Kahssh
Kahssh
PENDAHULUAN
merupakan tanaman hutan tidak sengaja ditanam dan tumbuh liar di dalam hutan
bersama jenis tanaman lainnya. Di alam, tanaman jati tumbuh sebagai tanaman
campuran serta tumbuh di daerah yang mempunyai perbedaan musim basah dan
kehutanan yang batangnya dapat dijadikan sebagai bahan baku industri. Menurut
Cordes (1992), kayu jati banyak diminati karena memiliki sifat fisik yang baik,
yaitu antara lain : Sangat keras, tetapi mudah dalam pengerjaannya karena kayu jati
mudah dibelah, tahan terhadap beban (sangat stabil atau Vast) dan sangat awet.
Kayu jati yang kering, memliki bobot yang ringan, sehingga mudah dalam
cepat rusak.
Perbanyakan tanaman jati dengan stek dewasa ini telah berkembang dengan
pesat. Sebagian besar perusahaan negara dan swasta telah menggunakan bahan
tanam stek sebagai bahan tanam atau untuk peremajaan. Pertumbuhan tanaman stek
lebih seragam dan memiliki sifat genetik yang sama dengan induknya. Sistem
perakaran tanaman stek juga cukup kokoh menyerupai tanaman semaian. Dalam
1
2
merupakan faktor awal yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman, tetapi
dengan cara ini sukar terjadi pembentukan akar. Masalah ini memang dapat diatasi
menyertakan kegiatan fisiologisnya seperti zat tumbuh daun, zat tumbuh akar dan
penyerapan unsur hara dari tanah, menambah aktivitas enzim, menambah jumlah
jumlah kuncup dan bunga serta mencegah gugurnya bunga dan buah kemudian
zat pengatur tumbuh merupakan senyawa yang terdiri-dari senyawa aromatik yang
bersifat asam. Selain itu zat pengatur tumbuh berperan terhadap proses fisiologi
dan biokimia tanaman. Dalam pemberian zat pengatur tumbuh harus diperhatikan
sebagaimana mestinya, sedangkan pada kosentrasi yang terlalu tinggi akan bersifat
menyemprotkan ke daun, tetapi dapat juga mencelupkan stek kedalam larutan zat
pengatur tumbuh tersebut. Dewasa ini penggunaan zat pengatur tumbuh maju
menyebut dengan sebutan pengatur zat tumbuh, zat pengatur tumbuh, perangsang
tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Umumnya untuk
perendaman 1 - 2 jam. Selain hormon tumbuh sulit tersedia di tempat yang mudah
yang dilakukan pada larutan urin sapi yang dicobakan pada stek pucuk tanaman
kopi robusta yang menggunakan larutan urin 5% dan 10%, ternyata rootone F juga
terdapat dalam urin sapi (air kencing sapi). Fungsinya sama, yakni merangsang
4
pertumbuhan akar pada stek tanaman. Sehingga diharapkan pada stek pucuk jati ini
dapat memperoleh hasil yang lebuh baik dalam hal persentase hidup stek dan
sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan zat atau hormon yang
pembuatan stek, tanpa pemberian hormon atau zat perangsang tumbuh akar pada
stek akan tumbuh agak lama, dan dengan penambahan hormon pada luka maupun
media, maka akar pada stek akan tumbuh lebih cepat (Chaerani, 1997).
Kebutuhan akan bibit jati dapat dipenuhi dengan cara generatif maupun
kebutuhan, karena jumlah biji yang berkualitas masih terbatas dan perolehan
genetik yang dicapai kurang optimal. Salah satu alternatif untuk memecahkan
masalah tersebut adalah dengan stek pucuk. Secara umum keuntungan perbanyakan
tanaman secara vegetatif adalah bibit dapat diperoleh dalam jumlah dan waktu
yang diinginkan lebih cepat, sifat genetik yang diturunkan sama dengan induknya,
dan kemampuan tumbuhnya relatif seragam. Selain ZPT juga dapat menentukan
keberhasilan stek, harganya juga relatif mahal dan sulit didapatkan dikalangan
pedesaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan
tersebut dengan pemberian larutan urin sapi sebagai pengganti ZPT dan lama
tanaman.
5
jati (T. grandis Linn. F) yang direndam dalam konsentrasi larutan urin sapi dan
larutan urin sapi dan lama perendaman yang tepat untuk pertumbuhan dan
perkembangan stek pucuk jati. Disamping itu penelitian ini diharapkan memberi
wawasan baru tentang upaya pemanfaatan urin sapi sebagai pengganti ZPT yang
mempunyai fungsi sama, yakni merangsang pertumbuhan akar pada stek pucuk
jati. Dan untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang budidaya
1.5 Hipotesis
1. Terjadi interaksi antara pemberian konsentrasi larutan urin sapi dan lama
perendaman terhadap pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F).
0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% akan memberikan pengaruh yang berbeda
berpengaruh terhadap pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F).
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN URIN SAPI DAN
LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK
PUCUK JATI (Tectona grandis Linn. F)
SKRIPSI
OLEH
ACHMAD SUSANTO
NIM 03740008
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana Kehutanan
OLEH
ACHMAD SUSANTO
NIM 03740008
Nim/Nirm : 03740008
Dewan Penguji
Ir. Joko Triwanto, MP., Penguji III Ir. Nandang Rahayu, MP., Penguji IV
Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Ketua Jurusan Kehutanan
Achmad Susanto
RIWAYAT HIDUP
Dabasah IV pada tahun 1996, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN
1) pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun 2003. Pada
Kata Kunci : konsentrasi larutan urin sapi, lama perendaman, stek pucuk jati
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan stek
pucuk jati (Tectona grandis Linn. F) dari pemberian konsentrasi larutan urin sapi
dan lama perendaman stek.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun
secara faktorial, terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali, dimana : Faktor
pertama adalah konsentrasi larutan urin sapi (L) yang terdiri lima level : L0 tanpa
urine sapi 0% (kontrol), L1 konsentrasi larutan urin sapi 25 %, L2 konsentrasi
larutan urin sapi 50 %, L3 konsentrasi larutan urin sapi 75 %, L4 konsentrasi larutan
urin sapi 100 %. Faktor kedua adalah lama perendaman (M) dengan 3 level yaitu :
M1 lama perendaman selama 30 menit, M2 lama perendaman selama 60 menit, M3
lama perendaman selama 90 menit, maka terdapat 15 kombinasi perlakuan, setiap
kombinasi perlakuan terdiri dari 20 stek pucuk jati, 5 tanaman stek diambil sebagai
tanaman contoh, sehingga dalam penelitian ini terdapat 900 stek.
Parameter pengamatan yang digunakan terdiri dari : tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, Persentase pertumbuhan stek, panjang akar bobot
basah dan bobot kering tanaman. Pengamatan dilakukan pada 7 hst sampai 56 hst
(hari setalah tanam) dengan frekuensi 7 hari sekali. Data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan uji Duncan pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar
perlakuan yang dicobakan.
Hasil analisisi ragam menunjukkan, bahwa tidak terjadi interaksi
kombinasi perlakuan antara konsentrasi larutan urin sapi (L) dan lama perendaman
stek (M) terhadap pertumbuhan tinggi stek, jumlah daun, diameter, persentase stek,
bobot basah dan bobot kering tanaman. Pada pengamatan tinggi stek berpengaruh
nyata pada lama perendaman stek 35 hst. Pengamatan diameter dan jumlah daun
berpengaruh nyata pada konsentrasi larutan urin sapi 14 hst dan 21 hst, sedangkan
pada lama perendaman pada jumlah daun berpengaruh sangat yata pada 0 hst – 35
hst. Pengamatan persentase stek berpengaruh nyata pada pemberian larutan urin.
Analisis ragam konsentrasi larutan urin sapi pada bobot kering berpengaruh nyata,
sedangkan pada panjang akar, bobot basah dan bobot kering tidak berpengaruh
nyata pada lama perendaman stek.
Penelitian ini disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi larutan urin sapi
25% memberikan hasil yang terbaik pada rerata jumlah daun, persentase
pertumbuhan stek, panjang akar, dan bobot kering stek. Perlakuan lama
perendaman stek selama 30 menit memberikan hasil yang terbaik terhadap rerata
diameter stek, persentase pertumbuhan stek dan rerata bobot basah stek terhadap
pertumbuhan stek pucuk jati.
ABSTRACT
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu
Skripsi ini ditulis dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S-1) pada
Malang.
2. Bapak Ir. Nandang Rahayu, MP., selaku Ketua Jurusan Kehutanan dan Dosen
3. Bapak Ir. Joko Triwanto, MP., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
4. Bapak Drs. Amir Syarifuddin, MP., selaku Dosen Wali dan Penguji I yang
5. Bapak Tatag Mutaqin, S. Hut., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
7. Bapak, Ibu, Adik Santi dan Yudi di Bondowoso terima kasih atas do’anya serta
dukungan baik moril maupun materiil yang selama ini diberikan kepada
penulis.
8. Teman - teman angkatan 2003, 2004, 2005, 2006 dan semua pihak yang telah
memberikan suport kepada penulis terutama (Nisma, Nova, Irvan, Ardi dan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu segala saran dan koreksi dari pembaca
sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan
penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Jenis Kandungan Zat Hara pada Beberapa Kotoran Ternak Padat dan Cair....... 20
3.1 Kombinasi Perlakuan Antara Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama
Perendaman…………………………………………………………………...... 22
4.1 Rerata Tinggi Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan
Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur Pengamatan (hst).. 29
4.2 Rerata Diameter Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan
31
Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur Pengamatan (hst).. ..........
4.3 Rerata Jumlah Daun Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan Konsentrasi
Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur
Pengamatan (hst) ................................................................................................. 32
4.4 Persentase Pertumbuhan Stek Setelah 30 hari Setelah Tanam (hst), Rerata
Panjang Akar Stek (cm), Rerata Bobot Basah (gram) dan Rerata Bobot Kering
Stek(gram)............................................................................................................ 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Lampiran Hal
1a Analisis Ragam Tinggi Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi
Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ................................................... 48
1b Analisis Ragam Diameter Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi
Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek .........................................................48
2a Analisis Ragam Jumlah Daun Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ............................... 49
3a Analisis Ragam Panjang Akar Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ............................... 50
3b Analisis Ragam Bobot Basah Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ............................... 50
3c Analisis Ragam Bobot Kering Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ............................... 50
Agoes, 1994. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya.
Bogor.
Chaerani. 1997. Efektifitas Air Kemih Sapi Pada Stek Batang Pacing. Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Cordes, J. W. H. 1992. Hutan Jati di Jawa. Yayasan Manggal Syilvia Lestari Biro
Jasa Konsultasi Perencanaan Hutan. Malang.
Dwiwarni, I. 1989. Pengaruh Urine Sapi dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan
Stek Panili. Balittro.
Ismajana, H,1999. Bud Grafting Jati. Warta Pusbanghut Januari 1999 No. 01.
Pusbanghut, Cepu.
Mulyani. 1999. Kandungan Bahan Organik Dalam Tanah. PT. Meltan Putra,
Jakarta.
48
49
Suprijadi dan Harsono. 1985. Pengaruh Urine Sapi dan Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi. Universitas Lampung. Lampung.
Sutejo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.