Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

MANAJEMEN PROYEK

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
a. Menjelaskan sejarah manajemen proyek konstruksi
b. Menjelaskan konsep proyek dari berbagai sudut pandang
c. Mendiskripsikan ciri-ciri penting proyek
d. Menjelaskan karakteristik suatu proyek
e. Membedakan kegiatan proyek dan kegiatan rutin
f. Menjelaskan konsep manajemen proyek
g. Menjelaskan ruang lingkup manajemen proyek
h. Menjelaskan peran dan tugas manajemen dalam proyek

Dalam sejarah kehidupan manusia, sudah dikenal kemampuan manusia untuk


membuat bangunan-bangunan yang diperlukan untuk kehidupannya. Semenjak manusia
mampu membuat bangunan-bangunan tersebut, semenjak itulah manusia sudah
menerapkan manajemen proyek. Semakin berkembang peradaban manusia semakin
berkembang pula teknologi, dan berkembang pula ilmu manajemen proyek.
Perkembangan ilmu manajemen proyek sangat terkait dengan perkembangan ilmu
manajemen umum (general management).
Untuk memahami manajmen proyek, pada bab ini akan dibahas tentang sejarah
singkat manajemen proyek konstruksi, konsep proyek dari berbagai sudut pandang, ciri-
ciri penting proyek, karakteristik suatu proyek, perbedaan kegiatan proyek dan
kegiatan non proyek, konsep manajemen proyek dan ruang lingkup manajemen proyek

1. SEJARAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI


Sejarah manajemen proyek konstruksi hampir bersamaan dengan munculnya
peradaban manusia itu sendiri. Pada masyarakat pra sejarah, manusia purba membuat
tempat perlindungan dari ancaman binatang buas maupun dari bahaya alam lainnya,
berupa gua-gua atau tempat tinggal di atas pohon, kegiatan tersebut jelas menggunakan
strategi tertentu dengan melibatkan sejumlah anggota kelompoknya.
Semakin maju peradaban manusia, akan semakin sempurna bangunan-
bangunan fisik yang dihasilkan. Bangunan Piramida Mesir kuno, bangunan candi

1
Angkor Watt di Kamboja, bagunan candi Borobudur di Indonesia, merupakan contoh-
contoh bangunan peninggalan sejarah, dimana dalam proses pembangunannya telah
menerapkan prinsip-prinsip dasar manajemen proyek konstruksi.
Tanpa adanya peralatan berat, bagaimana mereka memindahkan batu-batu yang
sangat besar, bagaimana mereka mengatur para pekerja, tentu hal itu merupakan
masalah manajemen tersendiri. Dalam hal ini peran tenaga binatang seperti kuda,
keledai, unta, gajah dan sejenisnya sangat penting sebagai alat angkut. Apalagi
bangunan-bangunan tersebut merupakan kegiatan padat karya yang melibatkan ratusan
bahkan ribuan tenaga kerja. Mungkin juga bangunan-bangunan lama seperti pyramid,
candi dan beberapa kuburann kuno di bangun oleh para budak yang sama sekali tidak
di bayar.
Pada periode tahun 1800, terjadi loncatan dalam bidang teknologi konstruksi
sebagai akibat dari munculnya revolusi industri. Alat-alat berat mulai digunakan pada
pembangunan proyek konstruksi baik berupa gedung, jalan raya maupun dalam
pekerjaan tambang. Peralatan seperti crane, alat pemboran minyak, pengungkit, sekop
yang menggunakan sistem mekanik mulai digunakan. Penggunaan tenaga binatang
seperti kuda dan keledai sebagai alat pengangkut material mulai ditingalkan, dan
diganti dengan kendaraan uap. Pengurangan tenaga kerja manusia pada saat itu mulai
dilakukan, sehingga proses produksi manjadi mahal.
Ditemukannya mesin listrik, mesin motor dan teknologi penggerak lainnya,
mengakibatkan mesin tenaga uap diganti dengan mesin-mesin elektrik dan mesin-mesin
tenaga bensin, yang lebih mudah bergerak dan mudah dipindah-pindah, sehingga lebih
efektif dann efisien. Semakin majunya teknologi konstruksi, kemudian dibuatlah alat-
alat berat yang khusus digunakan untuk pembangunan proyek kontruksi. Perkembangan
teknologi tersebut membuat industri konstruksi semakin berkembang. Demikian pula
penggunaan teknologi komputer dalam proyek konstruksi saat ini, semakin membuat
pelaksanaan proyek menjadi lebih efektif dan efisien.

2. DEFINISI MANAJEMEN:
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran
organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. (Soeharto, 2001; Nugraha dkk, 1985;
Kusnadi, 2000). Semakin maju peradaban manusia semakin kompleks dan canggih

2
proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan sumber daya dalam bentuk
manusia, material, dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Sementara kebutuhan
alat alat produksi, barang konsumsi atau pun jasa pada masyarakat modern dewasa ini
semakin meningkat jumlah maupun ragamnya, dengan mutu yang bertambah baik dan
daya guna yang tahan lama.
Untuk memenuhi kebutuhan ini dibangun berbagai fasilitas yang beraneka
ragamnya, pesaingan untuk membangun fasilitas fasilitas pun semakin ketat karena itu
para “kompetitor” didorong untuk mencari dan menggunakan cara pengelolaan, metode
serta tekhnik yang paling baik sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif
dan efisien, dalam rangka mencari cara pengelolaan proyek yang dianggap paling baik
inilah yang kemudian di perkenalkan manajemen proyek.
Dari sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya ada tiga yang
berpengaruh besar dan berkaitan erat dengan konssep manajemen proyek. Ketiga
pemikiran manajemen modern itu adalah manajemen klasik atau manajemen
fungsional ,pemikiran sistem, dan pendekatan contygency.

MANAJEMEN KLASIK ATAU FUNGSIONAL


Aliran pemikiran ini pertama kali dicetuskan oleh Henry Fayol (1841-1925),
seorang industrialis perancis yang menjelaskan secara sistematis bermacam macam
aspek pengetahuan manajemen dengan menghubungkan fungsi fungsinya, fungsi yang
dimaksud adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan. Pada
sisi lain H. Koontz (1982) memberikan definisi sebagai berikut:
“Managemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin,
dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk
mencapai sasaran organisansi (perusahaan) yang telah ditentukan.”

Yang dimaksud dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga,
keahlian, peralatan, dana, dan informasi. Manajemen klasik umumnya memiliki lima
fungsi atau prinsip yaitu: (l) Perencanaan(Planning), (2) Pengorganisasian
(Organizing), (3) Personalia/kepegawaian (Staffing), (4) Pengawasan (Controlling), dan
(5) Pengarahan (Directing) (Soeharto, 2001; Ervianto, 2005; Kusnadi 2000). Fungsi
managemen menurut pengertian di atas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:

3
a. Merencanakan
Merencanakan berarti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang
akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Ini berarti langkah pertama
adalah menentukan sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyusun urutan langkah
kegiatan untuk mencapainya. Perencanaan proyek meliputi: (l) Penetapan/penentuan
jenis-jenis pekerjaaan, (2) Penentuan jumlah dan kualitas pekerjaaan, dan (3)
Penentuan sumber daya yang dibutuhkan

b. Mengorganisir
Mengorganisir dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
cara bagaimana mengatur dan mengalokasikan kegiatan serta sumber daya kepada para
peserta kelompok (organisasi) agar dapat mencapai sasaran secara efisien. Hal ini
berarti perlunya pengaturan peranan masing-masing anggota. Peranan ini kemudian
dijabarkan menjadi pembagian tugas tanggungjawab dan otoritas.

c. Memimpin
Kepemimpinan adalah aspek yang penting dalam mengelola suatu usaha, yaitu
mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya manusia dalam organisasi agar mau
bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Mengarahkan
dan mempengaruhi ini erat hubungannya dengan motivasi, pelatihan, koordinasi, dan
konsultansi.

d. Pengawasan
Pengawasan adalah menuntun, dalam arti memantau, mengkaji, dan bila perlu
mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai dengan yang telah ditentukan. Jadi,
dalam fungsi ini, hasil-hasil pelaksanaan kegiatan selalu diukur dan dibandingkan
dengan rencana. Oleh karena itu, umumnya telah dibuat tolak ukur, seperti anggaran,
standar mutu, jadwal penyelesaian pekerjaan, dll. Pengendalian meliputi: (l)
Pengawasan terhadap tatap-tahap kemajuan pekerjaan, (2) Membandingkan hasil
pekerjaan yang telah dicapai dengan standar yang ditetapkan, (3) Menganalisis akibat-
akibat sampingan yang muncul, dan (4) Membuat kesimpulan/rekomendasi

4
e. Staffing
Staffing sering dimasukkan sebagai salah satu fungsi managemen, tetapi banyak
yang menganggap kegiatan ini merupakan bagian dari fungsi mengorganisir. Staffing
meliputi pengadaan tenaga kerja jumlah ataupun kualifikasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan termasuk perekrutan, pelatihan, dan penyeleksian untuk
menempati posisi-posisi dalam organisasi.

3. DEFINISI PROYEK
Suatu organisasi dibuat dengan tujuan melaksanakan suatu pekerjaan. Suatu
pekerjaan umumnya berupa suatu kegiatan yang bersifat operasi rutin (operations)
atau bersifat proyek (project), bahkan keduanya merupakan suatu yang bersifat saling
tumpang tindih. Secara umum kegiatan operasi rutin dan proyek memiliki beberapa
karakteristik yaitu:
a. Kegiatan atau proyek dilakukan oleh orang
b. Menghadapi hambatan berupa keterbatasan sumber daya
c. Terjadi proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

Suatu proyek sering dianggap sebagai wahana atau alat untuk mencapai tujuan suatu
organisasi. Kegiatan rutin dan proyek dibedakan dalam beberapa hal, dimana kegiatan
rutin dilakukan secara berkelanjutan (ongoing) dan berulang-ulang (repetitive)
sedangkan proyek bersifat sementara (temporary) dan unik (unique). Menurut
PMBOK (2004) a project is a temporary endeavor undertaken to create a unique
product, service or result (suatu proyek adalah suatu usaha temporer yang dikerjakan
untuk menciptakan suatu produk, jasa atau suatu hasil terentu yang bersifat unik).
Menurut Kerzner, (1995), Soeharto (2001) dan Ervianto (2005) suatu proyek memiliki
ciri:
a. Kegiatan yang memiliki tujuan yang spesifik, dengan spesifikasi tertentu
b. Jelas kapan waktu memulai dan kapan waktu berakhirnya
c. Memerlukan sumber daya (uang, manusia dan peralatan)
d. Memerlukan anggaran tertentu.

Sedangkan menurut Davidson (2002) proyek memiliki empat elemen yaitu :


a. Memiliki kerangka waktu tertentu

5
b. Menggunakan pendekatan teratur terhadap kegiatan-kegiatan yang saling
tergantung
c. Ada hasil yang diinginkan
d. Memiliki karakteristik-karakteristik unik.
Menurut Soeharto (2001), Kegiatan proyek adalah sebagai suatu kegiatan
sementara , yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria
mutunya telah digariskan dengan jelas. Secara umum ciri penting proyek adalah :
a. Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau hasil
kerja akhir.
b. Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadual,
serta kriteria mutu
c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya. Titik awal
dan akhir ditentukan dengan jelas.
d. Non rutin, tidak berulang-ulang.
e. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

Sedangkan menurut Ritz, (1994: 10) ciri-ciri umum suatu proyek adalah:
a. Bersifat unik dan tidak bersifat pengulangan (not repetitious)
b. Bekerja sesuai dengan jadual dan anggaran untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
c. Tim konstruksi terdiri dari berbagai bentuk organisasi, dan hampir melibatkan
setiap departemen dalam perusahaan
d. Proyek berbeda ditinjau dari bentuk, ukuran dan kompleksitas.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proyek adalah aktivitas


unik untuk mencapai tujuan spesifik dan hasil yang diinginkan dengan
mengkordinasikan kejadian/kegiatan dan aktivitas-aktivitas dalam kerangka waktu
biaya, dan mutu tertentu. Misalnya proyek pembangunan Mall sebagai pusat
perbelanjaan di tengah kota, dengan anggaran 10 milyard rupiah, dikerjakan dalam
waktu 13 bulan, dengan spesifikasi bangunan fisik tertentu.
Beberapa contoh proyek antara lain:

6
a. Proyek pengembangan produk atau jasa yang baru: misalnya pabrik mobil
sepeda motor akan mengeluarkan produk seda motor baru yang berbeda dengan
sepada motor yang telah diproduksdi selama ini.
b. Proyek manajemen perubahan yang efektif dalam struktur, personalia atau gaya
suatu organisasi: misalnya suatu perusahaan ingin meningkatkan motivasi kerja
karyawannya, maka diadakan kegiatan pelatihan peningkatan motivasi kerja
bagi seluruh karyawan.
c. Proyek perancangan alat tranportasi baru: misalnya untuk mengatasi kemacetan
lalu lintas yang sering terjadi di Jakarta, maka diadakan pengadaan proyek
tramnpostasi Busway
d. Proyek pengembangan atau modifikasi sistem informasi baru
e. Proyek pembangunan gedung atau fasilitas lainnya
f. Proyek pembangunan sistem pengairan untuk suatu negera berkembang
g. Proyek kampenye politik bagi suatu partai politik
h. Proyek penerapan proses atau prosedur bisnis baru.
i. Proyek pengembangan model pendidikan baru , dan lain sebagainya.

4. KARAKTERISTIK PROYEK
Dalam PMBOK (2004) disebutkan ada tiga karakteristik proyek yaitu (l)
bersifat sementara(temporary), (2) produk, jasa atau hasil yang unik (unique product,
services, or result), dan (3) elaborasi progesif (progressive elaboration). Suatu proyek
bersifat sementara berarti bahwa setiap proyek memiliki langkah awal dan akhir yang
jelas, kapan dimulai dan kapan harus selesai ditentukan dengan jelas. Dalam proyek
bangunan gedung jelas disebutkan proyek dimulai tanggal …. Bulan ……. Tahun ……
sampai dengan tangal …..bulan …… tahun ……… Jika ada keterlambatan dari jadual
yang telah ditentukan tentu ada konsekuensinya bagi kontraktor pelaksana. Suatu
proyek bersifat unik berarti bahwa produk atau jasa yang dihasilkan setiap proyek
berbeda dari proyek yang satu dengan proyek lainnya. Dalam proyek konstruksi
bangunan, proyek Ruku yang ada di suatu tempat pasti berbeda ( baik dari segi biaya,
bentuk, mutu, lama pengerjaan) dari proyek ruko yang ada ditempat lain.
Bagi beberapa organisasi, proyek dilaksanakan sebagai respon terhadap
ketidak mampuan suatu organisasi melakulan suatu kegiatan dengan kegiatan rutin yang
normal. Dengan demikian kegiatan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan proyek.
Misalnya suatu perguruan tinggi akan membangun gedung perkuliahan dengan luas

7
total lantai 5000 m2, jelas tidak mungkin akan dibangunan dengan sumber daya SDM
yang telah ada dengan kegiatan rutin, maka kegiatan membangun gedung perkuliahan
akan dilakukan dengan pendekatan proyek. Proyek dikerjakan pada berbagai tingkatan
organisasi, dan melibatkan satu orang sampai ribuan orang. Jangka waktu proyek dapat
dilakukan dalam hitungan mingguan sampai lima tahun atau lebih. Suatu proyek dapat
dikerjakan oleh suatu unit dalam suatu organisasi atau melibatkan semua bagian suatu
organisasi.

SIFAT SEMENTARA SUATU PROYEK


Sifat sementara suatu proyek memiliki makna bahwa suatu proyek memiliki waktu
mulai dan waktu berakhir yang jelas. Suatu proyek berakhir bila tujuan proyek telah
dicapai atau jika secara jelas diketahui tujuan proyek tidak dapat dicapai. Sifat
sementara suatu proyek bukan berarti kegiatan proyek bersifat singkat (dalam waktu
yang singkat), dalam beberapa proyek bahkan berlangsung tahunan. Dalam beberapa
kasus kegiatan proyek dilakukan dalam waktu yang lama/panjang. Proyek bukan
sesuatu kegiatan yang berkelanjutan. Setiap proyek memiliki dampak yang diharapkan
maupun tidak diharapkan baik yang bersifat sosial, ekonomi dan lingkungan. Tujuan
suatu proyek dan non proyek sangat berbeda. Tujuan proyek adalah mencapai tujuan
dan mengakhiri proyek, sedangkan tujuan non proyek adalah kegiatan yang
berkelanjutan (continue to work).

PRODUK, JASA ATAU HASIL UNIK


Suatu proyek bangunan misalnya memiliki fasilitas individual yang unik seperti:
pemiliki yang berbeda, desain yang berbeda, lokasi yang berbeda, kontraktor yang
berbeda dan seterusnya.
Contoh:
Proyek pengembangan pesawat komersil baru memerlukan berbagai prototype
Proyek real estate melibatkan ratusan kelompok manusia
Pembangunan proyek sanitasi dilaksanakan di lima wilayah.

ELABORASI PROGRESIF
Elaborasi progresif adalah merupakan karakteristik suatu proyek yang
mengintegrasikan konsep sementara dan konsep keunikan. Karena produk suatu
proyek bersifat unik, maka karakteristik yang membedakan produk atau jasa suatu

8
proyek harus dielaborasi secara progresif. Progresif elaboratif artinya pengembangan
langkah/tahapan proyek secara terus menerus serinci/sedetail mungkin

5. KEGIATAN PROYEK DAN KEGIATAN RUTIN


Organisasi dibuat pada dasarnya untuk mencapai seperangkat tujuan yang
diinginkan. Untuk mencapai tujuan organisasi dapat dilakukan dengan kegiatan proyek
dan kegiatan operasi rutin. Perbedaan utama kegiatan proyek dengan kegiatan rutin
adalah: kegiatan proyek bersifat sementara dan unik sedangkan kegiatan operasi bersifat
berkelanjutan dan berulang. Secara fundamental tujuan kegiatan proyek dan kegiatan
operasi rutin adalah sangat berbeda. Tujuan proyek adalah mencapai tujuan dan setelah
tercapai, kegiatan proyek selesai. Sedangkan tujuan kegiatan operasi/rutin adalah suatu
kegiatan yang keberlanjutan, dimana setelah suatu tujuan selesai dibuat tujuan baru dan
kegiatan berjalan terus.
Tabel 1.1. Perbandingan kegiatan proyek versus rutin/operasional
Kegiatan Proyek Kegiatan operasional
1 Bercorak dinamis, non rutin Berulang-ulang, rutin
2 Siklus proyek relative pendek Berlangsung dalam jangka panjang
3 Intensitas kegiatan di dalam periode Intensitas kegiatan relatif sama
siklus proyek berubah-ubah (naik-
turun)
4 Kegiatan harus diselesaikan Batasan anggaran dan jadual tidak
berdasarkan anggaran dan jadual yang setajam proyek
telah ditentukan
5 Terdiri dari bermacam-macam kegiatan Macam kegiatan tidak terlalu banyak
yang memerlukan berbagai disiplin
ilmu
6 Keperluan sumber daya berubah, baik Macam dan volume keperluan sumber
macam maupun volumenya daya relatif konstan.
Sumber: Soeharto, 2001

Pada dasarnya proyek diadakan sebagai alat suatu organisasi untuk mencapai tujuan,
dimana tujuan yang diinginkan tersebut tidak dapat dikerjakan dengan kegiatan
operasi /rutin yang normal. Jadi proyek diadakan sebagai strategi suatu organisasi untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan (mencapai tujuan), dimana tim proyek bisa berasal dari
organisasi yang bersangkutan atau dikerjakan (dikontrakkan) ke pihak lain Kegiatan
proyek diadakan dengan berbagai pertimbangan seperti:

9
a. Kebutuhan pasar (misalnya: memberi hak kepada perusahaan minyak untuk
membangun pengilangan minyak karena adanya kelangkaan minyak)
b. Kebutuhan organisasi (misalnya: memberi hak kepada suatu lembaga/biro
pelatihan untuk membuat proyek pelatihan karyawan guna meningkatkan
pendapatan organisasi)
c. Permintaan konsumen (misalnya: perusahaan otomotiv membuat proyek
pengadaan disain mobil baru, karena konsumen membutuhkan)
d. Perkembangan teknologi (misalnya: perusahaan video game membuat proyek
untuk mengembangkan generasi terbaru video game)
e. Ketentuan hukum (misalnya: suatu perusahaan obat membuat proyek untuk
membuat obat baru karena ada peraturan pemerintah yang mengaharuskan
setiap obat harus memenuhi aturan kesehatan yang baru)

6. PROYEK KONSTRUKSI
Secara umum proyek konstruksi adalah proyek yang dilakukan pada
pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Sedangkan menurut Ervianto (2005) menyatakan
bahwa proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi yaitu unik,
melibatkan sejumlah sumber daya dan membutuhkan organisasi. Proses konstruksi
melibatkan organisasi dan koordinasi seluruh sumber daya proyek (tenaga kerja,
peralatan konstruksi, material permanen dan sementara, suplai dan fasilitas, uang
teknologi, dan metode waktu) untuk menyelesaikan proyek tepat waktu, sesuai
anggaran, serta sesuai dengan standar kualitas dan kinerja yang dispesifikasikan
oleh perencana. Pemegang peranan utama pada proses konstruksi adalah kontraktor
dan subkontraktor beserta tenaga kerjanya, arsitek/engineer sebagai penyelia,
pemasok material dan peralatan, konsultan, pemilik proyek serta penyedia jasa
pengangkutan. Menurut (Barie dan Paulson, 1995) pada masa kini dan masa yang
akan datang proyek di bidang konstruksi dibagi menjadi empat kategori utama yaitu:
a. Konstruksi pemukiman (residential construction)
Konstruksi pemukiman meliputi perumahan keluarga tunggal, perumahan kota,
rumah susun, apartemen dan kondominium. Pembiayaan konstruksi pemukiman
kira-kira 30% sampai 35% dari angka rata-rata pembiayaan konstruksi untuk setiap
tahunnya. Konstruksi pemukiman biasanya dilaksanakan oleh kontraktor bebas atau
para pembangun wilayah pemukiman (developer-builders).

10
b. Konstruksi gedung (building construction)
Konstruksi gedung menghasilkan bangunan-bangunan yang dimulai dari toko
pengecer yang kecil sampai pada kompleks peremajaan kota, mulai dari sekolah
dasar sampai pada universitas baru yang lengkap, rumah sakit, gereja, bangunan
bertingkat perkantoran komersial, bioskop, gedung pemerintah, pusat rekreasi,
pabrik dan pergudangan. Pada dasarnya, konstruksi gedung memiliki ruang lingkup
maupun tingkat teknologi yang jauh lebih besar dan lebih rumit dari konstruksi
pemukiman. kebanyakan dari struktur-struktur dibiayai dan dibangun oleh sektor
perekonomian swasta. desain umumnya dikoordinasikan oleh para arsitek yang
bekerjasama dengan para spesialis rekayasa untuk sub-sistem bidang struktur,
mekanik dan kelistrikan. Pembangunannya biasanya dikoordinasikan oleh
kontraktor umum atau para manajer konstruksi, yang kemudian untuk selebihnya
mensubkontrakkan berbagai bagian penting dari pekerjaan kepada perusahaan-
perusahaan menurut bidang spesialisasinya.

c. Konstruksi rekayasa berat (heavy engineering construction)


Proyek-proyek yang termasuk dalam kategori ini adalah bendungan dan
terowongan; jembatan; bangunan transportasi seperti jalan kereta api, pelabuhan
udara, jalan raya, dan sistem transportasi-cepat di perkotaan; bandar dan bangunan
pelabuhan; dan beberapa bangunan pelayanan umum seperti sistem penyaringan dan
distribusi air minum, saluran riol dan pengumpulan air hujan, sistem penanganan
dan pembuangan bahan limbah serta jaringan listrik dan jaringan komunikasi. Tahap
desain dan pembangunan konstruksi ditangani oleh para insinyur sipil. pada tahap
konstruksi dibutuhkan mesin/peralatan dan material seperti tanah, batu, baja, beton,
kayu dan pipa, yang berskala besar. kontraktor dalam hal ini biasanya memerlukan
tingkat keahlian yang lebih tinggi dalam masalah rekayasa dan geologi bila
dibandingkan dengan kontraktor dalam bidang konstruksi gedung dan tempat
pemukiman. proyek konstruksi berat dibiayai oleh pihak pemerintah.
d. Konstruksi industri (industrial construction)
Proyek yang termasuk dalam kategori ini meliputi pabrik pengilangan minyak bumi
dan petrokimia; pabrik bahan-bakar sintetik; pusat pembangkit listrik dari bahan
bakar fosil serta tenaga nuklir; pengembangan usaha pertambangan; pabrik
peleburan logam; pabrik baja dan aluminium; pabrik industri dasar/berat dan
fasilitas lainnya yang dibutuhkan oleh pelayanan umum dan industri dasar. Desain

11
dan konstruksinya memerlukan tingkat keahlian rekayasa yang sangat tinggi bukan
hanya dibidang sipil tetapi juga dibidang kimia, kelistrikan, mekanik dan disiplin
ilmu lain. kontraktor pembangunan dituntut untuk benar-benar memahami teknologi
dan seluk-beluk pengoperasian fasilitas. pada umumnya konstruksi industri terdiri
dari banyak sekali pekerjaan yang sangat kompleks dalam bidang-bidang mekanik,
listrik, sistem saluran pipa dan instrumentasi. pekerjaan ini cenderung lebih besar
sifat padat-karya, walaupun diperlukan beberapa peralatan pengangkat dan
penanganan material (material handling) yang sangat besar

Secara umum pada pekerjaan konstruksi ada 4 target yang harus dicapai kontraktor
yaitu :
a. selesai dengan mutu/kualitas paling tidak sama dengan yang ditentukan dalam
perencanaan.
b. selesai dengan waktu ≤ waktu perencanaan
c. selesai dengan biaya ≤ biaya yang direncanakan
d. selesai dengan tidak menimbulkan dampak lingkungan (sosial, fisik, dan
administratif).
Dalam pelaksanan proyek konstruksi keempat target tersebut harus dapat diseselaikan
secara silmultan, dan jika salah satu tidak tercapai dapat dikatakan proyek tersebut tidak
berhasil.

7. KEGIATAN MANAJEMEN PROYEK


Setelah dibahas tentang konsep dan hakekat suatu proyek, maka berikut akan
dibahas tentang menajemen proyek. Manajemen proyek adalah aplikasi/penerapan
pengetahuan, keterampilan, peralatan dan teknik pada aktivitas/kegiatan proyek sesuai
dengan persyaratan/kebutuhan proyek yang bersangkutan (PMI, 2004). Menurut
Kerzner (1995) manajemen proyek adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
mengarahkan, dan pengawasan terhadap sumber daya perusahaan untuk mencapai
tujuan jangka pendek yang telah ditentukan secara jelas. Menurut Ervianto 2005)
Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
kordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin
pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu..
Dengan demikian manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan
dengan memimpin dan mengkoordinir sumberdaya yang terdiri dari manusia dan

12
material dengan menggunakan teknik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan, yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya serta memenuhi keinginan para
stake holder.” Yang dimaksud dengan stake holder terdiri dari individu atau organisasi
yang secara aktif terlibat dalam proyek, seperti pemilik, sponsor, penyandang dana,
kontraktor, rekanan, bangunan proyek. Project Management Institute (PMI)
mengidentifikasi adanya tumpang tindih antara ilmu dan “practices” manajemen lain
(seperti, manajemen fungsional/klasik atau “general management” yang dipakai untuk
mengelola kegiatan operasional rutin dengan manajemen proyek, seperti fungsi-fungsi
merencanakan, mengorganisir, memimpin, staffing dan mengendalikan.
Area ilmu manajemen proyek yang dikembangkan PMI dalam Project
Management Body of Kowledge (PM-BOK) adalah suatu dokumen yang menjelaskan
sejumlah ilmu (knowledge area) yang berada dalam lingkup profesi manajemen proyek.

Batasan PM-BOK
Dalam menyusun PM-BOK, PMI menggunakan batasan sebagai berikut :
a. Banyak body of knowledge manajemen fungsional atau general manajement
harus diakui merupakan prerequisite dari manajemen proyek tetapi tidak
dimasukkan sebagai komponen PM-BOK, kecuali bila aspek pengetahuan yang
bersangkutan merupakan bagian integral dari proses manajemen proyek.
b. PM-BOK tidak memasukkan area ilmu disiplin lain, profesi atau perincian ilmu
pengetahuan industri yang spesifik, kecuali bila aspek diatas merupakan bagian
dari proses manajemen proyek.
c. PM-BOK tidak memasukkan ilmu pengetahuan, teknologi atau kecakapan yang
hanya terbatas untuk satu jenis industri atau teknologi tertentu.
d. PM-BOK tidak memasukkan bagian terbesar disiplin “service”, kecuali bila
disiplin tersebut berlaku untuk kebanyakan proyek.
e. PM-BOK harus menekankan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan teknik yang
bersifat unik terhadap manajemen proyek, atau yang kegunaannya bersifat
mendasar untuk melaksanakan proses manajemen proyek.
f. Terdapat banyak keperluan yang bersifat tumpang tindih dengan “PM-BOK”
dari disiplin ilmu atau profesi lain.

Manajemen proyek termasuk disiplin ilmu manajemen, yaitu pengetahuan


untuk mengelola suatu kegiatan. Dalam hal ini kegiatan tersebut bersifat spesifik, yaitu

13
berbentuk proyek, atau lebih luas lagi mengelola dinamika perubahan (management of
change). Sebagai ilmu manajemen, profesi manajemen proyek berkaitan erat dengan
fungsi merencanakan, memimpin, mengorganisir, dan mengendalikan berbagai kegiatan
proyek yang seringkali sarat dengan kandungan disiplin ilmu arsitektur, engineering,
akutansi, keuangan, dan lain-lain. Sebagai layaknya suatu profesi formal, profesi
manajemen proyek juga harus memiliki berbagai atribut dasar seperti body of
knowledge, standart of entry, code of conduct, dan lain-lain.
Manajemen proyek adalah penyelesaian menyeluruh dengan menggunakan
proses : initiating (memulai), planning (perencanaan), executing (pelaksanaan),
controlling (pengawasan), and closing (penutupan). Tim proyek mengelola kerja
proyek, secara khas melibatkan:
a. Menciptakan keseimbangan antara berbagai permintaan tentang kualitas, lingkup,
waktu, dan anggaran
b. Menetapkan tujuan yang jelas dan dapat dicapai
c. Identifikasi kebutuhan-kebutuhan
d. Mengadaptasikan spesifikasi, rencana dan pendekatan dalam harapan/keinginan
yang berbeda dari berbagai stakeholder.

Istilah manajemen proyek kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan pendekatan


organisasi dalam manajemen opresional yang berkelanjutan. Pendekatan ini lebih tepat
disebut “Management by project”. Yang meilibatkan berbabagai aspek kegiatan
operasional, seperti penerapan teknik-teknik manajemen proyek.

PERKEMBANGAN MANAJEMEN PROYEK


Pada pertengahan tahun 1960, sebagain ekskutif perusahan besar mulai
mencari teknik manajemen dan struktur organisais baru yang mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang cepat berubah. Pekerjaan-pekerjaan perusahaan yang semakin
komplek dan menghadapi situasi dan lingkungan yang cepat berubah, mengharuskan
perusahaan menggunakan pendekatan manajemen proyek. Perusahaan-perusahaan
tersebut adalah: pers, ruang angkasa, pertahanan, konstruksi, rekayasa teknologi tinggi,
komputer, dan alat-alat elektronik.
Pada satu sisi perusahaan seperti pertahanan, ruang angkasa dan konstruksi
pada tahun 1960 kebanyakan masih menggunakan metode informal dalam menangani
proyek-proyeknya. Dalam manajemen proyek yang bersifat informal, proyek-proyek

14
ditangani dengan dasar pendekatan informal dimana otoritas manajer proyek sangat
kecil. Kebanyakan proyek yang ada ditangani oleh manajer fungsional, yang dibantu
oleh satu atau dua manajer lini.
Ada lima pertanyaan yang perlu dicermati, apakah penggunaan manajemen proyek
perlu dalam suatu pekerjaaan: (l) apakah pekerjaan yang ada bersifat komplek? (2)
apakah lingkungan pekerjaaan bersifat dinamis/cepat berubah? (3) apakah ada
hambatan-hambatan yang sangat pelik? (4) apakah ada beberapa aktivitas (pekerjaan)
yang harus di integrasikan? (5) apakah ada beberapa batasan-batasan fungsional yang
bersifat silang? Jika beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut „ya:“ maka
diperlukan pendekatan manajemen proyek secara formal.
Pertumbuhan perusahaan yang lambat dan adanya keterbatasan-keterbatasan
pada manajemen proyek informal, maka manajemen proyek yang ada perlu
direstrukturisasi. Manajemen proyek direstrukturisasi bila (l) pekerjaan-pekerjaan yang
ada tidak bisa ditangani dengan model struktur organisasi tradisional, (2) adanya
gangguan pada kegiatan rutin perusahaan.
Beberapa literatur menjelaskan bahwa beberapa kasus yang menyebabkan
penerapan manajemen proyek gagal adalah (l) manajemen proyek tidak dibutuhkan,
tetapi diterapkan, (2) tenaga kerja tidak
PROJECT
PROJECT diberi penjelasan/pemahaman
MANAGEMENT
MANAGEMENT tentang
bagaimana langkah-langkah kerja manajemen proyek, (3) eksekutif tidak memilih
secara tepat proyek atau manajer proyek, (4) tidak ada usaha memberi penjelasan
1. Project Integrating 2. Project Scope 3. Project Time Management
1. Project Integrating 2. Project Scope 3. Project
pengaruh bentuk
Managemen
Managemen
organisasi manajemen proyek
Management
Management
terhadap upah dan gaji Time
Activity Management
karyawan,
Definition
Activity Definition
dan
Develop Project Charter Scope Planning Activity Squencing
Develop Project Charter Scope Planning Activity Squencing
(5) pekerja tidak Project
Develop Preliminary
Develop Preliminary yakin
Project bahwa eksekutif
Scope Definition akan memberi dukungan
Scope Definition penuh pada
Activity Resource
Activity Resource
Scope Statement Create WBS Estimating
Scope Statement
Develop Project Create WBS
Scope Vrification Estimating
Activity Duration
perubahan
Develop (dari
Project
Management manajemen operasiScope
Plan rutin
Scope ke manajemen proyek).
Vrification
Control Activity Duration
Estimating
Management Plan Project
Direct and Manage Scope Control Estimating
Schedule Development
Direct and Manage Project
Execution Schedule
ScheduleDevelopment
Control
Execution
Monitor and Control Project Schedule Control
8. Monitor
RUANG WorkandLINGKUP
Control Project PENGETAHUAN MANAJEMEN PROYEK
Work
Integrated Change Control
Integrated Change Control
Close Project Ruang lingkup pengetahuan manajemen proyek adalah penjelasan proses
Close Project

komponen-komponen dari pengetahuan dan praktek manajemen proyek. Menurut PMI


4. Project Cost Management 5. Project Quality 6. Project Human Resource
4. Project Cost Management 5. Project Quality
Management 6. Project Human Resource
Management
Cost Estimating
dalam PM-BOK
Cost Estimatingproses
Cost Budgeting
ini digambarkan 9 ruang lingkup
Management
Quality Planning
pengetahuan seperti
Management
Human Resourceberikut:
Planning
Cost Quality Planning Human Resource
Project Planning
CostBudgeting
Control Perform Quality Assurance Acquire Team
Cost Control Perform
PerformQuality
QualityAssurance
Control Acquire Project
Develop Team
Project Team
Perform Quality Control Develop
ManageProject
ProjectTeam
Team
Manage Project Team

7. Project Communication 9. Project Risk 9. Project Procurement


7. Project Communication
Management 9. Project Risk
Management 9. Project Procurement
Management
Management
Communication Planning Management
Risk Management Planning Management
Plan Purchase and
Communication Planning
Information Distribution Risk
RiskManagement Planning
Indentification Plan Acquisitions
Purchase and
Information Distribution
Performance Reporting Risk Indentification
Qualitative Risk Analysis Acquisitions
Plan Contacting
Performance Reporting
Maanage Stakeholders Qualitative Risk
Quantitative Analysis
Risk Analysis Plan Contacting
Request Seller Response
Maanage Stakeholders Quantitative RiskPlanning
Risk Response Analysis Request Seller Response
Select Seller
Risk Response Planning
Risk Monitoring and Control Select Seller
Contract Adminitration
Risk Monitoring and Control Contract Adminitration
Contract Closure 15
Contract Closure
Gambar 1.1. Ruang Lingkup Manajemen Proyek
(Sumber PMI, 2004)

Dari gambar 1.1. di atas nampak bahwa ada sembilan komponen dari manajemen
proyek yaitu yaitu (1) Project Integrating Managemen/manajemen integrasi, (2)
Project Scope anagement/manajemen lingkup, (3) Project Time
Management/manajemen waktu,(4) Project Cost Management/manajemen anggaran, (5)
Project Quality Management/manajemen kualitas, (6) Project Human Resource
Management/ manajemen sumber daya manusia, (7) Project Communication
Management/manajemen komunikasi, (8) Project Risk Management/manajemen risiko,
dan (9) Project Procurement Management/manajemen pengadaan

1. MANAJEMEN INTERGRASI (PROJECT MANAGEMENT INTEGRATION):


Menjelaskan tentang proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa
berbagai elemen proyek telah dikordinasikan dengan baik. Project Management
Integration terdiri dari (l) Develop Project Charter, (2). Develop Preliminary
Project Scope Statement, (3) Develop Project Management Plan , (4) Direct and

16
Manage Project Execution, (5) Monitor and Control Project Work, 6. Integrated
Change Control, (7). Close Project

2. MANAJEMEN LINGKUP (PROJECT SCOPE MANAGEMENT)


Menjelaskan proses yang diperlukan untuk menjamin bahwa pekerjaaan-
pekerjaan yang tercakup dalam seluruh proyek, hanya merupakan pekerjaan yang
memang dibutuhkan, untuk menyelesasikan suatu proyek dengan berhasil. Komponen
ini terdiri dari . (l) Scope Planning, (2) Scope Definition, (3) Create WBS, (4) Scope
Verification, dan (5) Scope Control

3. MANAJEMEN WAKTU (PROJECT TIME MANAGEMENT )


Menjelaskan proses yang diperlukan untuk menjamin waktu penyelesaian
proyek. Komponen ini terdiri dari (l) Activity Definition, (2) Activity Squencing, (3) .
Activity Resource Estimating, (4) Activity Duration Estimating, (5) Schedule
Development, dan (6) Schedule Control

4. MANAJEMEN BIAYA (PROJECT COST MANAGEMENT)


Menjelaskan tentang proses yang diperlukan untuk menjamin bahwa proyek
yang dikerjakan dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui.
Komponen ini terdiri dari (l) Cost Estimating, (2) Cost Budgeting, dan (3) Cost Control

5. MANAJEMEN KUALITAS (PROJECT QUALITY MANAGEMENT )


Menjelaskan tentang proses yang diperlukan untuk menjamin bahwa proyek
yang dikerjakan akan memuaskan kebutuhan konsumen. Komponen ini terdiri dari (l)
Quality Planning, (2). Perform Quality Assurance dan (3) Perform Quality Control

6. MANAJEMEN SUMBER DAYA (PROJECT HUMAN RESOURCE MANAGEMENT)


Menjelaskan tentang proses yang diperlukan untuk membuat penggunaan
semua tenaga kerja yang terlibat dalam proyek secara efektiv. Komponen ini terdiri
dari (l) Human Resource Planning, (2) Acquire Project Team, (3) Develop Project Team
.(4) Manage Project Team

7. MANAJEMEN KOMUNIKASI (PROJECT COMMUNICATION MANAGEMENT()


Menjelaskan tentang proses yang diperlukan untuk menjamin ketepatan waktu
dan pembaharuan informasi, koleksi, diseminasi, penyimpanan, dan disposisi akhir dari

17
informasi proyek. Komponen ini terdiri dari(1) Communication Planning, (2).
Information Distribution, (3) Performance Reporting, (4) Manage Stakeholders.

8. MANAJEMEN RISIKO (PROJECT RISK MANAGEMENT)


Menjelaskan proses yang terkait dengan identifikasi, analisis dan tanggapan
terhadap risiko proyek. Komponen ini terdiri dari (l) Risk Management Planning,
(2) Risk Indentification, (3) Qualitative Risk Analysis, (4). Quantitative Risk
Analysis, (5) Risk Response Planning, dan (6) Risk Monitoring and Control

9. MANAJEMEN PENGADAAN (PROJECT PROCUREMENT MANAGEMENT)


Menjelaskan tentang proses yang diperlukan untuk memperoleh barang-
barang dan jasa dari pihak luar untuk kepentingan organisasi/perusahaan. Komponen
ini terdiri dari(l) Plan Purchase and Acquisitions, (2) Plan Contacting, (3) Request
Seller Response, (4) Select Seller, (5) Contract Adminitration, dan (6) Contract
Closure.

Secara umum hubungan antara manajemen proyek dengan manajemen yang lain dapat
dilukiskan sebagai berikut:

Generally Accepted
Project
Managemen
Management
Knowledge and
Practice

General Aplication Area


Management Knowledge
Knowledge And Practice
And Practice

Gbr 1.2. Hubungan Manajemen Proyek Dengan Disiplin Manajemen Lain

Dari gambar 1.2. kelihatan jelas bahwa ilmu manajemen proyek adalah suatu dokumen
yang menjenjelaskan sejumlah ilmu (knowledge area) yang berada dalam lingkup
profesi manajemen proyek. Dalam hal tersebut adanya tumpang tindih antara ilmu dan
praktik manajemen lain (manajemen fungsional/klasik/general management) dengan

18
manajemen proyek. Dalam pada itu manajemen fungsional memberikan dasar-dasar
ilmu tempat manajemen proyek dikembangkan
Manajemen secara umum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan
staf, pelaksanaan dan pengawasan terhadap kegiatan rutin perusahaaan secara
berkelanjutan. Manajemen umum didukung oleh disiplin ilmu lain seperti hukum,
perencanaan strategik, logistik dan manajemen sumber daya manusia. Sedangkan
PMBOK memodifikasi manajemen umum dalam beberapa ruang lingkup seperti
perilaku organisasi, peramalan/analisa keuangan, dan teknik perencanaan dan lain
lain.

Suatu manajemen proyek dikatakan berhasil apabila:


a. Proyek yang dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
b. Proyek yang dilaksanakan sesuai dengan dana yang telah direncanakan
c. Sesuai dengan tingkat/ukuran teknologi yang diinginkan
d. Penggunaaan sumber daya secara efektif dan efisien.
e. Terjadi perubahan lingkup proyek yang seminimum mungkin
f. Tanpa gangguan terhadap organisasi utama proyek
g. Tanpa ada perubahan terhadap budaya perusahaan

Hambatan-hambatan yang sering dijumpai dalam pelaksaan proyek antara lain:


a. Kompleksitas proyek
b. Keinginan/kebutuhan yang bersifat khusus dari konsumen
c. Restrukturisasi organisasi
d. Risiko proyek
e. Perubahan teknologi
f. Perencanaan dan penentuan harga awal
g. Sumber daya perusahaan antara lain:
h. Uang (money)
i. Tenaga kerja (manpower)
j. Peralatan (equipment)
k. Fasilitas (facilities)
l. Material (materials)
m. Informasi/teknologi (information/technology)

19
9. PERAN DAN TUGAS MANAJEMEN DALAM PROYEK
a. Manajer Proyek
Tugas utama manajer proyek adalah mengelola dan mengawasi sumberdaya
perusahaan agar sesua dengan waktu, anggaran dan mutu yang ditetapkan. Seorang
manajer proyek tidak mengontrol langsung sumber daya tersebut, kecuali Uang
(anggaran proyek). Sumber daya tersebut dikontrol oleh manajer lini, manajer
fungsional, atau manajer sumber daya. Seorang manajer proyek harus mengadakan
negoisasi dengan manajer tersebut untuk semua sumber daya yang ada. Manajer
proyek mengadakan pengawasan terhadap sumber-sumber tersebut secara bersaman
dengan manajer lini. Oleh karena itu kesuksesan manajemen sangat tergantung dari:
1. Hubungan kerja sehari-hari yang baik antara manajer proyek dengan
manajer lini yang secara langsung bertugas mengawasi sumber daya
tersebut
2. Kemampuan karyawan (manajer lini) untuk membuat laporan kepada
atasannya (manajer proyek) dan pada waktu yang sama melaporkan kepada
sesama karyawan atau manajer lain

Suatu manajemen proyek yang efektif, paling tidak harus memahami hal:
a. Teknik-teknik dan peralatan-peralatan kuantitatif (quantitative tools and
technique). Dalam hal ini semua orang yang terlibat dalam manajemen
harus memahami metode-metode perencanaan, penjadualan dan kontrol
pekerjaan dan hal yang sangat mendesak adalah seorang manajer proyek
harus memahami tentang deskrispsi pekerjaannya. Khususnya tentang
tanggung jawab dan wewenangnya mulai awal proyek sampai proyek
berakhir.
b. Struktur organisasi (organization structure)
c. Perilaku organisasi (Organization behavior)

Pada dasarnya tim manajemen proyek yang efektif, memerlukan pemahaman yang
mendalam terhadap lima bidang keahlian yaitu:
1. Tubuh/kerangka pengetahuan (body of knowledge) manajemen proyek
2. Penerapan lingkup pengetahuan, standard dan peraturan
3. Memahami lingkungan proyek
4. Pengetahuan dan keterampilan manajemen umum

20
5. Keterampilan interpersonal.

Secara umum peran dan tugas seorang manajer proyek adalah bertanggung
jawab terhadap kordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan dalam berbagai sektor proyek.
Oleh karena itu seorang manajer proyek harus memiliki beberapa keterampilan yaitu
(a) kemampuan komunikasi yang baik, (b) keterampilan melakukan hubungan
interpersonal, (c) terbiasa dengan kegiatan organisasi lini, dan (d) harus memiliki
kemampuan umum yang memadai.
Sedangkan menurut J Robert Flour (dalam Kezners, 1995: 11) seorang
manajer proyek tidak hanya harus paham tentang pengelolaan teknik (engeneering),
aspek pengadaan dan konstruksi, namun dia juga harus mampu mengelola aspek
keuangan, rencana biaya bangunan (cost engineering), penjadualan, aspek lingkungan,
hukum/peraturan konstruksi, inflasi dan eskalasi, masalah perburuhan, hubungan antara
klien dan masyarakat, hubungan dengan pekerja dan perubahan-perubahan dibidang
hukum/peraturan yang ada. Secara umum menurut Kezner (1995) tugas manajer proyek
adalah:
a. Mengelola hubungan personal dalam organisasi proyek
b. Menjaga keseimbangan antara fungsi-fungsi teknik dan manajerial proyek
c. Mengatasi risiko yang terjadi
d. Mengendalikan kehidupan (derap langkah) organisasi.

Rata-rata umur seorang manajer proyek adalah umur 30-an sampai 40-an hal ini
didasari atas pertimbangan:
a. Seseorang umummnya akan memberikan sumbangan pada masyarakat antara
umur 30 s.d 40
b. Pada umur-umur tersebut seseorang harus memikirkan masa depan, kebutuhan
keuangan, beli rumah, rekreasi dan pendidikan anaknya.
c. Pada umur-umur tersebut seseorang lebih berani mengambil risiko

b. Manajer Fungsional
Secara umum terdapat dua tugas utama manajer fungsional yaitu:
a. Bertanggung jawab terhadap bagaimana (how) suatu ugas harus dilaksanakan
dan dimana (where) harus dikerjakan (kriteria teknis)

21
b. Bertanggung terhadap penyediaan sumber daya untuk mencapai tujuan
proyek, dibawah hambatan-hambatan yang ada (siapa yang harus melaksanakan
pekerjaan)
Dengan kata lain, bila manajer proyek mengidentifikasi kebutuhan suatu proyek
(misalnya apa yang harus dikerjakan dan hambatan apa yang terjadi), dan menjadi
kewajiban manajer fungsional mengidentifikasi criteria-kriteria tehnis yang diperlukan.
Kecuali bidang R &D, manajer fungsional harus mempersiapkan tenaga-tenaga teknis
yang diperlukan. Secara pokok manajer fungsional harus mampu
menghadapi/mengatasi:
1. Melayani ketidakterbatas permintaaan pekerjaaan (Unlimited work
requests)
2. Menepati batas waktu yang ditentukan (Predetermined deadlines()
3. Melayani semua permintaan yang mempunyai prioritas tinggi (All
requests having a high priority)
4. Menghadapi keterbatasan sejumlah sumber daya (Limited number of
resource/Limited availability of resources )
5. Mengatasi perubahan rencana proyek yang tidak direncanakan
(Uncheduled changes in project plan )
6. Mengatasi kemajuan proyek yang tidak diprediksi/kuran tercapai
(Unpredicted lack of progess )
7. Mneghadapi ketiadaaan sumber daya (Unplanned absence of resources()
8. perincian sumber daya yang tidak direncakan(Unplanned breakdown of
resources)
9. Kehilangan sumber daya yang tidak direncanakan( (Unplanned loss of
resources)
10. Perputaran tenaga kerja yang tidak direncanakan (Unplanned turnover
of personal).

Pada dasarnya manajemen proyek memang tidak didesain dengan sistem satu
komando. Manajemen proyek dirancang sebagai sistem dimana otoritas dan tanggung
jawab dibagi antara manajer proyek dan manajer lini. Manajer proyek melaksanakan
perancanaan, memonitor, dan mengawasi proyek, sedangkan manajer fungsional
tugasnya melaksanakan pekerjaan. Tabel berikut menggambarkan pembagian tanggung
jawab antara manajer proyek dan manajer lini.

22
Tabel 1.2. Tanggung Manajer
Tanggung Jawab
Manajer Proyek Manajer Lini
Topik
Penghargaan (rewards) Memberi rekomendasi:informal Memberi penghargaan: formal
Petunjuk (direction) Patok kerja (milestone) Rinci
(ringkasan)
Evaluasi (evaluation) Ringkasan Rinci
Pengukuran (measurement) Ringkasan Rinci
Pengawasan (control) Ringkasan Rinci

c. Ekskutif
Dalam lingkungan proyek, para ekskutif memiliki peran baru yaitu peran
interfacing. Ekskutif diharapkan mampu melakukan interface dalam hal:
a. Perencanan dan penentuan tujuan proyek
b. Pemecahan konflik
c. Penentuan prioritas proyek
d. Sebagai sponsor proyek

d. Interface Dalam Manajemen Proyek


Dalam pelaksanaan proyek manajer proyek, manajer fungsional dan ekskutif
saling berhubungan sesuai peran dan tugas masing-masing. Hubungan antara manajer
proyek, manajer fungsional dan ekskutif dapat digambarklan sebagai berikut:

23
SPONSOR PROYEK:
MANAJEMEN SENIOR

SPONSOR PROYEK
MANAJEMEN BAWAH/TENGAH

HUBUNGAN

SPONSOR
PROYEK
PENENTUAN TUJUAN
PERENCANAAN
ORGANISASI PROYEK
PERSONEL KUNCI
MASPER PLAN
KEBIJAKAN
PELAKSANAAN
MONITORING
PENENTUAN PRIORITAS
PEMECAHAN KONFLIK
KONTAK EKSKUTIF -
CLIEN
MANAJER
PROYEK

TIM PROYEK MANAJER


PROYEK

Gambar 1.3. Intercafe sponsor proyek

Dari gambar 1.3. di atas nampak bahwa keberhasilan dalam manajemen proyek
tergantung dari tiga hal yaitu (l) manajer proyek, (2) manajer lini, dan (3) manajemen
senior. Jika ketiga komponen ini tidak berjalan secara baik, maka suatu proyek akan
mengalami kegagalan. Titik kritis dalam manajemen proyek adalah interface antara
manajer proyek dan manajer lini. Dalam interface ini, manajer proyek dan manajer lini
harus memandang posisi masing-masing sama dan rela membagi otoritas, tangung
jawab dan akuntabilitas. Jika posisi manajer proyek dan manajer lini dalam posisi
sama, maka keterlibatan manajemen senior sangat perlu dalam memberi advis dan
bimbingan pada manajer proyek, seperti halnya memberi dorongan pada manajer lini
untuk melaksanakan tugas-tugas.

MANAJER PROYEK SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

24
Tugas utama seorang manajer proyek adalah melakukan perencanan. Sebagai
arsitek perencana proyek, manajer proyek harus menyediakan:
a. Definisi/uraian tugas secara lengkap
b. Definisi/uraian sumber daya yang dibutuhkan
c. Jadual milestone utama
d. Definisi kualitas tiap item pekerjaan dan kebutuhan sumber daya
e. Dasar/cara pengukuran unjuk kerja
Jika hal-hal di atas telah disediakan dengan baik, maka dapat menghasilkan:
1. Kepastian bahwa setiap unit fungsional akan memahami tanggung jawab
penuh terhadap pencapaian kebutuhan proyek
2. Kepastian bahwa hasil pemecahan masalah penjadualan dan alokasi
sumber daya yang kritis akan dapat diketahui terlebih daulu
3. Identifikasi awal terhadap masalah yang dapat membahayakan
pelaksanaan proyek, dapat segera dilakukan tindakan korektif dan
perencanaan kembali dapat dilakukan untuk memecahkan masalah.

Seorang manajer proyek tidak dapat membuat kebijakan pada pekerjaan fungsional,
terkait dengan:
a. Promosi
b. Penyusunan peringkat kepegawaian
c. Gaji
d. Bonus
e. Lembur kerja
f. Tanggung jawab
g. Menjajikan tugas berikutnya
Tugas-tugas tersebut merupakan wewenang manajer lini, tetapi manajer proyek dapat
terlibat secara tidak langsung dengan cara memberikan masukan-masukan tentang
masalah pekerja.

10. PROFESI DALAM MANAJEMEN PROYEK


Walaupun keberadaan manajer proyek telah ada sejak berabad-abad, namun
pengakuan manajemen proyek sebagai suatu profesi baru muncul belakangan. Selama
abad industri, manajer proyek adalah orang-orang yang memenuhi syarat teknis yang
ada dalam organisasi yang bersangkutan, dan peran manajer proyek cenderung sebagai

25
batu loncatan menuju pekerjaan sebagai manajer fungsional. Baru pada tahun 1970-an
individu dan organisasi mengakui bahwa manajer proyek memerlukan keahlian yang
berbeda dengan manajer fungsional. Pada akhir tahun 1990-an manajemen proyek
diakui secara umum sebagai suatu profesi, khususnya pada perusahaan-perusahaan
teknologi informasi, konstruksi, arsitektur dan mesin.
Pada tahun 1969 organisasi perdagangan internasional untuk manajer proyek
membentuk Project Management Institute (PMI), yang merupakan kumpulan kelompok
kecil manajer proyek yang terutama bekerja di bidang mesin dan konstruksi., sekitar
tahun 1990 anggotanya 12.000 dan pada tahun 2000 anggotanya sekitar 70.000 di
seluruh dunia. Pada tahun 1987 PMI mengeluarkan buku “ A Guide to the Project
Management Body of Knowledge”, yang mengidentifikasi praktik yang sudah diterima
dalam manajemen proyek dan mengorganisasikannya dalam area fungsional proyek.
Pedoman ini terus diperbaharui yaitu tahun 1996, 2000 dan 2004, pedomann ini akan
terus diperbaharui sesuai perkembangan teknologi. Disamping itu PMI juga
mempromosikan status professional manajer proyek melalui sertifikasi, pada akhir
tahun 2000 hampir 27.000 orang telah memegang sertifikat sebagai proyect managers.
Semakin meluasnya aplikasi manajemen proyek (MP) dalam dunia usaha,
industri, dan bidang-bidang lain dewasa ini, timbul pemikiran perlunya suatu kodefikasi
dan standarisasi yang berkaitan dengan profesi MP. Maksud ini bukan didorong oleh
kurangnya kualitas penyelenggara proyek dalam praktek dilapangan, melainkan lebih
ditujukan pada usaha memudahkan mereka yang hendak menekuni profesi MP dan juga
pemakai jasa MP. Umumnya pimpro dan tim proyek mempunyai latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang cukup sebelum bertugas mengelola proyek. Disinilah
dasar timbulnya pemikiran di atas, yaitu tidak adanya standar dan kode profesi yang
memberikan batasan perihal manajemen proyek sehingga J.R.Adams (1994)
mengemukakan sebagai berikut :
Pada kenyataannya, siapa saja, terlepas dari pengalaman kerjanya, tidak pandang
latar belakang pendidikan akademisnya, dapat menjadi pimpro dengan sekadar
mengklaim titel tersebut.”

PORSI PENGUASAAN KOMPONEN TEKNIS


Pimpinan menunjuk seseorang sebagai penanggung jawab proyek karena alasan sebagai
berikut :
a. Memiliki keahlian teknis sesuai dengan lingkup kerja proyek, misalnya seorang
insinyur sipil untuk proyek mendirikan kantor.

26
b. Tersedia pada saat itu, yaitu pada waktu diperlukan.
c. Manajer lini berpengalaman yang diharapkan mampu memecahkan masalah
manajerial yang mungkin timbul.
d. Memiliki indikasi bersedia menghadapi berbagai tantangan.
Jadi, karir pimpro dan para pelaku penting umumnya mengikuti urutan di atas. Artinya
tidak ada perencanaan nyata maupun latihan dan pendidikan formal bagi mereka untuk
profesi MP, kecuali bekal pengetahuan teknis dari disiplin ilmu yang merupakan porsi
dominan dari lingkup kerja proyek yang hendak ditangani.

MANAJEMEN PROYEK SEBAGAI PROFESI


Profesi adalah suatu kejuruan yang memerlukan pendidikan dan latihan serta
melibatkan kecakapan intelektual. Langkah penting untuk mendapat pengakuan
masyarakat atas profesi adalah memiliki “lisensi” oleh otoritas atau badan resmi yang
dibentuk untuk maksud tersebut. Maksud adanya lisensi ini memberi tanda bahwa
pemegangnya telah kompeten dalam bidangnya.

ATRIBUT SUATU PROFESI


Disiplin ilmu manajemen proyek adalah ilmu manajemen, yaitu ilmu pengetahuan untuk
mengelola suatu kegiatan. Sebagai ilmu manajemen, profesi MP berkaitan erat dengan
fungsi merencanakan, memimpin, mengorganisir dan mengendalikan berbagai kegiatan
proyek yang seringkali sarat dengan kandungan ilmu arsitektur, engineering, akuntansi,
keuangan dan lain-lain.
a. Body of Knowledge
Body of Knowledge (BOK) adalah atribut yang berkaitan dengan konsep dan
prinsip unik profesi yang bersangkutan.
b. Kode Etik
Atribut ini umumnya dimiliki oleh setiap macam profesi, untuk dipakai sebagai
pegangan/petunjuk yang berkaitan dengan tingkah laku yang benar bagi profesi
yang bersangkutan.
c. Standard of Entry
Atribut ini menetapkan standar minimum bagi mereka yang dapat diakui sebagai
pemegang/pemilik profesi yang bersangkutan.
d. Organisasi yang Mendukung

27
Bagi pembentukan profesi baru diperlukan suatu badan atau organisasi yang
mendukung (sanctioning organization).

POTENSI KARIER PERSONIL PROYEK


Dengan adanya profesi Manajemen proyek yang dipersiapkan dan direncanalan
secara terarah berupa latihan dan pendidikan formal serta sertifikasi yang didasarkan
atas PM-BOK, jalan terbuka lebar bagi karier mereka yang ingin menekuni bidang
manajemen proyek.

Jalur 1
Jalur 1 adalah jalur profesi yang lazim terjadi. Suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha tertentu (nonproject oriented organization), misalnya memproduksi
BBM akan memperluas salah satu produksinya. Maka pimpinan perusahaan akan
memilih dan menunjuk salah seorang engineer senior dari bidang pemeliharaan untuk
menjadi pimpro perluasan pabrik tersebut. Setelah berhasil menyelesaikan proyek
dengan baik, maka manajer proyek dikembalikan lagi ke bidang fungisonal dan
mendapat promosi sebagai kepala bidang. Meskipun demikian, tidak lepas
kemungkinan bahwa setelah selesai proyek, eks-pimpro mengambil pendidikan MM
(magister manajemen) atau MBA bidang/jurusan manajemen proyek dan memperoleh
sertifikat, kemudian melanjutkan karier seperti tertera pada jaur 2.

Jalur 2
Jalur ini merupakan jalur pengembangan karier dan profesi yang lebih terarah.
Setelah menamatkan pendidikan formal S-1, kemudian bergabung dengan perusahaan
yang kegiatan utamanya berkaitan erat dengan penyelenggaraan proyek seperti
konsultan, kontraktor, organisasi BUMN, atau departemen yang sedang menangani
proyek. Langkah berikutnya ialah mengambil pendidikan lanjutan S-2 seperti MM atau
MBA jurusan manajemen proyek. Hal ini akan memberikan bekal yang cukup dan
persiapan bagi tugas dan tanggung jawab sebagai senior project control atau deputi
manajer proyek professional untuk proyek-proyek berukuran sedang. Jenjang karier
berikutnya akan terbuka sesui dengan prestasi yang bersangkutan.

PROGRAM SERTIFIKASI

28
Di samping tersedia jalur edukasi akademis yang pesertanya setelah tamat
memperoleh gelar MBA atau MSc dalam project management, terdapat pula jalur
praktis, yaitu melalui program sertifikasi. Program ini bermaksud untuk memformalkan
pendidikan bagi profesi MP, yaitu mengadakan ujian dan pemberian sertifikat sebagai
tanda bahwa pemegang sertifikat telah menguasai ilmu dasar (basic knowledge)
manajemen proyek. Salah satu institusi yang telah melaksanakan program sertifikasi ini
adalah PMI-USA yang dimulai sejak tahun 1984, kualifikasi yang diberikan adalah
sebagai berikut :
a. Telah menunjukkan professional commitment terhadap manajemen proyek
dalam jangka panjang.
b. Lulus ujian sertifikasi.
Bobot komitmen profesi tersebut di nilai dengan angka. Di bawah angka tertentu, calon
dianggap belum memenuhi syarat. Bagi mereka yang lulus kualifikasi diberikan
sertifikat dan gelar PMP atau project management professional oleh PMI.

11. RANGKUMAN
Sejarah manajemen proyek konstruksi hampir bersamaan dengan munculnya
peradaban manusia itu sendiri. Semakin maju peradaban manusia semakin berkembang
pula ilmu maupun praktik manajemen proyek. Manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya
yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan.
Kegiatan proyek adalah sebagai suatu kegiatan sementara , yang berlangsung dalam
jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan
jelas. Dalam PMBOK (2004) disebutkan ada tiga karakteristik proyek yaitu (l) bersifat
sementara(temporary), (2) produk, jasa atau hasil yang unik (unique product, services,
or result), dan (3) elaborasi progesif (progressive elaboration).
Manajemen proyek adalah aplikasi/penerapan pengetahuan, keterampilan,
peralatan dan teknik pada aktivitas/kegiatan proyek sesuai dengan
persyaratan/kebutuhan proyek yang bersangkutan (PMBOK, 2004). Menurut Kerzner
(1995) manajemen proyek adalah proses perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan,
dan pengawasan terhadap sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka
pendek yang telah ditentukan secara jelas. Ruang lingkup pengetahuan manajemen
proyek adalah penjelasan proses komponen-komponen dari pengetahuan dan praktek

29
manajemen proyek. Proses ini digambarkan 9 ruang lingkup pengetahuan Ruang
lingkup pengetahuan manajemen proyek adalah penjelasan proses komponen-komponen
dari pengetahuan dan praktek manajemen proyek dan proses ini memiliki 9 ruang
lingkup pengetahuan yaitu (l) manajemen integrasi, (2) manajemen lingkup, (3)
manajemen waktu, (4) manajemen biaya, (5) manajemen kualitas, (6) manajemen
sumber daya, (7) manajemen komunikasi, (8) manajemen risiko, dan (9) manajemen
pengadaan. Secara umum yang bertanggung jawab dan berpengaruh terhadap
pelaksanaan manajemen proyek adalah manajer proyek, manajer fungsonal dan
eksekutif.
Pada tahun 1969 organisasi perdagangan internasional untuk manajer proyek
membentuk Project Management Institute (PMI), yang merupakan kumpulan kelompok
kecil manajer proyek yang terutama bekerja di bidang mesin dan konstruksi., sekitar
tahun 1990 anggotanya 12.000 dan pada tahun 2000 anggotanya sekitar 70.000 di
seluruh dunia. Pada tahun 1987 PMI mengeluarkan buku “ A Guide to the Project
Management Body of Knowledge”, yang mengidentifikasi praktik yang sudah diterima
dalam manajemen proyek dan mengorganisasikannya dalam area fungsional proyek.
Pedoman ini terus diperbaharui yaitu tahun 1996, 2000 dan 2004, pedomann ini akan
terus diperbaharui sesuai perkembangan teknologi. Disamping itu PMI juga
mempromosikan status professional manajer proyek melalui sertifikasi, pada akhir
tahun 2000 hampir 27.000 orang telah memegang sertifikat sebagai proyect managers.

12. PERTANYAAN EVALUATIF


a. Apakah perbedaan antara kegiatan proyek dan kegiatan operasi rutin
b. Jelaskan karakteristik proyek menurut PMBOK
c. Jelaskan perbedaan antara manajemen umum dan manajemen proyek
d. Jelaskan lingkup ilmu manajemen proyek menurut PMBOK

30

Anda mungkin juga menyukai