Disusun oleh:
2019
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
A. Struktur Kepribadian
1. Sistem Self (Self System)
Tidak seperti Skinner yang teorinya tidak memiliki konstruk self. Bandura yakin bahwa
pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah satu determinan tingkah laku tidak dapat
dihilangkan tanpa membahayakan penjelasan dan kekuatan peramalan. Dengan kata lain, self
diakui sebagai unsur struktur kepribadian. Saling determinis menempatkan semua hal saling
berinteraksi, dimana pusat atau pemula-nya adalah sistem self. Sistem self itu bukan unsur
psikis yang mengontrol tingkah laku, tetapi mengacu ke struktur kognitif yang memberi
pedoman mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan
tingkah laku. Pengaruh self tidak otomatis atau mengatur tingkah laku secara otonom, tetapi
self menjadi bagian dari sistem interaksi resiprokal.
2. Regulasi Diri
Manusia mempunyai kemampuan berfikir dan dengan kemampuan itu mereka
memanipulasi lingkungan, sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia.
Balikannya dalam bentuk determinis resiprokal berarti orang dapat mengatur sebagian dari
tingkahlakunya sendiri. Menurut Bandura, akan terjadi strategi reaktif dan proaktif dalam
regulasi diri. Strategi reaktif dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir
tercapai strategi proaktif menentukan tujuan baru yang lebih tinggi. Orang memotivasi dan
membimbing tingkahlakunya sendiri melaluo strategi proaktif., menciptakan
ketidakseimbangan agar dapat memobilisasi kemampuan dan usahanya berdasarkan antisipasi
apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Ada tiga proses yang dapat dipakai untuk
melakukan pengaturan diri. Memanipulasi faktor eksternal, memonitor dan mengevaluasi
tingkahlaku eksternal. Tingkahlaku manusia adalah hasil pengaruh resiprokal faktor eksternal
dan faktor internal itu.
c. Pesuasi Sosial
Efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan melalui persuasi sosial.
Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain
dapat mempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi,
dan sifat realistik dari apa yang dipersuasikan.
d. Keadaan Emosi
Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi efikasi di bidang
kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat mengurangi efikasi diri. Namun
bisa terjadi, peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) dapat meningkatkan efikasi diri.
B. Dinamika Kepribadian
Menurut Bandura, motivasi adalah kontruk kognitif yang mempunyai dua sumber,
gambaran hasil pada masa yang akan datang (yang daoat menimbulkan motivasi tingkah laku
saat ini), dan harapan keberhasilan didasarkan pada pengalaman menetapkan dan mencapai
tujuan-tujuan antara. Dengan kata lain, harapan mendapat reinforsemen ppada masa yang
akan datang memotivasi seseorang untuk bertingkah laku tertentu. Juga, dengan menetapkan
tujuan atau tingkat performansi yang diinginkan, dan kemudian mengevaluasi performansi
dirinya, orang termotivasi untuk bertindak pada tingkat tertentu. Anak yang lemah dalam
matematik, tampak meningkat performansinya ketika mereka menetapkan dan berusaha
mencapai serangkaiaan tujuan yang berurutan yang memungkinkan evaluasi diri segera
daripada menetapkan tujuan yang jauh dan membutuhkan waktu lama mencapainya. Jadi,
terus menerus mengamati, memikirkan, dan menilai tingkah laku diri, akan memberi insentif
diri sehingga bertahan dalam berusaha mencapai standaar yang telah ditentukan.
Bandura setuju bahwa penguatan menjadi penyebab belajar. Namun orang juga dapat
belajar dengan penguat yang diwakilkan (vicarious reinforcement), penguat yang ditunda
(expectation reinforcement), atau bahkan tanpa penguat (beyond reinforcement):
1. Penguat Vikarius (vicarious reinforcement): mengamati orang lain yang mendapat
penguatan, membuat orang ikut puas dan berusaha belajar gigih agar menjadi seperti
orang itu.
2. Penguatan yang ditunda (expectation reinforcement): orang terus menerus berbuat tanpa
mendapat penguatan, karena yakin akan mendapat penguatan yang sangat memuaskan
pada masa yang akan datang.
3. Tanpa penguatan (beyond reinforcement): belajar tanpa ada reinforsemen sama sekali,
mirip dengan konsep otonomi fungsional dari Allport.
Ekspektasi penguatan dapat dikembangkan dengan menggenali dampak dari tingkah
laku; pengamatan terhadap praktek mengganjar dan menghukum tingkah laku orang lain
yang ada dilingkungan sosial, dan mengganjar dan menghukum tingkah lakunya sendiri
orang mengembangkan standar pribadi, berdasarkan standar sosial melalui interaksinya
dengan orang tua, guru, dan teman sebayanya. Orang dapaat mengganjar dan menghukum
tingkah laku sendiri dengan menerima diri atau mengkritik diri. Penerimaan dan kritik diri ini
saangat besar perannya dalam membimbing tingkahlaku, sehinggaa tingkah laku orang
menjadi tetap (konsisten), tidak terus menerus berubah akibat adanya perubahan sosial.
Dalam penelitian ditemukan, anak-anak yang diganjar dan dipuji untuk pencapaian
yang relatif rendah akan tumbuh dan mengembangkan self-reward yang murah dibanding
anak yang standar pencapaiannya tinggi. Begitu pulaa anak yang mengamati model yang
diganjar pada standar pencapaian yang rendah akan menjadi orang dewasa yang murah dalam
mengganjar diri sendiri dibanding anak yang mengamati model dengan standar ganjaran
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA