Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah alpukat yang sering kita konsumsi memiliki daging buah yang memiliki
kandungan yang kaya akan protein, niasin , potasium, dan vitamin E. Tidak hanya itu
buah ini juga kaya akan asam folat dan kalium yang dapat membantu mengatur
tekanan darah dan lemak darah. Pada buah alpukat terdapat antioksidan yang dapat
menangkap radikal bebas dalam tubuh akibat polusi. Radikal bebas dalam tubuh akan
menekan pertumbuhan sel kanker. Buah alpukat memiliki rasa yang enak dan juga
tekturnya yang lembut. Buah alpukat berbentuk lonjong menggembung di bawah
dengan kulit buah warna hijau tua. Pada buah alpukat terdapat satu biji yang
berbentuk bulat dan ukurannya cukup besar. Warnanya coklat dan tekturnya keras.
Orang-orang biasanya mengonsumsi buah alpukat yaitu dengan cara mengiris
buah alpukat, lalu biasanya daging buah tinggal dikeruk saja. Kebanyakan setelah
mengonsumsi daging buah alpukat, biji alpukat dibuang begitu saja. Hal tersebut
dapat memicu peningkatan jumlah limbah dikarenakan pemikiran manusia yang
menganggap bahwa biji alpukat hanyalah sebatas sampah yang tidak bermanfaat.
Tetapi sebenarnya biji alpukat memiliki manfaat yang jauh tidak kalah dari daging
buahnya yang kita konsumsi. Denagn dimanfaatkannya biji alpukat dapat menghindari
dari meningkatnya jumlah limbah di lingkungan. Biji alpukat bisa kita konsumsi
layaknya daging buahnya jika kita telah mengetahui apa kandungan yang terdapat
pada bijinya, mengetahui apa manfaatnya terhadap sistem pencernaan manusia dan
bagaimana cara pengolahannya agar dapat dikonsumsi. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini saya akan mengangkat judul “Menganalisis Kandungan Serat Pada Biji
Alpukat dan Manfaatnya Terhadap Sistem Pencernaan Manusia” dengan harapan agar
masyarakat dapat memanfaatkan biji alpukat dengan lebih lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kandungan nutrisi yang terdapat pada biji buah alpukat?
2. Apakah manfaat biji buah alpukat terhadap sistem pencernaan manusia?
3. Bagaimana cara pengolahan biji buah alpukat agar dapat dikonsumsi?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat pada biji buah alpukat.
2. Mengetahui manfaat biji bah alpukat terhadap sistem pencernaan manusia.
3. Mengetahui bagaimana cara pengolahan biji alpukat agar dapat dikonsumsi.

D. Manfaat Penelitian
1. Agar memiliki pengalaman yang lebih lagi dalam melakukan penelitian.
2. Agar masyarakat dapat mengonsumsi biji alpukat melalui cara pengolahan
yang baik.
3. Dengan memanfaatkan biji alpukat sebaik-baiknya setelah mengetahui
manfaatnya akan dapat mengurangi pencemaran limbah di lingkugan.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. BUAH ALPUKAT
Tanaman alpukat (Persea americana mill) merupakan tanaman yang berasal dari
daratan tinggi Amerika Tengah dan memiliki banyak varietas yang tersebar di seluruh
dunia. Alpukat secara umum terbagi atas tiga tipe: tipe West Indian, tipe Guatemalan, dan
tipe Mexican. Daging buah berwarna hijau di bagian bawah kulit dan menguning kearah
biji. Warna kulit buah bervariasi, warna hijau karena kandungan klorofil atau hitam
karena pigmen antosiasin (Lopez, 2002; Andi,2013).

Menurut Sunarjono (1998), alpukat termasuk tanaman hutan yang tingginya


mencapai 20 meter. Bentuk pohonnya seperti kubah sehingga dari jauh tampak menarik.
Daunnya panjang (lonjong) dan tersusun seperti pilin. Pohonnya berkayu, umumnya
percabangan jarang dan arahnya horizontal. Bunga alpukat keluar pada ujung cabang atau
ranting dalam tangkai panjang. Warna bunga putih dan setiap bunga akan mekar sebanyak
dua kali.
Tabel 2.1 Taksonomi tanaman alpukat
Klasifikasi Nama
Kingdom Plantae (tumbuhan)
Subkingdom Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas Magnoliidae
Ordo Laurales
Family Lauraceae
Genus Persea
Spesies Persea americana mill
Sumber : Plantamor, 2012; Andi, 2013
Bagian-bagian buah alpukat
Tanaman alpukat memiliki dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan memiliki akar
rambut. Rambut pada akar tanaman alpukat hanya sedikit sehingga pemupukan harus
dilakukan dengan cara yang benar. Pupuk harus diletakkan sedekat mungkin dengan akar
sehingga pupuk ditanam dengan kedalaman 30 – 40 cm disekitar tanaman (Andi, 2013).
Tinggi tanaman alpukat dapat mencapai 20 m, terdiri dari batang berwarna coklat
kotor memiliki banyak cabang dan ranting yang berambut halus. Batang tanaman alpukat
biasanya digunakan sebagai pengembangan bibit, penyambungan dan okulasi (Prihatman
2000; Andi, 2013).
Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, letaknya berdesakan di ujung
ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang menyirip,
2
panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat,
daun tua warnanya hijau dan gundul (Prihatman 2000; Andi, 2013).
Bunga alpukat bersifat sempurna (hermaprodit), tetapi sifat pembungaannya
dichogamy, artinya tiap bunga mekar 2 kali berselang, menutup antara 2 mekar dalam
waktu berbeda. Pada hari mekar pertama, bunga betina yang berfungsi sedangkan pada
hari mekar berikutnya bunga jantan yang berfungsi. Berdasarkan sifat pembungaannya,
tanaman alpukat dibedakan menjadi 2 tipe. Tipe A: bunga betina mekar pada pagi hari
sedangkan bunga jantan mekar pada sore hari pada hari berikutnya. Tipe B: bunga betina
mekar pada sore hari dan bunga jantan mekar pada pagi hari berikutnya (Ashari, 2004;
Andi, 2013).
Buah alpukat jenis unggul berbentuk lonjong, bola atau bulat telur dan bulat tidak
simetris, panjang 9 – 11,5 cm, memiliki massa 0,25 – 0,38 kg, berwarna hijau atau hijau
kekuningan, berbintik – bintik ungu, buahnya memiliki kulit yang lembut dan memiliki
warna yang berbeda-beda. Biasanya warna buah alpukat bervariasi dari warna hijau tua
hingga ungu kecoklatan. (Andi, 2013).
Buah alpukat berbiji satu dengan bentuk seperti bola berdiameter 6,5 – 7,5 cm,
keping biji berwarna putih kemerahan. Buah alpukat memiliki biji yang besar berukuran
5,5 x 4 cm (Andi, 2013).
Kandungan nutrisi buah alpukat
1. Protein
Protein adalah salah satu kandungan nutrisi buah alpukat. Alpukat menyediakan semua 18
asam amino esensial yang diperlukan bagi tubuh untuk membentuk protein lengkap.
Berbeda dengan protein dalam daging yang sulit untuk dicerna bagi kebanyakan orang,
protein alpukat sangat mudah diserap oleh tubuh karena ia juga mengandung serat. Jika
kamu sedang mengurangi sumber protein hewani atau vegetarian, alpukat bisa menjadi
pilihan untuk memenuhi nutrisi dan sebagai pengganti protein hewani.

2. Lemak Bermanfaat
Alpukat menyediakan jenis lemak sehat yang dibutuhkan tubuh. Seperti minyak zaitun,
alpukat dapat meningkatkan kadar HDL (kolesterol "baik"). Kolesterol HDL dapat
membantu melindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Bahkan
kolesterol tipe ini juga dapat membantu mengatur kadar trigliserida serta mencegah
diabetes.

3. Karotenoid
Alpukat merupakan sumber terbaik dari karotenoid dan phytonutrient. Alpukat, juga
dikenal sebagai buah yang menawarkan beragam jenis karotenoid tidak hanya seperti
beta-karoten, alfa-karoten dan lutein, tetapi juga varietas yang kurang dikenal dari
jenis phytonutrient seperti neoxanthin, zeaxanthin, chrysanthemaxanthin, neochrome,
beta-cryptoxanthin dan violaxanthin. Mengonsumsi makanan yang kaya karotenoid, tubuh
kamu akan menerima banyak asupan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata.
Karotenoid juga meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
3
kesehatan fungsi sistem reproduksi. Karotenoid dapat larut dalam lemak, sehingga dapat
mengoptimalkan penyerapan nutrisi.

4. Lutein
Salah satu kandungan nutrisi yang paling penting dari alpukat adalah lutein, yaitu
senyawa karotenoid, phytonutrient dan antioksidan alami. Satu buah alpukat mengandung
81 mcg lutein yang dapat membantu kesehatan mata. Mengonsumsi lutein dapat
mengurangi risiko degenerasi makula mata karena usia.

5. Vitamin dan Mineral


Alpukat mengandung hampir 20 vitamin dan mineral yang berbeda, meskipun dalam
jumlah kecil, menyediakan sekitar 10 % kebutuhan vitamin dan mineral harian dalam
setiap porsinya. Beberapa vitamin dan mineral yang paling banyak terkandung dalam
buah alpukat adalah vitamin C, vitamin K, folat, kalium, zat besi, vitamin E, dan vitamin
B6.

6. Anti-inflamasi
Efek kombinasi dari nutrisi yang terkandung dalam alpukat menawarkan manfaat besar
sebagai anti-peradangan. Kombinasi unik dari buah alpukat seperti Vitamin C dan E,
karotenoid, selenium, seng, pitosterol dan omega-3 asam lemak membantu mencegah
peradangan. Hal ini menunjukkan bahwa alpukat dapat membantu mencegah atau
mengurangi risiko penyakit osteoarthritis dan rematik.

7. Natrium (Sodium) dan Kolestrol


Natrium (Sodium) dan kolesterol yang terkandung dalam alpukat dapat diabaikan karena
satu porsi alpukat hanya mengandung 1 gr protein. Selain itu, alpukat mengandung 3 gr
karbohidrat dalam setiap porsinya dan 1 gramnya adalah serat makanan (dietary fiber).
Kandungan nutrisi biji alpukat
1. Antioksodan
Ahli gizi asal New York City, Amy Shapiro, mengatakan bahwa biji
alpukat memang dikemas dengan penuh antioksidan dan serat. Sekitar 70 persen dari
antioksidan berasal dari biji alpukat. Antioksidan diyakini mampu melawan radikal
bebas-- yang berarti dapat membantu sistem kekebalan tubuh dan mencegah
penyakit. Dan, antioksidan bahkan dapat membantu mencegah kerutan berkembang di
sekitar kulit.
2. Serat
Selain mengandung antioksidan, biji alpukat juga penuh serat. Serat yang benar-benar
sehat untuk bakteri sehat dalam usus kita agar bisa berkembang dan tetap hidup itu
jenis prebiotic. Perlu diketahui, karena biji alpukat ini mengandung tinggi serat bisa
membantu orang merasa kenyang lebih lama dan dapat menyebabkan penurunan
kalori. Dengan demikian, kadar serat pada biji alpukat dapat membantu dalam
penurunan berat badan. Serat juga membantu pencernaan dan memperlancar buang air
besar. (Shapiro, New York City).

4
B. Sistem Pencernaan Manusia

Pengertian Sistem Pencernaan


Digesti (pencernaan) adalah proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat
diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Proses digesti meliputi: (1) pengambilan makanan
(prehensi), (2) memamah (mastikasi), (3) penelanan (deglutisi), (4) pencernaan (digesti),
dan (5) pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti). Berdasarkan proses pencernaannya
dapat dibedakan menjadi digesti makanan secara mekanis, enzimatis, dan mikrobiotis.
Hasil akhir proses pencernaan adalah terbentuknya molekul-molekul atau partikel-partikel
makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap diserap (absorpsi) oleh
mukosa saluran pencernaan. (Heru Nurcahyo)

Alat Pencernaan
Saluran pencernaan pada anusia tersusun atas :

1.1. Mulut (rongga mulut)


Di rongga mulut terdapat gigi (gerigi) yang berfungsi untuk menyobek, mengunyah zat-
zat makanan secara mekanis sehingga menjadi zat-zat yang lebih kecil dan memudahkan
bekerjanya enzim pencernaan. Di rongga mulut terdapat bibir, lidah dan palatum (langit-
langit) untuk membantu penguyahan zat makanan, dan penelanan zat makanan. Di rongga
mulut terdapat muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung enzim ptyalin (amilase).
1.2. Faring (Pharynx)
Merupakan persilangan antara saluran makanan dan saluran udara. Epiglotis berperan
sebagai pengatur (klep) kedua saluran tersebut. Pada saat menelan makanan saluran udara
ditutup oleh epiglotis dan sebaliknya jika sedang menghirup nafas.
1.3. Esofagus (kerongkongan)
Sebagai saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan rongga mulut dengan
lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat sphincter esophagii yang
berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke
esophagus.
1.4. Gastrium (lambung)
Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung, lendir
dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar pencernaan. Kelenjar pada
bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir. Kelenjar pada fundus terdapat sel
parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan chief cell menghasilkan pepsinogen. Proses
digesti di lambung meliputi:
1) Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan
karbohidrat. Absorpsi zat-zat tertentu seperti; alkohol, obat-obatan.
2) Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur makanan
(chyme). Dengan mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke usus
dua belas jari (duodenum).
1.5. Intestinum tenue (usus halus)
Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian: duodenum, jejunum, dan ileum.
5
1.5.1 Duodenum
Pada duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan duktus pankreatikus.
Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktus koledokus. Cairan
pankreas lewat duktus pankreatikus. Cairan pankreas mengandung enzim lipase,
amylase, trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk memecah lemak (setelah
diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan gliserol. Amylase untuk
memecah amilum menjadi sakarida sederhana.

1.5.2. Jejunum Jejunum merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses


penyerapan (absorpsi) zat-zat makanan meliputi; difusi, osmosis, dan transpor aktif.
1) Monosakrida dan asam amino melalui mekanisme difusi fasilitasi.
2) Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa.
3) Vitamin melalui mekanisme difusi biasa.
4) Air melalui mekanisme difusi dan osmose.
5) Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi, dan transport aktif.

1.5.3. Ileum
Absorpsi melalui villi usus.

1.6. Intestinum crassum (usus besar) Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum
berupa kantung-kantung dengan pita (taenia) dan haustra. Colon dapat dibedakan menjadi
colon ascenden (naik), transversal (mendatar), descenden (turun). Usus besar merupakan
tempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. Pencernaan
secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli), menghasilkan gas, dan sintesis vit. K.

1.7. Rektum Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah
penuh terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektum sehingga timbul
keinginan untuk berak (defikasi).

1.8. Anus Anus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur
pengeluaran tinja.

C. Serat Pangan

Pengertian Serat Pangan

Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari
tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan
terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami
fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar (Anonim, 2001).
Karbohidrat resisten (pati) adalah karbohidrat yang tidak tercerna dalam usus halus tapi
terfermentasi pada usus besar oleh mikroflora (Bridgewater, 1998). Pati atau amilum
adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan

6
tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan
kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia
juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi
yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan
amilopektin tidak bereaksi.

Serat Bagi Sistem Cerna


FUNGSI :
Serat merupakan sisa dari makanan yang dikonsumsi mahluk hidup dan memasuki sistem
pencernaan kita. Bentuknya umum memanjang dan berupa serpihan kecil yang umumnya
nyaris tak terlihat. Dalam pengertian umum serat itu tidak diserap secara signifikan oleh
tubuh, dalam artian fungsi normal layaknya bahan makanan lain. Secara lebih spesifik serat
punya dua kategori:
 Serat Larut
 Serat Tidak Larut
Serat Larut, bersifat mengentalkan, maka itu salah satu jenisnya yang terkenal adalah pektin,
identik dengan sifat pembuat gel. Gel tersebut akan mengambil banyak air, dan
mengentalkannya, akhirnya usus akan menjadi lebih penuh. Ini yang menyebabkan kita
mudah merasa kenyang saat mengkonsumsi makanan kaya serat.
Pun serat larut saat ia masuk dalam darah, membuat gula darah, tertahan lewat konsep
pengentalan tadi. Sehingga konsumsi makanan berserat cenderung membuat gula darah kita
pasca makan tidak mudah melonjak. Dengan kata lain, organ penting seperti pankreas, tidak
harus direpotkan untuk menormalkan perubahan tingkat gula darah.
Hal sama berlaku untuk kolesterol, pengentalan serat membuat low density lipoprotein (LDL)
yang sering disebut sebagai kolesterol jahat (istilah yang sebenarnya menyesatkan) dan
bersifat lengket tidak bisa menempel pada dinding pembuluh darah. Fenomena menarik lain
adalah: konsumsi (secara benar) makanan kaya serat seperti buah dan sayuran segar akan
menguatkan serta menghindarkan penggetasan (keras dan tidak fleksibel) dinding pembuluh
darah, sehingga tubuh kehilangan alasan untuk melapisinya dengan “kolesterol jahat”.
Sementara Serat Tidak Larut, punya konsep general yang kurang lebih sama. Walau berbeda
secara spesifik. Contoh yang paling dikenal adalah selulosa. Dalam sistem cerna, fungsinya
lebih identic dengan membuat usus menjadi lebih penuh, dan kemudian terfermentasi dalam
usus besar. Proses fermentasi ini memiliki efek sangat positif dalam memelihara harmoni
ekologi dalam usus. Selain itu, kondisi saat usus yang penuh juga akan memudahkan
kelancaran sistem pencernaan karena makanan tidak sulit untuk didorong dan disera secara
baik oleh sistem cerna.
Di dalam usus, terdapat miliaran bakteri yang memiliki fungsi masing-masing. Secara
sederhana biasa disebut jahat (patogen) maupun yang baik (probiotik). Walau istilah jahat dan
7
baik agak kurang tepat. Juga terdapat bakteri yang bersifat netral, yang akan mengikuti
perkembangan suasana sistem cerna. Ia akan menguatkan bakteri probiotik atau patogen,
tergantung mana yang lebih dominan.
Saat probiotik dominan, biasanya kesehatan usus serta tubuh secara general akan lebih baik.
Demikian pula hal sebaliknya. Disini serat yang tidak larut air difermentasi di usus besar akan
menghasilkan asam lemak rantai pendek (propionat, butirat), asam, energi. Hasil fermentasi
ini akan membuat jumlah probiotik meningkat, harmoni usus terjaga dan kesehatan secara
general menjadi baik.

Masalah Pencernaan Akibat Kurangnya Asupan Serat


Usus sehat biasanya memiliki karakter yang halus serta bersifat transparan, ototnya tidak
membesar, karena sepanjang dinding usus, ada banyak komponen yang memiliki fungsi
masing-masing. Sehingga ia harus terus menerus dalam keadaan halus seperti terlihat dalam
gambar. Itu sebabnya gerakan peristaltik, harus dipelihara agar bekerja secara lembut dan
tidak ngotot.

Yang rumit adalah, tidak mudah membuat usus penuh, karena rasa kenyang tidak
identik makanan yang mampu menggembungkan usus layaknya tube pasta gigi dalam
keadaan penuh. Makanan yang minim serat cenderung menggumpal dan secara diameter
jauh lebih kecil daripada ukuran diameter usus, serta sulit untuk didorong. Akibatnya
gerakan peristaltik harus memijat usus secara ekstrim, agak ngotot.
Berita buruk lain adalah, waktu ini terjadi terus menerus, tidak saja makanan akan
sulit didorong dan diserap secara baik oleh sistem cerna. Tapi otot pada dinding
usus akan menebal, biasa disebut dengan istilah diverticulosis, saat ini terjadi komponen
pada dinding usus akan terganggu oleh penebalan tadi. Fungsinya akan berkurang, bahkan
hilang di berbagai bagian. Tonjolan otot juga membuat kemungkinan makanan tersangkut
sangat besar, dan gesekan yang muncul mudah membuat luka pada usus.

8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian

 Waktu : Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 5 bulan,


dimulai dari bulan Oktober 2017 s/d Februari 2018.

 Tempat : Laboratorium Kimia MAN 2 Pekanbaru

B. Metode Pengambilan Data

1. Studi pustaka
Dalam metode ini saya mengambil beberapa sumber yang dibantu dengan
eksperimen berupa pengujian kandungan kimia yang terdapat pada biji alpukat.
2. Wawancara
Dalam metode ini saya mengadakan Tanya jawab dengan guru saya. Saya
menggunakan guru bidang studi kimia saya sebagai narasumber.

C. Populasi dan Sampel

 Populasi : Semua biji alpukat yang ada di pasar


 Sampel : Biji alpukat yang dijual di kedai buah pak togu

D. Diagram Alir

studi data terkait pengambilan data


menguji kembali
dari beberapa analisis data yang tepat
data
sumber setelah pengujian

E. Praktek Pengolahan Biji Alpukat Untuk Dikonsumsi

1. Bersihkan biji alpukat, lalu bersihkan.


Gambar di samping merupakan biji yang sudah dibersihkan.

9
2. Masukkan biji alpukat ke dalam oven pada suhu
0
120 .

3. Setelah di oven, potong-potong biji alpukat


yang sudah di oven agar menjadi bentuk yang lebih kecil dan mudah untuk
dihaluskan.

4. Haluskan biji alpukat dengan cara diblender


atau di parut.

5. Biji alpukat yang sudah di haluskan. Untuk


mengurangi rasa pahit biji alpukat, saat dikonsumsi dapat dicampurkan
dengan jus buah alpukat, yoghurt, dan sebagainya.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kandungan Biji Alpukat
Dari hasil uji kandungan kimia yang dilakukan oleh Leroy, 1931 komposisi kimia biji alpukat
adalah sebagai berikut :
Komposisi kimia pada biji buah alpukat
Komponen Basis
Basah Kering
Kelembaban, % 50,58 0
Abu, % 1,34 2,7
Nitrogen, % 0,39 0,79
Protein, % 2,45 4,95
Gula tereduksi 1,60 3,24
Sukrosa, % 0,61 1,23
Total gula 2,21 4,47
Pati, % 29,60 59,87
Pentosa, % 1,64 3,33
Arabinosa, % 2,04 4,12
Ekstrak eter, % 0,99 2,00
Dan lain-lain 9,25 18,71
Sumber : Leroy, 1931; Andy, 2013
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan
karbohidrat pada biji alpukat cukup tinggi sehingga jika diekstrak akan mendapatkan pati yang
lebih dominan dibandingkan dengan senyawa lainnya. Ekstraksi pati merupakan suatu proses
untuk mendapatkan pati dari suatu tanaman dengan cara memisahkan pati dari komponen lainnya
yang terdapat pada tanaman tersebut. Metode alkaline steeping merupakan metode ekstraksi yang
menggunakan senyawa alkali untuk mendispersikan matriks protein sehingga pati yang terbentuk
bebas dari protein. Karena bebas dari protein, maka hal itu dapat mencegah proses browning (bila
biji dihancurkan dan berwarna coklat, maka pati yang dihasulkan juga agak berwarna coklat).
(Andi,2013).
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Susunan
dari karbohidrat kompleks (pati) akan membentuk serat.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, serat sangat bermanfaat terhadap sistem
pencernaan manusia. Serat merupakan elemen penting pencernaan yang tepat. Serat dapat
meningkatkan berat dan ukuran dari feses karena ia menyerap air, membuatnya lebih lunak
sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan melalui anus. Feses yang keras bisa menjadi tanda
bahwa kita kurang mengonsumsi makanan berserat, jika dibiarkan terus-menerus dapat

11
menimbulkan sembelit. Sembelit yang tidak diobati dapat berkembang menjadi wasir atau
hemoroid yang dapat membuat kita merasa sakit saat buang air besar maupun saat duduk. Serat
juga akan membuat seseorang menjadi lebih cepat kenyang dikarenakan usus mengalami keadaan
penuh. Kondisi saat usus yang penuh juga akan memudahkan kelancaran sistem pencernaan
karena makanan tidak sulit untuk didorong dan diserap secara baik oleh sistem cerna.

B. Cara Pengolahan Biji Alpukat


Buah alpukat merupakan salah satu buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Buah
yang memiliki rasa yang enak ini memiliki kelembutan daging yang sangat disukai orang-orang.
Buah ini memiliki kendungan yang sangat kaya manfaat. Namun siapa yang menyangka
disamping daging buahnya yang memiliki banyak kandungan nutrisi ternyata biji buahnya pun
tak kalah hebat, bijinya juga memiliki kandungan yang kaya akan nutrisi yang dapat memberikan
sejuta manfaat terhadap kesehatan manusia. Salah satunya adalah melancarkan sistem pencernaan
manusia.
Namun, mengolah dan mengambil manfaat dari biji alpukat tidak semudah mengonsumsi
buahnya. Alasannya, karena di dalam biji alpukat terkandung senyawa tanin, yang apabila
pengolahannya keliru, bisa menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan. Lalu, bagaimana
cara terbaik untuk mengolah dan mendapatkan manfaat dari biji alpukat? Pengolahan biji alpukat
yang benar akan mendatangan manfaat yang luar biasa, berikut cara pengolahan biji alpukat yang
baik dan benar :
1. Bersihkan biji alpukat lalu tumbuk hingga halus. Jika kesusahan menumbuk, biji bisa
dihaluskannya dengan cara diblender atau ditaruh penggiling kopi. Untuk memudahkan
proses penghancuran, potong dulu biji alpukat menjadi beberapa bagian yang lebih kecil.
Biji alpukat yang telah halus bisa dijadikan bumbu dalam masakan, topping salad, atau
dicampurkan pada jus dan smoothies. Selain itu kita juga bisa menggunakannya sebagai
pasta untuk mengatasi gigi berlubang.
2. Cara mengolah biji alpukat yang kedua yaitu dengan merebus biji alpukat di dalam air
hingga mendidih. Lalu saring airnya dan seduh di dalam gelas. Untuk menambah rasa,
bisa ditambahkan madu ke dalamnya. Air rebusan biji alpukat ini bisa menurunkan
kolesterol, tekanan darah, menyehatkan pencernaan, mencegah kanker dan gangguan
kesehatan lainnya.
3. Keringkan biji alpukat, lalu masukkan ke dalam oven dengan suhu 1200, lalu potong-
potong biji alpukat menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, lalu haluskan biji dengan
cara diblender. Bubuk alpukat ini bermanfaat untuk merawat kesehatan kulit dan rambut.
Anda bisa menambahkan minyak zaitun dan mengoleskan lotion biji alpukat ini ke atas
permukaan kulit tubuh dan wajah untuk hasil yang maksimal. Bubuk biji alpukat ini juga
bisa menjadi masker kulit serta masker rambut yang berkhasiat.
4. Selain dikonsumsi secara oral dan ditumbuk untuk pemakaian luar, biji alpukat juga bisa
diolah menjadi hiasan yang menarik untuk sop, salad dan aneka kue yang telah dibuat.

12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Dari penelitian yang saya lakukan, dapat kami simpulkan bahwa:
Biji alpukat memiliki kandungan serat yang besar dan memiliki manfaat yang berguna
bagi tubuh yaitu untuk kesehatan seperti melancarkan sistem pencernaan manusia, dan
tentunya memiliki banyak manfaat yang lain.
Saran :
Setelah melakukan penelitian maka saran peneliti adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya masyarakat mulai memperhatikan bagaimana kandungan nutrisi baik pada biji
alpukat.
2. Sebaiknya biji alpukat di gunakan dengan sebaik-baiknya karena melihat pada kandungan
nutrisi yang tinggi padanya dan karena mengacu pada manfaat yang ada didalamnya.

13
Daftar Pustaka

http://www.erykar.com/serat-bagi-sistem-cerna/

https://id.wikipedia.org/wiki/Amilum

https://lordbroken.wordpress.com/2010/12/27/pati-resisten/

http://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/Pinki-A-Serat-dan-manfaatnya-bg-kesehatan-74-
129-1-SM.pdf

https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6454/TP-
05%20Andy%20Chandra%20%2830-39%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y

14

Anda mungkin juga menyukai