NIM : 1031511022
BAB IV
Energi total suatu aliran terdiri dari energi statis, energi potensial, dan
energi panas. Apabila digambarkan suatu aliran melalui dua titik 1 dan 2, maka
persamaannya menjadi:
Total energi 1 = total energi 2 + kehilangan energi 1 ke 2.....................(4.1)
Atau
Energi total sistem = energi keluar sistem
1
𝑃1 𝑉12 𝑃2 2𝑉2
+ + 𝑍1 = + 2𝑔 + 𝑍2 + 𝐻𝐼 .....................................................(4.2)
𝑤 2𝑔 𝑤
Dimana:
P/w = energi statis
v2/2g = energi kecepatan
Z = energi potensial
HI = kehilangan energi aliran
Keterangan:
p = kerapatan fluida (lb/ct.ft)
D = diameter saluran (ft)
V = kecepatan aliran, fps
µ = viskositas absolut, lb.s/ft2
v = viskositas kinematis, ft2/s
Pada udara normal, menjadi:
Nre = 6250DV........................................................................................(4.5)
Pada kecepatan kritis (bilangan Reynolds = 4000):
60𝑁𝑅𝑒 (60)(4000) 38,4
𝑉𝑐 = = = .............................................................(4.6)
6250𝐷 6250𝐷 𝐷
2
Apabila kecepatan udara yang mengalir melalui saluran lebih besar
kecepatan kritis maka alirannya adalah turbulen, dalam tambang aliran udara yang
diperlukan adalah aliran turbulen karena diperlukan dalam proses dispersi dan
pemindahan pengotor yang dihasilkan dari proses penambangan.
3
Perhitungan Kehilangan Julang
𝑉2
𝐻𝑣 = ................................................................................................(4.10)
2𝑔
Keterangan:
V = kecepatan, fps (m/s)
G = percepatan gravitasi, ft/dt2 (m/dt2)
Jika persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan umum mengenai
takanan dan densitas, maka menjadi:
𝑉 2
𝐻𝑣 = 𝑤 [1098] .....................................................................................(4.11)
Keterangan:
V = kecepatan, fpm
w = kerapatan udara, lb/cuft
Hv= julang kecepatan, in water
Keterangan:
Hf = julang gesekan, ft (m)
L = panjang, ft (m)
D = diameter, ft (m)
V = kecepatan, fps (m/s)
f = koefisien gesek
4
X = faktor shock loss
Hv = julang kecepatan
Hukum Kirchhoff I
Kuantitas udara yang meninggalkan junction harus setara dengan kuantitas
udara yang masuk ke junction.
Q1 + Q2 = Q3 + Q4..............................................................................(4.16)
Bila kuantitas udara yang meninggalkan junction dianggap positif dan
kuantitas udara yang masuk dianggap negatif maka jumlah seluruhnya menjadi
nol.
5
Hukum Kirchhoff II
Menyatakan bahwa jumlah pressure drop di sekitar jalur tertutup harus
sama dengan no yang dapat dinyatakan dalam bentuk yang paling sederhana
sebagai:
Σ HI = 0.................................................................................................(4.17)
Jaringan seri
Didefinisikan sebagai suatu jaringan yang mempunyai jalur saling berkait
ujung satu dengan ujung lainnya sehingga kuantitas udara yang mengalir melalui
setiap jalur adalah sama.
Headloss total dari rangkaian seri adalah sama dengan penjumlahan
headloss dari masing-masing jalur udara.
Req adalah tahanan ekuivalen dari jaringan seri, yang merupakan
penjumlahan dari seluruh tahanan dari masing-masing jalur udara.
Seri : Q = Q1 = Q2 = Q3.....
Req : R1 + R2 + R3..........
HL : HL1 + HL2 + HL3......
Jaringan Paralel
Jaringan dianggap paralel apabila total udara yang mengalir terbagi dalam
masing-masing jalur udara. Dalam ventilasi tambang pencabangan ini disebut
splitting dan cabang-cabangnya disebut split. Terdapat dua macam splitting yaitu
natural splitting dan controlled splitting.
Natural splitting terjadi bilamana pencabangan terjadi secara alami tanpa
adanya pengaturan, sedangkan controlled splitting terjadi apabila kuantitas udara
dengan jumlah tertentu harus mengalir pada suatu jalur udara dengan
menggunakan alat pengatur.
1. HL = RQ2
2. Q = Q1 + Q2 + Q3...
3. HL = HL1 = HL2 = HL3.....
6
Jaringan paralel banyak digunakan dalam ventilasi tambang karena:
a. Udara yang masuk ke masing-masing jalur masih fresh.
b. Power cost lebih rendah
7
Prosedur menghitung ukuran regulator:
1. Menghitung besarnya head loss pada masing-masing cabang.
2. Cabang dengan nilai tertinggi adalah free split.
3. Besarnya shockloss untuk cabang selain free split adalah selisih antara
head loss pada cabang tertinggi dengan head loss pada cabang yang
bersangkutan.
Pencabangan terkendali banyak digunakan dalam tambang batubara karena
lebih efektif dibandingkan dengan pencabangan natural.