Anda di halaman 1dari 10

Search

MENGENAL ANEMIA YANG MEMATIKAN Featured


Ditulis Oleh Adrianus Topu | Kamis, 26 Juli 2018 06:36 | Dibaca : 3482 Kali | Terakhir
Diperbaharui : Kamis, 26 Juli 2018 15:33
Beri Rating1 2 3 4 5 (0 votes)
Ukuran font Print Email Beri komentar pertama!
Laboratorium Cek
Laboratorium Cek
PENGERTIAN ANEMIA DEFISIENSI BESI

Anemia defisiensi besi adalah kondisi kekurangan nutrisi zat besi yang mengakibatkan
penurunan jumlah sel darah merah. Anemia terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel
darah merah yang sehat dan dapat berfungsi dengan baik.

Dalam laman ini, anemia akibat kekurangan zat besi akan dibahas lebih dalam.

Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal
sebagai hemoglobin. Hemoglobin di dalam sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk
mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ. Selain itu juga berperan
dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh di paru-paru. Jika tubuh manusia
kekurangan sel darah merah, penyebaran oksigen dan pembuangan karbondioksida akan
terganggu.

Anemia jenis ini umum terjadi pada orang di segala usia, termasuk anak-anak, dengan
penderita wanita lebih banyak dibanding pria. Sebagian besar kasus anemia terjadi di
negara yang masih berkembang termasuk Indonesia. Anemia defisiensi besi adalah salah
satu jenis anemia yang paling umum.

ANEMIA DI INDONESIA

Indonesia adalah negara dengan tingkat kasus anemia cukup tinggi. Kekurangan zat besi
menjadi salah satu masalah nutrisi terbesar di Indonesia. Anak-anak, ibu hamil dan wanita
yang berada pada masa subur memiliki risiko tertinggi menderita anemia.

Berikut ini adalah beberapa penyebab anemia di Indonesia:

Malanutrisi atau gizi buruk adalah penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Asupan zat
besi orang Indonesia masih kurang karena kurangnya asupan yang bersumber dari nutrisi
hewani. Nasi dan bahan nabati menjadi bahan makanan utama sehari-hari orang Indonesia,
padahal daging juga diperlukan karena memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Keragaman
menu makanan memiliki peran penting dalam asupan zat besi yang cukup.
Kebiasaan minum teh dan kopi di kalangan orang Indonesia juga berpengaruh kuat dalam
tingginya tingkat anemia di Indonesia. Teh dan kopi mengandung zat yang bisa
menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh manusia.
Indonesia juga termasuk dalam kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang
tinggi. Talasemia adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan penderitanya
mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Hal ini yang sering menyebabkan
terjadinya kondisi anemia.
Di Indonesia, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan antasida akibat sakit maag
atau masalah dengan asam lambung. Antasida yang dikonsumsi sebelum makan akan
mengurangi produksi asam lambung, tapi hal ini justru berdampak pada turunnya
penyerapan zat besi.
Wanita yang mengalami haid berlebihan cenderung menderita anemia. Hal ini terjadi karena
banyaknya darah yang terbuang, inilah yang menjadi penyebab anemia pada wanita di
masa subur.

Anemia juga umum terjadi pada wanita hamil. Pada masa hamil, kebutuhan zat besi wanita
meningkat karena janin dalam kandungannya turut menyerap zat besi dan vitamin agar
dapat tumbuh secara normal.

GEJALA YANG MUNCUL AKIBAT ANEMIA DEFISIENSI BESI

Tingkat gejala anemia tergantung kepada seberapa cepat cadangan zat besi tubuh
menurun. Ada penderita yang mengalami hampir semua gejala, sedangkan ada beberapa
yang hanya merasa lelah. Berikut adalah gejala-gejala anemia yang umum terjadi:

Mudah lelah
Mudah tersinggung
Nafsu makan yang menurun. Terutama jika kondisi ini terjadi pada bayi atau anak-anak.
Kurang berenergi
Sesak napas
Muka pucat
Sulit berkonsentrasi atau berpikir.
Pusing dan sakit kepala
Selera makan hilang
Kaki dan tangan terus terasa dingin
Merasa kesemutan pada kaki
Lidah membengkak atau terasa sakit
Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi
Sakit pada dada
Kuku menjadi rapuh atau gampang patah
Rambut yang mudah patah atau rontok
Palpitasi atau sensasi jantung berdebar
Tanda-tanda lain yang bisa muncul akibat anemia adalah kuku menjadi mudah patah,
rambut rontok, dan nafsu makan yang menurun.

Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk memastikan langkah
diagnosis anemia.

PENGOBATAN DAN PENANGANAN ANEMIA DEFISIENSI BESI


Mengonsumsi suplemen penambah zat besi dilakukan untuk meningkatkan kadar zat besi
dalam tubuh. Tindakan ini sebagai salah satu pengobatan anemia. Asupan zat besi melalui
konsumsi makanan juga perlu ditingkatkan, hal ini demi menjaga cadangan dan tingkat zat
besi yang normal. Ada beberapa makanan sumber zat besi yang sangat bagus, contohnya:

Hati ayam dan hati sapi


Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
Tahu dan tempe
Boga bahari atau makanan laut seperti ikan, tiram dan kerang
Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli
Daging merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing
Buah-buahan kering, misalnya kismis dan aprikot
Agar dapat memaksimalkan penyerapan zat besi, asupan vitamin C juga diperlukan.
Konsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besinya bersamaan dengan sumber vitamin
C seperti jeruk, kiwi dan tomat.

Pada dasarnya, penyebab anemia bisa bervariasi. Agar tidak berkembang menjadi kondisi
kronis, penyebab utamanya perlu diketahui dan ditangani. Jika dibiarkan, anemia yang pada
umumnya mudah ditangani, justru bisa berdampak jangka panjang pada tubuh
penderitanya.

KOMPLIKASI ANEMIA DEFISIENSI BESI

Jika anemia defisiensi besi tidak ditangani dengan tepat, pada akhirnya bisa menyebabkan
komplikasi penyakit lain. Kekurangan zat besi berdampak buruk kepada sistem kekebalan
tubuh manusia. Inilah yang membuat Anda lebih mudah terserang penyakit lainnya.

Anemia defisiensi besi juga bisa berakibat kepada terjadinya gagal jantung, yaitu saat
kinerja jantung menurun dan tidak bisa memompa darah ke seluruh bagian tubuh dengan
baik.

Bagi ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janinnya. Komplikasi
yang bisa terjadi contohnya adalah keguguran, pertumbuhan janin yang lambat atau tidak
normal, dan lahir prematur.

Tes darah bisa dilakukan untuk memastikan diagnosis anemia. Tes darah juga bisa
menunjukkan jika ada kekurangan zat besi atau zat lain yang diperlukan dalam
memproduksi sel darah merah yang sehat. Segera temuilah dokter jika mengalami
gejala-gejala seperti di atas.

PENYEBAB ANEMIA DEFISIENSI BESI

Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Berikut ini adalah
faktor-faktor yang menyebabkan beserta penjelasannya.
Sel Sabit
Anemia sel sabit ini disebabkan faktor genetik. Kondisi di mana terdapat banyak sel darah
merah yang cacat, sehingga tidak bisa membawa cukup banyak oksigen ke seluruh tubuh.
Hemoglobin yang cacat akan membuat sel darah merah berubah bentuk ketika oksigen
dilepaskan ke jaringan tubuh. Normalnya bentuk sel darah merah adalah bentuk koin
dengan lapisan tengah lebih tipis daripada pinggirnya. Pada anemia ini sel darah merah
akan berubah menyerupai sabit, lebih mudah pecah, dan menggumpal. Anemia jenis ini
tidak memiliki obat, penanganan yang dilakukan untuk meredakan gejala dan juga
mencegah gangguan lain yang menyertai kondisi ini.

Malanutrisi
Kurangnya asupan zat besi dalam makanan menjadi penyebab anemia nomor satu di
Indonesia. Jarangnya memvariasikan menu makanan menjadi faktor utama yang
menyebabkan anemia. Penderita anemia perlu meningkatkan jumlah konsumsi makanan
yang kaya akan zat besi dan membuat menu makanan yang memenuhi konsep ‘pedoman
gizi seimbang’. Makanan seperti bayam, tahu, brokoli, ikan, dan daging merah memiliki
kandungan zat besi yang tinggi.

Talasemia
Talasemia adalah penyakit genetik yang menyebabkan penderitanya memproduksi
hemoglobin yang cacat dan mudah rusak. Tingkat penderita talasemia di Indonesia cukup
tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Jika tidak ditangani atau dikendalikan
dengan baik, penderita talasemia berisiko tinggi untuk mengalami anemia.

Masa Kehamilan dan Kebutuhan Zat Besi yang Meningkat


Masa kehamilan adalah waktu yang paling riskan bagi wanita untuk terkena anemia
defisiensi besi. Ada beberapa wanita hamil membutuhkan suplemen penambah zat besi.
Ada juga wanita yang hanya perlu meningkatkan jumlah zat besi dalam menu makanannya.
Pada saat hamil, kebutuhan zat besi wanita meningkat karena pertumbuhan janin
membutuhkan zat besi yang diserapnya dari darah sang ibu.

Perdarahan yang berlebihan pada saat melahirkan juga bisa memicu munculnya anemia
defisiensi besi pada wanita.

Perdarahan secara Berlebihan saat Menstruasi


Menstruasi atau haid adalah penyebab yang umum dari anemia defisiensi besi pada wanita
yang berada dalam masa produktif atau subur. Anemia akan muncul ketika terjadi
perdarahan secara berlebihan pada beberapa siklus menstruasi. Kondisi ini lebih dikenal
dengan istilah menorrhagia.

Makanan dan Obat-obatan yang Menghambat Penyerapan Zat Besi


Kebiasaan orang Indonesia yang suka mengonsumsi teh dan kopi bisa menghambat
penyerapan zat besi ke dalam tubuh. Cokelat memiliki dampak yang sama dalam
menghambat penyerapan zat besi. Jenis-jenis makanan ini mengandung zat tanin, oxalate
dan phytate yang menghalangi proses penyerapan zat besi di sistem pencernaan tubuh.
Obat sakit maag yang dikenal sebagai antasida juga memiliki efek yang sama. Antasida
dapat mengurangi produksi asam lambung, padahal agar dapat diserap oleh usus,
kandungan zat besi di dalam makanan perlu dipaparkan asam lambung terlebih dahulu.

Efek Samping Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS)


Selain itu, pemakaian ibuprofen dan aspirin dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan
pendarahan pada sistem pencernaan. Kedua obat ini digolongkan dalam obat anti inflamasi
non steroid (OAINS). OAINS memiliki efek samping yang bisa menyebabkan tukak atau luka
pada dinding lambung. Jika dibiarkan, luka pada lapisan dinding lambung bisa mengalami
pendarahan terus-menerus dan secara perlahan-lahan, sehingga akhirnya menyebabkan
anemia.

Malabsorpsi
Malabsorpsi adalah kondisi ketika tubuh tidak bisa menyerap nutrisi termasuk zat besi dari
makanan yang dicerna tubuh. Kondisi malabsorpsi juga bisa menyebabkan anemia
defisiensi besi. Malabsorpsi contohnya bisa terjadi dalam kondisi berikut ini:

Penderita penyakit celiac atau intoleransi terhadap gluten


Intoleransi usus terhadap bahan makanan tertentu seperti laktosa dalam susu
Penderita penyakit Crohn
Penderita kolitis ulseratif
Pascaoperasi pengangkatan bagian lambung yang dikenal sebagai gastrektomi

Infeksi Cacing Tambang


Cacing tambang adalah parasit yang hidup di dalam usus halus manusia. Banyak orang
yang terinfeksi cacing tambang dan tidak menyadarinya, karena kondisi ini tidak memiliki
gejala yang signifikan. Cacing tambang menyerap dan mencerna sel darah merah dari
dinding usus halus. Infeksi yang parah bisa menyebabkan kehilangan selera makan,
penurunan berat badan, kelelahan, dan anemia defisiensi besi. Jika dibiarkan, infeksi cacing
tambang pada akhirnya bisa mengganggu perkembangan mental, intelektual dan kognitif
anak.

HAL LAIN SEBAGAI PEMICU ANEMIA

Selain penyebab yang sudah disebutkan di atas, terdapat beberapa faktor yang membuat
orang terkena anemia defisiensi besi:

Kecelakaan motor atau mobil bisa membuat seseorang kehilangan banyak darah.
Diperlukan beberapa waktu agar tingkat sel darah merah dan persediaan zat besi tubuh
korban kecelakaan dapat pulih kembali.
Mendonorkan darah terlalu sering dan dalam jumlah yang besar bisa menyebabkan anemia.
Latihan ketahanan fisik.
Orang yang tidak mengonsumsi daging atau vegetarian juga lebih berisiko mengalami
anemia defisiensi besi.
Anemia juga bisa terjadi pada orang yang mimisan secara berlebihan atau sering. Terutama
pada orang lanjut usia, anemia bisa terjadi akibat gagal ginjal kronis, kanker perut, dan
kanker usus besar.

DIAGNOSIS ANEMIA DEFISIENSI BESI

Jika Anda mengalami gejala-gejala anemia, segeralah memeriksakan diri ke klinik atau
rumah sakit terdekat. Beri tahu dokter tentang gejala yang Anda alami. Untuk memastikan
apakah Anda benar-benar menderita anemia bisa dilakukan dengan prosedur tes darah.

Tes darah seseorang yang menderita anemia akibat kekurangan zat besi akan menunjukkan
hasil seperti berikut ini:

Tingkat sel darah merah di bawah normal


Volume sel darah merah yang lebih kecil
Tingkat hemoglobin di bawah normal
Tingkat feritin di bawah normal
Feritin adalah protein yang menyimpan zat besi dalam tubuh. Jika tingkat feritin di bawah
normal, berarti persediaan zat besi telah digunakan dan tidak ada banyak zat besi yang
tersedia lagi.

Folat dan vitamin B12 juga berperan dalam menghasilkan sel darah merah yang dapat
berfungsi dengan baik. Ketika tubuh kekurangan vitamin B12 dan folat, anemia bisa terjadi.

Bagi penderita wanita yang mengalami menstruasi berlebihan atau menorrhagia, disarankan
untuk melakukan pemeriksaan daerah panggul untuk melihat apakah ada tanda infeksi atau
penyebab perdarahan. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan prosedur ultrasound.

Jika sudah dipastikan Anda menderita anemia defisiensi besi, Anda mungkin akan diminta
jalani pemeriksaan endoskopik dan kolonoskopi. Endoskopi dilakukan untuk melihat sumber
perdarahan di dalam kerongkongan dan juga bagian dalam lambung. Sedangkan
kolonoskopi dilakukan untuk memeriksa sumber perdarahan di sekitar dinding dalam usus
besar.

PENGOBATAN ANEMIA DEFISIENSI BESI

Penyebab dasar dari anemia defisiensi besi harus dikenali. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kemunculan kembali kondisi ini. Jika anemia tidak ditangani dan menjadi kronis,
berbagai komplikasi bisa terjadi.

Bagi penderita anemia defisiensi besi yang disebabkan kurangnya asupan nutrisi, Anda bisa
menemui dokter spesialis gizi. Mereka bisa membantu dalam menentukan menu makanan
yang kaya akan asupan zat besi.

Meningkatkan Asupan Zat Besi Dari Menu Makanan


Perubahan menu makanan, baik jenis dan jumlahnya, sangat penting dalam penanganan
untuk anemia. Walaupun nasi termasuk dalam makanan pokok kita, kita perlu mengonsumsi
nutrisi dari jenis makanan lainnya. Kita bisa mengurangi takaran nasi dan menambahkan
makanan yang lebih kaya akan zat besi seperti bayam, daging sapi, dan hati ayam.

Wanita hamil disarankan untuk meningkatkan asupan zat besinya. Bayi di dalam kandungan
membutuhkan pasokan darah dan zat besi yang cukup. Penambahan zat besi bisa berasal
dari makanan atau pun suplemen penambah zat besi.Tanyakan kepada dokter kandungan
tentang dosis dan aturan pakai obat suplemen yang bisa Anda konsumsi.

Makanan yang kaya akan vitamin C juga membantu penyerapan zat besi. Makanan yang
kaya akan vitamin C adalah brokoli, jeruk, kiwi, tomat dan paprika merah.

Berikut ini daftar makanan dengan sumber zat besi yang baik:

Hati ayam dan hati sapi.


Kacang-kacangan seperti kacang hitam, kacang hijau, kacang merah.
Tahu dan tempe.
Makanan laut atau boga bahari seperti tiram, kerang dan ikan.
Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli.
Daging merah tanpa lemak.
Buah kering seperti kismis dan aprikot.
Carilah bahan makanan yang sudah difortifikasi atau dilengkapi dengan zat besi. Dalam
langkah membasmi kekurangan zat besi, pemerintah telah mendorong persediaan beras
dan terigu yang kandungan zat besinya lebih tinggi.

Mengonsumsi Suplemen Penambah Zat Besi


Suplemen penambah zat besi yang paling sering dianjurkan adalah zat besi sulfat.
Suplemen ini berbentuk tablet dan biasanya diminum dua hingga tiga kali sehari.

Untuk penderita sakit maag, suplemen penambah zat besi ini harus dikonsumsi dua jam
sebelum atau empat jam sesudah mengonsumsi obat antasida. Ini karena obat antasida
dapat menghambat penyerapan zat besi. Jika tidak mampu mengonsumsi melalui mulut,
maka penderita bisa memasukkan suplemen penambah zat besi melalui infus.

Di beberapa wilayah di Indonesia, suplemen penambah zat besi disediakan oleh pemerintah
secara gratis untuk para ibu hamil.

Transfusi Sel Darah Merah (RBC)


Pasien yang mengalami gejala parah anemia defisiensi besi dan terancam keselamatan
jiwanya, harus segera mendapatkan penanganan transfusi sel darah merah (RBC). Sebab,
jika ditangani dengan suplemen penambah zat besi tubuh penderita membutuhkan waktu
lebih banyak untuk menyerap zat besi. Transfusi sel darah merah bisa menyelamatkan
nyawa penderita anemia defisiensi besi parah. Perawatan dengan suplemen zat besi baru
akan dilakukan begitu kondisi penderita sudah stabil.
Mengurangi Makanan dan Obat-obatan Penghambat Penyerapan Zat Besi
Kebiasaan orang Indonesia yang suka mengonsumsi minuman berbahan dasar teh juga
menjadi salah satu faktor banyaknya kasus anemia di Indonesia. Teh mengandung zat yang
bisa menghambat penyerapan zat besi pada tubuh manusia. Berikut ini adalah daftar
makanan dan minuman lain yang bisa menghambat penyerapan zat besi:

Makanan dengan kandungan kalsium yang tinggi seperti susu dan yogurt
Daun kemangi
Daun seledri
Daun mint
Cokelat
Kopi
Buah-buah beri seperti stroberi dan bluberi
Kacang kenari
Terdapat beberapa obat-obatan yang bisa mengganggu penyerapan zat besi oleh tubuh
seperti antasida dan proton pump inhibitor (PPI) yang mengobati sakit maag dan
melancarkan sistem pencernaan.

Mencegah Tukak Lambung Akibat Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS)


Mereka yang mengonsumsi OAINS secara teratur dalam jangka panjang perlu mewaspadai
terjadinya efek samping tukak lambung. Tukak lambung muncul ketika terjadi erosi atau luka
pada lapisan dinding lambung. Luka ini bisa berdarah secara perlahan-lahan sehingga
akhirnya tubuh kekurangan sel darah merah dan persediaan zat besi. Setelah beberapa
waktu, jika tukak dibiarkan, anemia pun terjadi. Oleh karena itu, mereka yang mengonsumsi
OAINS dianjurkan untuk mengonsumsinya bersamaan dengan makanan, mengurangi
konsumsi minuman keras dan merokok, serta mengonsumsi obat antasida. Semua ini
bertujuan untuk mencegah terbentuknya tukak lambung.

Mengobati Infeksi Cacing Tambang


Anemia akibat infeksi cacing tambang terjadi karena cacing parasit ini mengonsumsi darah
Anda. Selain anemia, cacing tambang juga bisa menyebabkan komplikasi seperti
malanutrisi, sehingga menghambat pertumbuhan pada anak. Pada wanita hamil, cacing
tambang bisa mengakibatkan kelahiran prematur dan berat bayi rendah saat lahir.

Pengobatan cacing tambang bertujuan menghilangkan infeksi yang ada, meningkatkan


nutrisi, dan mengobati komplikasi dari anemia. Dokter akan memberikan resep obat cacing
yang menghancurkan parasit, seperti albendazole dan mebendazole. Kedua obat itu
digunakan untuk mengatasi infeksi cacing. Pengobatan biasanya diberikan sekitar satu
sampai tiga hari. Penderita anemia akan diberi tambahan resep suplemen penambah zat
besi.

Mengobati Talasemia
Talasemia adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan penderitanya
mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Indonesia juga termasuk dalam
kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang tinggi.
Penderita talasemia perlu mengontrol tingkat darah dan hemoglobinnya untuk menjaga agar
tidak terjadi anemia yang berkelanjutan. Penambahan suplemen dan obat-obatan akan
dianjurkan jika memang terjadi anemia.

KOMPLIKASI ANEMIA DEFISIENSI BESI

Di Indonesia, anemia merupakan penyakit kronis atau jangka panjang. Gizi yang kurang
lengkap menjadi penyebab terjadinya anemia kronis, dan akibatnya, komplikasi yang terjadi
cukup mengkhawatirkan.

Pada Anak Kecil


Anemia berkelanjutan pada anak-anak akan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka
di masa mendatang. Komplikasi yang paling ditakutkan adalah proses pertumbuhan dan
perkembangan mereka yang terhambat. Tanpa nutrisi dan oksigen yang cukup,
perkembangan mental, intelektual dan kemampuan kognitif anak bisa terhambat. Energi dan
kemampuan anak untuk beraktivitas fisik juga berkurang jika sedang mengalami anemia.
Pada akhirnya, semua ini bisa berdampak buruk pada fungsi emosi dan sosial mereka.
Perilaku dan performa akademik anak pun lebih tertinggal dibanding anak-anak seusia yang
tidak mengalami anemia.

Selain itu, anemia juga menyebabkan turunnya pertahanan kekebalan tubuh. Anak yang
menderita anemia pun menjadi rentan terserang berbagai macam infeksi.

Untuk mencegah terjadinya anemia pada anak, khususnya bayi, berikan mereka ASI atau
susu formula yang sudah difortifikasi zat besi selama satu tahun pertama. Setelah satu
tahun pertama, jangan memberikan susu melebihi 700 mililiter per hari. Karena konsumsi
susu yang terlalu banyak akan menggantikan makanan lain yang mungkin kaya akan
kandungan zat besi. Susu sapi murni bukanlah sumber zat besi yang bagus bagi bayi, jika
mereka masih di bawah satu tahun, pemberian susu sapi tidak dianjurkan.

Pada Wanita Hamil


Anemia defisiensi besi pada wanita hamil sangat berkaitan dengan angka kematian ibu.
Anemia pada wanita hamil patut diwaspadai. Komplikasi yang dialami wanita yang sedang
hamil bisa berakibat fatal, baik pada ibu maupun janinnya. Anemia pada wanita hamil bisa
mengakibatkan:

Pertumbuhan bayi yang terhambat.


Kelahiran bayi secara prematur.
Bayi terlahir dengan berat badan rendah.
Bayi menjadi lebih rentan terserang infeksi ketika lahir.
Kematian bayi dalam kandungan bisa terjadi pada kondisi anemia yang parah.

Pada Orang Dewasa


Anemia defisiensi besi juga memiliki efek yang berbahaya pada orang dewasa jika dibiarkan
berlarut-larut. Orang yang menderita anemia mudah merasa lelah dan kurang berenergi. Ini
berarti tingkat produktivitasnya akan berkurang. Orang tersebut juga akan lebih mudah
terserang penyakit akibat kekebalan tubuh yang lemah.

Anemia yang berlarut-larut bisa mengakibatkan kerusakan pada berbagai organ seperti
ginjal, jantung dan paru-paru. Penyakit jantung juga diperburuk jika anemia tidak diobati.
Pada kasus yang parah, gagal jantung bisa terjadi.

Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala anemia defisiensi besi.
Pengobatan dan penanganan secara dini dapat membantu pemulihan dengan baik. (Fitop)

Anda mungkin juga menyukai