saat melakukan pengukuran waktu, mungkin saja operator dari pekerjaan melakukan ketidakwajaran.
Semisal terlalu cepat soalah olah terburu buru dalam melakukan pekerjaan, atau operator menjumpai
beberapa kesulitan saat bekerja seperti keadaan ruangan yang buruk. pengaruh tersebut dapat
mempengaruhi kecepatan kerja. oleh karena itu, kalau ada ketidakwajaran, maak kita sebagai pengukur
harus mengetahui dan menili seberapa jauh hal itu berlangsung.
biasanya penyesuaian dilambangkan dengan huruf (p). jika operator bekerja dengan cepat dari yang
biasa maka nilai (p>1). jika lambat dari biasanya maka (p<1). dan jika operator bekerja dengan normal
maka (p=1).
dalam melakukan pengamatan kita biasanya kita dapat cara kerja seorang operator. lambat ataupun
cepat kita pasti akan dapat menyatakan bahwa operator itu bekerja dengan cepat atau lambat. artinya
pada saat itu kita telah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang lebih wajar.
nah untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat dalam pengukuran, pengalaman operator menjadi peran
yang penting disini. karena semakin berpengalaman operator semakin peka inderanya dalam bekerja.
maka untuk memudahkan dalam memilih konsep wajar, seorang pengukur dapat mempelajari cara kerja
seorang operator yang dianggap normal yaitu :
memberikan patokan -patokan penilaian melalui kelas kelas kinerja dan setiap kelas memiliki nilai sendiri
sendiri. berikut tabelnya
kelas penyesuaian
superfast 100
fast + 95
fast 90
fast- 85
Excellent 80
Good+ 75
Good 70
Good- 65
Normal 60
Fair+ 55
Fair 50
Fair- 45
poor 40
dari tabel diatas seorang yang dipandang kerja secara normal diberi nilai 60. ini jadi nilai pembanding
kita untuk operator lain dengan faktor penyesuaian tertentu. misalnya ia mendapat nilai 80. maka :
p= 80/60= 1,33
2. cara westinghouse
metode westinghouse mengarahkan pada penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran
atau ketidakwajaran dalam bekerja. yaitu : keterampi;lan, Usaha, Kondisi Kerja, dan Konsistensi.dan
setiap faktor dibagi dalam kelasnya dengan nilai masing masing.
a. keterampilan
Didefenisian sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. berikut adalah pembagian
kelasa keterampilan dengan lambang dan nilai penyesuaiannya.
b. Usaha
Usaha yang dimaksud disini adalah kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketika
melakukan pekerjaanya. berikut ini kelas kelas usaha beserta lambang dan nilai penyesuaianny :
4. Average (D 0.00)
c. Kondisi kerja
maksud dari kondisi kerja disini adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, suhu,
dan kebisingan ruangan. kondisi kerja merupakan sesuatu yang berda diluar operator dan dtiterima apa
adanya tanpa banyak kemampuan untuk mengubahnya. kondisi kerja juga memiliki 6 kelas. berikut
lambang dan nilai penyesuaiannya.
1. ideal (A +0.06)
2. Excellent (B +0.04)
3. Good (C +0.02)
4. Average (D 0.00)
5. Fair (E -0.03)
6. poor (F -0.07)
d. kosistensi
faktor yang menjadi perhatian disini adalah pada saat kita melakukan pengukuran waktu angka angka
yang dicatat tidak pernah sama semua. waktu yang ditunjukan selalu berubah ubah. tapi selama dari
satu siklus ke siklus lainnya tidak memiliki perbedaan yang jauh maka tidak apa apa. tapi jika
varibilitasnya tinggi maka ini yang harus menjadi perhatian lebih.
1. perfect (A +0.04)
2. Excellent (B +0.03)
3. Good ( C +0.01)
4. average ( D 0.00)
5. Fair ( E -0.02)
6. Poor (F -0.04)
dalam menghitung waktu penyesuaian , bagi keadaan yang dianggap wajar di beri harga p=1. sedangkan
untuk penyimpangan dari keadaan ini harga p nya di tambah dengan faktor penyesuaian.
contoh :
-0.03
jumlah,
B. KELONGGARAN
salah satu hal yang paling penting di perhatikan dalam pengukuran waktu adalah faktor kelonggaran.
faktor kelonggaran ini ditambahkan pada waktu normal yang telah didapatkan.
kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu : untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fattique, dan
hambatan hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
yang termasuk dalam kebutuhan pribadi disini adalah hal hal seperti minum sekedarnya untuk
menghlangkan haus, ke kamar kecil, bercakap dengan teman sekerja sekedarnya. kebutuhan ini terlihat
sebagai suatu kebutuhan yang mutlak. besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi
seperti itu berbeda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjaan berbeda
karakteristiknya. berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pria dan wanita berbeda.
bagi pria kelonggarannya 2%-2,5%, sedangkan untuk wanita 2,5%-5%.
rasa fatique biasanya terlihat saat hasil produksi menurunbaik kuantitas maupun kualitas. jika rasa
fatiquetelah datang dan pekerja dituntut untuk menghasilkan performansi normalnya, maka usaha yang
dikeluarkan pekerja lebih besar dan dari normal dam ini menambah rasa fatique.besarnya kelonggaran
ini di perlihat kan pada tabel nantinya
c. kelonggaran untuk hambatan hambatan yang tak terhindarkan
hambatan dalam hidup ini selalu ada, itulah yang dinamakan hidup jika tidak ada hambatan maka bukan
hidup namanya. tapi bukan hambatan dalam kajian itu kita bahas sekarang. hambatan dalam melaksakan
pekerjaan itu ada dua jenisnya, yang pertama hambatan yang dapat dihindarkan dan yang kedua
hambatan yang tidak dapat dihindarkan. nah yang menjadi fokus kita adalah hambatan yang tidak dapat
dihindarkan. beberapa contoh dari hambatan yang tidak dapat dihinarkan adalah : menerima atau
meminta petunjuk dari pengawas, melakukan penyesuaian mesin, memperbaiki kemacetan kemacetan
singkat, mengasah peralatan potong, mengambil alat alat khusus, hambatan hambatan karena kesalahan
pemakaian, mesin mati karena mati listrik.
hal pertama yang dilkukan adalah menentukan besarnya kelonggaran untuk ketihga hal
diatas.kesemuanya dinyatakan dalam bentuk persentase.
misalkan dari tabel diperoleh kelonggran untuk rasa fatique dan kelonggaran pribadi sebesar
(7+0+3+5+2,5+0+2)= 19,5%
jika dimasukan dalam waktu normal, misal waktu normalnya 5,5 menit.