BAMBANG SUJATMOKO, MT
Parameter aliran : ρw , υ, h, R, I, ks (kekasaran
dasar)
Parameter sedimen: ρs , d, Sf , sifat kohesif,
konfigurasi dasar dll
Sebagian besar rumus memakai parameter
yang menentukan keadaan kritik (sebelum
terjadi angkutan)
τo - τc (tegangan geser kritik)
q – qc (debit kritik tiap satuan lebar)
U – Uc (kecepatan rerata kritik)
The Subcomitte on Sediment Terminology of
American Geophysical Union, mendefinisikan
pergerakan sedimen dalam 3 cara, dimana partikel
sedimen bergerak bila tegangan kritik τo > τc :
Contact load : pergerakan partikel yang tidak
pernah lepas dari dasar
Saltation load : partikel yang bergerak dengan
cara melompat
Suspended load : pergerakan sedimen yang
terjadi karena pengaruh turbulensi aliran
Sedimen bergerak sangat dipengaruhi oleh
tegangan geser dasar yang terjadi. Untuk tegangan
geser yang relatif kecil, sebagian besar material
sedimen akan bergerak sebagai contact load,
sementara untuk tegangan geser yang lebih besar,
material dapat bergerak secara saltasi atau
suspensi, tergantung besar tegangan geser yang
terjadi dan karakteristik partikel sedimennya.
Pada waktu tegangan geser pada dasar saluran atau
dasar sungai aluvial melebihi tegangan geser kritiknya,
partikel sedimen secara random akan mulai bergerak.
Bergeraknya sedimen dapat dengan cara
menggelinding atau menggeser. Pergerakan sedimen
dengan cara ini biasanya tidak kontinyu; sesaat partikel
bergerak, dan sesaat kemudian partikel akan berhenti,
dan kemudian bergerak lagi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pergerakan
partikel tidak pernah terlepas dari dasar; dan partikel
yang bergerak dengan cara ini sering dinamakan
sebagai contact load.
Disamping itu, sedimen dapat juga bergerak
dengan cara saltasi atau meloncat, sehingga
pergerakan sedimen kadang-kadang tidak
menempel pada dasar. Material yang bergerak
dengan cara ini sering dikenal sebagai saltation
load.
Selain kedua cara pergerakan sedimen tersebut di
atas, dikenal pula pergerakan sedimen dalam
bentuk suspensi. Dalam hal ini, sedimen bergerak
karena pengaruh turbulensi aliran; dan material
yang bergerak dangan cara ini sering disebut
sebagai suspended load.
Pertama kali dipelajari dan diperkenalkan
oleh DU BOYS (1879, Prancis)
Anggapan : bahwa akibat tegangan geser,
material dasar bergerak lapis per lapis sejajar
dengandasar saluran, kecepatan bervariasi dan
diasumsikan kecepatan terbesar pada lapisan atas
dan kecepatan min pada lapisan dasar.
q b = Cs .τ o (τ o − τ c )
qb = volum bed-load (bahan padat)
q b = Cs .τ o (τ o − τ c )
tiap satuan lebar tiap satuan waktu
Cs = koefisien, fungsi diameter (d)
τo = tegangan geser
τc = tegangan geser kritik
Tb = Intensitas bed-load
Tb = ρs .g.q b ρs = rapat massa sedimen
g = percepatan grafitasi
γ s .ε .ν s 0,173
Cs = 2
disederhanakan STRAUB menjadi Cs = 3 / 4
2.τ c d
Rumus ini kemudian dikembangkan dengan memasukkan
parameter lain : ks, I, Q, d, h dll
Persamaan Bed-Load dikelompokkan
menjadi 3 :
Persamaan dasar yang semula q = debit tiap satuan lebar tiap satuan
waktu yang menentukan bedload Tb
diusulkan Meyer – Peter adalah : Tb = berat bedload di udara tiap
satuan lebar tiap satuan waktu
q 2 / 3I Tb 2 / 3 (kg.f/(m.det))
=a+b dm = diameter butir seragam
dm dm
I = kemiringan garis energi
a,b = koefeisien
Ripple Factor (µ) menurut Frijlink, sebagai pengaruh C = koefisien Chezy total
konfigurasi dasar sunagi khusus : (butiran+ripple)
Cd90 = koefisien chezy akibat
C
3/ 2
C = 18 log
12. R
(m
1/ 2
/s ) kekasaran butiran dengan
diameter representative d90
µ = ==> ks
Cd
90 Cd90 =18 log
12.R
d 90
(m 1/ 2
/s )