Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU SURABAYA

NOMOR : 000/SK/DIR/I/2017
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI
SAKIT PARU SURABAYA

DIREKTUR SAKIT PARU SURABAYA


Menimbang : a. bahwa pasien berhak mendapatkan pelayanan kesehatan di
Radiologi yang sama dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan mengutamakan
keselamatan pasien;
b. bahwa dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada butir a perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Paru
Surabaya;
c. bahwa penetapan dan pemberlakuan kebijakan tersebut
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Paru Surabaya.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1997
tentang Ketenaganukliran;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesai Nomer
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer
410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan atas
keputusan Menteri Kesehatan Nomer
1014/MENKES/SK/XI/2008.
16. Keputusan Direktur Rumah Sakit Paru Surabaya

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU
SURABAYA TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
RADIOLOGI RUMAH SAKIT PARU SURABAYA
Kesatu : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Paru Surabaya
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Kebijakan Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Paru Surabaya
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua harus dijadikan
acuan dalam pemberian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Paru Surabaya
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 26 Januari 2017
Direktur,

Drg. F. Henry Christyanto, M.Kes

NIP. 19621023199003 1 004


Lampiran
Keputusan Direktur RUMAH SAKIT PARU SURABAYA
Nomor : 000/SK/DIR/I/2017
Tanggal : 26 Januari 2017

KEBIJAKAN PELAYANAN RADIOLOGI


RUMAH SAKIT PARU SURABAYA

Kebijakan Umum
1. Pelayanan radiologi dan pelayanan diagnostik imajing diselenggarakan
memenuhi standar nasional, perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
2. Pelayanan Radiologi dilaksanakan 24 jam
3. Pelayanan radiologi diluar Rumah Sakit Paru Surabaya harus mempunyai rekam
jejak dan tepat waktu sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku.
4. Proses pelayanan radiologi dalam melakukan tindakan penunjang medis harus
sesuai dengan pedoman pelayanan Radiologi dan diatur lebih lanjut dalam
standar prosedur operasional yang sudah ditetapkan.
5. Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing harus tetap memperhatikan proses
penanganan dan pembuangan bahan infeksius dan berbahaya hasil dari
pelayanan radiologi yang telah dilakukan.
6. Pelayanan radiologi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien serta adanya program keamanan radiasi dan antisipasi risiko dan bahaya
yang dihadapi.
7. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
8. Semua jenis pemeriksaan radiologi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
bidang radiologi wajib mendapatkan pendidikan formal radiologi dan
mempunyai izin profesi sesuai dengan kompetensinya.
9. Pola ketenagaan radiologi disusun berdasarkan tingkat kebutuhan, kompetensi
dan pengalaman staf.
10. Waktu pelaporan hasil expertise harus sesuai dengan standar mutu pelaporan
yang telah ditetapkan.
11. Setiap permintaan pemeriksaan radiologi dan tindakan medik dengan
penggunaan radiasi harus berdasarkan surat permintaan tertulis dokter pengirim /
merujuk yang dilengkapi dengan keterangan klinis yang jelas.
12. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras radiografi
guna kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilengkapi dengan
surat persetujuan pasien (inform concern) setelah terlebih dahulu pasien/keluarga
pasien diberikan penjelasan tentang risiko tindakan medik yang akan dilakukan
serta risiko pemakaian bahan kontras radiografi.
13. Peralatan radiologi harus selalu dilakukan inspeksi, testing, kalibrasi,
perawatan/pemeliharaan dan monitoring secara berkala/rutin dalam periode
tertentu sesuai ketentuan yang ada.
14. Pemeriksaan dan tindakan radiologi harus dilakukan di ruang radiologi kecuali
untuk kasus-kasus tertentu yang karena sesuatu hal menurut keputusan secara
medis tidak mungkin dilakukan di ruang radiologi dengan tetap memperhatikan
manfaat dan risiko serta keselamatannya terhadap pasien dan pekerja
disekitarnya.
15. Semua pekerja radiasi yang melakukan tindakan pemeriksaan medik radiologi
dan atau dilingkungan radiasi wajib menggunakan alat personal monitoring
radiasi setiap melakukan pekerjaannya
16. Sebagai bentuk koordinasi dan evaluasi internal unit radiologi wajib
melaksanakan rapat rutin minimal satu bulan sekali atau rapat insidentil
(sewaktu-waktu) untuk membahas permasalahan yang bersifat penting dan perlu
keputusan segera.
17. Semua petugas radiologi wajib memiliki izin dan secara terus menerus dilakukan
pembaharuan serta lulus uji kompetensi seusai profesi dan keahliannya.
18. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etikket, dan menghormati hak pasien.
19. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan yang dislenggarakan.
20. Untuk mengatasi keadaan gawat darurat akibat reaksi dari bahan kontras wajib
disediakan obat dan peralatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Kebijakan Khusus
A. Kebijakan Dokter Spesialis Radiologi
1. Setiap tindakan pemeriksaan kepada pasien yang menggunakan kontras
media dalam bentuk cair, padat atau udara melalui pembuluh darah vena,
arteri atau organ lainnya baik ionik maupun non ionik, dilakukan dan
dilaksanakan oleh dokter Spesialis Radiologi
2. Dokter Spesialis Radiologi bertanggungjawab terhadap keadaan, kesadaran
serta keamanan terhadap tindakan yang dilakukannya selama menggunakan
kontras media.
3. Semua pemeriksaan dan tindakan yang menggunakan bahan kontras
radiografi guna kepentingan medis hanya dapat dilakukan apabila telah
dilengkapi dengan surat persetujuan pasien (informed consent) setelah
terlebih dahulu pasien/keluarga pasien diberikan penjelasan tentang risiko
tindakan medik yang akan dilakukan serta risiko pemakaian bahan kontras
radiografi.

B. Kebijakan Radiografer
1. Radiografer sebagai pelaksana tindakan pemeriksaan radiologi tanpa bahan
kontras.
2. Radiografer tidak diperbolehkan memasukkan kontras media dalam bentuk
cair, padat atau udara melalui pembuluh darah vena, arteri atau organ lainnya
kecuali ada perintah izin tertulis dari dokter spesialis radiologi atau Direktur
Rumah Sakit.
3. Radiografer tidak dibenarkan melakukan expertise (jawaban medis) dari hasil
radiografi, dalam keadaan dan kondisi tertentu apabila diminta dapat
memberikan pendapatnya sebatas ruang lingkup pengetahuan.
4. Segala tindakan yang berhubungan dengan penanganan pasien dengan
indikasi tertentu atau permintaan tertentu yang ada terkaitannya dengan hasil
diagnosa agar berkonsultasi dengan dokter spesialis Radiologi.

Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 26 Januari 2017
Direktur,

Drg. F. Henry Christyanto, M.Kes

NIP. 19621023199003 1 004

Anda mungkin juga menyukai