penimbangan perlu dilakukan untuk
mengetahui bobot potong ternak tersebut, hal ini diperlukan untuk mengetahui
juga berapa persentasi karkas yang akan didapatkan dari ternak tersebut.
2.6 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
karkas. Di antara individu di dalam suatu bangsa atau di antara bangsa ternak
terdapat perbedaan respon terhadap pengaruh lingkungan seperti nutrisi, fisis dan
mikrobiologis, sehingga menyebabkan adanya perbedaan kadar laju pertumbuhan.
16
1. Genetik
Di dalam bangsa ternak yang sama, komposisi karkas dapat berbeda.
Bangsa ternak dapat menghasilkan karkas dengan karakteristiknya sendiri.
2. Lingkungan
17
3. Nutrisi
Nutrisi kemungkinan besar merupakan faktor lingkungan terpenting
yang mempengaruhi komposisi karkas, terutama terhadap proporsi kadar lemak.
Konsentrasi energi dan rasio energi terhadap protein pakan, bahan aditif serta
proporsi kandungan gizi pakan dapat mengubah komposisi karkas. Respon ternak
terhadap manipulasi nutrisi yang diberikan, juga ikut menentukan hasil akhir
komposisi karkas.
Konsumsi protein dan energi yang lebih tinggi akan menghasilkan laju
pertumbuhan yang lebih cepat. Pengaruh nutrisi akan lebih besar bila
perlakuannya dimulai sejak awal periode pertumbuhan, sehingga pertumbuhan
ternak dapat dimanipulasi dengan perlakuan nutrisi yang berbeda.
18
Menurut ARC (1975), kebutuhan nutrisi untuk itik tipe pedaging mulai
dari menetas sampai saat dipasarkan pada umur 6 sampai 8 minggu dapat dilihat
pada tabel 1.
Winter dan Funk (1960), menyatakan hal yang berbeda dari kebutuhan
nutrisi yang dikemukakan oleh ARC (1975). Kebutuhan nutrisi untuk itik tipe
pedaging dapat dilihat pada tabel 2.
penyusunan ransum tersebut dan juga kekurangan salah satu zat makanan dapat
ditutupi dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat tersebut.
Penggunaan bahan pakan tersebut mulai berkurang, hal ini dikarenakan
harga pakan yang semakin mahal disamping itu, ada beberapa bahan pakan yang
sulit untuk didapatkan sehingga banyak peternak yang mencari bahan pengganti
sebagai pakan alternatif seperti penggunaan limbah restoran.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian IP2TP (2000),
bahwa penggunaan limbah restoran atau rumah makan dapat diberikan pada ayam
buras sampai tingkat 75% tanpa memberikan efek negatif. Hasil analisis
laboratorium yang dilakukan oleh IP2TP, informasikan dungan nutrisi pada
limbah restoran dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kandungan Nutrisi Limbah Restoran
Komponen Nilai
Protein 10,89 %
Kalsium 0,08 %
Phosfor 0,39 %
SeratKasar 9,13 %
Lemak 9,70 %
EnergiMetabolis 1.780 kkal/kg
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian IP2TP. Jakarta.
Thn. 2000.
Pada tabel 4 dapat dilihat pertambahan bobot badan (PBB) yang dihasilkan
dari penggunaan pakan limbah restoran sebesar 50% (Limbah-50) adalah 778
gr/ekor (202,6 %), dengan konsumsi pakan 3.833 gr/ekor/10 minggu. Konversi
pakan sebesar 4,93 menunjukkan bahwa untuk menghasilkan 1 (satu) gram daging
dibutuhkan 4,93 gram pakan (Limbah-50). Dari perhitungan analisis finansial,
4. Umur
Kadar laju pertunbuhan, nutrisi, umur dan berat tubuh adalah faktor-faktor
yang mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya dan
biasanya dapat secara individu atau kombinasi mempengaruhi komposisi tubuh
atau karkas. Berat tubuh sangat erat hubungannya dengan komposisi tubuh
(Soeparno, 2005). Variasi komposisi tubuh atau karkas, sebagian besar
didominasi oleh variasi berat tubuh dan sebagian kecil dipengaruhi oleh umur.
Soeparno dan Davies (1987), menyatakan bahwa variasi komponen tubuh yang
terbesar adalah jumlah lemak.