Hemoroid Ridho DR Adi
Hemoroid Ridho DR Adi
Muhammad Ridho
20110310170
1
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. WI
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Swasta
B. ANAMNESIS
benjolan pada anus dan nyeri saat BAB. Keluhan tersebut dirasakan sejak 1 hari
sebelum ke RS. Pasien mengatakan BAB secara teratur tiap hari, namun pasien
sering mengejan ketika BAB. Sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu, pasien
merasakan BAB sakit. Kira-kira 2 bulan pasien merasa keluar benjolan kecil dan
lama kelamaan bertambah besar. Benjolan tidak terasa sakit waktu dipegang.
Pasien tidak merasakan kembung, tidak mual atau muntah. Pasien jarang
C. PEMERIKSAAN FISIK
2. Kesadaran : E4 V5 M6
2
3. Tanda vital
Nadi: 70 kali/menit
Suhu : 360 C
Kepala :
Leher :
Thorax :
Cor : S1 S2 reguler
Pulmo : Vesikuler positif normal, Ronchi (-), Wheezing (-)
3
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
Hmt 38 % 36-52 %
IMUNOLOGI
KIMIA KLINIK
E. DIAGNOSIS KERJA
F. PENATALAKSANAAN
Infus RL 20 tpm
4
BAB II
A. Definisi
mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar. Plexus
hemoroid merupakan pembuluh darah normal yang terletak pada mukosa rektum
bagian distal dan anoderm. Gangguan pada hemoroid terjadi ketika plexus vaskular
ini membesar. Sehingga pengertian dari hemoroid adalah dilatasi varikosus vena dari
plexus hemorrhoidal inferior dan superior. Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran
satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan
sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan
beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal.
B. Anatomi
Bagian utama usus besar yang terakhir dinamakan rektum dan terbentang dari
kolon sigmoid sampai anus, kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan berbentuk
lekukan huruf S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri waktu kolon sigmoid bersatu
dengan rektum. Satu inci dari rektum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri sesuai
belahan bagian kanan dan arteri mesenterika inferior memperdarahi belahan kiri. Suplai
darah tambahan untuk rektum adalah melalui arteria sakralis media dan arteria
hemoroidalis inferior dan media yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta
abdominalis.
5
Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior melalui vena mesentrika
superior dan inferior dan vena hemoroidalis superior. Vena hemoroidalis media dan
inferior mengalirkan darah ke vena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi sistematik.
Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior, media dan inferior, sehingga
peningkatan tekanan portal dapat mengakibatkan aliran darah balik ke dalam vena-vena
ini.
C. Patofisiologi
Kebiasaan mengejan lama dan berlangsung kronik merupakan salah satu risiko
untuk terjadinya hemoroid. Peninggian tekanan saluran anus sewaktu beristirahat akan
menurunkan venous return sehingga vena membesar dan merusak jar. ikat penunjang
Kejadian hemoroid diduga berhubungan dengan faktor endokrin dan usia. Hubungan
6
terjadinya hemoroid dengan seringnya seseorang mengalami konstipasi, feses yang
keras, multipara, riwayat hipertensi dan kondisi yang menyebabkan vena-vena dilatasi
superior (v.hemoroidalis) dan diliputi oleh mukosa. Cabang vena yang terletak pada
colllum analis posisi jam 3,7, dan 11 bila dilihat saat pasien dalam posisi litotomi
kongenital dinding vena karena sering ditemukan pada anggota keluarga yang sama.
Vena rectalis superior merupakan bagian paling bergantung pada sirkulasi portal dan
tidak berkatup. Jadi berat kolom darah vena paling besar pada vena yang terletak pada
paruh atas canalis ani. Disini jaringan ikat longgar submukosa sedikit memberi
penyokong pada dinding vena. Selanjutnya aliran balik darah vena dihambat oleh
kontraksi lapisan otot dinding rectum selama defekasi. Konstipasi kronik yang
kehamilan sering terjadi akibat penekanan vena rectalis superior oleh uterus gravid.
Hipertensi portal akibat sirosis hati juga dapat menyebabkan hemoroid. Kemungkinan
rectalis(hemorroidalis) inferior waktu vena ini berjalan ke lateral dari pinggir anus.
Hemorroid ini diliputi kulit dan sering dikaitkan dengan hemoroid interna yang sudah
ada. Keadaan klinik yang lebih penting adalah ruptura cabang-cabang v. rectalis
inferior sebagai akibat batuk atau mengedan, disertai adanya bekuan darah kecil pada
jaringan submukosa dekat anus. Pembengkakan kecil berwarna biru ini dinamakan
berhubungan secara longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali
7
bermula dari rectum sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid intern mengalirkan
eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat
D. Etiologi
inflamasi, thrombosis atau prolaps. Kebanyakan gejala yang muncul timbul dari
(Thronton, 2012):
c. Varises anorektum.
d. Faktor risiko lain: terlalu lama duduk atau berdiri, makanan (pedas, diet rendah
E. Klasifikasi
1. Hemoroid Interna
waktu defikasi. Pada stadium ini tidak terjadi prolaps dan pada pemeriksaan
b. Derajat II: Hemoroid menonjol melalui kanalis analis pada saat mengedan ringan
c. Derajat III: Hemoroid menonjol saat keadaan mengedan dan harus didorong
8
d. Derajat IV: Hemoroid ini merupakan hemoroid yang menonjol ke luar dan tidak
2. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna peka terhadap nyeri, suhu, raba dan tekanan sehingga
batuk dan mengedan dapat meningkatkan pelebaran hemoroid yang diikuti oleh
statis. Adanya pembengkakan kecil yang mendadak dan nyeri pada pinggir anus
9
F. Diagnosis
anorektal yang disebabkan oleh hemoroid, atau yang disebabkan oleh penyakit
nyeri, dan prolaps. Anamnesia yang menyeluruh mencakup onset dan durasi dari
setiap gejala yang muncul harus ditanyakan. Untuk melengkapi hal itu: karakteristik
nyeri, perdarahan, protusi atau perubahan dari pola pencemaran, begitu pula status
konstipasi maupun diare, riwayat pekerjaan yang terlalu banyak duduk maupun
hubungannya dengan gejala rectum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang
sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid
a) Hemoroid Interna
Perdarahan umunya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat
trauma oleh feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
bercampur feses, dapat hanya berupa garis pada feses atau kertas pembersih
10
sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai toilet menjadi
merah. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar
karena kaya akan zat asam. Perdarahan luas dan intensif di pleksus hemoroidalis
2007).
keluar dan menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi
sewaktu defekasi dan disusul oleh reduksi spontan sesudah selesai defikasi. Pada
stadium lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defikasi
agar masuk ke dalam anus. Akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk
yang mengalami prolaps menetap dan tidak dapat didorong masuk lagi
(Sjamsuhidajat, 2007).
mengeluhkan suatu masa akut yang sangat nyeri pada daerah sekitar dubur.
thrombus akut. Nyeri ini memuncak pada 48-72 jam dan menjadi berkurang
pada hari ke-4 setelah thrombus terbentuk (Thornton, 2014). Keadaan ini
ditandai dengan adanya benjolan di bawah kulit kanalis analis yang nyeri sekali,
11
c. Pemeriksaan Fisik
epitel penutup bagian yang menonjol Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid
interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak cukup tinggi
G. Tata Laksana
(hemoroidektomi). Selain itu, pilihan tata laksana bergantung pada derajat hemoroid.
Kebanyakan pasien dengan hemoroid derajat 1 dan 2 dapat diobati dengan tindakan local
dan modifikasi diet. Pada sebagian derajat 2, derajat 3 dan 4 pasien dapat dirujuk ke
berat.
Modifikasi diet dengan makanan berserat, banyak minum, dan mengurangi daging.
12
Medikamentosa: antibiotic apabila ada infeksi, salep rectal/supositoria untuk
fluocortolone pivalate dan lidokain), dan pelancar defekasi (cairan paraffin, yal,
magnesium sulfat). Pemakaian krim dilakukan dengan cara dioleskan pada hemoroid
Ligasi hemoroid (rubber band ligation) dengan anoskopi. Mukosa sebelah proksimal
hemoroid dengan prolaps tanpa reduksi spontan (hemoroid derajat 3 dan 4), hemoroid
dengan strangulasi, ulserasi, fisura, fistula, atau pada hemoroid eksterna dengan keluhan.
menonjol dan eksisi konservatif kulit serta anoderm normal. Hemoroidektomi terdiri dari
jahitan benang yang dapat diserap. Sedangkan pada hemoroidektomi tertutup (Milligan
and Milligan hemorrhoidectomy) dilakukan teknik yang sama, hanya saja luka dibiarkan
terbuka dan diharapkan terjadi penyembuhan sekunder. Selain kedua teknik tersebut,
13
H. Prognosis
menyebabkan konstipasi, ,mengurangi latihan fisik berlebih, dan duduk lama saat buang
air besar dapat menghindari dari kekambuhan gejala. Hal ini berlaku pada semua pasien
baik yang menjalani terapi konservatif, non bedah maupun pembedahan (Doherty, 2010).
14
BAB III
KESIMPULAN
menurut Smeltzer (2000) adalah pelebarann pembuluh darah atau fleksus vena.
Pada pasien tuan H usia 42 tahun ini telah ditegakkan diagnosis kerja hemoroid
interna grade IV. Untuk tindakan terapi yang diberikan berupa hemoroidectomy dengan
Derajat IV: Hemoroid ini merupakan hemoroid yang menonjol ke luar dan tidak dapat di
Pilihan tata laksana yang diberikan pada pasien yaitu: hemoroidectomy dengan teknik
hemoroid di sebelah proksimal linea dentate kemudian, mukosa rektal dijahit hingga
linea dentate.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Bullard, KM. Schwartz’s Principles of Surgery 9th Edition. Colon, Rektum, and Anus.
USA : McGraw-Hill Companies. 2010
2. Doherty GM, Way LW. Current Surgical Diagnosis & Treatment 13th Edition. USA :
McGraw-Hill Companies. 2010.
4. Hartanto H. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG. 2006
6. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi.3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG. 2007. Hal 788-792
7. Snell RS. Anatomi Klinik Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta : ECG, 2006
8. Thonton SC, Haemorrhoids [Internet]. 2014 [Update: Sep 12, 2012]; [cited 2014 May
6]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/775407-overview#a0156.
16