Anda di halaman 1dari 4

SOP PENANGANAN KASUS MALARIA

Nomor :
SOP No.Revisi : 00
Tgl. Terbit : 03 April 2017
Halaman :1-4

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas Perawatan
Puskesmas Perawatan Simpang Empat
Simpang Empat

dr. Irwansyah
NIP. 19720625 200212 1 009

Penanganan kasus malaria adalah langkah – langkah yang dilakukan oleh


petugas dalam melakukan penatalaksanaan terhadap kasus malaria.
Malaria adalah penyakit infeksi akut maupun kronis yang disebabkan oleh
Pengertian parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
menggigil, berkeringat, anemia, dan pembesaran limpa.
Sebagai acuan bagi petugas dalam penatalaksanaan kasus malaria di UPTD
Tujuan
Puskesmas Simpang Empat.
SK Kepala Puskesmas Simpang Empat Nomor : 188.4/II/SK/017/2101/2017
Kebijakan
Tentang Penanggung Jawab Program dan Pelayanan.
1. PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter si
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Referensi
2. Prosedur Penanganan Malaria oleh Subdit Malaria-Dit PPBB Ditjen
PP&Pl, 2010.
Prosedur / a. Petugas melakukan anamnesa terhadap pasien.
Langkah -
langkah Pada anamnesa sangat penting diperhatikan :

1. Keluhan utama : demam, menggigil, berkeringat, dan dapat disertai


sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot / sendi dan pegal –
pegal.
2. Riwayat berkunjung dan bermalam 1 – 4 minggu yang lalu di daerah
endemik malaria.
3. Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
4. Riwayat sakit malaria.
5. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
6. Riwayat mendapat tranfusi darah.
7. Gejala klinis pada anak dapat tidak khas/

Untuk tersangka penderita malaria berat disertai :

1. Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.


2. Kelemahan umum.
3. Kejang – kejang.
4. Badan panas sangat tinggi.
5. Mata atau tubuh kuning.
6. Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernakan.
7. Nafas cepat dan atau sesak nafas.
8. Muntah terus menerus.
9. Tidak bisa makan / minum.
10. Warna air seni seperti teh tua sampai kehitaman.
11. Jumlah air seni kurang ( oliguria ) sampai tidak ada ( anuria ).
12. Telapak tangan sangat pucat.

b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


sederhana.

Pemeriksaan fisik tanda patognomonis

1. Pada periode demam :


a) Kulit terlihat memerah,teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat
sampai 40 ᵒ C dan kulit kering.
b) Pucat.
c) Nadi cepat.
d) Pernafasan cepat ( takipnea )
2. Pada periode dingin dan berkeringat :
a) Kulit teraba dingin dan berkeringat.
b) Nadi teraba cepat dan lemah.
c) Kondisi tertentu ditemukan penurunan kesadaran.
3. Kepala : konjunctiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis dan pada
malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
4. Toraks : terlihat pernafasan cepat.
5. Abdomen : teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga asites.
6. Ginjal : ditemukan urine berwarna coklat kehitaman, oliguria atau
anuria.
7. Ekstremitas : akral dingin ( tanda – tanda syok )

Pada tersangka malaria berat dapat ditemukan :

1. Temperatur aksila ≥ 40 ᵒC.


2. Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada orang dewasa dan anak –
anak < 50 mmHg.
3. Nadi cepat dan lemah / kecil.
4. Frekuensi nafas > 35 x / menit pada orang dewasa atau >40 x/menit
pada balita. Anak dibawah 1 tahun > 50 x / menit.
5. Penurunan derajad kesadaran.
6. Manifestasi perdarahan ( ptekie, purpura, hematom )
7. Tanda dehidrasi ( mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang,
bibir kering, produksi air seni berkurang).
8. Tanda – tanda anemia berat ( konjunctiva pucat, telapak tangan pucat,
lidah pucat )
9. Terlihat mata kuning ( ikterik )
10. Adanya ronki pada kedua paru.
11. Pembesaran limpa dan atau hepar.
12. Gagal ginjal ditandai oliguria sampai anuria.
13. Geja;a neurologi ( kaku kuduk, reflek patologik )

Pemeriksaan penunjang :

1. Pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit


plasmodium atau
2. Menggunakan Rapid Diaagnostic Test ( RDT ) untuk malaria

c. Petugas menegakkan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan penunjang /

2/4
laboratorium.

d. Petugas malakukan penatalaksanaan komprehensif

1. Pengobatan malaria falciparum


Lini pertama :

Fixed Dose Combination ( FDC ) terdiri dari Dihydroartemisinin


(DHA) + Piperakuin (DHP) + Primaquin.

Tiap tablet DHP mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg


piperakuin.
Untuk dewasa dengan berat badan (BB) sampai dengan 59 kg
diberikan DHP peroral 3 tablet 1 x per hari selama 3 hari dan
primakuin 2 tablet sekali sehari 1 x pemberian.
Untuk dewasa dengan berat badan (BB) >60 kg diberikan 4 tablet
DHP 1 x sehari selama 3 hari dan primakuin 3 tablet sekali sehari 1 x
pemberian.
Dosis DHA = 2 – 4 mg/KgBB (Dosis tunggal), priperakuin = 16 – 32
mg/KgBB (Dosis tunggal), primakuin = 0,75 mg/KgBB (Dosis
tunggal).

Lini ke dua ( Pengobatan malaria falciparum yang tidak respon


terhadap pengobatan dengan DHP ) :

Kina + doksisiklin / tetrasiklin + primakuin.

Dosis kina = 10 mg/KgBB (3 x per hari selama 7 hari)


Dosis doksisiklin = 3,5 mg/KgBB per hari (dewasa 2 x sehari selama
7 hari), 2,2 mg/KgBB per hari (8 – 14 tahun 2 x sehari selama 7 hari).
Dosis tetrasiklin = 4 – 5 mg/KgBB per kali (4 kali per hari selama 7
hari).
Dosis primaquin 0,75 mg/kgBB ( dosis tunggal )

2. Pengobatan malaria vivax dan ovale


Lini pertama :

Dengan dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP) diberikan


peroral 1 x per hari selama 3 hari, primakuin = 0,25 mg/KgBB per
hari ( selama 14 hari).

Lini kedua ( Pengobatan malaria vivax yang tidak respon


terhadap pengobatan dengan DHP) :

Kina + Primaquin

Dosis kina = 10 mg/KgBB per kali (3 x per hari selama 7 hari).


Dosis primakuin = 0,25 mg/KgBB (selama 14 hari)
Pengobatan malaria vivax yang kambuh :

Diberikan lagi regimen DHP yang sama tetapi dosis primaquin


ditingkatkan menjadi 0,5 mg/KgBB per hari.

Dugaan relaps pada malaria vivax adalah apabila pemberian


primakuin dosis 0,25 mg/KgBB per hari sudah diminum selama 14
hari dan penderita sakit kembali dengan parasit positif dengan kurun
waktu 3 minggu sampai 3 bulan setelah pengobatan.

3. Pengobatan malaria malariae

3/4
Cukup diberikan DHP 1 kali per hari selama 3 hari dengan dosis
sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan
primakuin.

4. Pengobatan infeksi campuran antara malaria falciparum dengan


malaria vivax / malaria ovale

DHP + Primaquin

Pada penderita dengan infeksi campuran diberikan DHP 1 kali per


hari selama 3 hari serta primakuin dosis 0,25 mg/KgBB selama 14
hari.

5. Pengobatan malaria pada ibu hamil

Trimester pertama diberikan kina tablet 3 x 10 mg/KgBB +


clindamycin 10 mg/KgBB selama 7 hari.
Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama 3 hari.

e. Petugas mencatat dan mendokumentasikan dalam rekam medis.

f. Pengelola program memberikan edukasi kepada penderita tentang


malaria yang meliputi :
1. Penyebab malaria
2. Pencegahan malaria
3. Aturan / ketuntasan pengobatan
4. Perlunya pemeriksaan darah ulang setelah pengobatan selesai untuk
memastikan keberhasilan pengobatan.

Poli umum
UGD
Unit terkait Ruang rawat inap
Laboratorium
Pengelola program malaria.
Rekaman historis perubahan

Tanggal mulai
NO Isi Perubahan
diberlakukan

4/4

Anda mungkin juga menyukai