Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan, mengamanatkan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang
dan bertanggung jawab. Disamping itu, dukungkan data dan informasi
kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat sangat menentukan dalam
pengambilan keputusan, dalam menetapkan arah kebijakan dan strategi
pembangunan kesehatan yang tepat.
Profil Kesehatan Puskesmas Minas ini merupakan salah satu media
publikasi data dan informasi yangj berisi situasi dan kondisi kesehatan
yang cukup komprehensif. Profil Kesehatan ini disusun berdasarkan
ketersedian data, informasi, dan indikator kesehatan yang bersumber dari
Pustu, Polindes, BPM, Posyandu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan
Minas, dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kecamatan
Minas.

Profil Kesehatan Puskesmas Minas Tahun 2018 terdiri dari 6 (enam)


Bab yaitu :

BAB-1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan
Puskesmas Minas Kecamatan Minas Kabupaten Siak Tahun 2018 dan
sistematika penyajiannya.

BAB-2 : GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Puskesmas Minas. Selain


uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya,
bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi,
pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

BAB-3 : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian, umur harapan
hidup, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

1
BAB-4 : SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan


kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,
pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat, dan upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh
Puskesmas Minas Kecamatan Minas Kabupaten Siak. Upaya kesehatan
yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.

BAB-5 : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,


pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB-6 : KESIMPULAN

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Puskesmas Minas tahun
2018. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga
mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

Kecamatan Minas merupakan salah satu kecamatan yang berada di


Kabupaten Siak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999,
tentang Pembentukan Kabupaten Siak, Kecamatan Minas ini sudah ada.
Kecamatan ini terletak 93 Km Barat Daya Ibukota Kabupaten yakni Siak
Sri Indrapura, dengan luas wilayah sebesar 346,35 Km².
Adapun batas wilayah Kecamatan Minas adalah :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kandis.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Pekanbaru.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tualang.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kampar
Jarak Kecamatan Minas dengan Ibu Kota Propinsi Riau di
Pekanbaru ± 32 km, dapat ditempuh melalui jalur darat dengan waktu
tempuh ± 1 jam.

A. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan Kabupaten Siak,
jumlah penduduk Kecamatan Minas pada akhir bulan Desember 2018
sebanyak 26.210 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 13.654 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan 12.556 jiwa, Data ini dipakai sebagai acuan
jumlah penduduk tahun 2018. Tren jumlah penduduk Kecamatan Minas
setiap tahunnya terus meningkat. Gambaran jumlah penduduk
Kecamatan Minas Tahun 2018 selengkapnya disajikan pada gambar 2.1
di bawah ini.
Gambar 2.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Minas Tahun 2018
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
13654
12556

16000
14000
12000
7050

10000
6548

Laki-laki
8000
6000 Perempuan
2546
2292
1815
1642

1325
1254

4000
918
820

2000
0
Minas Jaya Minas Minas Barat Mandiangin R. Bertuah Kecamatan
Timur

3
Rasio jenis kelamin penduduk Kecamatan Minas tahun 2018
sebesar 1.098 yang artinya jumlah penduduk laki - laki 3 persen lebih
banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100
perempuan terdapat 109.8 perempuan.
Berdasarkan luas wilayah, maka dapat diketahui tingkat kepadatan
penduduk Kecamatan Minas Tahun 2018 yaitu sebesar 75,7 jiwa per km2.
Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kelurahan Minas Jaya
yakni 39,3 jiwa per km2 dan terendah di Kampung Rantau Bertuah yakni
5,02 jiwa per km2. Pola penyebaran penduduk di Kecamatan Minas
sangat tidak merata disebabkan karena batas wilayahnya yang menyebar.

Gambar 2.2
Persentase Distribusi Penduduk menurut Kelurahan / Kampung
Di Kecamatan Minas Tahun 2018
Distribusi Jumlah Penduduk Tahun 2018
60.0
51.9
50.0

40.0

30.0
Persentase
18.5
20.0
13.2
9.8
10.0 6.6

0.0
Minas Jaya Minas Timur Minas Barat Mandiangin R. Bertuah

Bedasarkan Gambar 2.2 di atas terlihat adanya ketimpangan


penyebaran penduduk di Kecamatan Minas. Sebanyak 51,9 % penduduk
Kecamatan Minas bermukim di Kelurahan Minas Jaya, 13,2 % bermukim
di Kampung Minas Timur, Kampung Minas Barat sebanyak 18,5 %,
Kampung Mandiangin sebanyak 9,8 % dan Kampung Rantau Bertuah
sebanyak 6,6 %.

B. KEADAAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi Kecamatan Minas sebanyak ± 3 % dari
jumlah 41% angka beban tanggungan yang ada di wilayah Kecamatan
Minas.

4
C. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu variable yang kerap mendapat
perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama
dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan genetik, lingkungan
menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan
indikator-indikator kesehatan lingkungan seperti; rumah sehat, akses
terhadap sumber air minum layak, akses terhadap sanitasi layak, tempat-
tempat umum memenuhi syarat kesehatan.

Table 2.1
Cakupan Indikator Kesehatan Lingkungan
Di Kecamatan Minas Tahun 2018

Kelurahan/ Akses Air Minum


No Akses Sanitasi Layak
Kampung Layak
1 Minas Jaya 37,4 13,2
2 Minas Timur 9,4 3,6
3 Minas Barat 15,8 4,8
4 Mandiangin 8,9 2,5
5 R. Bertuah 5,8 1,7
Puskesmas 77,3 25,9

Dari tabel 2.1 terlihat jumlah persentase penduduk yang memilki


akses air minum layak dan penduduk yang memiliki akses yang rendah
terhadap sanitasi dasar layak. Target SDGs tahun 2018 sebesar 100,00%.
77,3% untuk penduduk yang memiliki akses terhadap air minum layak,
dan 25,9% untuk penduduk ysng memiliki akses terhadap sanitasi layak
di Kecamatan Minas masih rendah.
Pemenuhan pencapaian target SDGs tersebut terkait erat dengan
peran lintas sektor seperti SKPD Tata Ruang dan Cipta Karya yang
bertanggung jawab dalam penyediaan sarana air bersih. Puskesmas
Minas dalam hal ini terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya air minum dan sanitasi yang memenuhi
syarat kesehatan. Hal tersebut dilakukan melalui penyuluhan dan
kegiatan pemicuan STBM. Tahun 2018 ini sudah dilaksanakan kegiatan
pemicuan STBM di 1 kampung.

5
D. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang
berpengaruh terhadap kesehatan, dalam profil ini akan disajikan 1 (satu)
indikator yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Rumah tangga ber PHBS adalah rumah tangga yang selurih
anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10
indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi
ASI Ekslusif, Balita ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan demngan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan
buah setiap hari, dan tidak merokok dalam rumah.
Berdasarkan hasil pemantauan oleh petugas Puskesmas terhadap
rumah tangga yang berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Kecamatan Minas tahun 2018 diketahui bahwa sebanyak 1553 rumah
tangga dilakukan pemantauan PHBS, atau 24,8 % dari rumah tangga
yang ada, sebanyak 58 % dari 1553 rumah tangga yang dipantau sudah
ber PHBS. Persentase rumah tangga ber PHBS tahun 2018 dapat dilihat
pada Gambar 2.3 berikut ini.

Gambar 2.3
Persentase Rumah Tangga ber PHBS
Di Kecamatan Minas Tahun 2018

Persentase Rumah Tangga Ber- PHBS


1800
1553
1600 JML di Pantau RT Ber PHBS
1400
1200
% yg di Pantau
1000 899
800
600 255 360 533
176 229
400 144 153 135 241 226
200 56% 87% 38% 45% 97% 58%
0
Minas JayaMinas Timur
Minas BaratMandiangin
Rantau Bertuah
Puskesmas

6
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui


angka kematian (Mortalitas), angka kesakitan (Morbilitas) dan angka
status gizi masyarakat. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan
masyarakat di Kecamatan Minas Tahun 2018 dapat digambarkan melalui
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka
Kematian Ibu (AKI).

A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)


Kejadian kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam
penelitian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung
dengan melakukan survey dan penelitian. Perkembangan tingkat
kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi
pada periode terakhir akan diuraikan berikut ini.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal
sebelum mecapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam 1.000
kelahiran hidup. Angka kematian bayi dapat diklarifikasikan menjadi
empat kelompok yaitu : Rendah jika AKB kurang dari 20; Sedang jika 20-
49; Tinggi jika 50-99; dan Sangat tinggi jika AKB di atas 100 per 1.000
kelahiran hidup. Salah satu target SDGs adalah menurunkan angka
kematian bayi menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2018.
Jumlah bayi meninggal di Kecamatan Minas yang dilaporkan tahun
2018 sebanyak 3 orang dari 542 kelahiran hidup. Target MDGs AKB
kurang dari 24 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2018 sudah tercapai.
Gambaran perkembangan AKB yang dilaporkan di Kecamatan
Minas tahun 2018 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1
Angka Kematian Bayi dilaporkan per 1.000 Kelahiran Hidup
Di Kecamatan MInas Tahun 2018

7
Jumlah Kematian Bayi
3.5
3
3
2.5
2
2
1.5 Jumlah Kematian
1
1
0.5
0 0 0
0
Minas Jaya Minas Minas BaratMandiangin R. Bertuah Puskesmas
Timur

Gambar 3.1 menunjukkan AKB di Kecamatan Minas tahun 2018


terbanyak di Kampung Minas Barat di sebabkan karena Kelainan Bawaan
dan Kejang Demam.

2. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian per 1.000
kelahiran hidup pada anak sebelum mencapai usia 5 (lima) tahun. Salah
satu target SDGs adalah menurunkan angka kematian Balita menjadi 25
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017.
Jumlah Balita meninggal yang dilaporkan pada tahun 2018
sebanyak 4 orang dari 542 kelahiran hidup. Target SDGs tahun 2015-
2030 AKABA ≤ 25/1000KH sudah tercapai.
Gambaran AKABA di Kecamatan Minas periode tahun 2018 dapat
dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2
Angka Kematian Balita dilaporkan per 1.000 Kelahiran Hidup
Di Kecamatan Minas Tahun 2018

Jumlah Kematian Balita


4.5 4
4
3.5
3
2.5 2
2
1.5 1 1
1 Jumlah Kematian Balita
0.5 0 0
0

8
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting
dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kahamilan, melahirkan dalam
masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 1.00.000 kelahiran hidup pada tahun 2015-2019.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai
dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukan peningkatan AKI yang
signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS) Tahun 2015.
Jumlah kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2018 di
Kecamatan Minas sebanyak 0 orang dari 542 kelahiran hidup.

B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)


1. Pola 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas
Data angka Kesakitan yang berasal dari fasilitas pelayanan
kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada tahun 2018
menempatkan pasien terbanyak kasus baru dengan penyakit ISPA
sebesar 32,5% diikuti dengan Hipertensi 13,2% dan Influenza 8,4 %.
Tingginya kasus ISPA dan Hipertensi di Kecamatan Minas dipengaruhi
karena faktor iklim dan imbas dari faktor alam di wilayah Kecamatan
Minas serta Pola Prilaku Kesehatan yang buruk. Gambaran 10 penyakit di
Puskesmas Minas pada tahun 2018 disajikan pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1
Pola 10 Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan
di Puskesmas Minas Tahun 2018.

9
No NAMA PENYAKIT LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. ISPA 2147 2818 4965

2. HIPERTENSI 849 1162 2011

3. INFLUENZA 608 671 1279

4. GASTRITIS 642 708 1350

5. DIARE 620 580 1200

6. INFEKSI KULIT 587 504 1091

7. DYSPEPSIA 470 575 1045

8. EFEK TOKSIN NON 504 314 818


MEDISTINAL
9. RHEOMATIK 407 356 763

10. DERMATITIS 346 405 751

2. Penyakit Menular
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Mycobakterium Tuberculosis. Sumber penularan yaitu
pasien TB BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak
yang dikeluarkannya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki
kemungkinan menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat
penularan yang kecil.
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global.
Dengan berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insiden dan
kematian akibat tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis
diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta
kematian pada tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan
negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut
23%, 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO, Global Tuberculosis
Report, 2015).

10
1) Kasus baru BTA Positif (BTA +)
Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2018 sebanyak 14
kasus, sedikit menurun bila dibandingkan kasus baru BTA + yang
ditemukan tahun 2017 yang mencapai 22 kasus. Jumlah kasus tertinggi
yang dilaporkan berasal dari Kelurahan Minas Jaya sebanyak 11 kasus
dan Minas Barat sebanyak 3 kasus.
Dimana jumlah kasus menurut jenis kelamin terlihat tingginya
kasus yang terjadi pada laki – laki sebanyak 11 orang dan perempuan
sebanyak 3 orang.

2) Proporsi Pasien Baru BTA + diantara Semua Kasus


Proporsi pasien baru BTA+ diantara semua kasus menggambarkan
prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB
Paru yang diobati. Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%.
Apabila pasien baru BTA+ lebih rendah dari 65% maka hal itu
menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang memberikan
prioritas untuk menemukan pasien yang menular.
Jumlah semua kasus TB Paru di Kecamatan Minas tahun 2018
sebanyak 32 kasus. Sedangkan jumlah kasus BTA+ sebanyak 14 kasus
atau 43,8% dari semua kasus.

3) Angka Notifikasi Kasus atau Case Notification Rate (CNR)


Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah
pasien TB yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di
suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan
menggambarkan kecendrungan penemuan kasus dari tahun ke tahun.
Angka ini berguna untuk menunjukkan kecendrungan (tren) meningkat
atau menurunnya penemuan pasien TB Paru.
Gambar 3.3 menunjukkan angka notifikasi kasus baru dan semua
kasus Tuberkulosis yang terjadi tahun 2018.

Gambar 3.3
Angka Notifikasi Kasus TB Paru per 100.000 Penduduk
Di Kecamatan Minas Tahun 2018

11
PUSKESMAS 14 10 7 1

MINAS JAYA 11 6 4 0
MINAS
TIMUR 0 3 11
MINAS
BARAT 3 1 10
RANTAU
BERTUAH 010

MANDIANGIN 0

BTA (+) BTA (-),RO (+) EKSTRA PARU ANAK

Dari Gambar 3.3 terlihat adanya penurunan penemuan kasus baru


TB Paru BTA+ dari 22 per 100.000 penduduk pada tahun 2017 menjadi
14 per 100.000 penduduk tahun 2018. Sementara untuk semua kasus
TB Paru terjadi sedikit peningkatan dari 19 per 100.000 penduduk pada
tahun 2017 menjadi 32 per 100.000 penduduk tahun 2018 (Target SDGs
245 per 100.000 penduduk).

4) Angka Penemuan Kasus


Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB
adalah Case Detection Rate (CDR) TB Paru, yaitu proporsi jumlah pasien
baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien
baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam satu wilayah. WHO
menetapkan target penemuan CDR TB Paru minimal 70%. Kementrian
Kesehtan melalui SDGs menargetkan CDR TB Paru tahun 2017 sebesar
90%.
Gambar 3.4
Case Detection Rate (CDR) menurut Kelurahan / Kampung
di Kecamatan Minas tahun 2018

Sembuh
120%

100%

80% 85%

60%
100%
40%
62% 67% 69% 68%
20%
0%
0%
MandianginRantau BertuahMinas Barat Minas Timur Minas Jaya Puskesmas

12
Gambar 3.4 menunjukkan bahwa ada 1 (satu) Kampung dengan
CDR TB Paru 100% dan 3 (tiga) Kelurahan dan Kampung masih di bawah
70%, dan 1 (satu) Kampung 0%. CDR TB tertinggi adalah Kampung
Mandiangin yakni sebesar 100%, Kelurahan Minas Jaya, Kampung Minas
Barat dan Minas Timur dengan CDR TB Paru dibawah 70% dan terendah
adalah Kampung Rantau Bertuah CDR TB 0% untuk Capaian Puskesmas
Minas sebesar 68%.

b. Penyakit HIV/AIDS
HIV dan AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang
menyebabkan penderita mengalami penurunan daya tahan tubuh
sehingga sangat mudah terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
Jumlah kasus HIV tahun 2018 di Kecamatan Minas dilaporkan
sebanyak 3 kasus dengan rentangan usia penderita 20-29 tahun.
c. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur.
Pneumonia juga dapat terjadi akibat menghirup cairan atau bahan kimia.
Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah anak-anak < 2 tahun,
usia lanjut > 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan
seperti malnutrisi dan gangguan immunologi.
Persentase penemuan kasus Pneumonia pada Balita tahun 2018
mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari 151,4% dari
sebelumnya 127,71% pada tahun 2017.
Gambaran penemuan kasus Pneumonia pada Balita dari tahun
2018 terlihat pada Gambar 3.5 berikut ini.

Gambar 3.5
Cakupan Penemuan Kasus Pnumonia Balita
Di Kecamatan Minas Tahun 2018
20 19
15 15
15 13
12 12
10
7
5
5 4
2
1 1
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES

13
d. Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat
menyebabkan Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan
permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata. Diagnosis Kusta
dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut :
1) Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa.
2) Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati
rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot.
3) Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA
positif).

e. Diare
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang
dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari baisanya, atau bila
buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair
tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.Penyakit Diare merupakan
penyakit endemis di Indonesia dan juga penyakit potensial KLB dan
sering menimbulkan kematian. Hasil survey morbiditas diare
menunjukkan penurunan angka kesakitan diare dari 411 per 1.000
penduduk tahun 2010 turun menjadi 214 per 1.000 penduduk tahun
2012.
Jumlah kasus Diare yang ditemukan dan ditangani di Kecamatan
Minas tahun 2018 sebanyak 1.091 kasus (Incidence Rate = 17,24 per
1.000 penduduk). Tidak dijumpai adanya penderita meninggal.
Realisasi penemuan penderita diare pada Balita sebesar 39,7 % dari
perkiraan jumlah kasus sebanyak 1.091 kasus.

Gambar 3.6
Angka Kesakitan Diare per 1.000 Penduduk
di Kecamatan Minas Tahun 2018

14
KASUS DIARE PUSKESMAS MINAS TAHUN 2018

518
170 179 1091
124
102
Minas Jaya Minas
Minas
Timur Mandi
Barat Rantau
Angin Puskesmas
Bertuah

Berikut angka kesakitan diare di Kecamatan Minas Tahun 2018.


Angka tertinggi di Kelurahan Minas Jaya dan angka terendah di Kampung
Rantau Bertuah.

4. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat
diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Penyakit
yang termasuk kelompok PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup
Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Polio dan AFP.
a. Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani,
yang masuk tubuh melalui luka.Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir
yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat
yang tidak steril.
Kejadian Tetanus Neonatorum dapat dicegah dengan upaya
pertolongan persalinan yang hygiene ditunjang dengan imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) pada ibu hamil.
b. Campak
Campak merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan
oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak.
Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh
secret orang yang telah terinfeksi. Pada tahun 2018 didapati sebanyak 3
kasus campak di Kecamatan Minas. Tidak ada kasus meninggal karena
campak (CFR=0,00%).

15
c. Difteri
Penyakit Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium
diphteiae yang menyerang system pernafasan bagian atas. Penyakit ini
memiliki gejala sakit leher.Demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap
ditandai dengan tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta
bagian saluran pernapasan. Tahun 2018 dilaporkan tidak ada kasus
Difteri di Kecamatan Minas.

d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)


Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk ke
dalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang system syaraf
hingga penderita mengalami kelumpuhan.Penyakit yang umumnya
menyerang anak umur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam,
lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.
AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat
lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku) atau terjadi penurunan kekuatan
otot dan terjadi secara akut (mendadak).Sedangakan Non Polio AFP
adalah kasus lumpuh, layu akut yang diduga kasus polio sampai
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus
Polio.Kementrian Kesehatan menargetkan penemuan Non AFP Rate
minimal 2 per 100.000 populasi anak usia kurang dari 15 tahun.

5. Penyakit Bersumber Binatang


a. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Parasit
Plasmoduim yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah
manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anohopeles) betina, dapat
menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua
golongan umur dari bayi, anak-anak hingga orang dewasa. Malaria positif
adalah kasus Malaria dengan gejala klinis Malaria (demam tinggi disertai
mengigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui
gigitan nyamuk genusAedes, misalnya Aedes Aegepti atau Aedes
Albopictus.Aedes aegepti adalah vector yang paling banyak ditemukan

16
menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus Dengue setelah
menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.Sesudah masa
inkubasi virus di dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang
terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia
sehat yang digigitnya.
Jumlah kasus DBD di Kecamatan Minas Tahun 2018 sebanyak 1
kasus (Incidence Rate/IR = 27,7 per 100.000 penduduk). Jumlah
kematian dilaporkan 0 (Case Fatality Rate/CFR = 1,75%).

c. Rabies
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies
yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera,
musang dan serigala yang dalam tubuhnya mengandung virus rabies.
Indikator yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies,
yaitu: kasus Gigitan Hewan Pembawa Rabies (GHPR), pemberian Vaksin
Anti Rabies (VAR) dan Lyssa.
Pada tahun 2018 dilaporkan terjadi 109 kasus GHPR dengan
jumlah pemberian VAR sebanyak 90 keur. Tidak dijumpai adanya kasus
kematian (Lyssa).
Tabel 3.2
Jumlah Kasus GHPR
di Kecamatan Minas Tahun 2018

BULAN JUMLAH PASIEN

Januari 9

Februari 5

Maret 9

April 8

Mei 10

Juni 6

Juli 7

Agustus 5

September 12

Oktober 14

17
November 9

Desember 15

Jumlah 109

Kasus gigitan terbanyak tahun 2018 terjadi di wilayah Puskesmas


Minas pada bulan Desember.

d. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa
cacing filarial yang terdiri dari Wuchereria bancrofi.Brugia malayi dan
Brugia timori.Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filarial dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia,
cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap dijaringan
limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di lengan dan organ genital.
Jumlah penderita Filariasis di Kecamatan Minas tahun 2018
sebanyak 0. Tidak dijumpai adanya kasus baru. Pada tahun 2018 sudah
dilaksanakan pemberian obat masal filariasis susulan.

e. Flu Burung atau Avian Influenza (AI)


Avian Influenza atau Flu Burung disebabkan oleh infeksi virus
influenza tipe A (H5N1) yang umumnya menginfeksi unggas dan sedikit
kemungkinan menginfeksi babi.Penyakit ini bisa menular kepada
manusia dan dapat menimbulkan penyakit flu yang berakibat kematian.
Pada tahun 2018 tidak dijumpai adanya kasus suspek Flu Burung
pada manusia atau pada hewan.

C. STATUS GIZI
1. Balita Ditimbang
Balita Ditimbang (D/S) adalah Balita yang ditimbang berat
badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk di Posyandu dan
tempat penimbangan lainnya. Tujuan penimbangan Balita adalah : (1)
mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan
berat lahir rendah ; (2) memasukkan kegrafik berat badan atau Kartu
Menuju Sehat (KMS) guna memantau pertumbuhan ; (3) menghitung
dosis dan jumlah cairan, bila diperlukan.

18
Jumlah Balita ditimbang di Kecamatan Minas tahun 2018 sebanyak
1.249 Balita atau 45,3 % dari 2.896 Balita yang dilaporkan.

2. Balita Bawah Garis Merah (BGM)


Balita BGM adalah Balita yang ditimbang berat badannya berada
pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Tahun 2018
ditemukan Balita Bawah Garis Merah usia 12-59 Bulan berjumlah 15
orang.

3. Balita dengan Gizi Buruk


Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor).
Pada tahun 2018 tidak ditemukan Kasus Balita dengan Gizi Buruk
di Kecamatan Minas.

19
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang


sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat
dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat
sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak seperti pelayanan
kesehatan ibu dan anak, pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan
Pelayanan Imunisasi.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam
pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang
dialami seorang ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan
janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan
bayi dan anaknya.
Target Pelayanan Kesehatan Dasar terkait pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang harus dicapai sampai tahun 2018 sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM) adalah :1) cakupan kunjungan ibu hamil (K4)
sebesar 100%, 2) cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar
100%, 3) cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan sebesar 100% dan 4) cakupan pelayanan nifas
sebesar 100%.
Sedangkan target yang harus tercapai sampai tahun 2018 adalah:
1) cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani sebesar 100%, 2)
cakupan kunjungan bayi sebesar 100%, 3) cakupan pelayanan anak
Balita sebesar 100%, 4) cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin sebesar 100%, 5) cakupan balita gizi buruk
mendapat perawatan sebesar 100%, 6) cakupan penjaringan kesehatan
siswa SD dan setingkat sebesar 100%, dan 7) cakupan peserta KB Aktif
sebesar 75%,

20
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 adalah cakupan ibu hamil yang
pertama kali mendapat pelayanan antanetal oleh tenaga kesehatan pada
masa kehamilan. Sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah
ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antanetal sesuai standar paling
sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang
dianjurkan adalah minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali
pada trimester kedua dan dua kali pada trimester kitiga umur kehamilan.
Cakupan kunjungan ibu hamil (K1) di Kecamatan Minas pada
tahun 2018 sebesar 97,8%, meningkat jika dibanding cakupan K1 tahun
2017 yang mencapai 96,55%. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) tahun
2018 sebesar 91,1%, meningkat dibandingkan dengan cakupan K4 tahun
2017 sebesar 90,14%.

Gambar 4.1
Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4
di Kecamatan Minas Tahun 2018

M. JAYA TARGET 100%


150.0
K1
100.0
PUSKESMAS M. TIMUR
50.0 K4
0.0
BUMIL DAPAT BUKU
R. BERTUAH M. BARAT KIA
P4K
M. ANGIN

Dari Gambar 4.1 terlihat pada tahun 2018 adanya kesenjangan


antara cakupan K1 dengan K4 sebesar 6,7%, berarti masih didapati 6,7%
ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama tetapi tidak meneruskan
hingga kunjungan keempat pada triwulan 3. Kesenjangan antara cakupan
K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1-K4, jika kesenjangan K1 dan
K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan
pertama meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan 3,
sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan.
Cakupan kunjungan ibu hamil K1 tahun 2018 yang tertinggi adalah
Kampung Minas Barat sebesar 113,4%, dan yang terendah adalah
Kelurahan Minas Jaya sebesar 90,7%.

21
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan. Periode persalinan merupakan salah satu periode
yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu. Salah satu target
SDGs adalah meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan menjadi 100% pada tahun 2018.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2018
di Kecamatan Minas sebesar 88,4%. Target SPM dan SDGs sebesar 100%
pada tahun 2018 sudah hampir tercapai.

Gambar 4.2
Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Kecamatan Minas Tahun 2018
M. JAYA
150.0 TARGET 100%
100.0
PUSKESMAS M. TIMUR
50.0 NAKES
0.0 NON NAKES
R. BERTUAH M. BARAT NAKES FASKES
NAKES NON FASKES
M. ANGIN

Dari Gambar 4.2 terlihat tren cakupan pertolongan persalinan oleh


tenaga kesehatan di Kecamatan Minas. Target sebesar 100% belum dapat
tercapai.

c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar


pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan
pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan
kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu: 1)
kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3
hari; 2) kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah
persalinan; dan 3) kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan minggu ke-6
setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat

22
dilaksanakannya kegiatan di Posyandu dan dilakukan bersamaan pada
kunjungan bayi.
Cakupan pelayanan ibu nifas (KF1) tahun 2018 di Kecamatan
Minas sebesar 93,2%. Target SPM sebesar 100% hampir di capai.

Gambar 4.3
Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas dan Kunjungan Neonatus
di Kecamatan Minas Tahun 2018

M. JAYA
150.0 TARGET PN

100.0 100 % KF1


PKM M. TIMUR
50.0 KF2

0.0 KF3
KN1
R. BERTUAH M. BARAT KN2
KN 3
M. ANGIN

Berdasarkan gambar diatas cakupan pelayanan ibu nifas (KF1)


tertinggi pada tahun 2018 adalah Kampung Rantau Bertuah sebesar
117,9% dan cakupan terendah Kelurahan Minas Jaya sebesar 86,5%.

d. Kunjungan Neonatal (KN Lengkap)

Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang


memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan
kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap) yaitu pelayanan kesehatan
pada neonatal, minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6-48 jam, 1 kali pada
3-7 hari, dan 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar.
Cakupan kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kecamatan Minas
tahun 2018 sebesar 83,1%. Dapat dilihat pada gambar diatas.

e. Pelayanan Kesehatan pada Bayi


Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali pada umur 29 hari-2
bulan, 1 kali pda umur 3-5 tahun, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali
pda umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian
imunisasi dasar (BCG, DPT/HBI-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan
pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang

23
(SDIDTK), pemerian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan
pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI).
Cakupan pelayanan kesehatan bayi tahun 2018 di Kecamatan
Minas sebesar 82,2%, Target SPM sebesar 100% belum tercapai.
Gambaran hasil cakupan pelayanan kesehatan bayi tahun 2018 di
Kecamatan Minas disajikan pada Gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.4
Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
di Kecamatan Minas Tahun 2018.

M. JAYA
150.0
100.0
PUSKESMAS M. TIMUR LK
50.0
PR
0.0
TOTAL
R. BERTUAH M. BARAT

M. ANGIN

Gambar 4.4 menunjukkan cakupan pelayanan kesehatan bayi


tertinggi di Kampung Mandiangin sebesar 119%, sedangkan cakupan
terendah 71,6% di Kelurahan Minas Jaya.

f. Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita

Pelayanan kesehatan pada anak Balita adalah pelayanan kesehatan


bagi anak umur 12-59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar,
meliputi pemantauan pertumbuhun minimal 8x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2x setahun, dan pemberian vitamin A 2x setahun.
Cakupan pelayanan kesehatan anak Balita tahun 2018 di
Kecamatan Minas sebesar 99,7%. Target SPM sebesar 100% saat ini
belum tercapai.

24
Gambar 4.5
Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Di Kecamatan Minas Tahun 2018.

M. JAYA
120.0 TARGET 100%
110.0
PUSKESMAS 100.0 M. TIMUR
90.0 LK
80.0 PR

R. BERTUAH M. BARAT TOTAL

M. ANGIN

Gambar 4.5 menunjukkan cakupan pelayanan kesehatan anak


Balita tertinggi di Kampung Mandiangin sebesar 106,2% dan yang
terendah di Kampung Minas Barat sebesar 97,4%.

g. Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat

Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat meliputi pemeriksaan


kesehatan umum, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD/MI. Target Renstra
dan target SPM tahun 2018 sebesar 100%.
Cakupan penjaringan kesehatan murid kelas 1 SD dan setingkat di
Kecamatan Minas tahun 2018 sebesar 95,7% atau sebanyaknya 694
murid kelas 1 SD dan setingkat dari 725 yang terdata sudah diperiksa
kesehatannya.

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat dilihat
dari cakupan peserta KB yang sedang/pernah menggunakan Alat
Kontrasepsi (peserta KB Aktif), tempat pelayanan KB dan jenis
kontrasepsi yang digunakan Akseptor.
Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi peserta KB Aktif di
Kecamatan Minas tahun 2018 sebanyak 85,9% Peserta KB Aktif. Target
SPM tahun 2018 sebesar 75% sudah tercapai.

25
Gambar 4.6
Persentase Peserta KB Aktif
Di Kecamatan Minas Tahun 2018.

M. JAYA
300.0
200.0
PUSKESMAS M. TIMUR
100.0 46.6 163.6 KB AKTIF
85.9
0.0 KB BARU
57.2

R. BERTUAH
254.9 M. BARAT KB PASCA SALIN
129.7

M. ANGIN

Berdasarkan gambar diatas Peserta KB Aktif terbanyak di Kampung


Rantau Bertuah dan terendah di Kelurahan Minas Jaya.

3. Pelayanan Imunisasi
a. Imunisasi Dasar
Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang
penyakit menular yang dapat mematikan seperti Difteri, Tetanus dan
Hepatitis B. Salah satu pencegahan yang terbaik agar kelompok beresiko
ini terlindung adalah dengan imunisasi. Imunisasi dasar pada bayi terdiri
dari :
 Imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi usia 0-7 hari
 Imunisasi BCG diberikan pada bayi usia 0-11 bulan
 Imunisasi Polio diberikan pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval
minimal 1 bulan
 Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib diberikan pada bayi usia 2-11 bulan
dengan interval minimal 1 bulan
 Imunisasi Campak diberikan pada bayi usia 9-11 bulan

Cakupan imunisasi dasar pada bayi tahun 2018 di Kecamatan


Minas dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini.

26
Gambar 4.7
Persentase Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi
di Kecamatan Minas Tahun 2018

Cakupan Imunisasi Dasar


140
116.2 118.6 117.9
120 112.6 109.4 110.7 108.8
99
100 92 91.4

80
60
Cakupan Puskesmas
40
20
0

Imunisasi dasar lengkap adalah bayi yang telah mendapatkan


imunisasi HBO, BCG, tiga dosis imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, empat
dosis imunisasi polio, dan satu dosis imunisasi campak. Berdasarkan
target 95%, masih terdapat cakupan yang belum tercapai yaitu HBO dan
Polio 1.

b. Imunisasi Campak
Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak
merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih. Hal ini terkait
dengan realita bahwa campak adalah salah satu penyebab utama
kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki
peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita.
Cakupan imunisasi campak di Kecamatan Minas tahun 2018 sudah
mecapai 117,9%. Target Kementrian Kesehatan sebesar 90% tahun 2018
sudah tercapai.

Gambar 4.8
Persentase Pencapaian Imunisasi Campak
di Kecamatan Minas Tahun 2018

27
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PUSKESMAS
180 164.5
160
140
115 118 119.6 117.9
120 106.9
100
80
PERSENTASE
60
40
20
0
MINAS JAYA MINAS MINAS MANDI RANTAU PUSKESMAS
TIMUR BARAT ANGIN BERTUAH

Persentase imunisasi campak tertinggi terdapat di Kampung Rantau


Bertuah sebesar 164,5% dan cakupan terendah adalah Kampung Minas
Barat sebesar 106,9%. Hasil cakupan imunisasi campak Puskesmas
Minas sebesar 117,9%.

c. Universal Child Immuniztion (UCI) desa/kelurahan


Indicator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
imunisasi yaitu Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan.
Desa/kelurahan UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥
80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut
sudah mendapat imunisasi dasar lengkap.
Kelurahan / Kampung UCI tahun 2018 di Kecamatan Minas
sebanyak 1 Kelurahan dan 4 Kampung ( sudah UCI semua ).

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah
peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin di kelas III di rumah sakit, cakupan pelayanan gawat
darurat, dan lain-lain.

1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Puskesmas


Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya
dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan
tingkat efisiensi palayanan. Beberapa indicator standar terkait dengan
pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain
pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari
perawatan (Average length of Stay/ALOS), rata-rata tempat tidur dipakai

28
(Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur
(Turn of Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross
Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam
perawatan (Net Death Rate/NDR).
Data tahun 2018 tentang indikator pelayanan Puskesmas Minas
dengan 6 tempat tidur adalah : BOR = 27,35%, ALOS = 3 hari, TOI = 2,2
hari, NDR = 6,7% dan GDR = 0

2. Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)


Sejak tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Siak sudah
mengalokasikan anggaran untuk menjamin seluruh masyarakat
Kabupaten Siak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis mulai dari
pelayanan kesehatan dasar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) milik Pemerintah sampai ke pelayanan kesehatan tingkat lanjut
(rujukan) ke Rumah Sakit yang sudah melakukan Perjanjian Kerja Sama
dengan Pemerintah Kabupaten Siak.
Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan rujukan tahun 2018
sebanyak 88 orang dengan tujuan rujuka ke RSUD Arifin Ahmad Propinsi
Riau sebanyak 88 orang.

C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada
pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan penemuan penderita secara
dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui
pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan
adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya
oengurangan factor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas
lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya
pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini.

1. Pengendalian Penyakit Polio


Upaya dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui
gerakan imunisasi Polio.Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan
surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid
Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun untuk mencari kemungkinan

29
adanya virus polio liar yang berkembang dim masyarakat dengan
pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai.
Pada tahun 2018, cakupan imunisasi Polio-4 pada bayi di
Kecamatan Minas sebesar 118,6%. Hasil capaian imunisasi Polio-4 tahun
2018 di Kecamatan Minas dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut ini.

Gambar 4.9
Persentase Cakupan Imunisasi Polio-4
di Kecamatan Minas Tahun 2018

Cakupan Imunisasi Polio 4 Puskesmas


160 143.7
140 129
121.3 118.6
120 108.6 113

100
80
60 Persentase
40
20
0
MINAS JAYA MINAS MINAS MANDI RANTAU PUSKESMAS
TIMUR BARAT ANGIN BERTUAH

Gambar 4.9 menunjukkan semua Kelurahan dan Kampung yang


berada di wilayah Kecamatan Minas sudah melebihi target cakupan
imunisasi Polio-4 di atas 80%. wilayah dengan cakupan tertinggi adalah
kampung Minas Barat yakni mencapai 143,7%, sedangkan cakupan
terendah Kelurahan Minas Jaya sebesar 108,6%.

2. Pengendalian TB-Paru
Tujuan utama pemgendalian TB Paru sesuai target MDGs tahun
2017 adalah: 1) dihentikan atau mulai berkurangnya angka kejadian,
prevalensi dan tingkat kematian akibat TB; 2) sedikitnya 70% kasus TB
Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program Directly Observed
treatment Shortcource Chemotherapy (DOTS) atau angka pengobatan TB
Paru dengan pengawasan langsung, Pengawas Minum Obat (PMO); dan
3) sedikitnya 85% kasus Tuberkulosis yang diobati dan sembuh dalam
program DOTS.

30
a. Angka Kesembuhan (Cure Rate)
Kesembuhan penderita TB Paru adalah pasien yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap dan hasil pemeriksaan apusan
dahak ulang (follow-up) dengan hasil negative pada akhir pengobatan dan
pada satu pemeriksaan sebelumnya.
Jumlah penderita BTA+ yang diobati tahun 2017 sebanyak 22
kasus dan sebanyak 14 penderita dinyatakan sembuh di tahun 2018,
dengan angka kesembuhan (cure rate) sebesar 64%.

Gambar 4.10
Persentase Angka Kesembuhan (Cure Rate) Penderita TB Paru
di Kecamatan Minas Tahun 2018

120%

100%

80%

60%
100% 100%
40%
69% 64%
20%
0% 0%
0%
MANDIANGINRANTAU BERTUAHMINAS BARAT MINAS TIMUR MINAS JAYA PUSKESMAS

Gambar 4.10 menunjukkan tren Cure Rate penderita TB paru di


Kecamatan Minas. Cure Rate Kecamatan Minas tahun 2018 menunjukkan
angka kesembuhan 100% di Kampung Mandiangin dan kampung Minas
Timur.

b. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate)


Angka Keberhasilan pengobatan (Success Rate) adalah penjumlahan
angka kesembuhan (Cure Rate) dan angka pengobatan lengkap. Success
Rate penderita TB Paru di Kecamatan Minas tahun 2018 sebesar 68%.
Gambaran Success Rate periode tahun 2018 dapat dilihat pada Gambar
4.11 berikut ini.

31
Gambar 4.11
Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Penderita TB Paru
di Kecamatan Minas Tahun 2018

Sembuh
120%

100%

80% 85%

60%
100%
40%
62% 67% 69% 68%
20%
0%
0%
MandianginRantau Bertuah
Minas BaratMinas Timur Minas Jaya Puskesmas
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) penderita TB Paru di
Kecamatan Minas berada di Kampung Mandiangin yaitu 100%.

3. Pengendalian ISPA
Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA
dalam dua golongan yaitu Pneumonia dan bukan Pneumonia.Penyakit
batuk pilek seperti rhinitis, faringitis, tonsillitis dan penyakit jalan nafas
bagian atas lainnya dogolongkan sebagai bukan Pneumonia.Program
pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan
harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka
penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penatalaksanaan kasus
ISPA.
Hasil cakupan penemuan penderita Pneumonia Balita pada tahun
2018 sebesar 10,8% atau 106 kasus dari 1.000 perkiraan kasus (2,67%
dari jumlah Balita yang ada).

4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS


Upaya penanggulangan HIV yang dilakukan tahun 2018 oleh
Puskesmas Minas dengan melaksanakan screening HIV/AIDS pada Ibu
hamil, Penderita TB dan WPS yang ada di wilayah Kecamatan Minas.

5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan
penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu

32
singkat. Upaya pengendalian penyakit DBD lebih dititik beratkan pada
penggerakkan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan pemeriksaan jentik berkala.
Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas
Jentik (ABJ).
Hasil kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) yang dilakukan
terhadap 1.200 rumah/bangunan di 1 Kelurahan dan 2 Kampung yaitu
Minas Jaya, Minas Timur dan Minas Barat, diketahui sebanyak 1.034
rumah/bangunan atau 86,2% bebas dari jentik aedes aegepti.

6. Pengendalian Penyakit Malaria


Malaria sebagai salah satu penyakit menular masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Kecamatan Minas. Penegakan diagnosa
penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu
upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping
pengendalian vector potensial.
Upaya yang dilakukan dalam pengendalian penyakit Malaria di
Kecamatan Minas disamping pengobatan penderita antara lain adalah
Malariometric Survey ke sekolah-sekolah, supervise dan penyuluhan
tentang penyakit malaria di daerah-daerah yang banyak penderita
Malaria.
Dari hasil pemeriksaan sediaan darah, total sampel 9 sampel dan
yang dinyatakan positif 0 orang. Angka kesakitan (Annual parasite
Incidence) per 1.000 penduduk beresiko adalah 0,21 per 1.000 penduduk.

7. Pengendalian Penyakit Kusta


Upaya pengendalian penyakit Kusta yang dilaksanakan di
Kecamatan Minas tahun 2018 tidak ada karena tidak ditemukan kasus
Penyakit Kusta.

8. Pengendalian Penyakit Filaria


Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing
filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.Penyakit ini bersifat
menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat
kelamin baik perempuan maupun laki-laki.

33
Angka kesakitan penderita filariasis di Kecamatan Minas tahun
2018 tidak ditemukan ( 0 Kasus ). Upaya pengendalian penyakit Filariasis
melalui pemberian obat cacing massal bagi semua masyarakat di
Kecamatan Minas tahun 2018 tetap dilaksanakan.

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)
Anemia gizi adalah kekurangan kadar Haemoglobin (Hb) dalam
darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk pembentukan HB tersebut. Sebagian besar anemia disebabkan
karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia kekurangan zat
besi atau anemia gizi besi. Pelayanan pemberian tablet Fe dimaksudkan
untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk
akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil.
Cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil Fe-1 dan Fe-3
periode tahun 2018 dapat dilihat pada Gambar 4.12 di bawah ini.

Gambar 4.12
Persentase Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil
di Kecamatan Minas Tahun 2018

CAKUPAN PEMBERIAN TABLET FE IBU HAMIL


140
117.9
120 112.8
100 101.7
100 93.5 93.2
86.5 88.3
82.8
80 70.4 FE 1
62.9
60 FE 3
43.6
40

20

0
M. JAYA M.TIMUR M.BARAT M. ANGIN R. BERTUAH TOTAL

Dari Gambar 4.12 terlihat cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan
Fe-3) tertinggi di Kampung Rantau Bertuah sebanyak 117,9% untuk Fe1
dan 112,8% untuk Fe 3. Sedangkan cakupan terendah di Kelurahan
Minas Jaya sebesar 86,5% untuk Fe 1 dan 43,6% untuk Fe 3.

34
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan
kesehatan mata. Salah satu upaya perbaikan gizi adalah pemberian
kapsul vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A
dosis 100 A 1 kali pertahun, dan anak Balita umur 12-59 bulan diberikan
pada Bulan Februari dan Bulan Agustus.
Gambaran cakupan pemberian Vitamin A pada bayi dan anak
Balita periode tahun 2018 disajikan pada Gambar 4.13 berikut ini.

Gambar 4.13
Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita
di Kecamatan Minas Tahun 2018.

Cakupan Pemberian Vitamin A Bayi dan Balita

2500
2124
2000
Bayi
1500
1122
Balita
1000
576
301 265 382
500 216
75 106 56 38 139
0
Minas Jaya Minas Timur Minas Barat Mandiangin R. Bertuah Puskesmas

Cakupan pemberian vitamin A pada Bayi dan anak Balita tertinggi


di Kelurahan Minas Jaya dan terendah di Kampung Rantau Bertuah.
Secara keseluruhan Puskesmas Minas Bayi dan Balita yang mendapatkan
Vitamin A sebanyak 2124 dan 576.

3. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti
dengan makanan atau minimuman lain (kecuali obat, vitamin, dan
mineral).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibody karena
mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman
dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi
risiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan

35
pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari
kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih
sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi
dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI
juga mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan
menganggun enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim
sehingga penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di
usus bayi.
Pelaporan pemberian ASI eksklusif dilakukan pada Bulan Februari
dan Agustus, maka perhitungan Persentase bayi 0-6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif dihitung dengan mengakumulasi pembilang (bayi
0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6
bulan yang mendapat ASI eksklusif) dan penyebut (jumlah bayi 0-6 bulan
tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan
bulan Februari dan Agustus.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun 2018 di Kecamatan Minas
sebesar 35,94% untuk Bayi laki – laki dan 33,59% untuk bayi
perempuan. Gambaran pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Minas
selengkapnya dapat dilihat Gambar 4.14 berikut ini.

Gambar 4.14
Persentase Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
di Kecamatan Minas Tahun 2018.

Cakupan tertinggi pemberian ASI Eksklusif tahun 2018 adalah


Kampung Mandiangin dan yang terendah adalah Kampung Minas Barat
( masih di bawah target 80% ).

36
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung


dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab
ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan
sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN
1. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Pada tahun 2018 jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dasar milik
Pemerintah yang ada di Kecamatan Minas terdiri dari 1 Puskesmas, 5
Puskesmas pembantu dan 5 Polindes.

2. Rumah Sakit
Jumlah rumah sakit yang ada di Kecamatan Minas hanya 1 (satu)
unit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Minas. RSUD Minas
merupakan rumah sakit Type D dan belum beroperasi secara maksimal
karena masih bersifat sebagai RSUD Persiapan.

3. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu
aktif adalah Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan
frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader 5 orang atau
lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan
Diare) lebih dari 50% dan sudah ada satu atau lebih program tambahan,
serta cakupan dana sehat < 50%. Jumlah Posyandu aktif merupakan
penjumlahan antara Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri.

37
Jumlah Posyandu di Kecamatan Minas tahun 2018 sebanyak 32
unit, terdiri dari 25 Posyandu Balita dengan rincian strata : ( Madya 10
posyandu dan Strata Purnama 15 Posyandu ), dan 7 Posyandu Lansia.

Gambar 5.1
Persentase Posyandu menurut Strata
di Kecamatan Minas Tahun 2018

30
Posyandu berdasarkan Strata
25
25
20
15
15 11 10
10 6 5 7
5 2 3 3 4 3 3
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
0
Minas Jaya Minas Timur Minas Barat Mandiangin Rantau Puskesmas
Bertuah

Pratama Madya Purnama Mandiri Jml

4. Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah/ancaman
kesehatan (termasuk bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) secara
mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat (Kepmenkes No.
564/MENKES/SK/VIII/2006). Tujuan Desa Siaga adalah terwujudnya
masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayahnya.
Desa siaga aktif adalah desa dan kelurahan yang penduduknya
dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Desa siaga aktif memiliki
4 (empat) tingkatan yaitu : 1) Desa siaga aktif Purnama; 2) Desa siaga
aktif Madya; 3) Desa siaga aktif Purnama; dan 4) Desa siaga aktif Mandiri.
Jumlah desa siaga aktif di Kecamatan Minas tahun 2018 sebanyak
1 Kelurahan dan 4 Kampung dengan Kriteria Madya.

B. TENAGA KESEHATAN
Jumlah tenaga Kesehatan di Puskesmas Minas Kecamatan Minas
tahun 2018 sebanyak 64 orang yang tersebar di Pustu dan Polindes,
dengan rincian sebagai berikut:

38
Gambar 5.2
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Minas
Kecamatan Minas Tahun 2018

Tenaga Kesehatan berdasarkan Kriteria


1
Dokter Umum
5
Dokter Gigi
Bidan
Perawat
38
Perawat Gigi
64 Ptgs Gizi
Analis
Astn Apoteker
Sanitarian
9
Puskesmas
3 2
2 22

Berdasarkan gambar di atas mayoritas Petugas Kesehatan yang


ada di Puskesmas Minas adalah Bidan.

39
BAB VI
KESIMPULAN

Beberapa keberhasilan dan hal-hal yang dianggap masih kurang


dalam pencapaian target SDGs antara lain:
1. Angka kematian bayi naik dari 0 per 1.000 kelahiran hidup tahun
2017 menjadi 3 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2018.
2. Angka kematian Balita naik dari 1 per 1.000 kelahiran hidup tahun
2017 menjadi 4 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2018.
3. Angka Kematian Ibu tidak terjadi di Tahun 2018.
4. Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) meningkat dari 85,6% tahun 2017
menjadi 91,1% tahun 2018.
5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan meningkat dari 81,2% tahun 2017 menjadi
88,4% tahun 2018.
6. Cakupan pelayanan nifas meningkat dari 90,5% tahun 2017 menjadi
93,2% tahun 2018.
7. Cakupan kunjungan bayi sedikit menurun, 91,7% tahun 2017
menjadi 83,1% tahun 2018.
8. Cakupan desa/kelurahan UCI tetap 100% tahun 2018.
9. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat tercapai
95,7%.
10. Cakupan peserta KB aktif menurun dari 99% tahun 2017 menjadi
85,9% tahun 2018.
11. Penemuan penderita Pneumonia pada Balita sebanyak 106 kasus.
12. Jumlah kasus DBD tahun 2018 sebanyak 1 kasus.
13. Penemuan penderita diare sebanyak 1.091 Kasus.
14. Cakupan desa siaga aktif berjumlah 1 Kelurahan dan 4 kampung
dengan Strata Madya.

40

Anda mungkin juga menyukai