Anda di halaman 1dari 11

PEMBERIAN VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA IBU NIFAS

DI PUSKESMAS INGIN JAYA

RPL Angkatan Ke 1
Di Susun
ELFIATI
Dosen Pembimbing
Gustiana, S.Sit, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH
PRODI D III KEBIDANAN
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Rahmat
dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah “ Pemberian vitamin Adosis tinggi pada ibu
nifas’.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Makalah “Pemberian vitamin A dosis
tinggi pada ibu nifas” ini banyak sekali kekurangannya karena kurangnya waktu dan terbatasnya
tenaga serta faktor – faktor lain yang menyebabkan makalah ini kurang sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan saran atau masukan yang membangun dari pihak – pihak pembaca laporan ini demi
perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memiliki peranan yang besar
bagi para pembaca.

Banda Aceh, 6 Januari 2018

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di negara Indonesia masih banyak ibu nifas yang tidak mendapat vitamin A, karena salah satu
penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang vitamin A pada ibu nifas. Padahal
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas sangat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas
vitamin A pada bayi. Dalam masa nifas diperlukan suatu asuhan yang bertujuan untuk menjaga
kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis serta memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, karena zat gizi ini tidak
dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus di penuhi dari luar. Tubuh dapat memperoleh vitamin A
melalui bahan makanan seperti bayam, daun singkong, pepaya matang, hati, kuning telur dan juga
ASI. Pada asuhan masa nifas yang berhubungan dengan nutrisi, ibu nifas mempunyai kebutuhan
dasar yaitu minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI (DEPKES, 1995, p. 1).
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka kesakitan, karena
vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare,
dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Vitamin A juga bermanfaat untuk kesehatan mata
dan membantu proses pertumbuhan. Oleh karena itu vitamin A sangat penting untuk kesehatan
dan kelangsungan hidup. (Depkes RI, UNICEF, HKI, 2005, p. 8).
Ibu dan bayi yang disusuinya akan mendapatkan manfaat dari pemberian satu kapsul vitamin A
dosis tinggi (200.000 IU) yang diberikan paling lambat 60 hari (8 minggu/ 2 bulan) setelah
melahirkan. Berbagai studi menunjukkan bahwa, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
(200,000 SI) seperti yang direkomendasikan sebelumnya dirasakan kurang memadai. Pada bulan
Desember 2002, The International Vitamin A Consultative Goup (IVCG) mengeluarkan
rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400,000 SI atau dua kapsul dosis
tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah melahirkan, dan kapsul
kedua diberikan sedikitnya satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6
minggu kemudian.
Angka kecukupan zat gizi vitamin A wanita dewasa 500 RE, ibu hamil 200 RE, ibu nifas 350 RE.
Pedoman nasional yang ada saat ini merekomendasikan bahwa 100% ibu nifas menerima satu
kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 SI paling lambat 30 hari setelah melahirkan. Walaupun
begitu data NSS di beberapa Propinsi menunjukkan bahwa cakupannya hanya berkisar 15 – 25%
saat ini, ibu nifas mungkin mendapatkan kapsul vitamin A bila mereka melahirkan di Puskesmas
atau rumah sakit. Walaupun begitu tidak tertutup kemungkinan ibu nifas mendapatkan kapsul
vitamin A melalui kader atau bidan di desa saat mereka melakukan kunjungan rumah (DepKes RI,
2006).
Secara nasional, ibu yang mendapat vitamin A pada masa nifas masih cukup rendah bila
dibangdingkan dengan pelayanan kesehatan pada ibu nifas, yaitu 52,2%. Cakupan pemberian
vitamin A pada ibu nifas di seluruh provinsi di Indonesia kurang dari 70%, bahkan di 19 provinsi
cakupannya kurang dari 50% (Balitbangkes Kemenkes RI, Riskesdas 201

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian vitamin A


2. Apakah mamfaat vitamin A
3. Bagaimanakah cara pemberian vitamin A
4. Apakah hal yang mempengaruhi vitamin A

C.TUJUAN
1.Tujuan umum
Untuk mengetahui tujuan pemberian vitamin A pada ibu nifas

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian vitamin A
b. Mengetahui mamfaat vitamin A
c. Mengetahui cara pemberian vitamin A
d. Mengetahui hal yang mempengaruhi vitamin A
e. Mengetahui hal yang mempengaruhi vitamin AA
BAB 11. PEMBAHASAN

A. Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A
merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan precursor/provitamin A karotenoid
yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol. (sunita almatsier 2013 : prinsip ilmu dasar
gizi :153)
Vitamin A untuk peretumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan syaraf
penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.Sumber :kuning telur, mentega,
sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning (wortel, tomatdannangka). Selain itu ibu
menyusui juga mendapat tambahan berupa kapsul vitamin A (200.000 IU) (enyretna : 2010)
Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenja rserta mata.Vitamin A terdapat dalam
telur, hati dan keju.Jumlah yang dibutuhkan adalah 1, 300 mcg.(dr. taufan 2014)
Jadi vitamin A adalah zat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk pertumbuhan
sel jaringan bagi kesehatan kulit.

B. Manfaat Vitamin A
1. Meningkatkan daya kesehatan ibu terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare.
2. Membantu proses penglihatan dan adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap.
3. Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir mata
4. Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga kelerjer tidak memproduksi cairan
yang menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata di sebut xerosis konjungtiva.
Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi bercak bitot (bitot’s sport)
bahkan kebutaan. (Depkes RI, 2011).

C. Cara Pemberian Vitamin A


Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh
yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh
(meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit
infeksi lain) (Depkes RI, 2011).
Di Negara berkembang, pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung
pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI
mengandung cukup vitamin A. Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko
lebih tinggi terkena Xeropthalmia dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan ASI walau
hanya dalam jangka waktu tertentu. (Depkes RI, 2011).
Berbagai studi yang dilakukan mengenai Vitamin A ibu nifas memperlihatkan hasil yang
berbeda-beda. Anak-anak usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul vitamin A setelah
melahirkan, menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah kasus demam pada anak-anak
tersebut dan waktu kesembuhan yang lebih cepat saat mereka terkena ISPA. Ibu hamil dan
menyusui seperti halnya juga anak-anak, berisiko mengalami KVA karena pada masa tersebut ibu
membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI. (Depkes RI,
2011).
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui proses Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman. Namun disadari bahwa penyuluhan
tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan konsumsi kapsul vitamin A
masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat ini masih bertumpu pada
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Oleh karena itu, pemberian secara periodik dilakukan
kepada: Ibu nifas (2 kapsul vitamin A warna merah yang diminum, 1 kapsul setelah melahirkan
dan 1 kapsul lagi setelah 24 jam).(Depkes RI, 2011).
Akibat kekurangan vitamin A terutama terdapat pada anak – anak balita.tanda – tanda
kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin A dapat merupakan
kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan
penyerapan dan penggunannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena
gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. kekurangan vitamin A sekunder dapt terjadi
pada penderita kurang energy protein (KEP), penyakit hati, alfa, beta– lipoproteinemia, atau
gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu.
Kekurangan vitamin A banyak terdapat dinegara–negara berkembang termasuk Indonesia,
karena makanan kaya vitamin A pada umumnya mahal harganya. (sunita almatsier 2013. Prinsip
dasar ilmu gizi : 163)

D. Beberapa hal yang mempengaruhi pemberian Vitamin A


1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi
melalui pancaindra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jika pengetahuan ibu kurang akan pentingnya
Vitamin A, maka sangat kecil kemungkinan ibu memperoleh Vitamin A, terutama pada persalinan
yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan.
2. Keadaan Fisik Ibu
a. Tubuh memerlukan asupan nutrisi yang seimbang mulai dari karbohidrat, protein, vitamin, hingga
mineral. Kekurangan salah satu nutrisi dalam kondisi parah membuat ketidakseimbangan sistem
tubuh. Kekurangan vitamin A, misalnya, berisiko terhadap kemungkinan menurunnya fungsi
penglihatan. Dalam tahap parah bahkan dapat menimbulkan kebutaan. Bayi yang defisiensi
vitamin ini bisa berisiko kematian. Gejala kekurangan vitamin A dapat diamati dari kondisi fisik.
b. Setiap orang perlu menyukupi kebutuhan vitamin A setiap hari dalam kadar seimbang. Tubuh
memerlukan sekitar 5.000 unit internasional (IU) per hari. Vitamin ini secara langsung
berhubungan dengan kesehatan mata. Namun jika kekurangan, ada banyak risiko kesehatan yang
dapat muncul. Selain masalah dalam penglihatan, kekurangan vitamin A dalam kondisi parah
meningkatkan risiko kematian terutama pada bayi.
Orang yang kekurangan vitamin A biasanya akan muncul gejala tertentu. Berikut beberapa tanda
atau gejala kekurangan vitamin A yang dapat terdeteksi secara kasat mata:
1) Mengalami penurunan kemampuan dalam melihat. Orang yang kekurangan vitamin A cenderung
mengalami kekaburan pandangan saat suasana minim cahaya atau malam hari tiba. Mereka kurang
mampu membedakan gambar garis saat cahaya redup. Namun di siang hari, mereka masih dapat
melihat dengan baik. Oleh sebab itu, masalah ketidakmampuan mata bekerja secara maksimal di
malam hari ini kerap disebut dengan rabun ayam atau rabun senja.
2) Mata terasa kering. Ini adalah bentuk yang lebih parah dari rabun senja. Pasalnya, membran luar
mata atau konjungtiva mengalami kerusakan pada sel goblet. Sel tersebut berfungsi untuk
melepaskan lendir atau air mata yang berguna sebagai pelumas alami. Kalau produksi air mata
menurun drastis maka bola mata menjadi kering. Lebih parah lagi jika sel tersebut mati atau lepas,
lalu terakumulasi menjadi puing-puing pada lapisan luar mata, bisa menyebabkan infeksi hingga
kebutaan.
3) Terjadi peradangan mata. Kekurangan vitamin A dapat pula memicu peradangan di area mata.
Misalnya peradangan di kelopak mata dan jaringan yang ada di sekitarnya. Di samping itu, dalam
tahap parah bisa menyebabkan radang pada kornea
c. Gejala Kekurangan Vitamin A
1) Lebih gampang terkena penyakit ISPA (Infeksi saluran pernafasan akut)
2) Pertumbuhan pada anak akan terhambat
3) Kulit terlihat kasar
d. Gangguan yang terjadi dan dapat dilihat dari keadaan fisik
1) Terdapat masalah pada penglihatan
2) Terjadi penyakit kulit ( luka sukar sembuh)
3) Terdapat penyakit pada pencernaan (karena Vitamin A menjaga dinding – dinding usus agar tetap
berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya. Dan jika memiliki kekurangan vitamin A, maka
penyerapan air di usus pun akan terganggu.)
4) Penghambat pertumbuhan (vitamin A berperan terhadap pertumbuhan tulang. Tulang dan epitel
ternyata membutuhkan vitamin A dalam proses pembentukkannya, walaupun tidak secara
langsung. Vitamin A hanya mensintesis protein, akibatnya terbentuk sel – sel baru pada tulang dan
gigi. Jika anda kekurangan vitamin A, anda dapat mengidap penyakit jaringan ikat. Penyakit yang
satu ini diakibatkan kurangnya kolagen.

3. Waktu dan cara pemberian Vitamin A


Pemberian kapsul vitamin A dianjurkan dengan meminta rekomendasi dari petugas
kesehatan. Dosis pemberian vitamin A pada ibu nifas cukup tinggi. Karena itu jika pemberian
dosis pada umumnya saja tidaklah cukup. Dosis pemberian vitamin A pada ibu nifas sekitar
100.000-200.000 SI atau setara dengan bayi yang membutuhkan vitamin A pada usia 6-11 bulan.
Dosis pada ibu nifas biasanya 200.000 SI. Karena pemberian yang tidak sesuai bisa
berdampak buruk pada ibu nifas dan bayi yang masih dalam tahap ASI.
Untuk pemberian vitamin A dosis tinggi ini pada ibu nifas dianjurkan sebanyak 2 kali. Yaitu
1 kapsul diberikan setelah melahirkan, kemudian 1 kapsul lagi setelah 24 jam setelah pemberian
kapsul pertama. Kapsul dosis tinggi ini ada 2 jenis. Kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
berwarna merah yang berdosis 200.000 SI. Sedangkan kapsul berwarna biru berdosis 100.000 SI
untuk anak usia 6-11 bulan.

E. Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas


1. Program Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA)
Salah satu upaya penanggulangan masalah kekurangan vitamin A yaitu dengan pemberian
suplementasi vitamin A pada ibu nifas yakni dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000 SI) sebanyak 2 kapsul pada ibu nifas (0 – 42 hari).
2. Manfaat Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
a. Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI
b. Bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi
c. Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
3. Ibu Nifas harus mengkonsumsi Vitamin A karena:
a. Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah
b. Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh
c. Pemberian 1 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk
meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
d. Pemberian 2 kapsul vitamin A (200.000) warna merah diharapkan dapat menambah kandungan
vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif 6 bulan
4. Cara Pemberian
Diberikan sebanyak 2 x 200.000 SI atau 2 (dua) kapsul vitamin A, warna merah dalam kurun
waktu 2 hari berturut-turut pada masa nifas:
a. 1 (satu) kapsul vitamin A diminum segera setelah melahirkan
b. 1 (satu) kapsul vitamin A kedua diminum pada hari berikutnya, minimal 24 jam sesudah kapsul
pertama
5. Sarana Tempat Pemberian Kapsul Vitamin A Untuk Ibu Nifas
a. Posyandu
b. Polindes (bidan di desa)
c. Puskesmas pembantu
d. Puskesmas
e. Praktek swasta (bidan, rumah bersalin, klinik bersalin dan lain-lain)
f. Kelompok KIA
g. Petugas Yang Memberikan Kapsul Vitamin A Untuk Ibu Nifas
h. Tenaga kesehatan : dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, vaksinator dan lain-lain
i. Dukun bersalin terlatih
j. Kader
6. Strategi Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas
a. Bersamaan dengan pemberian imunisasi hepatitis B kepada bayi umur 0 – 7 hari pada kunjungan
neonatal (KN1)
b. Apabila kapsul vitamin A tidak diberikan pada KN1, maka dapat diberikan pada kunjungan KN2
(8 – 28 hari)
c. Sweeping dalam bentuk kunjungan rumah

F. JUMLAH PASIEN YANG MENDAPATKAN VITAMIN A DOSIS TINGGI DI PONED


PKM INGIN JAYA BULAN NOFEMBER 2017
KAPSUL VITAMIN A
NO NAMA UMUR ALAMAT DOSIS TINGGI
I II
1 Novita sari 23 thn M.krung 16-11-2017 17-11-2017
2 Putri rahayu 24 thn Bineh blang 20-11-2017 21-11-2017
3 Safrina 31 thn Lubuk batee 22-11-2017 23-11-2017
4 Kemala dewi 34 thn Bineh blang 27-11-2017 28-11-2017
5 Asniati 39 thn Seulimum 29-11-2017 30-11-2017

Anda mungkin juga menyukai