Anda di halaman 1dari 3

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.

1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

PENGARUH PENAMBAHAN
MIKROORGANISME TERHADAP
KONDISI OPERASI PEMUSNAHAN
SAMPAH PLASTIK BIODEGRADABLE
Gracedwi Dian M. dan Ellina S. Pandebesie
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknologi Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: ellina@its.ac.id

Abstrak—Sampah kantong plastik dalam timbulan sampah biodegradable [3]. Kantong plastik biodegradable dapat
kota relatif banyak dan perlu diupayakan penanganan yang terdegradasi dengan sendirinya dalam waktu 2 tahun. Hal itu
cukup serius. Saat ini banyak di produksi kantong plastic tentunya dapat mencegah dan mengurangi beban timbulan
biodegradable dengan waktu penguraian 2 tahun. Penemuan
sampah, karena adanya bantuan penguraian terhadap sampah
tersebut bertujuan mengetahui perbandingan laju degradasi
dengan penambahan mikroorganisme. Mikroorganisme yang kantong plastik biodegradable [4].
digunakan adalah Bakteri Pseudomonas sp. dan Jamur Proses penguraian pada sampah kantong plastik
Aspergillus niger. Pada penelitian tersebut, Bakteri biodegradable dibantu oleh mikroorganisme.
Pseudomonas sp. dan Jamur Aspergillus niger dicampurkan Mikroorganisme tersebut dapat mempercepat penguraian
dengan sampah plastik biodegradable dan tanah taman. Hasil sampah plastik biodegradable. Mikroorganisme tersebut
penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan
adalah Pseudomonas sp. untuk jenis bakteri [5] dan
mikroorganisme dapat berpengaruh pada proses penguraian
sampah plastik biodegradable. Pada penambahan bakteri Aspergillus niger mewakili jenis jamur [6].
Pseudomonas sp. dapat terdegradasi sebanyak 24,65%, untuk Tujuan pada penelitian ini yaitu membandingkan kondisi
penambahan jamur Aspergillus niger menghasilkan penurunan operasi pemusnahan sampah plastik biodegradable dengan
sebesar 28,97%, serta penguraian tanpa penambahan penambahan bakteri Pseudomonas sp. dan jamur Aspergillus
mikroorganisme dapat mendegradasi sebesar 20,88%. Laju dalam penguraian sampah kantong plastik biodegradable.
Penurunan Karbon (C) sampah kantong plastik biodegradable
pada penambahan Bakteri Pseudomonas sp. sebesar 0.0251
hari-1, sedangkan pada penambahan Jamur Aspergillus niger II. METODOLOGI PENELITIAN
sebesar 0.03 hari-1. Metoda pada penelitian ini setelah tahap identifikasi dan
penelitian awal, langkah utama dengan pemilihan media
Kata Kunci— Aspergillus niger, mikroorganisme, plastik untuk pertumbuhan mikroba dan tanah. Kemudian sampah
biodegradable, Pseudomonas sp. plastik biodegradable ditanam pada tanah. Dari langkah
tersebut akan diketahui mikroba yang dapat mengurai
I. PENDAHULUAN dengan cepat sampah plastik biodegradable.

P lastik berperan penting dalam kehidupan manusia, dari


sekedar pemenuh kebutuhan yang sederhana sampai
pada kebutuhan yang rumit dan canggih. Plastik yang
A. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dilakukan untuk membantu proses
penelitian baik secara teknis maupun opersional. Persiapan
dihasilkan setiap tahunnya sekitar 100 juta ton dari hasil penelitian meliputi persiapan alat dan persiapan bahan. Alat
produksi di berbagai sektor industry [1]. yang digunakan berupa reaktor yang terbuat dari plastik
Plastik yang terbuat dari minyak bumi (non-renewble) berbentuk bujur sangkar dan juga pinset ukuran besar untuk
merupakan polimer sintetik yang tidak dapat terdegradasi pengambilan sampel sampah kantong plastik biodegradable.
dengan mikroorganisme. Kondisi tersebut tidak dapat Bahan yang perlu dipersiapkan adalah sampah kantong
mempertahankan penggunaan plastik tersebut secara meluas, plastik biodegradable dengan berat 10 gram ditambah tanah
karena dapat menambah persoalan lingkungan. Metode taman dengan berat 500 gram. Selanjutnya bahan yang harus
pemusnahan sampah plastik dengan cara pembakaran tidak dipersiapkan adalah 2 macam mikroorganisme yaitu
dianjurkan karena kurang efektif dan beresiko. Oleh sebab Pseudomonas sp. untuk jenis bakteri dan Aspergillus untuk
itu, sehingga perlu diupayakan penanganan yang cukup jenis jamur.
serius karena sifat akumulatif sampah tersebut memiliki
karakteristik yang tidak mudah terurai dan membutuhkan B. Variabel Penelitian
waktu penguraian yang lama [2]. Pada variabel penelitian ini ada 2, yaitu total berat sampah
Adanya fakta dan penelitian serta kesadaran masyarakat plastik dan jenis mikroorganisme disertai dosis yang
dapat mendorong adanya teknologi bahan kemasan mudah berbeda. Variabel penelitian yang pertama ialah total berat
terurai. Kantong plastik mudah terurai ini berjenis sampah. Pada masing-masing reaktor akan diberikan sampah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

plastik biodegradable dan tanah taman dengan berat 500


gram. Sedangkan untuk variabel yang kedua yaitu adalah Proses degradasi sampah banyak dipengaruhi oleh
jenis mikroorganisme dengan dosis yang berbeda, 20 ml dan parameter-parameter yang mendukung, seperti suhu, pH, dan
10 ml. kadar air. Kondisi lingkungan yang optimum sangat
Pada variabel ini akan ada reaktor yang diberikan dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan
perlakuan penambahan mikroorganisme dan ada yang tidak melakukan aktifitas penguraian sampah salah satunya suhu.
dilakukan penambahan mikroorganisme. Kedua variabel ini Suhu sampah plastik dalam proses degradasi sampah akan
akan dikombinasikan, sehingga akan dibutuhkan 6 buah berubah sesuai dengan fase yang akan dilaluinya [7].
reaktor dengan perlakuan yang berbeda-beda. Pada 6 reaktor Semakin tinggi suhu yang dihasilkan oleh sampah plastik
tersebut terdapat 1 buah reaktor yang berfungsi sebagai biodegradable tersebut, dapat meningkatkan kualitas
kontrol pembanding (tanpa diberikan perlakuan penambahan mikroorganisme yang ada dalam sampah plastik tersebut.
mikroorganisme). Sehingga peningkatan kualitas hidup mikroorganisme
tersebut dapat mempengaruhi proses laju degradasi. Kondisi
suhu pada setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 2.
C. Pelaksanaan Penelitian
Pada awal pelaksanaan penelitian tugas akhir ini yang Tabel 2
dilakukan ialah pemilihan dan pembersihan reaktor. Reaktor Kondisi Suhu
yang ada dikondisikan agar bersih dan dapat dioperasikan Suhu
dengan baik. Kondisi reaktor yang digunakan haruslah Hari
Pseudomonas sp. Aspergillus niger Kontrol
Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2 Dengan Tanpa
bersih sehingga terbebas dari kandungan pencemar, dan ke-
(10ml) (20ml) (10ml) (20ml) Sterilisasi Sterilisasi
reaktor yang digunakan juga harus berfungsi secara 0 27,5 28,5 28,5 29 27 28
5 29 29 29 30 28 29
maksimal. Reaktor yang digunakan berupa toples plastik 10 28,5 28,5 28,5 28 28,5 29
berdiameter 15 cm. 15 28 28 30 29 28 28,5
Tahap selanjutnya adalah pemilihan tanah taman. Tanah 20 29 29,5 28,5 29 30 29,5
25 28,5 28 28 28,5 27 29
taman yang dipilih yaitu tanah yang gembur atau tidak keras. 30 28 28 27,5 28 28,5 28
Jika tanah taman tersebut tercampur dengan bebatuan, maka 35 28 28 27,5 27,5 27 28
40 27 27 27,5 27,5 26 26
dibersihkan terlebih dahulu dari batu dan kerikil yang ada. 45 27,5 28 27 27,5 28 27,5
Kemudian tanah taman disterilisasi dengan menggunakan 50 27,5 28 27,5 27 28 27
autoklaf, tetapi ada pula tanah taman yang tidak disterilisasi.
Tanah yang tidak disterilisasi tersebut terdapat pada 1 Kondisi suhu yang terdapat pada Tabel 2 dapat
reaktor tanpa penambahan mikroorganisme. Setelah itu dijelaskan bahwa suhu pada penambahan 20 ml bakteri
tanah dimasukkan dalam reaktor dengan berat 500 gram. Pseudomonas sp. memiliki kondisi suhu yang relatif normal
Pemilihan sampah kantong plastik tidak ditentukan dan selalu optimum. Naik turunnya suhu dalam bakteri
ukurannya, yang paling utama adalah plastik biodegradable. tersebut tidak terlalu mengalami penurunan atau kenaikan
Kemudian plastik dipotong-potong berukuran 2-4 mm, untuk suhu yang drastis, sehingga dapat bekerja dengan baik dalam
memudahkan proses penguraian dan pengambilan sampling. mendegradasi sampah plastik biodegradable.
Kantong plastik yang dibutuhkan dengan berat 10 gram
untuk satu reaktor. Kemudian kantong plastik yang sudah Selain suhu, pH juga dapat mempengaruhi
dipotong-potong dimasukkan dalam reaktor bercampur percepatan laju degradasi sampah plastik biodegradable.
dengan tanah taman yang sudah disiapkan tadi, dan Nilai pH yang dihasilkan oleh sampah plastik biodegradable
dilanjutkan pembubuhan mikroorganisme Pseudomonas sp. dapat mempengaruhi mikroorganisme dalam sampah plastik
dan Aspergillus dengan dosis 10 m l dan 20 m l masing- biodegradable, karena semakin pH tersebut meningkat
masing mikroorganisme, pada 4 reaktor yang menggunakan semakin mempercepat proses laju degradasi sampah plastic
variabel mikroorganisme. biodegradable [8]. Pada pH optimum tersebut memberikan
Setelah pembubuhan mikroorganisme pada sampah efek pada mikroorganisme, yaitu semakin aktif bekerja dan
kantong plastik biodegradable, kemudian dilakukan mampu berkembang dengan baik. Kondisi pH dalam
menutup plastik tersebut dengan kasa lembut dan diikat agar penelitian ini disajikan pada Tabel 3.
tidak ada benda asing yang masuk dalam reaktor.

III. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel 3


Hasil analisa awal yang dilakukan setelah persiapan Kondisi pH
pH
penelitian sudah terpenuhi dapat dilihat pada Tabel 1. Pseudomonas sp. Aspergillus niger Kontrol
Hari
Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2 Dengan Tanpa
ke-
(10ml) (20ml) (10ml) (20ml) Sterilisasi Sterilisasi
0 7,12 7,09 7,01 6,98 7,56 6,88
Tabel 1 5 7,61 7,55 7,3 7,09 7,71 7,59
Analisa awal Sampah Plastik Biodegradable 10 7,55 7,49 7,13 7,02 6,08 6,96
15 7,68 7,67 7,46 7,43 6,54 6,65
Hari Ke-0 20 7,51 7,5 7,33 7,39 6,48 6,42
Suhu (oC) pH Kadar Air (%) Kadar C (%) 25 7,88 7,98 7,92 8,01 7,84 8,01
P11 27,5 7,12 31,33 6,49 30 7,34 7,91 7,82 7,96 7,78 7,97
P21 28,5 7,09 34,74 6,68 35 7,18 7,82 7,74 7,72 7,57 7,77
40 7,29 7,42 7,29 7,38 7,49 7,31
A11 28,5 7,01 29,76 6,22
45 7,71 7,68 7,51 7,59 7,58 7,49
A21 29 6,98 29,76 7,12 50 7,63 7,59 7,31 7,47 7,5 7,34
X1 27 7,56 36,64 6,63
O1 28,5 6,88 37,07 6,81
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

Pada kondisi pH dalam penjelasan tabel diatas dapat terdapat pada penambahan jamur Aspergillus niger dengan
terlihat bahwa seluruh nilai pH relatif normal, tidak dosis 10 ml.
mengalami kenaikan maupun penurunan nilai pH yang Keseluruhan kondisi suhu, pH, dan kadar air
drastis. Nilai pH yang semakin meningkat menandakan berpengaruh pada seluruh penambahan mikroorganisme.
mikroorganisme yang terdapat pada sampah plastik Penambahan mikroorganisme dengan dosis 10ml maupun
biodegradable tersebut dapat mempercepat proses 20ml dapat berpengaruh pada degradasi sampah plastik
penguraian. Pada penambahan jamur Aspergillus niger biodegradable. Cepat dan lambat proses penguraian sampah
dengan dosis 20 ml menunjukkan nilai pH tersebut adalah plastik biodegradable bergantung pada suhu, Ph, dan kadar
8,01, menunjukkan bahwa ada aktivitas mikroorganisme air yang dihasilkan.
yang baik.

Pengaruh kadar air terhadap proses degradasi


IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
sampah plastik biodegradable yang dapat berpengaruh pada
penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme. Pada Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh
kondisi kadar air yang terus meningkat atau pada kondisi kesimpulan bahwa penambahan jamur Aspergillus niger
optimum (≥40%) dapat mempercepat pertumbuhan lebih mendominasi terhadap proses degradasi sampah plastik
mikroorganisme yang ada dalam sampah plastik biodegradable.
biodegradable. Pada kadar air dengan kondisi tersebut
mikroorganisme lebih cepat tumbuh dan berkembang karena
pada tingkat kelembaban yang tinggi mikroorganisme DAFTAR PUSTAKA
memiliki area yang lebih luas untuk berkembang dan bekerja [1] Theresia, V. 2003. “Aplikasi Karakterisitik Sifat Fisik Mekanik
Plastik Biodegradable dari campuran LDPE dan Tapioka”. Bogor :
dengan baik [9]. Tabel 4 menyajikan nilai kandungan kadar Institut Pertanian Bogor.
air. [2] Firdaus, F. 2008. “Green Packaging Berbasis Biomaterial:
Karakteristik Mekanik Dan Ketahanan Terhadap Mikroba Pengurai
Tabel 4 Film Kemasan Dari Komposit Pati Tropis-Pla-Khitosan”. Yogyakarta
: Teknoin, Vol. 11, No.3, September 2008, 184-197.
Kondisi Kandungan Kadar Air [3] Azizah, U. 2004. “Polimer”. Surabaya : Direktorat Jendral
Kadar Air
Pseudomonas sp. Aspergillus niger Kontrol
Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional.
Hari [4] Pranamuda, H. 2009. “Pengembangan Bahan Plastik Biodegradable
Dosis 1 Dosis 2 Dosis 1 Dosis 2 Dengan Tanpa
ke- Berbahan Baku Pati Tropis”. Jakarta : Badan Pengkajian dan
(10ml) (20ml) (10ml) (20ml) Sterilisasi Sterilisasi
0 31,3 34,7 29,8 29,8 36,6 37,1 Penerapan Teknologi.
5 29,7 29,5 32,7 29,1 30,5 31,2 [5] Kathiresan, K. 2003. “Polythene and Plastics-degrading microbes
10 30,3 31,5 33,2 38,0 31,5 33,9 from the mangrove soil”. Revista de Biologia Tropical. Centre of
15 32,0 35,5 35,4 40,9 33,4 38,9 Advanced Study in Marine Biology, Annamalai University.
20 33,9 34,1 32,8 37,2 45,4 35,9
[6] Burd, D. 2008. “Plastic Not Fantastic”. Canada : Project Reports of
25 38,2 38,7 39,4 41,6 44,7 44,7
30 40,2 42,0 42,7 43,6 45,2 45,6 the Canada Wide Science Fair.
35 40,7 38,7 41,8 41,7 42,3 45,9 [7] Black, J. G. 2002. “Microbiology. John Wiley & Sons, Inc.
40 38,7 39,3 37,9 40,8 39,9 41,2 [8] Alkaabi, S., van Geel, P.J. dan Warith, M.A. 2009. “Effect of saline
45 40,4 38,2 53,9 50,2 41,3 50,6 water and sludge addition on biodegradation of municipal solid waste
50 40,9 38,9 41,5 46,1 44,2 44,6 in bioreactor landfills”. Waste Management & Research 27: 59–69
[9] Tchobanoglous, G., Theisen, H. dan Vigil, S.A. 2003. “Integrated
Nilai kandungan kadar air (Tabel 4) dapat Solid Waste Management, Engineering Principles and Management
Issues”. McGraw-Hill International Editions: New York.
mempengaruhi proses penguraian yang dilakukan oleh
mikroorganisme. Pada penambahan jamur Aspergillus niger
dengan dosis 10ml memiliki nilai kadar yang mencapai
>50% kelembaban, yaitu 53,9%. Dengan kelembabab yang
tinggi mikroorganisme mengalami pertumbuhan dengan baik
dan dapat mempercepat proses penguraian sampah plastik
biodegradable. Dalam pengamatan lebih dalam, kelembaban
yang terjadi pada kadar air tanpa penambahan
mikroorganisme dan tanpa disterilisasi (kontrol) mengalami
peningkatan yang berlanjut, hanya saja nilai kadar air
tertinggi tidak lebih tinggi dari penambahan Aspergillus
niger, yaitu 50,6%.

Kondisi-kondisi yang telah dijelaskan, yaitu suhu,


pH, dan kadar air dapat menjelaskan pengaruh-pengaruh
terhadap mikroorganisme yang telah ditambahkan pada
sampah plastik biodegradable. Suhu, pH, dan kadar air
sangat berpengaruh dalam mempercepat proses degradasi
sampah plastik biodegradable. Pada kondisi suhu terbaik
terdapat pada penambahan bakteri Pseudomonas sp. dengan
dosis 20 ml. Kondisi pH yang optimum dan mencapai nilai
tertinggi adalah penambahan jamur Aspergillus niger dengan
dosis 20ml. Sedangkan untuk nilai kadar air yang optimal

Anda mungkin juga menyukai