PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah alpukat yang sering kita konsumsi memiliki daging buah yang memiliki
kandungan yang kaya akan protein, niasin , potasium, dan vitamin E. Tidak hanya itu
buah ini juga kaya akan asam folat dan kalium yang dapat membantu mengatur
tekanan darah dan lemak darah. Pada buah alpukat terdapat antioksidan yang dapat
menangkap radikal bebas dalam tubuh akibat polusi. Radikal bebas dalam tubuh akan
menekan pertumbuhan sel kanker. Buah alpukat memiliki rasa yang enak dan juga
tekturnya yang lembut. Buah alpukat berbentuk lonjong menggembung di bawah
dengan kulit buah warna hijau tua. Pada buah alpukat terdapat satu biji yang
berbentuk bulat dan ukurannya cukup besar. Warnanya coklat dan tekturnya keras.
Orang-orang biasanya mengonsumsi buah alpukat yaitu dengan cara mengiris
buah alpukat, lalu biasanya daging buah tinggal dikeruk saja. Kebanyakan setelah
mengonsumsi daging buah alpukat, biji alpukat dibuang begitu saja. Hal tersebut
dapat memicu peningkatan jumlah limbah dikarenakan pemikiran manusia yang
menganggap bahwa biji alpukat hanyalah sebatas sampah yang tidak bermanfaat.
Tetapi sebenarnya biji alpukat memiliki manfaat yang jauh tidak kalah dari daging
buahnya yang kita konsumsi. Denagn dimanfaatkannya biji alpukat dapat menghindari
dari meningkatnya jumlah limbah di lingkungan. Biji alpukat bisa kita konsumsi
layaknya daging buahnya jika kita telah mengetahui apa kandungan yang terdapat
pada bijinya, mengetahui apa manfaatnya terhadap sistem pencernaan manusia dan
bagaimana cara pengolahannya agar dapat dikonsumsi. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini saya akan mengangkat judul “Menganalisis Kandungan Serat Pada Biji
Alpukat dan Manfaatnya Terhadap Sistem Pencernaan Manusia” dengan harapan agar
masyarakat dapat memanfaatkan biji alpukat dengan lebih lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kandungan nutrisi yang terdapat pada biji buah alpukat?
2. Apakah manfaat biji buah alpukat terhadap sistem pencernaan manusia?
3. Bagaimana cara pengolahan biji buah alpukat agar dapat dikonsumsi?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat pada biji buah alpukat.
2. Mengetahui manfaat biji bah alpukat terhadap sistem pencernaan manusia.
3. Mengetahui bagaimana cara pengolahan biji alpukat agar dapat dikonsumsi.
D. Manfaat Penelitian
1. Agar memiliki pengalaman yang lebih lagi dalam melakukan penelitian.
2. Agar masyarakat dapat mengonsumsi biji alpukat melalui cara pengolahan
yang baik.
3. Dengan memanfaatkan biji alpukat sebaik-baiknya setelah mengetahui
manfaatnya akan dapat mengurangi pencemaran limbah di lingkugan.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. BUAH ALPUKAT
Tanaman alpukat (Persea americana mill) merupakan tanaman yang berasal dari
daratan tinggi Amerika Tengah dan memiliki banyak varietas yang tersebar di seluruh
dunia. Alpukat secara umum terbagi atas tiga tipe: tipe West Indian, tipe Guatemalan, dan
tipe Mexican. Daging buah berwarna hijau di bagian bawah kulit dan menguning kearah
biji. Warna kulit buah bervariasi, warna hijau karena kandungan klorofil atau hitam
karena pigmen antosiasin (Lopez, 2002; Andi,2013).
2. Lemak Bermanfaat
Alpukat menyediakan jenis lemak sehat yang dibutuhkan tubuh. Seperti minyak zaitun,
alpukat dapat meningkatkan kadar HDL (kolesterol "baik"). Kolesterol HDL dapat
membantu melindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Bahkan
kolesterol tipe ini juga dapat membantu mengatur kadar trigliserida serta mencegah
diabetes.
3. Karotenoid
Alpukat merupakan sumber terbaik dari karotenoid dan phytonutrient. Alpukat, juga
dikenal sebagai buah yang menawarkan beragam jenis karotenoid tidak hanya seperti
beta-karoten, alfa-karoten dan lutein, tetapi juga varietas yang kurang dikenal dari
jenis phytonutrient seperti neoxanthin, zeaxanthin, chrysanthemaxanthin, neochrome,
beta-cryptoxanthin dan violaxanthin. Mengonsumsi makanan yang kaya karotenoid, tubuh
kamu akan menerima banyak asupan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata.
Karotenoid juga meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
3
kesehatan fungsi sistem reproduksi. Karotenoid dapat larut dalam lemak, sehingga dapat
mengoptimalkan penyerapan nutrisi.
4. Lutein
Salah satu kandungan nutrisi yang paling penting dari alpukat adalah lutein, yaitu
senyawa karotenoid, phytonutrient dan antioksidan alami. Satu buah alpukat mengandung
81 mcg lutein yang dapat membantu kesehatan mata. Mengonsumsi lutein dapat
mengurangi risiko degenerasi makula mata karena usia.
6. Anti-inflamasi
Efek kombinasi dari nutrisi yang terkandung dalam alpukat menawarkan manfaat besar
sebagai anti-peradangan. Kombinasi unik dari buah alpukat seperti Vitamin C dan E,
karotenoid, selenium, seng, pitosterol dan omega-3 asam lemak membantu mencegah
peradangan. Hal ini menunjukkan bahwa alpukat dapat membantu mencegah atau
mengurangi risiko penyakit osteoarthritis dan rematik.
4
B. Sistem Pencernaan Manusia
Alat Pencernaan
Saluran pencernaan pada anusia tersusun atas :
1.5.3. Ileum
Absorpsi melalui villi usus.
1.6. Intestinum crassum (usus besar) Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum
berupa kantung-kantung dengan pita (taenia) dan haustra. Colon dapat dibedakan menjadi
colon ascenden (naik), transversal (mendatar), descenden (turun). Usus besar merupakan
tempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak terserap di usus halus. Pencernaan
secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli), menghasilkan gas, dan sintesis vit. K.
1.7. Rektum Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah
penuh terjadi perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektum sehingga timbul
keinginan untuk berak (defikasi).
1.8. Anus Anus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur
pengeluaran tinja.
C. Serat Pangan
Serat pangan, dikenal juga sebagai serat diet atau dietary fiber, merupakan bagian dari
tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan tersusun dari karbohidrat yang memiliki sifat resistan
terhadap proses pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia serta mengalami
fermentasi sebagian atau keseluruhan di usus besar (Anonim, 2001).
Karbohidrat resisten (pati) adalah karbohidrat yang tidak tercerna dalam usus halus tapi
terfermentasi pada usus besar oleh mikroflora (Bridgewater, 1998). Pati atau amilum
adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan
6
tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan
kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia
juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi
yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin
menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan
amilopektin tidak bereaksi.
Yang rumit adalah, tidak mudah membuat usus penuh, karena rasa kenyang tidak
identik makanan yang mampu menggembungkan usus layaknya tube pasta gigi dalam
keadaan penuh. Makanan yang minim serat cenderung menggumpal dan secara diameter
jauh lebih kecil daripada ukuran diameter usus, serta sulit untuk didorong. Akibatnya
gerakan peristaltik harus memijat usus secara ekstrim, agak ngotot.
Berita buruk lain adalah, waktu ini terjadi terus menerus, tidak saja makanan akan
sulit didorong dan diserap secara baik oleh sistem cerna. Tapi otot pada dinding
usus akan menebal, biasa disebut dengan istilah diverticulosis, saat ini terjadi komponen
pada dinding usus akan terganggu oleh penebalan tadi. Fungsinya akan berkurang, bahkan
hilang di berbagai bagian. Tonjolan otot juga membuat kemungkinan makanan tersangkut
sangat besar, dan gesekan yang muncul mudah membuat luka pada usus.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Studi pustaka
Dalam metode ini saya mengambil beberapa sumber yang dibantu dengan
eksperimen berupa pengujian kandungan kimia yang terdapat pada biji alpukat.
2. Wawancara
Dalam metode ini saya mengadakan Tanya jawab dengan guru saya. Saya
menggunakan guru bidang studi kimia saya sebagai narasumber.
D. Diagram Alir
9
2. Masukkan biji alpukat ke dalam oven pada suhu
0
120 .
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kandungan Biji Alpukat
Dari hasil uji kandungan kimia yang dilakukan oleh Leroy, 1931 komposisi kimia biji alpukat
adalah sebagai berikut :
Komposisi kimia pada biji buah alpukat
Komponen Basis
Basah Kering
Kelembaban, % 50,58 0
Abu, % 1,34 2,7
Nitrogen, % 0,39 0,79
Protein, % 2,45 4,95
Gula tereduksi 1,60 3,24
Sukrosa, % 0,61 1,23
Total gula 2,21 4,47
Pati, % 29,60 59,87
Pentosa, % 1,64 3,33
Arabinosa, % 2,04 4,12
Ekstrak eter, % 0,99 2,00
Dan lain-lain 9,25 18,71
Sumber : Leroy, 1931; Andy, 2013
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan
karbohidrat pada biji alpukat cukup tinggi sehingga jika diekstrak akan mendapatkan pati yang
lebih dominan dibandingkan dengan senyawa lainnya. Ekstraksi pati merupakan suatu proses
untuk mendapatkan pati dari suatu tanaman dengan cara memisahkan pati dari komponen lainnya
yang terdapat pada tanaman tersebut. Metode alkaline steeping merupakan metode ekstraksi yang
menggunakan senyawa alkali untuk mendispersikan matriks protein sehingga pati yang terbentuk
bebas dari protein. Karena bebas dari protein, maka hal itu dapat mencegah proses browning (bila
biji dihancurkan dan berwarna coklat, maka pati yang dihasulkan juga agak berwarna coklat).
(Andi,2013).
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Susunan
dari karbohidrat kompleks (pati) akan membentuk serat.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, serat sangat bermanfaat terhadap sistem
pencernaan manusia. Serat merupakan elemen penting pencernaan yang tepat. Serat dapat
meningkatkan berat dan ukuran dari feses karena ia menyerap air, membuatnya lebih lunak
sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan melalui anus. Feses yang keras bisa menjadi tanda
bahwa kita kurang mengonsumsi makanan berserat, jika dibiarkan terus-menerus dapat
11
menimbulkan sembelit. Sembelit yang tidak diobati dapat berkembang menjadi wasir atau
hemoroid yang dapat membuat kita merasa sakit saat buang air besar maupun saat duduk. Serat
juga akan membuat seseorang menjadi lebih cepat kenyang dikarenakan usus mengalami keadaan
penuh. Kondisi saat usus yang penuh juga akan memudahkan kelancaran sistem pencernaan
karena makanan tidak sulit untuk didorong dan diserap secara baik oleh sistem cerna.
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Dari penelitian yang saya lakukan, dapat kami simpulkan bahwa:
Biji alpukat memiliki kandungan serat yang besar dan memiliki manfaat yang berguna
bagi tubuh yaitu untuk kesehatan seperti melancarkan sistem pencernaan manusia, dan
tentunya memiliki banyak manfaat yang lain.
Saran :
Setelah melakukan penelitian maka saran peneliti adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya masyarakat mulai memperhatikan bagaimana kandungan nutrisi baik pada biji
alpukat.
2. Sebaiknya biji alpukat di gunakan dengan sebaik-baiknya karena melihat pada kandungan
nutrisi yang tinggi padanya dan karena mengacu pada manfaat yang ada didalamnya.
13
Daftar Pustaka
http://www.erykar.com/serat-bagi-sistem-cerna/
https://id.wikipedia.org/wiki/Amilum
https://lordbroken.wordpress.com/2010/12/27/pati-resisten/
http://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/Pinki-A-Serat-dan-manfaatnya-bg-kesehatan-74-
129-1-SM.pdf
https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6454/TP-
05%20Andy%20Chandra%20%2830-39%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y
14