Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA TERHADAP

KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT LANSIA DENGAN


HIPERTENSI DI WILAYAH RW. 06 LEBDOSARI
KALIBANTENG KULON SEMARANG

Nila Bagus Nugroho *), Asti**), Achmad Solechan***)

*)Alumni Program Studi S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang


**) Dosen Program Studi S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
***) Dosen Program Studi S.1 Sistem Informasi STIMIK PROVISI Semarang

ABSTRAK

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. Dalam proses keperawatan keluarga, keluarga dituntut
untuk mandiri dalam merawat keluarga. Kriteria kemandirian keluarga berdasarkan
tingkat kemandirian diantaranya: menerima petugas kesehatan, menerima pelayanan
kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga, keluarga dapat mengungkapkan masalah
kesehatan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, melakukan tindakan keperawatan
sederhana, melakukan tindakan pencegahan secara aktif. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui pengaruh tingkat kemandirian keluarga terhadap kemampuan keluarga
dengan lansia hipertensi di wilayah RW 06 Kalibanteng Kulon Semarang. Desain yang
digunakan kuasi eksperimen one group pretest-posttest. Jumlah sampel sebanyak 40
keluarga yang memenuhi kriteria inklusi, dengan teknik purposive sampling. Uji statistik
yang digunakan adalah Wilcoxon. Didapatkan p value 0,000 maka Ha dterima artinya ada
pengaruh penkes kemandirian keluarga terhadap kemampuan keluarga merawat lansia
hipertensi di RW 06 Lebdosari Kelurahan Kalibanteng Kulon Semarang Barat.

Kata Kunci : Keluarga, Kemandirian, masalah kesehatan, lansia, keperawatan

ABSTRACT

A family is the smallest unit of a society, which consists of the head of the family and
several persons gathering and living under the same roof in a mutual-dependent situation.
In treating a family, the family is urged to be independent to take care of its own family.
The family independence criteria is as follows: welcome health officers, accepts health
service in accordance with the family nursing plan, to be open up to tell about health
problems, use health service facility, apply a simple nursing action, to be preventive
toward diseases actively. This research aims to find out the effect of a family’s
independence toward the family’s ability to treat hypertension elderly in 6 th
Neighborhood of Lebdosari Kalibanteng Kulon Semarang. The research is quasi
experimental designed with pre-test and post-test applied to one group. There are 40

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 1


families used as samples to meet the inclusion criteria, with purposive sampling
technique. The statistic test used is Wilcoxon. The result is p value 0.000, so Ha is
accepted, which means that there is an effect of family independence health education
toward the family’s ability to treat hypertension elderly of 6th Neighborhood of Lebdosari
Kalibanteng Kulon Semarang.

Key words : Family, Independence, Helath Problem, Elderly, Nursing

PENDAHULUAN jiwa kemudian pada tahun 2010, penduduk


usia lanjut diperkriakan 9,77% dari total
penduduk (Depkes RI, 2005), dan
Komunitas adalah kelompok dari diperkirakan pada tahun 2020 akan
masyarakat yang tinggal disuatu lokasi yang meningkat menjadi 29 juta jiwa atau 11,4%.
sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana Hipertensi adalah suatu peningkatan
mereka tinggal, kelompok sosial yang abnormal tekanan darah dalam pembuluh
mempunyai interest yang sama (Riyadi, darah arteri secara terus menerus lebih dari
2007, hlm.14). Tujuan utama pelayanan suatu periode. Selain itu hipertensi
keperawatan komunitas dalam pedoman didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik
penyelenggaraan upaya keselamatan ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥
masyarakat dan puskesmas adalah untuk 90 mmHg yang terjadi pada seseorang
meningkatkan kemandirian masyarakat (Ignatavicius, 1994 dalam Udjianti 2010,
dalam mengatasi masalah keperawatan hlm.38). Menurut WHO, batasan tekanan
kesehatan masyarakat yang optimal darah yang masih dianggap normal adalah
(Faisalado, 2014, hlm.10). 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥
165,95 mmHg dianggap sebagai hipertensi.
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan Kemandirian keluarga berdasarkan tingkat
perkawinan atau pengangkatan dan mereka kemandirian menurut Depkes RI (2006),
hidup dalam suatu rumah tangga, diantaranya: menerima petugas kesehatan,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam menerima pelayanan kesehatan sesuai
peranannya masing-masing, menciptakan rencana keperawatan keluarga, keluarga tahu
serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan dapat mengungkapkan masalah
dan Maglaya, 1989 dalam Setiadi, 2008) kesehatannya dengan benar, memanfaatkan
fasilitas elayanan kesehatan sesuai anjuran,
melakukan tindakan keperawatan sederhana
Lanjut usia adalah bagian dari proses sesuai anjuran, melakukan tindakan
tumbuh kembang yang merupakan bagian pencegahan secara aktif.
dari anggota masyarakat yang semakin Penelitian yang dilakukan Inarotul Ulya
bertambah jumlahnya seiring dengan (2013) pada penelitian ini, peneliti
peningkatan usia harapan hidup WHO menghubungkan variabel tingkat
(1999) menggolongkan lanjut usia pengetahuan dengan kemampuan keluarga
berdasarkan usia kronologis/biologis merawat lansia hipertensi, mengambil
menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan tempat di Kelurahan Karangayu Semarang
(middle age) antara usia 45-59 tahun, lanjut pada bulan Maret 2013. Populasi penelitian
usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, ini berguna untuk keluarga yang mempunyai
lanjut usia tuan (old) 75-90 tahun, dan yang lansia yang menderita hipertensi berdasarkan
terakhir usia sangat tua (very old). Nugroho data di Kelurahan Karangayu yaitu sebesar
(2008, hlm.7) menyimpulkan pembagian 233 orang,
usia berdasarkan pendapat beberapa ahli
bahwa yang disebut usia lanjut adalah orang Berdasarkan jurnal terkait di Kelurahan
yang telah berusia 65 tahun ke atas. Pada Karangayu Semarang Barat menunjukkan
tahun 2000 penduduk lanjut usia 15,1 juta sebagian besar kemampuan keluarga

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 2


merawat lansia hipertensi dikategorikan HASIL PENELITIAN
cukup. Dari 70 responden menunjukkan
bahwa kemampuan keluarga merawat lansia a. Jenis Kelamin Pasien
hipertensi kategori baik 31 responden
(44,3%), sedangkan kemampuan keluarga Tabel 5.1
merawat lansia dengan hipertensi kategori Distribusi Frekuensi Responden
kurang sebanyak 2 responden (2,9%). Berdasarkan Jenis Kelamin
Pasiendi RW 06 Lebdosari Kelurahan
Tujuan Penelitian Kalibanteng
1.Tujuan Umum KulonSemarang
Mengetahui pengaruh tingkat kemandirian Barat 2016
keluarga terhadap kemampuan keluarga (n = 28)
dalam merawat lansia dengan hipertensi.
Jenis Frekuensi Prosentase
2.Tujuan Khusus Kelamin (f) (%)
a.Mengetahui tingkat kemampuan Laki-laki 5 17,9
keluarga merawat lansia dengan Perempuan 23 82,1
hipertensi secara mandiri dengan cara Total 28 100
mengenali masalah kesehatan yang
dialami. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah
b.Menggali pengaruh tingkat kemandirian responden dengan pasien lansia
keluarga terhadap kemampuan keluarga perempuan lebih banyak daripada
merawat lansia dengan hipertensi. responden laki-laki. Hal ini menunjukkan
pada RW 06 Lebdosari Kelurahan
METODE PENELITIAN Kalibanteng Kulon Semarang Barat
jenis penelitian ini merupakan penelitian keluarga yang merawat lansia penderita
quasi eksperimen atau macam penelitian hipertensi yang berjenis kelamin
yang dipilih untuk mencapai tujuan perempuan.
penelitian yaitu untuk menilai pengaruh b. Hasil distribusi kemampuan keluarga
tingkat kemandirian terhadap kemampuan merawat lansia hipertensi sebelum
keluarga merawat lansia dengan hipertensi dilakukan intervensi kemandirian
di wilayah Lebdosari RW 06 Kalibanteng keluarga, dapat dilihat pada tabel
Kulon Semarang Barat. Desain harus dibawah ini:
disusun dan dilaksanakan dengan penuh
perhitungan agar menghasilkan petunjuk Tabel 5.2
empiris yang kuat relevansinya dengan Distribusi Kemampuan Keluarga
pertanyaan penelitian (Setiaadi, 2013, Merawat Lansia Hipertensi Sebelum
hlm.63). Dilakukan Intervensi Kemandirian
Keluarga di RW 06 Lebdosari
Data pada penelitian ini menggunakan alat Kelurahan Kalibanteng Kulon
ukur berupa catatan kontrol keluarga, Semarang Barat 2016
lembar observasi tingkat kemandirian dan (n = 28)
kuisioner. Kuisioner yaitu pengumpulan Variabel Frekuensi Prosentase
data berupa pertanyaan yang berhubungan (f) (%)
dengan tingkat kemandirian anggota Kurang 0 0
keluarga terhadap kemampuan keluarga Baik (1-
merawat lansia lebih dari 60 tahun. Kode 8)
pada pemilihan jawaban yaitu YA dan Cukup 8 28,6
TIDAK.. (9-16)
Baik 20 71,4
(17-24)
Total 28 100

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 3


Hasil penelitian menunjukkan bahwa PEMBAHASAN
sebelum dilakukan intervensi 1. Jenis Kelamin
terhadap keluarga yang merawat Berdasarkan hasil penelitian
lansia penderita hipertensi pada RW menunjukkan bahwa jenis kelamin
06 Lebdosari Kelurahan Kalibanteng responden yaitu pasien hipertensi lansia
Kulon Semarang Barat, responden di RW 06 Lebdosari Kelurahan
rata-rata memiliki kemampuan Kalibanteng Kulon Semarang Barat
merawat lansia dengan hipertensi yang menempati urutan terbanyak
baik. Berdasarkan hasil tersebut, adalah perempuan dengan jumlah 23
terlihat bahwa hasil jawaban orang atau sebanyak 82,1% dan yang
responden cenderung didominasi oleh menempati urutan kedua adalah laki-
kategori baik. laki dengan jumlah 5 orang atau
sebanyak 17,9%.
c. Hasil distribusi kemampuan keluarga
merawat lansia hipertensi setelah Mubin dkk (2010, hlm.106) berdasarkan
dilakukan intervensi kemandirian penelitian terhadap jenis kelamin maka
keluarga didapatkan bahwa perempuan lebih
banyak yang menderita hipertensi
Tabel 5.3 (49%) daripada laki-laki (39%). Hal ini
Distribusi Kemampuan Keluarga menyatakan bahwa sistem hormonal
Merawat Lansia Hipertensi Setelah pada wanita bekerja sering mengalami
Dilakukan Intervensi Kemandirian masa-masa tidak stabil misalnya saat
Keluarga haid (mengalami ketegangan emosi
di RW 06 Lebdosari sehingga dapat meningkatkan tekanan
Kelurahan Kalibanteng Kulon darah karena adanya pelepasan
Semarang Barat 2016 adrenalin dan noradrenalin yang bersifat
(n = 28) vasokontriksi) ketika hamil dan
melahirkan karena ketika mulai hamil
Variabel Frekuensi Prosentase dalam tubuh terjadi peningkatan
(f) (%) hormon-hormon tertentu secara drastis
Kurang 0 0 dan ketika melahirkan peningkatan itu
Baik (1- menjadi penurunan yang sangat drastis.
8)
Cukup 1 3,6 Sutangi dan Winastri (2013)
(9-16) menyatakan bahwa pada populasi
Baik 27 96,4 umum kejadian tekanan darah tinggai
(17-24) tidak terdistribusi secara merata. Hingga
Total 28 100 usia 55 tahun lebih banyak ditemukan
pada pria. Namun setelah terjadi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menopause (baisanya setelah usia 60
setelah dilakukan intervensi, 27 orang tahun), tekanan darah pada wanita
responden yaitu keluarga yang meningkat terus, hingga usia 75 tahun
merawat lansia penderita hipertensi tekanan darah tinggi lebih banyak
pada RW 06 Lebdosari Kelurahan ditemukan pada wanita dari pada pria.
Kalibanteng Kulon Semarang Barat, Berdasarkan hasil penelitian terhadap
memiliki kemampuan merawat lansia umur penderita hipertensi diketahui
dengan hipertensi baik. Sedangkan 1 paling banyak terjadi pada usia 55-64
orang responden yang tetap memiliki tahun (30,7%) dan usia lebih 64 tahun
kemampuan merawat lansia dengan (30,7%). Hal ini terjadi karena insiden
hipertensi cukup. Hal ini hipertensi meningkat dengan
menunjukkan adanya peningkatan 7 bertambahnya usia yang disebabkan
orang responden dari cukup menjadi oleh perubahan alamiah dalam tubuh
baik. yang mempengaruhi jantung, pembuluh
darah dan hormon.

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 4


Dalam penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian ini didukung oleh
bahwa pasien lansia perempuan yang penelitian yang dilakukan oleh
mengalami hipertensi jauh lebih Amigo (2012) menyatakan bahwa
banyak daripada pasien lansia laki- kemampuan keluarga yang mampu
laki. Hasil ini sesuai dengan merawat lansia hipertensi sebagian
penelitian Mubin dkk (2010) dan besar masuk dalam kategori “Baik”,
Sutangi dan Winastri (2013) yang sebesar 74,8% dan keluarga yang
juga menyebutkan bahwa hipertensi masuk dalam kategori “Kurang”
lebih banyak dialami oleh perempuan. sebesar 25,2%. Berdasarkan jurnal
terkait di Kelurahan Karangayu
Jenis kelamin mempunyai pengaruh Semarang Barat menunjukkan
penting dalam regulasi tekanan darah sebagian besar kemampuan
dimana secara umum tekanan darah keluarga merawat lansia hipertensi
pada laki-laki lebih tinggi daripada dikategorikan cukup. Dari 70
perempuan dan setelah menopause responden menunjukkan bahwa
resiko hipertensi pada perempuan kemampuan keluarga merawat
akan meningkat. Pada usia < 60 lansia hipertensi kategori baik 31
tahun, laki-laki cenderung beresiko responden (44,3%), sedangkan
lebih tinggi terkena hipertensi kemampuan keluarga merawat
dibandingkan perempuan. Sedangkan lansia dengan hipertensi kategori
pada usia > 60 tahun, perempuan kurang sebanyak 2 responden
yang beresiko lebih tinggi terkena (2,9%). Lufiani (2012) menyatakan
hipertensi dibandingkan laki-laki bahwa 77,4% keluarga selalu
karena pengaruh hormon. Hal ini merawat sendiri anggota keluarga
sesuai dengan hasil penelitian ini yang sakit, 73,6% keluarga selalu
yang menyatakan bahwa pasien melakukan perawatan sederhana
hipertensi lansia di RW 06 Lebdosari kepada anggota keluarga yang
Kelurahan Kalibanteng Kulon sakit, 88,7% keluarga selalu
Semarang Barat sebagian besar membantu memenuhi anggota
adalah perempuan. keluarga dan 84,9% keluarga selalu
memperhatikan keluarga yang
2. Univariat sakit.
a. Kemapuan Keluarga Merawat
Lansia Hipertensi Responden Keluarga merupakan pendukung
Sebelum dilakukan Pendidikan sistem utama bagi lansia dalam
Kesehatan Kemandirian mempertahankan kesehatannya. Peran
Keluarga. keluarga antara lain menjaga atau
merawat lansia, mempertahankan dan
Hasil penelitian menunjukkan meningkatkan status mental,
bahwa sebelum dilakukan penkes mengatasi perubahan status sosial
kemandirian keluarga, jumlah ekonomis serta memotivasi dan
responden yang memiliki memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi
kemampuan keluarga merawat lansia (Padila, 2013, hlm.92). dari
lansia hipertensi baik adalah 20 beberapa peran keluarga diatas salah
orang (71,4%) dan yang memiliki satu diantaranya menjaga dan
kemampuan keluarga merawat merawat lansia diharapkan keluarga
lansia hipertensi cukup adalah 8 mempunyai kemampuan untuk
orang (28,6%). Hasil tersebut, mengenal masalah kesehatan yang
terlihat bahwa responden dialami oleh lansia, mampu
cenderung didominasi oleh mengambil keputusan secara tepat
responden yang memiliki untuk mengatasi masalah kesehatan
kemampuan keluarga merawat lansia di keluarga, dan mampu
lansia hipertensi yang baik. memodifikasi lingkungan seperti
rumah yang kondusif untuk
memelihara dan mempertahankan

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 5


kesehatan lansia di keluarga benar, memanfaatkan fasilitas
(Faisalado, 2014, hlm.134). pelayanan kesehatan sesuai anjuran,
melakukan tindakan keperawatan
b. Kemampuan Keluarga Merawat sederhana sesuai anjuran,
Lansia Hipertensi Responden melakukan tindakan pencegahan
Setelah dilakukan Pendidikan secara aktif, dalam merawat lansia
Kesehatan Kemandirian Keluarga secara mandiri keluarga harus
mampu dalam merawat dan
Berdasarkan hasil penelitian menjaga kesehatan lansia.
menunjukkan bahwa setelah
dilakukan penkes kemandirian 3. Analisis Bivariat
keluarga, 1 orang responden Uji normalitas yang dilakukan
(3,6%) yang memiliki dalam penelitian ini adalah dengan
kemampuan keluarga merawat menggunakan uji Shapiro-Wilk, hal
lansia hipertensi cukup, dan yang ini dilakukan karena jumlah sampel
memiliki kemampuan keluarga < 50. Hasil penelitian menunjukkan
merawat lansia hipertensi baik bahwa data terdistribusi normal
adalah 27 orang (96,4%). Hal ini untuk sebelum dilakukan intervensi
menunjukkan adanya 7 terlihat dari nilai signifikansi 0,11 >
responden yang mengalami 0,05 dan data tidak terdistribusi
peningkatan kemampuan normal (0,027 < 0,05) untuk setelah
keluarga untuk merawat lansia dilakukan intervensi sehingga dapat
hipertensi. Berdasarkan hasil dikatakan data tidak terdistribusi
tersebut, terlihat bahwa sebagian normal. Karena data tidak
besar responden memiliki terdistribusi normal, maka
kemampuan keluarga merawat pengujian hipotesis dilakukan
lansia hipertensi yang baik. dengan uji Wilcoxon.

Proses menua akan menyebabkan Berdasarkan hasil penelitian,


proses penurunan fungsi organ terlihat bahwa terdapat perbedaan
pada lansia contohnya penurunan kemampuan keluarga merawat
pada sistem muskuloskeletal lansia hipertensi sebelum dengan
yang menyebabkan berbagai setelah dilakukan intervensi
kelemahan pada lansia contohnya kemandirian keluarga di RW 06
melambatnya gerakan lansia, Lebdosari Kelurahan Kalibanetng
kram pada otot-otot, tremor, Kulon Semarang Barat. Terbukti
nyeri dan kaku pada persendian. dari Z (-4,583) < Z tabel (-1,96)
Perubahan-perubahan ini akan dan nilai signifikansi = 0,000 <
menjadi kendala lansia untuk 0,05. Hal ini membuktikan bahwa
melakukan perawatan diri secara ada pengaruh pendidikan kesehatan
mandiri (Azizah, 2011, hlm.45). kemandirian keluarga terhadap
sehingga lansia perlu didampingi kemampuan keluarga merawat
oleh keluarga untuk mencapai lansia hipertensi di RW 06
kemandirian pada lansia. Lebdosari Kelurahan Kalibanteng
Kulon Semarang Barat.
Kriteria kemandirian keluarga
berdasarkan tingkat kemandirian SIMPULAN
menurut Departemen Kesehatan 1. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon,
Negara Republik Indonesia (2006), positive ranks menunjukkan bahwa
diantaranya: menerima petugas terdapat peningkatan kemampuan
kesehatan, menerima pelayanan keluarga merawat lansia hipertensi
kesehatan sesuai rencana setelah dilakukan intervensi tingkat
keperawatan keluarga, keluarga kemandirian keluarga, kemampuan
tahu dan dapat mengungkapkan keluarga merawat lansia hipertensi.
masalah kesehatannya dengan Hasil ini membuktikan bahwa ada

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 6


pengaruh intervensi tingkat
kemandirian keluarga terhadap DAFTAR PUSTAKA
kemampuan keluarga merawat Alender, A & Spradley, B.W. (2001),
lansia hipertensi di RW 06 Community Health Nursing:
Lebdosari Kelurahan Kalibanteng concept and practice, fifth eition.
Kulon Semarang Barat. Lipincot: Philadelpia

2. Berdasarkan hasil distribusi Azizah, L.M., (2011). Keperawatan Lanjut


kemampuan keluarga merawat Usia, Edisi 1. Yogyakarta : Nuha
lansia hipertensi responden sebelum Medika
dilakukan penkes kemandirian
keluarga, responden memiliki Bare BG dan Smeltzer SC (2001). Buku Ajar
kemampuan keluarga merawat Keperawatan Medikal Bedah.
lansia hipertensi yang baik. Jakarta : EGC.
Berdasarkan hasil distribusi
kemampuan keluarga merawat Bowden dan Jones (2003). Family Nursing:
lansia hipertensi responden setelah Research, theory and practice, 5th
dilakukan penkes kemandirian edition. New Jersey: Pearson
keluarga, sebagian besar responden Education, Inc
memiliki kemampuan keluarga
merawat lansia hipertensi yang Dahlan S.M., (2010). Besar Sampel dan
baik. Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Edisi 3. Jakarta :
SARAN Salemba Medika
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut: Darmojo & Mariono. (2004). Geratri (Ilmu
1. Bagi Masyarakat Kesehatan Usia Lanjut). Edisi ke-3.
Keluarga yang merawat lansia Jakarta : Balai Penerbit FKUI
hipertensi agar dapat lebih mau untuk
belajar mengenai kemandirian dalam Departemen Kesehatan RI. (2005). Rencana
merawat lansia hipertensi sehingga Strategi Departemen Kesehatan.
lebih mengenal masalah kesehatan yang Jakarta : Depkes RI
dialami oleh lansia sehingga mampu
mengambil keputusan apakah berobat Departemen Kesehatan RI. 2006. Profil
atau memodifikasi lingkungannya. Kesehatan 2005. Jakarta

2. Bagi Instansi Pendidikan Depkes RI (2007). Profil Kesehatan


Instansi pendidikan disarankan dapat Indonesia 2006. Jakarta
memberikan pengetahuan bagi perawat
gerontology tentang perlunya Depkes RI (2008). Profil Kesehatan
pendidikan dan tambahan pengetahuan Indonesia 2007. Jakarta
bagi keluarga yang merawat lansia
dengan hipertensi. Effendi & Makhfudi (2009). Keperawatan
Kesehatan Komunitas: Teori dan
3. Bagi Peneliti Praktek dalam Keperawatan.
Bagi peneliti yang akan datang Jakarta : Salemba Medika.
disarankan untuk menggunakan
penelitian ini sebagai acuan untuk Faisalado. (2014). Keperawatan Komunitas
penelitian-penelitian lanjutan tentang Dengan Pendekatan Praktis.
kemampuan keluarga dalam merawat Jakarta : EGC
lansia dengan hipertensi secara mandiri.
Dan bagi peneliti yang akan datang Friedman. (2003). Keperawatan Keluarga:
perlu memperluas obyek penelitian Teori dan Praktek. Jakarta : EGC
tidak hanya dalam 1 RW.

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 7


_______. (2010). Buku Ajar Keperawatan Sastro Asmoro dan Ismail. (2008) dasar-
Keluarga : Riset, Teori, dan dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Praktek. Edisi ke-5. Jakarta. EGC Edisi Ke-3. Jakarta : Sagung Seto

Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Setiadi. (2008). Konsep dan Praktek
Keperawatan dan Teknik Analisa Penulisan Riset Keperawatan, Edisi
Data. Jakarta : Salemba Medika 1. Yogyakarta : Graha Ilmu

Machofedz, I. (2007). Statistika Deskriptif: Siti Nur Kholifah., Krisna Yetti., Besral.
Bidang Kesehatan, keperawatan, (2011). Kemampuan Keluarga
dan Kebidanan (Bio Statistik). Merawat Usia Lanjut Berdasarkan
Yogyakarta : Fitramaya Karakteristik Keluarga dan Usia
Lanjut. Program Studi D3
Maryam, R.S., (2008). Mengenal Usia Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Surabaya, Jawa Timur 60282,
Salemba Medika Indonesia Program Studi Magister
Fakultas Ilmu Keperawatan
Miller, A.C. (2004). Nursing Care Of Older Universitas Indonesia, Depok
Adult Theory and Practice. 3rd ED. 16424, Indonesia, Fakultas Ilmu
Philadelpia : J.B. Lippincott. Co Keperawatan Universitas Indonesia,
Depok 16424, Indonesia. Fakultas
Mubin., Sumiarsih., Hermawati. (2010). Kesehatan Masyarakat Universitas
Karakteristik dan Pengetahuan Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Pasien Dengan Motivasi
Melakukan Kontrol Tekanan Darah Setiadi. (2008). Konsep dan Praktek
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sragi Penulisan Riset Keperawatan, Edisi
1Pekalongan. Fakultas Ilmu 2. Yogyakarta : Graha Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhamadyah Stanhope & Lancaster (2004). Community
Semarang. Health Nursing Promoting Health
of Agrregates, Families, and
Nugroho W. (2008). Keperawatan Gerontol Individuals. St. Louis : Mosby
dan Geriatri. (Edisi 3) Jakarta : E
Stanley & Beare. (2007). Buku Ajar
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Keperawatan Gerontik. Jakarta :
Metodologi Penelitian EGC
Keperawatan. Jakarta : Info Medika
Sudoyo, A. W., Alwin, I., Setiyohadi., B,
Notoadmojo. (2005). Metodologi Penelitian Simadibrata, K. M., Setiati, S.
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Cipta Dalam, Edisi 4, jilid 1. Jakarta :
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Dalam FKUI.
Gerontik. Yogyakarta : Nusa Medika

Riyadi, Sugeng (2007). Keperawatan Suhardi., Asmawati., Nur Elly. (2014).


Kesehatan Masyarakat, retived Perbedaan Tingkat Pengetahuan
may 12nd Penderita Hipertensi Setelah
Diberikan Penyuluhan Kesehatan
Santrock, J.W. (2007). Psikologi di Puskesmas Air Lais Kabupaten
Perkembangan. Edisi 11 jilid 1. Bengkulu Utara Tahun 201. Journal
Jakarta : Erlangga of Nursing and Public Health
Volume 1, No. 1 Juli 2014

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 8


Sumijatun, dkk. (2006). Konsep Dasar
Keperawatan Komunitas. Jakarta:
EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan


Keluarga Apliaksi Dalam Praktik.
Jakarta : EGC

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan


Keluarga: Aplikasi Teori Pada
Praktik Asuhan Keperawatan
Keluarga. Jakarta : Trans Info
Media

Sutangi dan Winastri. (2013). Faktor yang


berhubungan dengan kejadian
hipertensin pada wanita lansia di
Posbindu Desa Sukaurip
Kecamatan Balongan Indramayu.
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Wiralodra Indramayu.

Udjianti W.J. (2010). Keperawatan


Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba
Medika

Yunita. (2014). Hipertensi Bukan Untuk


Ditakuti. Jakarta : Fmedia.

Pengaruh Tingkat Kemandirian Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga... 9

Anda mungkin juga menyukai