Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jati (Tectona grandis Linn. F) termasuk famili Vebenaceae pada mulanya

merupakan tanaman hutan tidak sengaja ditanam dan tumbuh liar di dalam hutan

bersama jenis tanaman lainnya. Di alam, tanaman jati tumbuh sebagai tanaman

campuran serta tumbuh di daerah yang mempunyai perbedaan musim basah dan

kering yang tegas.

Tanaman jati (T. grandis Linn. F) merupakan produk penting dari

kehutanan yang batangnya dapat dijadikan sebagai bahan baku industri. Menurut

Cordes (1992), kayu jati banyak diminati karena memiliki sifat fisik yang baik,

yaitu antara lain : Sangat keras, tetapi mudah dalam pengerjaannya karena kayu jati

mudah dibelah, tahan terhadap beban (sangat stabil atau Vast) dan sangat awet.

Kayu jati yang kering, memliki bobot yang ringan, sehingga mudah dalam

pengangkutan. Kayu jati yang dibuat untuk perkakas/furnitur hampir tidak

memerlukan perlakuan khusus agar membuatnya menjadi awet/tahan lama/tidak

cepat rusak.

Perbanyakan tanaman jati dengan stek dewasa ini telah berkembang dengan

pesat. Sebagian besar perusahaan negara dan swasta telah menggunakan bahan

tanam stek sebagai bahan tanam atau untuk peremajaan. Pertumbuhan tanaman stek

lebih seragam dan memiliki sifat genetik yang sama dengan induknya. Sistem

perakaran tanaman stek juga cukup kokoh menyerupai tanaman semaian. Dalam

perbanyakan tanaman secara vegetatif atau menggunakan stek, pembentukan akar

1
2

merupakan faktor awal yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman, tetapi

dengan cara ini sukar terjadi pembentukan akar. Masalah ini memang dapat diatasi

dengan pemberian hormon tumbuh, yang tujuannya untuk merangsang keluarnya

akar (Anonymous, 1992).

Menurut Heddy (1998) Istilah zat pengatur tumbuh mencakup hormon

tumbuhan (alami) dan senyawa-senyawa buatan yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Nama senyawa tersebut dapat pula

menyertakan kegiatan fisiologisnya seperti zat tumbuh daun, zat tumbuh akar dan

sebagainya. Golongan dari zat-zat yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman dengan cara memuaskan disebut pengatur pertumbuhan.

Dimana zat organik ini mempunyai keaktifannya jauh berlipat dibandingkan

dengan konsentrasinya, hanya dalam jumlah kecil mempunyai daya pengaruh

fisiologis yang besar (setyati, 1995).

Menurut Anonymous (2007) pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap

pertumbuhan tanaman adalah memperbaiki sistem perakaran, meningkatnya

penyerapan unsur hara dari tanah, menambah aktivitas enzim, menambah jumlah

klorofil, meningkatkan fotosintesa, memperbanyak percabangan, menambah

jumlah kuncup dan bunga serta mencegah gugurnya bunga dan buah kemudian

meningkatkan hasil panen. Kemudian Dwidjoseputro (1990) menambahkan bahwa,

zat pengatur tumbuh merupakan senyawa yang terdiri-dari senyawa aromatik yang

bersifat asam. Selain itu zat pengatur tumbuh berperan terhadap proses fisiologi

dan biokimia tanaman. Dalam pemberian zat pengatur tumbuh harus diperhatikan

konsentrasi yang tepat akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman, sebaliknya jika

berlebihan akan menghambat atau mematikan tanaman. Dalam pemberiannya harus


3

diperhatikan kosentrasi yang digunakan, Jika kosentrasinya terlalu tinggi dapat

mengakibatkan kematian bagi tanaman. Setiap tanaman yang akan distimulir

pertumbuhan dalam menerima rangsangan terhadap zat pengatur tumbuh sintetik

yang berbeda-beda, pada kosentrasi yang terlalu rendah kurang berperan

sebagaimana mestinya, sedangkan pada kosentrasi yang terlalu tinggi akan bersifat

racun bagi tanaman.

Mekanisme penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan dengan

menyemprotkan ke daun, tetapi dapat juga mencelupkan stek kedalam larutan zat

pengatur tumbuh tersebut. Dewasa ini penggunaan zat pengatur tumbuh maju

dengan pesat, terbukti dengan semakin banyaknya produk-produk yang dihasilkan.

Sebutan untuk zat pemacu pertumbuhan tanaman bermacam-macam, ada yang

menyebut dengan sebutan pengatur zat tumbuh, zat pengatur tumbuh, perangsang

pertumbuhan, pengatur pertumbuhan tanaman, hormon tumbuh, stimulan dan lain-

lain (Lingga, 1991).

Konsentrasi auksin yang digunakan pada perendaman stek berbeda-beda,

tergantung jenis tanaman dan jenis auksin yang digunakan. Umumnya untuk

penyetekan tanaman buah digunakan konsentrasi 100 ppm dengan lama

perendaman 1 - 2 jam. Selain hormon tumbuh sulit tersedia di tempat yang mudah

dijangkau oleh para pembudidaya tanaman di pedesaan, harganya juga relatif

sangat tinggi (Heddy, 1998).

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, dari hasil penelitian

yang dilakukan pada larutan urin sapi yang dicobakan pada stek pucuk tanaman

kopi robusta yang menggunakan larutan urin 5% dan 10%, ternyata rootone F juga

terdapat dalam urin sapi (air kencing sapi). Fungsinya sama, yakni merangsang
4

pertumbuhan akar pada stek tanaman. Sehingga diharapkan pada stek pucuk jati ini

dapat memperoleh hasil yang lebuh baik dalam hal persentase hidup stek dan

pertumbuhan tanaman. Hormon yang terdapat dalam tanaman jumlahnya hanya

sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan zat atau hormon yang

mendukung pertumbuhan akar maupun batang tanaman, misalnya : pada

pembuatan stek, tanpa pemberian hormon atau zat perangsang tumbuh akar pada

stek akan tumbuh agak lama, dan dengan penambahan hormon pada luka maupun

media, maka akar pada stek akan tumbuh lebih cepat (Chaerani, 1997).

1.2 Rumusan Masalah

Kebutuhan akan bibit jati dapat dipenuhi dengan cara generatif maupun

vegetatif. Perbanyakan tanaman jati secara generatif belum dapat memenuhi

kebutuhan, karena jumlah biji yang berkualitas masih terbatas dan perolehan

genetik yang dicapai kurang optimal. Salah satu alternatif untuk memecahkan

masalah tersebut adalah dengan stek pucuk. Secara umum keuntungan perbanyakan

tanaman secara vegetatif adalah bibit dapat diperoleh dalam jumlah dan waktu

yang diinginkan lebih cepat, sifat genetik yang diturunkan sama dengan induknya,

dan kemampuan tumbuhnya relatif seragam. Selain ZPT juga dapat menentukan

keberhasilan stek, harganya juga relatif mahal dan sulit didapatkan dikalangan

pedesaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan

tersebut dengan pemberian larutan urin sapi sebagai pengganti ZPT dan lama

perendaman stek yang berbeda dapat mempengaruhi persentase keberhasilan stek,

sehingga nantinya dapat bermanfat bagi penangkar bibit dan pembudidaya

tanaman.
5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan stek pucuk

jati (T. grandis Linn. F) yang direndam dalam konsentrasi larutan urin sapi dan

lama perendaman stek.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan informasi

tentang perbanyakan tanaman jati secara vegetatif dengan pemberian konsentrasi

larutan urin sapi dan lama perendaman yang tepat untuk pertumbuhan dan

perkembangan stek pucuk jati. Disamping itu penelitian ini diharapkan memberi

wawasan baru tentang upaya pemanfaatan urin sapi sebagai pengganti ZPT yang

mempunyai fungsi sama, yakni merangsang pertumbuhan akar pada stek pucuk

jati. Dan untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang budidaya

jati dengan menggunakan stek pucuk jati.

1.5 Hipotesis

1. Terjadi interaksi antara pemberian konsentrasi larutan urin sapi dan lama

perendaman terhadap pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F).

2. Dengan pemberian konsentrasi larutan urin sapi dengan konsentrasi larutan

0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% akan memberikan pengaruh yang berbeda

pada pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F).

3. Lama perendaman stek selama 30 menit, 60 menit dan 90 menit akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan stek pucuk jati (T. grandis Linn. F).
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN URIN SAPI DAN
LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK
PUCUK JATI (Tectona grandis Linn. F)

SKRIPSI

OLEH
ACHMAD SUSANTO
NIM 03740008

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN – PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG
Agustus 2010
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN URIN SAPI DAN
LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK
PUCUK JATI (Tectona grandis Linn. F)

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana Kehutanan

OLEH
ACHMAD SUSANTO
NIM 03740008

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN – PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG
Agustus 2010
Judul : Pengaruh Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama
Perendaman terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Jati
(Tectona grandis Linn. F)

Nama : Achmad Susanto

Nim/Nirm : 03740008

Jurusan/Prog. Studi : Kehutanan

Skripsi oleh Achmad Susanto ini telah dipertahankan


di depan dewan penguji
pada tanggal 21 Juli 2010

Dewan Penguji

Drs. Amir Syarifuddin, MP., Penguji I Tatag Mutaqin, S. Hut., Penguji II

Ir. Joko Triwanto, MP., Penguji III Ir. Nandang Rahayu, MP., Penguji IV

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Ketua Jurusan Kehutanan

Dr. Ir. Damat, MP Ir. Nandang Rahayu, MP


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Achmad Susanto
Nim/Nirm : 03740008
Jurusan/Prog. Studi : Kehutanan
Fakultas : Pertanian - Peternakan
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia dikenakan sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Juli 2010


Yang membuat pernyataan,

Achmad Susanto
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 6 Januari 1983 di sebuah Kota

kecil yang terkenal dengan aduan sapi dan tapenya, yaitu

Bondowoso, Jawa timur, sebagai putra pertama bapak H. Moch

Adam dan ibu Hj. Siti Nur Sundari dari 2 bersaudara.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN)

Dabasah IV pada tahun 1996, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN

1) pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada tahun 2003. Pada

tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian - Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.


ABSTRACT

Achmad Susanto (03740008). PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN URIN


SAPI DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK
PUCUK JATI (Tectona grandis Linn. F). Di bawah bimbingan Ir. Joko Triwanto,
MP dan Ir. Nandang Rahayu MP.

Kata Kunci : konsentrasi larutan urin sapi, lama perendaman, stek pucuk jati
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan stek
pucuk jati (Tectona grandis Linn. F) dari pemberian konsentrasi larutan urin sapi
dan lama perendaman stek.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang disusun
secara faktorial, terdiri dari dua faktor dan diulang tiga kali, dimana : Faktor
pertama adalah konsentrasi larutan urin sapi (L) yang terdiri lima level : L0 tanpa
urine sapi 0% (kontrol), L1 konsentrasi larutan urin sapi 25 %, L2 konsentrasi
larutan urin sapi 50 %, L3 konsentrasi larutan urin sapi 75 %, L4 konsentrasi larutan
urin sapi 100 %. Faktor kedua adalah lama perendaman (M) dengan 3 level yaitu :
M1 lama perendaman selama 30 menit, M2 lama perendaman selama 60 menit, M3
lama perendaman selama 90 menit, maka terdapat 15 kombinasi perlakuan, setiap
kombinasi perlakuan terdiri dari 20 stek pucuk jati, 5 tanaman stek diambil sebagai
tanaman contoh, sehingga dalam penelitian ini terdapat 900 stek.
Parameter pengamatan yang digunakan terdiri dari : tinggi tanaman,
diameter batang, jumlah daun, Persentase pertumbuhan stek, panjang akar bobot
basah dan bobot kering tanaman. Pengamatan dilakukan pada 7 hst sampai 56 hst
(hari setalah tanam) dengan frekuensi 7 hari sekali. Data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan uji Duncan pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar
perlakuan yang dicobakan.
Hasil analisisi ragam menunjukkan, bahwa tidak terjadi interaksi
kombinasi perlakuan antara konsentrasi larutan urin sapi (L) dan lama perendaman
stek (M) terhadap pertumbuhan tinggi stek, jumlah daun, diameter, persentase stek,
bobot basah dan bobot kering tanaman. Pada pengamatan tinggi stek berpengaruh
nyata pada lama perendaman stek 35 hst. Pengamatan diameter dan jumlah daun
berpengaruh nyata pada konsentrasi larutan urin sapi 14 hst dan 21 hst, sedangkan
pada lama perendaman pada jumlah daun berpengaruh sangat yata pada 0 hst – 35
hst. Pengamatan persentase stek berpengaruh nyata pada pemberian larutan urin.
Analisis ragam konsentrasi larutan urin sapi pada bobot kering berpengaruh nyata,
sedangkan pada panjang akar, bobot basah dan bobot kering tidak berpengaruh
nyata pada lama perendaman stek.
Penelitian ini disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi larutan urin sapi
25% memberikan hasil yang terbaik pada rerata jumlah daun, persentase
pertumbuhan stek, panjang akar, dan bobot kering stek. Perlakuan lama
perendaman stek selama 30 menit memberikan hasil yang terbaik terhadap rerata
diameter stek, persentase pertumbuhan stek dan rerata bobot basah stek terhadap
pertumbuhan stek pucuk jati.
ABSTRACT

Achmad Susanto (03740008). EFFECT OF COW URIN SOLUTION


CONCENTRATION AND IMMERSION LENGTH ON THE FORMULATION
TO TEAK TREE INOCULATION BUD (Tectona grandis Linn. F.). advisor: Ir.
Joko Triwanto, MP, Co-advisor: Ir. Nandang Rahayu MP.

Keyword: cow urin solution concentration, immersion time, teak bud


inoculation
This research was conducted to determine the effect of cow urin solution
concentration treatment to teak bud inoculation (Tectona grandis Linn. F.)
This research use randomized block design (RBD) arranged in a factorial,
consisting of two factors and three replications. The first factor is the cow urin
solution concentration (L) consisting of five level: L0 with cow urin 0% (control),
L1 cow urin solution concentration 25%, L2 cow urin solution concentration 50%,
L3 cow urin solution concentration 75% and L4 teak bud inoculation 100%. The
second factor is the immersion duration (M) with three levels, namely: M1
immersion duration 30, M2 immersion duration 60 minutes, M3 immersion
duration 90. Therefore there are 15 combinations of treatments. Each treatment
combination consisted of 20 teak bud inoculation, teak bud inoculation were taken
as examples of plants and this research will use the 900 inoculation .
Observation parameters used consisted of the following: plant height, stem
diameter, leaf number, percentage seedling growth, root length, wet weight and dry
weight of plants. Observations were made in seven days after transplanting (DAT)
to 56 DAT with a frequency of 7 days. The data obtained were processed using
Duncan test at 5% level to determine differences among the treatments that were
experimented.
The analysis of variance show there is no interaction between cow urin
solution concentration treatment (L) combined inoculation immersion (M) towards
inoculation growth, leaf number, diameter, percentage of cuttings, fresh weight and
dry weight of plants. In observations of cuttings significantly higher at 35 dap
soaking cuttings. Observation of the diameter and number of leaves significantly
affected cow urin concentrations 14 and 21 DAT, and for immersion duration to
leaves number have real effect at 0 – 35 DAT. Inoculation percent observations
has significant effect to urin solution treatment. Analysis of variance of of cow urin
concentrations significantly affect the dry weight, whereas the root length, wet
weight and dry weight did not affect significantly to inoculation immersion.
This study concluded that the treatment cow urin solution concentration
25% gave the best results on mean leaf number, percentage seedling growth, root
length and dry weight inoculation. Treatment while 30 minutes immersion time
gave the best results on the mean diameter of inoculation, average percentage
growth and wet weight of the growth of teak bud inoculation .
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul ” Pengaruh

Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman terhadap

Pertumbuhan Stek Pucuk Jati ( Tectona grandis Linn. F) dapat selesai.

Skripsi ini ditulis dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan diajukan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S-1) pada

Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian - Peternakan Universitas Muhammadiyah

Malang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Pertanian - Peternakan yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian skripsi.

2. Bapak Ir. Nandang Rahayu, MP., selaku Ketua Jurusan Kehutanan dan Dosen

Pembimbing II yang telah bersedia mengarahkan, membimbing dan

memberikan dorongan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Joko Triwanto, MP., selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia

membimbing, meluangkan waktu untuk saling berdiskusi dan senantiasa selalu

memberikan motivasi pada penulis.

4. Bapak Drs. Amir Syarifuddin, MP., selaku Dosen Wali dan Penguji I yang

telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Tatag Mutaqin, S. Hut., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.


6. Pimpinan KPH Bondowoso beserta staf yang telah memberikan perijinan dan

memberikan petunjuk dalam proses penanaman stek di persemaian petak 65C.

7. Bapak, Ibu, Adik Santi dan Yudi di Bondowoso terima kasih atas do’anya serta

dukungan baik moril maupun materiil yang selama ini diberikan kepada

penulis.

8. Teman - teman angkatan 2003, 2004, 2005, 2006 dan semua pihak yang telah

memberikan suport kepada penulis terutama (Nisma, Nova, Irvan, Ardi dan

Agung) dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu segala saran dan koreksi dari pembaca

sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan

penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.

Malang, Juli 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi


DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ........................................................ 5
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5
1.5 Hipotesis ..........................................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1 Klasifikasi Tanaman Jati ................................................................. 7
2.2 Deskrisi Tanaman Jati ..................................................................... 9
2.3 Sebaran Alam .................................................................................... 10
2.4 Sarat Tumbuh ................................................................................... 10
2.4.1 Iklim ........................................................................................ 11
2.4.2 Lahan...................................................................................... 12
2.5 Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif ........................................ 14
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Stek ................ 14
2.6.1 Faktor Lingkungan ................................................................ 15
2.6.2 Faktor Dalam ......................................................................... 16
2.7 Media Tumbuh ............................................................................... 16
2.7.1 Pupuk Kandang ..................................................................... 17
2.7.2 Pasir ....................................................................................... 18
2.7.3 Top Soil ................................................................................. 20
2.8 Urin Sapi .......................................................................................
23
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ....................................... . 23
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 23
3.2. Bahan dan Peralatan Penelitian........................................................ 23
3.3. Metode Penelitian............................................................................. 26
3.4. Pelaksanaan Penelitian..................................................................... 26
3.4.1 Asal Semai .............................................................................. 26
3.4.2 Persiapan Media...................................................................... 27
3.4.3 Pemanenan Pucuk.................................................................... 27
3.4.4 Pemberian Perlakuan............................................................... 27
3.4.5 Waktu dan Metode Penanaman Stek...................................... 28
3.4.6 Pemeliharaan........................................................................... 28
3.5. Pengamatan dan Pengolahan Data................................................... 28
3.5.1 Waktu Pengamatan................................................................. 30
3.5.2 Pengolahan Data.....................................................................
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…...................................................... 31
4.1 Hasil ................................................................................................. 31
4.1.1 Tinggi Stek Pucuk.......………................................................ 32
4.1.2 Diameter Batang...................................................................... 33
4.1.3 Jumlah Daun .............…….......................................................
4.1.4 Persentase Pertumbuhan Stek, Panjang Akar, Berat Basah, 34
Berat Kering................................................................................. 37
4.2 Pembahasan ......................................................................................
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 45
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 45
5.2 Saran ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Jenis Kandungan Zat Hara pada Beberapa Kotoran Ternak Padat dan Cair....... 20

3.1 Kombinasi Perlakuan Antara Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama
Perendaman…………………………………………………………………...... 22

4.1 Rerata Tinggi Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan
Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur Pengamatan (hst).. 29

4.2 Rerata Diameter Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi Larutan
31
Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur Pengamatan (hst).. ..........

4.3 Rerata Jumlah Daun Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan Konsentrasi
Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek pada Berbagai Umur
Pengamatan (hst) ................................................................................................. 32

4.4 Persentase Pertumbuhan Stek Setelah 30 hari Setelah Tanam (hst), Rerata
Panjang Akar Stek (cm), Rerata Bobot Basah (gram) dan Rerata Bobot Kering
Stek(gram)............................................................................................................ 33
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.2 Denah Percobaan................................................................................... 22

3.3 Denah Pengambilan Contoh ................................................................. 23


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1a Analisis Ragam Tinggi Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi
Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ................................................... 48

1b Analisis Ragam Diameter Stek Pucuk Jati (cm) Akibat Perlakuan Konsentrasi
Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek .........................................................48

2a Analisis Ragam Jumlah Daun Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ............................... 49

2b Persentase Pertumbuhan Stek Setelah 30 hari Setelah Tanam (hst) .................... 49

3a Analisis Ragam Panjang Akar Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ............................... 50

3b Analisis Ragam Bobot Basah Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ............................... 50

3c Analisis Ragam Bobot Kering Stek Pucuk Jati (helai) Akibat Perlakuan
Konsentrasi Larutan Urin Sapi dan Lama Perendaman Stek ............................... 50

4 Dokumentasi hasil Penelitian ............................................................................... 51


DAFTAR PUSTAKA

Agoes, 1994. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaanya. Penebar Swadaya.
Bogor.

Anonymous, 1980. Pedoman Pembuatan Tanaman. Direktorat Jenderal Kehutanan.


Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi. Jakarta.

__________, 1992. Pedoman Pembuatan dan Penanaman Stump Jati. Perum


Perhutani. Jakarta.

__________, 2002. Jati Plus Perhutani Unggulan. Pusbang SDH, Cepu.

__________, 2007. Pedoman Pembuatan Stek Jenis-Jenis Dipteroskarpa Dengan


Koffco System. Badan Litbang Kehutanan dan Komatsu Jica. Bogor.

Chaerani. 1997. Efektifitas Air Kemih Sapi Pada Stek Batang Pacing. Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.

Cordes, J. W. H. 1992. Hutan Jati di Jawa. Yayasan Manggal Syilvia Lestari Biro
Jasa Konsultasi Perencanaan Hutan. Malang.

Dwiwarni, I. 1989. Pengaruh Urine Sapi dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan
Stek Panili. Balittro.

Dwijoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta.

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Media Sarana Perkasa. Jakarta

Heddy, S. 1998. Hormon Tumbuhan. CV. Rajawali, Jakarta.

Ismajana, H,1999. Bud Grafting Jati. Warta Pusbanghut Januari 1999 No. 01.
Pusbanghut, Cepu.

Kaosa-ard A. 1999. Teak (Tectona grandis Linn. F) Domecticaation end Breeding.


Teaknet Publication No. 5/1999. Teaknet Asia Pasific. Yangoon.

Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Yasguna Anggota IKAPI.


Bogor.

Lingga, 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya Anggota IKAPI.


Jakarta.

Mulyani. 1999. Kandungan Bahan Organik Dalam Tanah. PT. Meltan Putra,
Jakarta.

48
49

Puspitasari, D. 2000. Pengelolaan Kebun Pangkas Jati. Pusbang SDH. Warta


Pusbanghut, Cepu.

Setyamidjaya. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplek. Jakarta.

Setyati, H. 1995. Pengantar agronomi, PT. Gramedia, Jakarta.

Suprijadi dan Harsono. 1985. Pengaruh Urine Sapi dan Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi. Universitas Lampung. Lampung.

Sumarna, Y. 2002. Budidaya Jati. Penebar Swadaya. Jakarta

Sutejo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Syarif, E. S. 1989. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian


Bogor. Bogor.

Wudianto, R. 1998. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya,


Jakarta.
49

Herawan, T., dan Y. Husnaeni, 1996. Teknik Rejuvenasi Menggunakan Metoda


Rendaman Cabang Dalam Air pada Jenis A. mangium, E. deglupta, E.
urophylla dan P. falcataria.
Kartiko, H.P., 2000. Membina Kebun Pangkas Sebagai Sumber Bibit Untuk Hutan
Keluarga dan Hutan Klon. Konifera No. 2 Tahun XV/2000. Balai
Penelitian Kehutanan Pemantang Siantar.
Widodo. A. S. 2006. Peranan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan. Jogjakarta. http://blog.
360.yahoo.com /blog/slideshow.html. (Diakses Desember 2006)
Heddy, S. 1989. Hormon tumbuhan. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya,
Malang. Rajawali Jakarta.
Abidin, Z. 1989. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai