Anda di halaman 1dari 10

Kelas 3 Tema 2 Menyayangi Hewan dan Tumbuhan

Subtema 1 Manfaat Tumbuhan bagi Kehidupan Manusia

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca dan menanya ) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan: Bahasa Indonesia


NO Kompetensi Indikator
3.8 Menguraikan pesan dalam dongeng yang 3.8.1 Mengidentifikasi informasi isi
disajikan secara lisan, tulis, dan visual dongeng dengan tepat.
dengan tujuan untuk kesenangan 3.8.2 Menjelaskan isi pesan yang
terdapat dalam dongeng secara
lisan dengan tepat.
4.8 Memeragakan pesan dalam dongeng 4.8.1 Menceritakan kembali isi dongeng
sebagai bentuk ungkapan diri dengan bahasa sendiri secara
menggunakan kosa kata baku dan kalimat lisan.
Efektif 4.8.2 Memerankan tokoh dongeng
dengan ekspresi yang tepat.
Muatan : PPkN
NO Kompetensi Indikator
1.1 Menerima arti bintang, rantai, pohon 1.1.1 Meyakini arti bintang, rantai, pohon
beringin, kepala banteng, dan padi kapas beringin, kepala banteng, dan padi
pada lambang negara “Garuda Pancasila” kapas pada lambang negara
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. “Garuda Pancasila” sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
2.1 Bersikap jujur, peduli, kasih sayang sesuai 2.1.1 Bersikap jujur, peduli, kasih sayang
dengan sila-sila Pancasila dalam lambang sesuai dengan sila-sila Pancasila
negara “Garuda Pancasila”. dalam lambang negara “Garuda
Pancasila”.

3.1 Memahami arti gambar pada lambang 3.1.1 Mengetahui makna simbol sila-
negara “Garuda Pancasila”. sila Pancasila dengan benar.
3.1.2 Memahami arti penting bersikap
baik kepada sesama manusia
sebagai wujud pengamalan sila
Pancasila yang dilambangkan
dalam “Garuda Pancasila”.
4.1 Menceritakan arti gambar pada lambang 4.1.1 Menyajikan contoh perilaku yang
negara “Garuda Pancasila”. sesuai dengan salah satu sila
Pancasila dengan benar.
4.1.2 Menceritakan pengalaman
mendoakan orang lain sebagai
perwujudan pengamalan sila
Pancasila yang dilambangkan
dalam “Garuda Pancasila”.

Muatan : Matematika
NO Kompetensi Indikator
3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung 3.1.1 Mengetahui sifat- sifat operasi
pada bilangan cacah. hitung bilangan cacah.
3.1.2 Memahami cara menemukan sifat
pertukaran pada penjumlahan
dengan tepat.
4.1 Menyelesaikan masalah yang melibatkan 4.1.1 Menggunakan sifat pertukaran pada
penggunaan sifat-sifat operasi hitung pada penjumlahan untuk menyelesaikan
bilangan cacah. masalah dengan tepat.
4.1.2 Mengidentifikasikan sifat pertukaran
pada penjumlahan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah bermain peran, siswa dapat memerankan tokoh dongeng dengan


ekspresi yang tepat.
2. Dengan kegiatan diskusi, siswa dapat menjelaskan isi pesan yang terdapat
dalam dongeng melalui tulisan dengan tepat.
3. Dengan kegiatan diskusi, siswa dapat menyebutkan arti penting bersikap baik
kepada sesama manusia sebagai wujud pengamalan sila Pancasila yang
dilambangkan dalam “Garuda Pancasila”.
4. Dengan mengingat kembali peristiwa yang telah dialami, siswa dapat
menceritakan pengalaman mendoakan orang lain sebagai perwujudan
pengamalan sila Pancasila yang dilambangkan dalam “Garuda Pancasila”.
5. Dengan kegiatan review, siswa dapat menemukan sifat pertukaran pada
penjumlahan dengan tepat.
6. Dengan kegiatan review, siswa dapat menggunakan sifat pertukaran pada
penjumlahan untuk menyelesaikan soal-soal dengan tepat.
Dongeng adalah suatu bentuk sastra lama yang isi ceritanya tentang
suatu kejadian luar biasa penuh khayalan atau fiksi yang oleh
masyarakat dianggap sebagai suatu hal yang tidak benar-benar
terjadi. Dongeng meerupakan suatu bentuk cerita tradisional dari
nenek moyang yang disampaikan secara turun-temurun yang
keberadaannya perlu dilestarikan. Dongeng termasuk dalam prosa
lama yang merupakan prosa yang berkembang dan hidup dalam
masyarakat tradisional. Dongeng berfungsi untuk menghibur dan
mendidik (menyampaikan ajaran moral). Selain itu dongeng juga
merupakan karya sastra yang dapat membangun karakter anak-anak
untuk belajar berimajinasi.

Ciri – Ciri Dongeng


1. Cerita dongeng menggunakan alur yang sederhana.
2. Cerita dalam dongeng singkat dan bergerak cepat.
3. Karakter tokoh dalam dongeng tidak diceritakan secara rinci.
4. Cerita dongeng diampaikan secara lisan atau dari mulut ke
mulut (kalau ditulis ditulis dengan gaya pencitraaan secara
lisan).
5. Terkadang tema atau pesan dituliskan dalam cerita dongeng.
6. Biasanya pendahuluan dalam cerita dongeng sangat singkat
dan langsung pada topik yang akan diceritakan.

Bacalah dongen berikut lalu peragana di depan kelas berasama


teman mu!

Bunga Melati yang Baik Hati

Di taman bunga kerajaan, tumbuh berbagai macam tanaman


bunga yang bunganya sangat indah. Para putri senang sekali
memandang dan menciumi bunga melati. Hal ini menimbulkan
kecemburuan dari bunga-bunga yang lain.

Putri 1 : “Wah………indah sekali bungabunga di


taman istana ini.”
Putri 2 : “Hei…..lihat bunga melati itu. Warnanya
putih bersih dan harumnya semerbak
memenuhi taman ini.”
Putri 1 : “Mmmh……… aroma melati memang
harum. Aku sangat menyukainya.
Bunga Sedap Malam : ”Aku tak habis pikir, mengapa para putri
suka sekali dengan dirimu.”
Bunga Anggrek : “Iya, padahal dirimu berbunga kecil,
berdaun besar, dan berbatang keras.”
Bunga Mawar Biru : ”Walaupun engkau harum, namun mudah
layu jika dijadikan pajangan di vas bunga.
Karena pasti akan terlihat jelek sekali jika
sudah layu dipajang di sana.”
Bunga Melati hanya diam dan tetap tersenyum. Senyumnya yang
manis membuat keharuman dirinya semakin merebak. Udara di
taman bunga kerajaan bertambah wangi dan bertambah banyak
kumbang yang datang.
Kedatangan para kumbang yang bertambah banyak, membuat
semua bunga di taman bunga kerajaan menjadi senang. Mereka
pun sibuk menyapa para kumbang dan mempersilakan mengisap
sari madu yang ada pada setiap bunganya. Para bunga tentu tidak
akan bisa berbunga lagi jika tidak ada kumbang yang datang dan
mengisap sari madu mereka.
Bunga Sedap Malam dan bunga yang lainnya kini telah mengerti,
kenapa Bunga Melati sangat wangi sekali. Bunga-bunga yang lain
meminta maaf kepada Bunga Melati atas perasaan cemburu
mereka. Kini mereka mengakui bahwa keberadaan Bunga Melati
itu justru harus disyukuri.
Bunga Sedap Malam : “Ternyata aroma harummu mengundang
para kumbang datang. Tanpa dirimu taman
ini akan sepi dari kumbangkumbang.
Maafkan, akuMelati.”
Bunga Anggrek : “Aku juga mau minta maaf, Melati. Selama
ini aku iri padamu. Ternyata keberadaanmu
sangat bermanfaat untuk kami.”
Bunga Mawar Biru : “Selama ini aku juga berburuk sangka
padamu, Melati. Aku minta maaf, ya.”
Bunga Melati : “Aku sudah memaafkan kalian, teman-
teman. Sekarang kita bisa berteman tanpa
ada prasangka buruk.”
Berbuat baik pada orang lain adalah salah satu sikap terpuji yang
diajarkan dalam semua agama maupun semua disiplin ilmu. Berbuat baik
kepada orang lain dengan niat yang ikhlas dan cara yang baik tanpa
membedakan suku, ras, entis dan lain sebagainya adalah karakter
bangsa Indonesia sesungguhnya.

Berbuat baik kepada orang lain, tidak hanya bermanfaat bagi orang lain.
Ternyata, justru manfaat terbesar yang didapatkan saat berbuat baik pada
orang lain adalah bagi kita sendiri. Maanfaat terbesar itulah yang disebut
dengan kebahagiaan. Saat berbuat baik kepada orang lain, hati kita
menjadi lebih bahagia. Dan tidak ada yang menandingi indahnya hidup
selain kebahagiaan.

Nah, bagaimana kita bisa bahagia saat berbuat baik pada orang lain?
Berikut ini 5 manfaat berbuat baik pada orang lain yang mengantarkan
kita pada kebahagiaan.

1. Menciptakan Kenyamanan Hati


Saat kita berbuat baik pada orang lain, ada perasaan senang, bangga dan
nyaman. Secara alamiah, manusia ingin selalu bermanfaat bagi orang
lain. Meskipun dalam hal terkecil sekalipun, seperti tersenyum, memberi
jalan pada penyeberang, memberikan sedekah akan sangat membuat
hati kita nyaman. Bahkan, pada studi psikologi disebutkan bahwa saat
kita membantu orang lain, ada bagian otak yang memicu rasa
penghargaan terhadap diri kita sendiri.

2. Lebih Menghargai Diri Sendiri


Berbuat baik kepada orang lain bukan hanya berarti kita menghargai
orang tersebut, namun juga berarti kita menghargai diri kita sendiri.
Menghargai diri kita sebagai makhluk sosial yang memiliki banyak teman,
memiliki hubungan baik dengan orang lain dan berguna dalam kehidupan.
Hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri kita dalam kehidupan sehari-
hari.

3. Mempererat Hubungan
Berbuat baik pada orang lain tentu saja akan mempererat hubungan
keduanya. Akan muncul rasa saling menghargai, memberi, dan saling
membutuhkan. Perasaan tersebut akan semakin memperkuat
persahabatan dan relasi yang ujungnya bersama-sama saling berbuat
kebaikan.

4. Menghindarkan Stres
Orang yang terbiasa berbuat baik kepada orang lain tidak akan pernah
merasa stres karena cenderung merasa bahagia. Mereka memiliki
banyak teman yang bisa saling membantu. Sebaliknya, orang yang sering
stres tidak memiliki hubungan baik pada semua orang. Mereka hanya
bergaul pada lingkup tertentu. Berbuat baik pada orang lain akan
membuat hati kita tenang, damai dan bahagia sehingga stres pun
menjauh.
5. Menularkan Kebaikan yang Lain
Saat kita berbuat baik pada orang lain, maka akan muncul perasaan untuk
melakukan kebaikan-kebaikan yang lain pula. Tidak hanya itu, orang lain
yang menyaksikan kita berbuat baik, juga akan tertular untuk melakukan
kebaikan. Energi positif yang ia lihat tertular ke dalam dirinya sehingga ia
berusaha berbuat baik pada orang lain. Orang lain yang menyaksikannya
pun akan merasa demikian hingga seterusnya.

Sifat komutatif merupakan sifat pertukaran dalam suatu operasi hitung


matematika. Nah, sifat komutatif tersebut, sering pula dikenal dengan
nama sifat pertukaran.

Perhatikan operasi hitung berikut ini :


6 + 4 = 10 ( hasilnya 10 ) berikutnya kita akan tukar posisi bilangan yang
dijumlahkan 4 + 6 = 10 ( hasilnya 10 )
Jadi 6 + 4 = 4 + 6 = 10 ( inilah sifat komutatif atau pertukaran)

Seperti yang kita ketahui, operasi hitung dalam matematika terdiri dari
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Apakah sifat
komutatif berlaku dalam semua operasi hitung dalam matematika? Mari
kita simak ulasan berikut ini :

a. Sifat Komutatif pada Penjumlahan


Seperti apa yang sudah saya sajikan sebelumnya, operasi hitung
penjumlahan memiliki sifat komutatif, hal tersebut terlihat dari contoh
sebelumnya :
6 + 4 = 10
4 + 6 = 10
Kemudian perhatikan soal penjumlahan berikut ini :

120 + 80 = 200
80 + 120 = 200
Apabila kita lihat hasil penjumlahannya tetap sama, meskipun ruas yang
dijumlahkan posisinya ditukar. Pertukaran dengan hasil yang masih tetap
sama inilah yang menjadikan dalam operasi penjumlahan terdapat sifat
komutatif di dalamnya.

Contoh :

Anda mungkin juga menyukai