Anda di halaman 1dari 5

Latar Belakang ERP

Sejak 1990-an, Enterprise Resource Planning System (ERP System) telah banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia menggantikan sistem
informasi yang telah dikembangkan sebelumnya (Parr and Shanks, 2000; Soffer et
al., 2005; Motwani et al., 2005; Chang dan Vichita, 2002). Menurut Lee (2000), aplikasi
ERP merupakan paket yang mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis yang penting ke
dalam satu sistem informasi melalui sharing database yang terintegrasi. Sistem ERP
dirancang untuk membantu organisasi didalam mengelola sumber daya yang
dimilikinya secara terintegrasi. Davenport dalam Hawking et al. (2004) menyebutkan
terdapat tiga manfaat utama implementasi sistem ERP yaitu integrasi, optimisasi dan
informasi. Integrasi adalah manfaat ketika perusahaan mampu mengintegrasikan data
dan proses secara internal dan eksternal dengan pelanggan dan supplier. Optimisasi
adalah manfaat pada saat perusahaan mampu menstandarisasi proses bisnis dengan
best practice yang ada, sedangkan informasi adalah kemampuan untuk menyediakan
informasi yang kontekstual untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif.
Akan tetapi, Martin dalam Parr and Shanks (2000) menyebutkan bahwa 90% dari
proyek implementasi ERP ternyata terlambat atau melebihi anggaran (over budget),
bahkan beberapa proyek implementasi ERP berakhir dengan kegagalan. Untuk
menghindari terjadinya kegagalan dalam implementasi ERP, Bancroft (1996), Ross
(1998) dan Markus and Tanis (1999) mengajukan model implementasi ERP untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai proses ERP serta memberikan
panduan untuk kesuksesan implementasi ERP. Parr and Shanks (2000)
mengembangkan suatu model Project Phase Model (PPM) yang merupakan sintesis
dari model-model proses implementasi ERP yang sudah ada dan memfokuskan pada
proyek implementasi. Deloitte dalam Hawking (2004) menyatakan bahwa proses
untuk mencapai manfaat tambahan dari implementasi sistem ERP disebut sebagai
second wave implementation. Deloitte meyakini bahwa terdapat sejumlah fase yang
terjadi pada post-project yaitu stabilize, synthesize dan synergize. Botta-Genoulaz et
al. (2005) menyebutkan bahwa adanya trap-trap yang muncul setelah proyek ERP go
live. Genoulaz melakukan penelitian terhadap 217 perusahaan di perancis yang telah
menerapkan sistem ERP. Trap yang muncul diantaranya karena perusahaan tidak
merencanakan post-project dengan baik. Trap ini ditemukan pada 13% dari jumlah
perusahaan tersebut. Namun demikian, penelitian-penelitian sebelumnya belum
memfokuskan pada langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan perusahaan pada
fase postproject sistem ERP. Pada Penelitian ini akan dijelaskan pentingnya fase
postproject pada penerapan sistem ERP dan bagaimana aktivitas-aktivitas pada fase
post-project berkontribusi terhadap perolehan benefit.

Sistem informasi tidak pernah lepas dengan yang namanya teknologi. Karena kalau
kita lihat yang sekarang ini perkembangan teknologi sangat pesat. Perkembangan
teknologi tersebut sangat mempengaruhi berbagai macam aspek, salah satunya
dalam dunia bisnis. Penggunaan teknologi informasi di dunia bisnis dianggap mampu
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis perusahaan, serta dapat
memudahkan perusahaan dalam mengontrol, dan mengolah data agar menjadi
informasi yang lebih akurat. Kondisi tersebut mengharuskan perusahaan untuk
meningkatkan kualitas dan keunggulan dibandingkan pesaing agar perusahaan
tersebut masih bertahan menjaga eksistensinya dalam dunia bisnis. Dilihat dari
kondisi terjadi perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba dalam memnfaatkan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan mereka.

Untuk menjawab masalah tersebut Enterprise Resource Planing (ERP) mampu


mengatasinya. Enterprise Resource Planing (ERP) merupakan sebuah sistem
informasi perusahaan yang dirancang untuk mendukung transaksi atau operasi
sehari-hari dan mengkoordinasikan semua sumber daya sebuah perusahaan seperti
dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material, kapasitas, informasi dan aktifitas
yang diperlukan untuk proses bisnis. Namun, sebelum kita memahami lebih rinci
mengenai Enterprise Resource Planing (ERP) baik mengenai komponen-komponen
yang menunjang ataupun yang lainnya. Akan lebih baik lagi jika mengetahui sejarah
dan perkembangan dari Enterprise Resource Planing (ERP) terlebih dahulu. Karena
dalam berbisnis prosesnya tidak mudah dan harus dimulai dari nol dan sedikit demi
sedikit akan berkembang dan pada ahkirnya menjadi sukses. Begitu juga dalam hal
mempelajari materi-materi apapun. Maka dari itu, penulis mengangkat judul
“Perkembangan ERP” dengan tujuan agar kita mengetahui perkembangan lebih rinci
mengenai ERP.
Definisi system

Sistem adalah suatu kesatuan, baik obyek nyata atau abstrak yang terdiri dari
berbagai komponen atau unsur yang saling berkaitan, saling tergantung, saling
mendukung, dan secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai
tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

Istilah “sistem” sering digunakan dalam berbagai bidang, sehingga maknanya akan
berbeda-beda sesuai dengan bidang yang dibahas. Namun, secara umum kata
“sistem” mengacu pada sekumpulan benda yang saling memiliki keterkaitan satu
sama lainnya.

Definisi Informasi

Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan dikelola
sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang mudah dimengerti dan bermanfaat
bagi penerimanya.

Tidak semua data atau fakta dapat diolah menjadi sebuah informasi bagi
penerimanya. Jika suatu data yang diolah ternyata tidak bermanfaat bagi
penerimanya, maka hal tersebut belum bisa disebut sebagai sebuah informasi.

Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang berisi serangkaian
komponen terpadu dan manual bagian komponen terkomputerisasi sehingga dapat
mengumpulkan dan mengolah data lalu menghasilkan informasi bagi pengguna
(perusahaan) dalam mengambil keputusan dan juga dalam menjalankan operasional.
Latar Belakang Sistem Informasi

Kebutuhan perusahaan dalam hal mendapatkan informasi yang cepat, tepat, dan
akurat sebagai pedoman dalam mengambil keputusan

Sistem Informasi merupakan salah satu hal terpenting dalam suatu perusahaan.
Dengan adanya system informasi maka organisasi atau perusahaan dapat menjamin
kualitas informasi yang disajikan dan dapat mengambil keputusan berdasarkan
informasi tersebut. Seiring perkembangan teknologi maka kebutuhan akan infromasi
yang cepat, tepat dan akurat sangat diperlukan. Karena itu, keberadaan system
informasi sudah menjadi kebutuhan mutlak bagi perusahaan dalam menjalankan
proses binisnya.

Latar Belakang ERP

Sistem informasi tidak pernah lepas dengan yang namanya teknologi. Perkembangan
teknologi tersebut sangat mempengaruhi berbagai macam aspek, salah satunya
dalam dunia bisnis. Penggunaan teknologi informasi di dunia bisnis dianggap mampu
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis perusahaan, serta dapat
memudahkan perusahaan dalam mengontrol, dan mengolah data agar menjadi
informasi yang lebih akurat. Kondisi tersebut mengharuskan perusahaan untuk
meningkatkan kualitas dan keunggulan dibandingkan pesaing agar perusahaan
tersebut masih bertahan menjaga eksistensinya dalam dunia bisnis. Dilihat dari
kondisi tersebut, menjadikan perusahaan-perusahaanberlomba-lomba dalam
memnfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan mereka.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka Enterprise Resource Planning (ERP)
adalah jawabannya.

Anda mungkin juga menyukai