SCABIES (KUDIS)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu:
a. Memahami definisi skabies
b. Memahami penyebab skabies
c. Memahami cara penularan skabies
d. Memahami tanda dan gejala skabies
e. Memahami klasifikasi skabies
f. Memahami pengobatan skabies
g. Memahami pencegahan scabies
B. Sasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah A.G yang bertempat tinggal di Rumah Susun
Blok 18 Lt 3 23 Ilir
D. Materi
(Terlampir)
E. Media
Leaflet dan BookLet
F. Metode
1 Ceramah
2 Tanya jawab
3 Demonstrasi
G. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
1. 5 menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan nama dan akademi 1. Menjawab salam
3. Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan 2. Mendengarkan
kesehatan
4. Menanyakan kesiapan keluarga 3. Mendengarkan
4. Menjawab
2. 15 menit Kegiatan Inti Penyuluhan
3. 5 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal yang sudah1. Menjawab
dijelaskan mengenai scabies
2. Memberikan kesempatan keluarga2. Meredemonstarasi
meredemontrasikan cara pencegahan scabies kan
4. 5 menit Penutup
2. Menjawab salam
H. EVALUASI:
1. Evaluasi struktur
a. Mahasiswa mempersiapkan SAP, materi dan media yang akan
diberikan.
b. Mahasiswa datang tepat waktu dan pada tempat yang telah
ditentukan.
c. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu.
2. Evaluasi proses
a. Tn.G dan seluruh anggota keluarga mengikuti acara penyuluhan
tentang penyakit skabies dari awal hingga akhir.
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar.
3. Evaluasi hasil
Lampiran materi
SCABIES (KUDIS)
A. Pengertian Skabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh investasi dan
sensitisasi (kepekaan) terhadap Sarcoptes scabiei var. Humini.s (Adhi Djuanda.
2007).
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang
mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau
sebaliknya. Penyebabnya scabies adalah Sarcoptes scabiei (Isa Marufi,
Soedjajadi K, Hari B N, 2005). Scabies adalah penyakit zoonosis yang
menyerang kulit, mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke
manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh
dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu atau mite) Sarcoptes scabiei (Buchart,
1997).
Jadi menurut, scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
infeksi kuman parasitik (Sarcoptes scabiei) yang mudah menular manusia ke
manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras
dan golongan yang ada dimuka bumi ini. Skabies adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian
hominis dan produknya. Sinonim dari penyakit ini adalah kudis, the itch, gudig,
budukan, dan gatal agogo. Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular
oleh kutu tuma gatal Sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit
stratum korneum, membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok
sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
E. Klasifikasi Skabies
1. Scabies pada orang bersih
Skabies yang terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup bisa
salah didiagnosis.Biasanya sangat sukar ditemukan terowongan.Kutu
biasanya hilang akibat mandi secara teratur.
2. Scabies pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh
kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi
sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang
ditemukan.Pada bayi, lesi terdapat di muka.
3. Scabies yang ditularkan oleh hewan Sarcoptes scabiei varian canis dapat
menyerang manusia yang pekerjaannya berhubungan erat dengan hewan
tersebut. Misalnya peternak dan gembala.
Gejalanya ringan, rasa gatal kurang, tidak timbul terowongan, lesi terutama
terdapat pada tempat-tempat kontak. Dan akan sembuh sendiri bila menjauhi
hewan tersebut dan mandi bersih-bersih.
4. Scabies nodular
Nodul terjadi akibat reaksi hypersensitifitas.Tempat yang sering di kenai
adalah genitalia pria, lipat paha, dan aksila.Lesi ini dapat menetap beberapa
minggu hingga beberapa bulan, bahkan hingga satu tahun walaupun telah
mendapat pengobatan anti skabies.
5. Skabies incognito
Obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda
skabies, sementara infestasi tetap ada.Sebaliknya, pengobatan dengan
steroid topikal yang lama dapat pula menyebabkan lesi bertambah hebat.Hal
ini mungkin di sebabkan oleh karena penurunan respons imun seluler.
6. Scabies terbaring ditempat tidur (bed ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di
tempat tidur dan menderita skabies yang lesinya terbatas.
7. Scabies Norwegia atau scabies krustosa
Lesinya berupa gambaran eritrodermi, yang disertai skuama generalisata,
eritema, dan distrofi kuku.Krusta terdapat banyak sekali.Krusta ini
melindungi Sarcoptes scabiei di bawahnya.Bentuk ini mudah menular
karena populasi Sarcoptes scabiei sangat tinggi dan gatal tidak
menonjol.Bentuk ini sering salah didiagnasis, malahan kadang diagnosisnya
baru dapat di tegakkan setelah penderita menularkan penyakitnya ke orang
banyak.Sering terdapat pada orang tua dan orang yang menderita radiasi
mental (Downs syndrome) sensasi kulit yang rendah (lepra, syringomelia
dan tabes doralis), penderita penyakit sistemik yang berat (leukemia dan
diabetes), dan penderita imunosupresif (misalnya pada penderita AIDS atau
setelah pengobatan glukokortikoid atau sitotoksit jangka panjang).
F. Pencegahan dan Penatalaksanaan
Pencegahan skabies dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus,
handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya
hingga kering.
2. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
3. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk
memutuskan rantai penularan.
4. Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa kulit
yang mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
5. Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur, handuk dan
pakaian yang habis dipakai harus dicuci dengan air yang sangat panas kalau
perlu direbus dan dikeringkan dengan alat pengering panas.
6. Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih
dan sehat, ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari
serta menjaga kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.
Jika pencegahan tidak dilakukan dengan baik dan efektif, maka dapat dilakukan
penatalakasanaan medis.Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua
stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik, tidak berbau atau
kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan murah. Cara
pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita
yang hiposesitisasi).