Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari sel kelenjar,saluran
kelenjar dan saluran penunjang payudara,tidak termasuk kulit payudara (Depertemen
Kesehatan,2009).World Health Organization (2016) menyebutkan kanker payudara
adalah kanker paling umum terjadi pada wanita baik dinegara maju dan berkembang
Diperkirakan bahwa diseluruh dunia lebih dari 508.000 wanita meninggal pada tahun
2011 karena kanker payudara.Meskipun kanker payudara penyakit dari negara
maju,hampir 50% dari kasus kanker payudara dan 58% kematian terjadi dinegara-
negara kurang berkembang.Seperti wanita,pria memiliki jaringan payudara,meskipun
dalam jumlah yang lebih kecil ini berarti bahwa pria juga dapat terkena kanker
payudara,meskipun tidak banyak resiko seorang pria didiagnosa menderita kanker
payudara sebelum usia 75 tahun adalah satu dari 128 orang.Sedangkan ,resiko
seorang wanita didiagnosa menderita kanker payudara sebelum usia 85 tahun adalah
satu dari delapan orang (Breast Cancer Network Australia,2014)
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui.Meskipun demikian riset
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat menigkatkan resiko pada induvidu
tertentu,yang meliputi :keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa,usia yang
makin bertambah,tidak memiliki anak,kehamilan pertama pada usia diatas 30
tahun,periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau
manopause lebih lambat),faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen)kanker
payudara adalah kanker yang umumnya terjadi pada wanita,baik dinegara maju
maupun berkembang ,Insiden kanker payudara meningkat dinegara berkembang
karena menigkatnya harapan hidup,meningkatnya urbanisasi dan adopsi gaya hidup
barat.Meskipun beberapa pengurangan resiko dapat dicapai dengan
pencegahan,strategi ini tidak dapat menghilangkan sebagian besar kanker payudara
yang berkembang dinegara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dimana
kanker payudara didiagnosis papa tahap yang sangat terlambat (World Health
Organization 2016).Oleh karena itu ,pemeriksaan deteksi dini perlu dilakukan
sehingga kanker payudara dapat disembuhkan.Sampai saat ini penyebab pasti kanker
payudara belum diketahui namun data epidemiologi mengisyaratkan bahwa faktor
genetik,endokrin dan lingkungan mungkin sangat berperan inisiasi dan atau promosi
pertumbuhan kanker payudara (Brunner & Suddarth,2003)
Fase awal kanker payudara adalah asimtomatik(tanpa ada gejala dan tanda
adanya benjolan atau penebalan pada payudara merupakan tanda dan gejala yang
paling umum,sedangkan tanda dan gejala tingkat lanjut kanker payudara meliputi
kulit cekung,retraksi atau diviasi puting susu dan nyeri,nyeri tekan atau rabas
khususnya berdarah dari puting.Kulit tebal dengan pori-pori menonjol sama halny
dengan kulit jeruk dan atau ulserasi pada payudara merupakan tanda lanjut dari
penyakit.Jika ada keterlibatan nodul limfa aksilaris atau nodus supraklavikula teraba
pada daerah leher,metastasis yang luas meliputi gejala dan tanda seperti anoreksia
atau berat badan menurun; nyeri pada bahu pinggang, punggung, bagian bawah atau
pelvis,batu menetap;gangguan pencernaan;pusing;penglihatan kabur; dan sakit
kepala( Gale & Charette),1999)
Proses terjadinya metastasis karsinoma belum dapat ditentukan oleh pasti,namun
para ahli membuktikan bahwa ukuran tumor berkaitan dengan kejadian
metastatis,yaitu semakin kecil tumor akan semakin kecil juga kejadian
metastatisnya.Apabila penyakit kanker payudara dapat dideteksi lebih awal,maka
pengobatan akan lebih mudah dilakukan,biaya pengobatan yang dikeluarkan lebih
murah serta peluang untuk sembuh lebih besar dibandingkan kanker payudara yang
ditemukan stadium lanjut.
Pencegahan kanker payudara difokuskan pada deteksi tumor stadium awal yang
biasanya berukuran kecil.SADARI merupakan salah satu metode deteksi dini untuk
menemukan kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan
setiap kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7 sampai ke-10 terhitung hari pertama
haid, karena pada saat ini pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sangat
rendah dan jaringan kelenjar payudara saat ini tidak membengkak sehingga lebih
mudah meraba adanya tumor atau pun kelainan pada payudara oleh karena itu
dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu rumah
tangga dalam melakukan SADARI.
Faktor yang diduga berhubungan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dibagi menjadi tiga ,yaitu faktor internal,faktor informasi,dan faktor
eksternal.faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorangantara
lain pengetahuan,sikap,dan faktor keturunan kanker payudara.pengetahuan
meruapakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaraan
terhadap objek tertentu atau sebuah sikap yaitu suatu keadaan sikap mental yang
dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman dan yang menyebabkan timbulnya
pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap objek dan situasi dengan siapa dan
bagaimana ia berhubungan.Faktor keturunan menurut Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia,merupakan salah satu faktor resiko penyebab kanker payudara
sebelumnya tidak riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara
menjadi penyebab kanker payudara,karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa
terkena kanker payudara.Faktor informasi yang digunakan dalam aksesibilitas
informasi.adalah keterjangkuan atau akses untuk mendapatkan informasi mengenai
pemeriksaan payudara sendiri(SADARI) ,faktor eksternal adalah dukungan penyedia
layanan kesehatan dalam hal ini dimaksud adalah puskesmas dikatakan mendukung
apabila puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan selalu mengimbau dan
menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya
deteksi dini terjadinya kanker payudara.
BAB IV

Kesimpulan

Kanker payudara dengan perilaku SADARI menyimpulkan bahwa


54%mempunyai pengetahuan baik,faktor penunjang yang melatarbelakangi
pengetahuan baik antara lain adanya fasilitas internet, perpustakaan,kegiatan
program studyi,seminar,diskusi, dll.Selain itu juga peduli akan kesehatan.
Sedangkan 57% memiliki perilaku cukup,hal ini dikarenakan tidak mengetahaui
waktu pemeriksaan payudara sendiri yang tepat,kurang tepat dalam melakukan
langkah-langkah dan teknik pemeriksaan payudara sendiri menujukkan bahwa tidak
ada hubungan pengetahuan tentang kanker payudara dengan perilaku
SADARI.Pentingnya pelayanan keperewatan memberikan pendidikan kesehatan
atau promosi kesehatan khususnya kesehatan sistem reproduksi wanita kepada
mahasiswa dan non medis

Saran

Demikian makalah yang kami buat ini semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca.Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti dan kurang lugas. Karena
kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

A.N,Charisma,dkk.2013.The Corelation Between Knowledge and Behavior Toward


Breast-Self-Examination (BSE) in Woman of Childebearing Age at The Integrated
Service Post (POSYANDU) of Kampung Baru village of Labuhan Ratu Sub-
Districtof Bandar Lampung City in Year 2013.Fakultas Kedokteran Univesitas
Lampung.

Apollo,& Cahyadi,A (2012).Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah Yang Bekerja


di Tinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuain Diri.Jurnal Widya
Warta,02,255-271

Balitbang Kemenkes RI.2013.Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS.Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI

Basri,A.H.2012.Hubungan Pengetahuan,Sikap,dan Motivasi Terhadap Tindakan


Pemeriksaan Payudara Sendiri

Brunner ,& Suddarth.2003.Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah.Jakarta:EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009.Sistem Kesehatan Nasional Jakarta.

Puspita,Ningrum Diah 2016.Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Sadari

Gale,S dan Charette,D.1999.Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai