Anda di halaman 1dari 31

Eko Sugiharto

PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP


UNIVERSITAS GADJAH MADA
Saya sudah ada
Apakah punya Supaya Anda
Itu sebabnya
Selamat dapat
Pagi,
Mengapa saya harus
AMDALHUKUMNYA
DASAR ; UKL-UPL. mengevaluasi
Bagus
Saya yg kalau
mengadakan
?????
Apa dapat
membuat LAPORAN
SELAMAT
SUDAH PUNYA
Apakah adaIZIN kinerja
ACARA INIanda
begitu
Saya bantu di?sini
PEMANTAUAN
PAGI PAK ?
USAHA,
SANKSINYAIMB?

Pada suatu pagi, Kepala BLH kedatangan Tamu seorang Pengusaha


UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1): “Setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat ...”

Pasal 33 ayat 4 :
“Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional
1999 PP No. 27 -2012: Integrasi
Perbaikan
PP No.27-1999 2012 Izin Lingkungan dalam
Proses Amdal & UKL-UPL
1993
Pengembangan
PP No.51 -1993

1986 UU Lingkungan
tonggak awal Hidup
PP No.29-1986
Peraturan
Pemerintah
tentang AMDAL
2009
UU 32/2009
1997
UU 23/1997

1982
UU 4/1982 4
Pasal 22 ayat (1)
Setiap usaha d/a kegiatan
yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki amdal.
Pasal 36 ayat (1)
Setiap usaha d/a kegiatan
yang wajib memiliki
amdal atau UKL-UPL
wajib memiliki
izin lingkungan.
Pasal 34 ayat (1)
UU No 32-2009, psl 40
Setiap usaha d/a kegiatan PP No 27-2012, psl 1, btr 1
yang tidak termasuk dalam
Kriteria wajib amdal ,
IZIN USAHA
wajib memiliki UKL-UPL. dan/atau
KEGIATAN
SURAT KPTSN REKOMENDASI UKL UPL
UKL-UPL dan IZIN LINGKUNGAN

MATRIKS MATRIKS
KL – PL KL – PL
DALAM UKL-UPL UKL-UPL DALAM UKL-UPL

SEBELUM SESUDAH
PP 27-2012 PP 27-2012

MATRIKS AMDAL MATRIKS


KL – PL KL – PL
DALAM RKL - RPL DALAM RKL - RPL

SURAT KPTSN SURAT KPTSN


KELAYAKAN LINGKUNGAN KELAYAKAN LINGKUNGAN
(SKKL) dan
IZIN LINGKUNGAN
SUDAH MEMPUNYAI :
Rekomendasi dan/atau SKKL
UKL-UPL AMDAL

IZIN
LINGKUNGAN

MENGAPA HARUS :
1. Melakukan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
2. Menyusun dan Menyerahkan Laporan minimal 1X setiap 6 bulan

KARENA :
1. Untuk memenuhi janji “Surat Pernyataan Kesanggupan KL-PL “
yang dituliskan di RKL RPL dan/atau di UKL UPL serta Izin Lingkungan
2. Untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan lingkungan
3. Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya pencemaran
4. Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan
5. Untuk mengembangkan sosial ekonomi budaya masyarakat sekitarnya
Muatan Izin Lingkungan
PP 27 Th 2012, psl 48, ayat (1)
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada psl 47, ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL;
b. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan
c. Berakhirnya izin lingkungan (IL)

PP 27 th 2012, psl 48, ayat (2)


Dalam hal U d/a K yang direncanakan, pemrakarsa wajib
memiliki izin Perlindungan dan Pengelolaan LH (PPLH),
Izin lingkungan tersebut harus mencantumkan
jumlah dan jenis izin PPLH.
PP 27 Th 2012  PENJELASAN Psl 48, ayat (2)
Izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain :

1. izin pembuangan limbah cair,


2. izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah,
3. izin penyimpanan sementara limbah B3,
4. izin pengumpulan limbah B3,
5. izin pengangkutan limbah B3,
6. izin pemanfaatan limbah B3,
7. izin pengolahan limbah B3,
8. izin penimbunan limbah B3,
9. izin pembuangan air limbah ke laut,
10.izin dumping,
11.Izin reinjeksi ke dalam formasi, dan/atau
12.izin venting.
Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan ?
PP No 27 Th 2012, Psl 53 ayat (1)
a. menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam
Izin Lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
b. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan
terhadap persyaratan dan kewajiban dalam Izin
Lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota;
c. menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
PP No 27 Th 2012, Psl 53 ayat (2)
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan
secara berkala setiap 6 (enam) bulan.
Bagaimana Usaha dan/atau Kegiatan
yang telah memiliki dokumen Lingkungan
(AMDAL, UKL-UPL, dll)
sebelum PP 27/2012 diterbitkan ???

“Dokumen Lingkungan
yang telah mendapat persetujuan
sebelum berlakunya PP 27 - 2012,
dinyatakan tetap berlaku dan
dipersamakan sebagai izin lingkungan”
(PP 27-2012, Psl 73)
BERBAGAI
1. PIL KEBIJAKAN PEMERINTAH
2. PEL PEMUTIHAN DOKUMEN LINGKUNGAN
3. SEL
4. SEMDAL

Sebelum Sesudah
2009 2009

1. D P L H
1. D P L 2. D E L H
2. D P P L
Wajib Amdal
DOK. LINGKUNGAN Izin Lingkungan
Wajib UKL-UPL
Izin PPLH
(bagi yg memerlukan)

RENCANA Pelaksanaan
KEGIATAN KL - PL

Laporan M/G/B/WK
KL - PL Melalui BLH

Kalau tidak melaksanakan


d/a Tidak Melaporkan ?
Apakah Izin Lingkungan yang telah diterbitkan
Dapat dibatalkan/dicabut ?
UU 32 Th 2009, Pasal 37
(2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (4) dapat
dibatalkan apabila:
a. persyaratan yang diajukan dalam permohonan izin mengandung cacat
hukum, kekeliruan, penyalahgunaan, serta ketidakbenaran dan/atau
pemalsuan data, dokumen, dan/atau informasi;
b. penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana tercantum dalam
keputusan komisi tentang kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi
UKL-UPL; atau
c. kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen amdal atau UKL-UPL tidak
dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

UU 32 Th 2009, Pasal 38
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2),
izin lingkungan dapat dibatalkan melalui keputusan pengadilan tata
usaha negara.
UU 32-2009, Pasal 72
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya wajib melakukan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap izin
lingkungan.
UU 32-209, Pasal 76

(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif


kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan
ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan.

(2) Sanksi administratif terdiri atas:


a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan izin lingkungan; atau
d. pencabutan izin lingkungan.

UU 32-2009, Pasal 77
Menteri dapat menerapkan sanksi administratif terhadap penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap
pemerintah daerah secara sengaja tidak menerapkan
sanksi administratif terhadap pelanggaran yang serius di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
UU 32-2009, Pasal 78
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 tidak
membebaskan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari
tanggung jawab pemulihan dan pidana

Pasal 79
Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau
pencabutan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 76 ayat (2) huruf c dan huruf d dilakukan apabila
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak
melaksanakan paksaan pemerintah.
UU 32-2009, Pasal 80

(1) Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal


76 ayat (2) huruf b berupa:
a. penghentian sementara kegiatan produksi;
b. pemindahan sarana produksi;
c. penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;
d. pembongkaran;
e. penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi
menimbulkan pelanggaran;
f. penghentian sementara seluruh kegiatan; atau
g. tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan
pelanggaran dan tindakan memulihkan fungsi
lingkungan hidup.
SANKSI ADMINISTRATIF

(1) Pemegang Izin Lingkungan yang melanggar ketentuan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif
yang meliputi:
a. teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. pembekuan Izin Lingkungan; atau
d. pencabutan Izin Lingkungan.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya
Pencemaran lingkungan hidup adalah

masuk atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan.

UU 32-2009, Psl 1 Btr 14


d Baku Mutu
Udara Ambien Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)
Pencemaran LH: Masuk atau dimasukkannya (a)
mahluk hidup, (b) zat, (c) energi, dan/atau (d) komponen
Baku
e lain ke dalam LH oleh kegiatan manusia sehingga
Mutu
Emisi melampau BML yang telah ditetapkan.

g Baku Mutu Lain


sesui Iptek
d Baku Mutu Udara
PPU Perkotaan
Ambien e Baku Mutu Emisi
TPA

a Baku Mutu Air Muka Air Tanah

b Baku Mutu Air


f Baku Mutu
Limbah
Gangguan

c Baku Mutu Air Laut

Sumber: Pasal 20 UU 32/2009


Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)
Perusakan LH: tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung
terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati LH sehingga melampau KBKL

1 Kriteria Baku
Kerusakan
c Kerusakan LH-
Kebakaran 2 Kriteria Baku
Kerusakan Akibat
Hutan/Lahan
Ekosistem Perubahan Iklim
g Kerusakan •Kenaikan suhu
Karst •SLR
f Kerusakan gambut
•Badai
a Kerusakan Tanah h Kerusakan ekosistem •Kekeringan
untuk Produksi lainnya sesuai iptek
Biomassa

d Kerusakan
Mangrove

e Kerusakan
Lamun b Kerusakan Terumbu
Sumber: Pasal 21 UU 32/2009
Karang
UU32, Pasal 100

(1) Setiap orang yang melanggar


baku mutu air limbah, baku mutu
emisi, atau baku mutu gangguan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi
administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi
atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali.
UU 32, Psl 20, Ayat (2), yang dimaksud dengan :

“baku mutu air” adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada, dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya di dalam air.

“baku mutu air limbah” adalah ukuran batas atau kadar polutan yang ditenggang untuk
dimasukkan ke media air .

“baku mutu air laut” adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air laut.

“baku mutu udara ambien” adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau
komponen yang seharusnya ada, dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam udara ambien.

“baku mutu emisi” adalah ukuran batas atau kadar polutan yang ditenggang untuk
dimasukkan ke media udara.

“baku mutu gangguan” adalah ukuran batas unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya yang meliputi unsur getaran, kebisingan,
dan kebauan.
UU 32 Th 2009, Psl 98 dan 99
S Min 3 tahun Min 3 Milliar
Melebihi B.M./BKL
Max 10 tahun Max 10 Milliar
E
Menyebabkan
N Orang Luka /
Min 4 tahun Min 4 Milliar
Bahaya Keshtn Mnusia Max 12 tahun Max 12 Milliar
G
J Menyebabkan
Min 5 tahun Min 5 Milliar
Orang Luka Berat
A Atau Mati Max 15 tahun Max 15 Milliar

Min 1 tahun Min 1 Milliar


Melebihi B.M./BKL
L Max 3 tahun Max 3 Milliar
A Menyebabkan
Min 2 tahun Min 2 tahun
Orang Luka /
L Bahaya Keshtn Mnusia Max 6 tahun Max 6 tahun
A Menyebabkan Min 3 tahun
Min 3 tahun
I Orang Luka Berat Max 9 tahun
Atau Mati Max 9 tahun
Sanksi di UU 32-2009 Pasal 101 s/d 106
Pidana Denda (rupiah)
Pelanggaran
Minimum Maksimum Minimum Maksimum

Melepaskan/mengedar-
kan produk rekayasa
genetika 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar

Mengelola limbah B3
tanpa izin 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar

Tidak mengelola limbah


B3 yang dihasilkannya 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar

Dumping limbah ke
- 3 tahun - 3 miliar
Lingkungan tanpa izin
Memasukkan limbah
4 tahun 12 tahun 4 miliar 12 miliar
ke wilayah RI
Memasukkan limbah B3
5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar
ke wilayah RI
UU No.32 Pasal 112 s/d 115

Pidana Denda (rupiah)


Pelanggaran Minimum Maksimum Minimum Maksimum
Dengan sengaja Tidak
melakukan pengawasan
yang mengakibatkan
pencemaran/kerusakan Atau
- 1 tahun -
yg mengakibatkan 500 juta
hilangnya nyawa
manusia

Memberikan informasi
palsu - 1 tahun - 1 miliar

Tidak melaksanakan
perintah paksaan - 1 tahun - 1 miliar
pemerintah

Menghalang-halangi
pejabat pengawas - 1 tahun - 500 juta
dan/atau PPNS
HAK, KEWAJIBAN dan LARANGAN
UU 32-2009, Psl 65
(3) Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan
terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup.

(4) Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan


dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

(5) Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan


pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
RESIKO KELALAIAN PEMERINTAH
UU 32-2009 , Pasal 112
Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak
melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan dan izin lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72, yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan yang
mengakibatkan hilangnya nyawa manusia,
dipidana dengan pidana penjara paling lama
1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Terima kasih
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Eko Sugiharto
Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH)
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Kampus UGM Sekip
http://www.ugm.ac.id
Tel.0274.565722 ; Fax.0274517863 ;
E-Mail: E-Mail: pslh@ugm.ac.id dan ekosugiharto.ugm@gmail.com
WA / SMS 0811283602 ; BBM PIN 75B6156D

Anda mungkin juga menyukai