Anda di halaman 1dari 6

Hari HAM Internasional

Perkuat Perjuangan dan Persatuan Pemuda Mahasiswa Bersama Rakyat:


Lawan Segala Bentuk Perampasan Hak Asasi Rakyat

Pengantar
Hak Asasi Manusia merupakan perwujudan dari hak dasar manusia di seluruh negeri. Terjaminnya
pemenuhan atas hak dasar rakyat di dalam suatu negeri merupakan tanggungjawab penuh dari negara. Di
Indonesia, jaminan atas HAM juga menjadi suatu hal penting dalam kehidupan rakyat. Pasalnya, hingga saat
ini pemenuhan terhadap HAM di Indonesia masih jauh dari kata baik dan terpenuhi.
Berkaca dari kenyataan hidup rakyat Indonesia, tidak akan pernah lepas dari perwujudan Hak Asasi Manusia
di Indonesia. Tegaknya HAM akan terus menjadi pertanyaan jika kita melihat kenyataan bahwa sampai hari
ini perampasan tanah masih menjadi problem pokok rakyat yang mayoritas adalah kaum tani, rendahnya
upah buruh dan Rakyat pekerja lainnya yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan
rakyat ataupun masih sempitnya akses rakyat atas Pendidikan dan terbatasnya lapangan pekejaan yang
disediakan oleh pemerintah serta maraknya tindak kekerasan yang dihadapi oleh rakyat dalam
menyelesaikan berbagai kasusnya. Situasi inilah menjadi dasar pokok untuk kembali mengkaji ulang Esensi
HAM dan meletakkan “PENEGAKAN HAM” sebagai salah satu program pokok dalam mewujudkan
kehidupan berbangsa dan Bernegara yang adil, Sejahtera, Berdaulat dan Mandiri.

Sekilas Sejarah Hari HAM Sedunia


Dalam sejarahnya, upaya pemenuhan Hak Asasi Manusia telah digelorakan sejak lama, pada era
perbudakan. Kala itu, melalui Piagam Madinah di Abad VII, mendeklarasikan persamaan hak hidup,
kekebasan dalam beragama, dan komitmen memerangi penghisapan dalam sistem perbudakan. Lalu diikuti,
Magna Charta atau Piagam Agung yang ditetapkan pada 15 Juni 1215 di Inggris yang isinya adalah
membatasi kesewenang-wenangan raja-tuan tanah dalam memungut pajak kepada rakyat-kaum tani. Ada
pula PETITION OF RIGHTS yang ditetapkan pada tahun 1628 yang isinya penetapan pajak dan pungutan
yang dilakukan oleh raja-tuan tanah harus berdasarkan kesepakatan dan juga membatasi peran keterlibatan
tentara kerajaan dalam kehidupan rakyat. Terakhir Bill of Rights yang ditetapkan tahun 1689 yang isinya
bahwa setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, aspirasi, berorganisasi, dan penetapan pajak harus
berdasarkan undang-undang.

Beberapa momentum dunia tersebut merupakan tonggak sejarah dari perjuangan rakyat dalam berbagai fase
untuk menuntut terpenuhinya seluruh hak asasi manusia. Perjuangan tersebut akhirnya dikonversi menjadi
ketetapan internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa berupa deklarasi UNIVERSAL DECLARATION

Front Mahasiswa Nasional cabang Bandar Lampung,


contact : 082269987973 (Ike) . 089616982672 (Agil) Email: fmn_bandarlampung@yahoo.com,
Blog/Website:http://fmncabangbandarlampung.blogspot.com 1
OF HUMAN RIGHT pada 10 Desember 1948. Sedangkan isi dari UNIVERSAL DECLARATION OF
HUMAN RIGHTS berisi tentang hak-hak untuk:
Hidup; Kemerdekaan dan keamanan badan; Diakui kepribadiannya; Memperoleh pengakuan
yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk mendapat jaminan hokum dalam perkara
pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah;
Masuk dan keluar wilayah suatu Negara; Mendapatkan asylum; Mendapatkan suatu kebangsaan;
Mendapatkan hak milik atas benda; Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan; Bebas memeluk
agama; Mengeluarkan pendapat; Berapat dan berkumpul; Mendapat jaminan sosial;
Mendapatkan pekerjaan; Berdagang; Mendapatkan pendidikan; Turut serta dalam gerakan
kebudayaan dalam masyarakat; Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.1

Di Indonesia sendiri berkaitan dengan HAM, Indonesia telah melakukan ratifikasi terhadap convenant
internasional tentang Hak ekonomi, Hak Sosial, serta Hak Budaya yang di muat dalam undang-undang No.
11 tahun 2005. Dimana dalam “hak ekonomi” sendiri ini menacakup hak untuk bekerja, mendapat upah
yang layak dan adil, hak pendirian dan keanggotaan berorganisasi, hak mendapatkan pendidikan. Kemudian
“hak sosial” mencakup hak untuk merdeka, hak untuk bebas bergerak dan bertempat tinggal, dan juga hak
atas kewarganegaraan. Sementara “hak kebudayaan” meliputi hak untuk menikmati seni serta mengenyam
kemajuan dan manfaat ilmu pengetahuan. Sementara dalam Hak Sipil Dan Politik tercantum dalam UU No.
12 Tahun 2005 yang mencakup tentang hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak tidak diperbudak, hak
kebebasan untuk berpikir, beragama, dan berkeyakinan, dan juga hak untuk di perlakukan sama di mata
hukum.

Bila kita melihat kebijakan yang dihasilkan dari ratifikasi konvenan internasional tentang HAM tampaknya
hal inilah yang semestinya di dapat oleh seluruh rakyat di Indonesia. Dimana pemerintah sebagai pelaksana
kebijakan yang memiliki kewajiban yang mengikat seharusnya secara konsisten dan bertanggungjawab
dalam melaksanakan kewajibannya untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect) dan memenuhi
(to fulfill) hak-hak manusia tersebut. Namun nyatanya segala kebijakan yang di buat tidak ubahnya tulisan
tulisan normative yang tidak pernah di jalankan. Hal ini terbukti dari banyaknya pelanggaran HAM yang
terjadi di Negeri ini dari berbagai sector. Berikut merupakan beberapa pelanggran HAM yang terjadi di
Indonesia.

Perampasan Tanah sebagai Bentuk pelanggran HAM


Persoalan agraria di Indonesia menjadi sebuah persoalan yang tidak berkesudahan. Dimana ketimpangan
agraria sebagai dampak dari monopoli tanah oleh korporasi perkebunan besar masih menjadi akar
persoalannya. Akan tetapi disisi lain Negara dalam hal ini pemerintah yang harusnya memiliki peranan

1
Declaration of human rights. United Nation. December 10, 1948.
Front Mahasiswa Nasional cabang Bandar Lampung,
contact : 082269987973 (Ike) . 089616982672 (Agil) Email: fmn_bandarlampung@yahoo.com,
Blog/Website:http://fmncabangbandarlampung.blogspot.com 2
dalam penyelsaian penyelsaian konflik agraria seakan tidak bergeming dengan kondisi petani yang makin
terasingkan dari tanahnya, bahkan pemerintah malah terkesan membela perusahaan perkebunan besar
melalui berbagai kebijakannnya. Sehingga hal ini pula yang kemudian menghadirkan cela terjadinya
perampasan tanah petani yang di lakukan oleh korporasi perkebunan di berbagai wilayah Indonesia.
Ketimpangan agraria di Indonesia secara umum saat ini dapat di lihat dari data bahwa sekitar 35,8 juta
hektar tanah hanya dikuasai oleh 531 perusahaan. Disisi yang lain terdapat lebih kurang 31.951 desa berada
dalam status ketidakjelasan karena penujukan kawasan hutan yang berpersoalan. Selain itu lebih dari
separuh jumlah petani atau 56% memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar. Hal ini jelas berbanding terbalik
dengan rencana Pemerintahan Jokowi-JK yang akan mengeluarkan kebijakan Reforma Agraria yang sifanya
juga semu. Melalui Reforma Agraria-nya Pemerintah Jokowi-JK berencana melakukan resdistribusi tanah
sebesar 4,5 juta hektar yang terdiri dari 400 ribu tanah HGU yang habis masa berlakunya dan tanah terlantar
serta 4,1 juta hektar tanah dari pelepasan Kawasan Hutan.

Perampasan tanah yang merupakan sandaran hidup utama bagi kaum tani bahkan akan semakin masif terjadi
dengan program pembangunan yang dimiliki oleh rezim Jokowi-JK. Program pembangunan infratsruktur
seperti jalan raya, pembangunan pelabuhan, bandara, rel kereta api, tol laut, dan lainnya tersebut
sesungguhnya hanya untuk memfasilitasi kepentingan dari tuan tanah, borjuasi besar komprador dan
imperialis demi mempermudah sirkulasi dan distribusi pengangkutan bahan mentah hingga hasil produksi
manufaktur di negeri ini. sampai dengan Mei 2016, data dari Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA)
mencatat setidaknya ada 49 kasus tindak kekerasan dan kriminalisasi yang dialami oleh rakyat yang
konsisten mempertahankan dan atau menuntut haknya atas tanah. Tindak kekerasan telah terjadi di 18
Provinsi dengan 66 orang di tembak, 144 luka-luka, 854 orang ditangkap, 10 orang meninggal dunia dan
120 orang dikriminalisasi. Bahkan dalam dua bulan terakhir ini, sekitar 200 petani kecil ditangkap dan
dikriminalisasikan dengan tuduhan pembakar lahan. Lebih parah lagi, selain terus melakukan tindak
kekerasan yang semakin intensif, dalam 4 bulan terakhir ini sedikitnya 5,000 orang petani, suku bangsa
minoritas dan masyarakat pedesaan di Papua telah ditangkap paksa oleh aparat. Hal ini belum ditambah
dengan tindakan fasis yang kembali terjadi pada November 2016 di Desa Sukamulya Kabupaten
Majalengka, dimana 8 kaum tani di tangkap dan 3 diantaranya ditersangkakan, sementara di Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara juga terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat terhadap kaum tani.

Keadaan ini belum termasuk dengan berbagai peristiwa yang terjadi di tahun 2017. Secara nyata bisa kita
lihat di Desa Olak-Olak Kalimantan, Petani yang ingin mengenduduki lahannya di Tulang bawang
Lampung, atau yang terbaru terkait penggusuran Petani Jurang Koak di area Taman nasional Gunung
Rinjani. Semuanya mendapatkan tindakan represif yang disertai dengan kriminalisasi oleh aparat keamanan.
Walaupun sebenarnya tidak heran sebab hal ini sejalan pula dengan keinginan pemerintah yang ingin
meredam gerakan perjuangan rakyat untuk mendapatkan hak haknya. Hal ini termanifes dari di
Front Mahasiswa Nasional cabang Bandar Lampung,
contact : 082269987973 (Ike) . 089616982672 (Agil) Email: fmn_bandarlampung@yahoo.com,
Blog/Website:http://fmncabangbandarlampung.blogspot.com 3
keluarkannnya PERPU ORMAS No. 2 Tahun 2017 yang secara nyata akan mengancam ruang ruang
demokrasi di Indonesia. Bahkan yang terbaru, atas nama pembangunan Bandara NYIA pemerintah
melakukan tindakan perampasan Hak Masyarakat dengan melakukan pengusiran dan penggusuran terhadap
masyarat “terdampak” pembangunan Bandara NYIA di Kulonprogo Jogjakarta. Dimana tindakan ini juga
disertai kriminalisasi dan kekerasan terhadap beberapa aktivis yang menolak pembangunan Bandara NYIA.

Begitu juga dengan kondisi kaum tani di Lampung yang tidak jauh berbeda. Konflik Agraria antara
masyarakat baik dengan pemerintah maupun perusahaan perkebunan besar masih menjadi tajuk utama.
Terbaru pemerintahan Jokowi-JK menjadikan Register 45 di Mesuji Lampung sebagai project percontohan
program kemitraan yang merupakan turunan dari Kebijakan Reforma agraria- Perhutanan Sosial. Dimana
kebijakan tersebut sama sekali tidak menyelsaikan persoalan kaum tani yang berkonflik dengan perusaahan
perkebunan atau pemerintah. Dalam kebijakan ini petani yang di paksa untuk bekerjasama dengan
perusahaan tidak memiliki hak atas tanaman apa yang akan di tanam, tidak memiliki hak tawar atas harga
jual, serta tentang pembagian hasil yang merugikan petani. Ironisnya lagi petani yang tidak mau melakuakn
kerja sama dengan pemerintah wajib menandatangani surat perjanjian untuk meninggalakn tanahnya.

Perampasan Hak atas Pendidikan dan Lapangan Pekerjaan

Pendidikan dan lapangan pekerjaan juga merupakan bagian dari hak dasar dan hak asasi rakyat. Tidak ada
suatu negara yang akan berdiri dengan daulat dan kemandirian tanpa adanya akses yang luas terhadap
pendidikan dan terjaminnya lapangan pekerjaan yang layak bagi rakyat. namun, pada kenyataanya kedua
aspek tersbut terus digunakan oleh rezim Jokowi untuk menindas rakyat. Dengan menggunakan program
neoliberalnya dari hasil diket imperialisme AS, pemerintah terus menjadikan Indonesia sebagai negara yang
menjual bagi investasi dan kepentingan imperialis.

Sebagai negeri setengah jajahan setengah feodal yang terus dipertahankan oleh Jokowi-JK, Indonesia sama
sekali tidak memiliki kedaulatan dan kemandirian untuk mendirikan industri nasionalnya. Indonesia menjadi
negeri bergantung terhadap suntikan investasi dan utang luar negeri. Rezim Jokowi justru terus membuat
kebijakan untuk melanggengkan sistem usang dan lapuk tersebut. Industri Indonesia akan terus menjadi
manufaktur dan hanya menjadi penopang utama bagi industri milik imperialis. Belum lagi ditambah dengan
upah buruh yang terus diformulasikan semakin murah. Hal inilah yang secara jelas menghambat dan
mempersempit akses rakyat untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak di Indonesia. Tentu
permalahan ini menjadi salah satu dari permasalahannya pemuda mahasiswa. di bawah pemerintahan
Jokowi-JK, pemuda mahasiswa semakin tidak memiliki masa depan yang jelas.

Hal tersebut diperparah dengan semakin sempitnya pula akses rakyat terhadap pendidikan. Setiap tahunnya
akses anak-anak dan pemuda mendapatkan akses pendidikan semakin sempit. Anak berusia 7-13 tahun
(tingkatan SD) berjumlah 46 juta. Berusia SMP (14-16 tahun) sebanyak 25 juta. Sedangkan usia SMA (16-
Front Mahasiswa Nasional cabang Bandar Lampung,
contact : 082269987973 (Ike) . 089616982672 (Agil) Email: fmn_bandarlampung@yahoo.com,
Blog/Website:http://fmncabangbandarlampung.blogspot.com 4
18 tahun) sebanyak 17 Juta. Namun Berdasarkan data UNICEF tahun 2015 sebanyak 7,3 juta anak
Indonesia tidak dapat menikmati usia sekolah dasar (SD) dan 3 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama
(SMP) sementara SMA 1 juta. Sementara akses perguruan tinggi juga sangat rendah diakses oleh pemuda di
Indonesia. Tahun 2015, lulusan SMA/SMK/Sederajat berjumlah 2 juta. Akan tetapi yang melanjut ke
perguruan tinggi hanya 500.000 mahasiswa baru (PTN 320.000 dan PTS sisanya). Artinya hanya sekitar
25% yang mampu melanjut ke perguruan tinggi dari total kelulusan SMA/SMK/Sederajat. Sementara saat
ini jumlah mahasiswa di Indonesia (termasuk S2 dan S3) berjumlah 5,4 juta. Jika dibanding usia 18-25 tahun
berjumlah 49 juta sebagai usia produktif kuliah (D-S1), maka hanya mencapai kira-kira 10% yang bisa
berkuliah.

Di tahun 2016 semua pendidikan tinggi negeri (PTN) mengalami kenaikkan biaya kuliah melalui skema
Uang kuliah Tunggal (UKT). Kenaikkan biaya kuliah di hampir semua pendidikan Tinggi Negeri di
sebabkan oleh kebijakkan penggetatan anggaran oleh pemerintah Jokowi-JK. Kebijakan penggetatan
anggaran berimbas pada pemangkasan Subsidi public tidak terkecuali subsidi untuk pendidikan.

Pemerintah Jokowi-JK mengalokasi anggaran untuk sektor Pendidikan Tinggi Negeri (PTN) dalam bentuk
Bantuan Oprasional Pendidikan Tingging (BOPTN). Dalam perjalannya BOPTN setiap tahun BOPTN
mengalami penurunan. Anggaran tahun tahun 2016 anggaran BOPTN sebanyak Rp3,763 triliun,
mengalami penurunan sebanyak 800 miliar dari anggaran di tahun 2016 sebanyak 4,5 triliun. penurunan
alokasi BOPTN pada tahun 2016 mengakibatkan seluruh kampus mengalami kenaikkan UKT dengan skema
peningkatan nominal setiap kategori dan peningkat kategori menjadi 8 kategori. Hal serupa juga terjadi
Univesitas Indonesia dengan di keluarnya 2 (dua) system pembiayaan perkuliah yaitu Biaya Oprasional
Pendidikan Berkeadilan (BOPB) dan Biaya Oprasional Pendidikan Pilihan (BOPP) pada 2016.

Sementara itu, di beberapa Universitas seperti di Universitan Islam Negeri Makassar (UIN-Makassar)
mengalami kenaikan biaya UKT sebesar 300%. Di UNS-Solo, kenaikan biaya pendidikan sama sekali tidak
ada pemberitahuan dan mempertimbangkan keterlibatan mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa, namun
kebijakan pengetatan anggaran dari rezim Jokowi-JK berdampak langsung pada karyawan kampus. Di
Unsoed, terjadi perubahan kebijakan tunjangan bagi karyawan, yang tadinya berupa Tunjangan Kinerja
(Tunkin) menjadi remunerasi. Hal ini berdampak pada pengurangan tunjangan secara signifikan hingga
lebih dari Rp 500.000. sementara itu, berbagai pungutan lainnya terus terjadi.

Lebih lanjut lagi, berbagai upaya perjuangan mahasiswa di dalam kampus juga semakin dikebiri dengan
berbagai tindakan anti demokrasi baik oleh pihak kampus maupun aparat negara. Di dalam kampus
mahasiswa juga terus dikebiri dan dirampas hak politiknya. Melalui Surat Edaran Dikti tentang pelarangan
organisasi dan SK Rektor pendukungnya, kampus selalu melakukan pemberangusan terhadap gerakan
mahasiswa. Tindakan tersebut meliputi pelarangan berorganisasi, pembubaran kegiatan dan aktifitas di
dalam kampus, hingga pemecatan (DO) kepada mahasiwa yang mekaukan demonstrasi. Sejak Juli 2016,
rezim Jokowi-JK melalui kampus maupun aparat negara telah melakukan 4 kali pembubaran kegiatan
Front Mahasiswa Nasional cabang Bandar Lampung,
contact : 082269987973 (Ike) . 089616982672 (Agil) Email: fmn_bandarlampung@yahoo.com,
Blog/Website:http://fmncabangbandarlampung.blogspot.com 5
mahasiswa di Univ Telkom Bandung, Taman Cikapayang Bandung, Sleman DIY, dan Univ Muhammadiyah
Mataram. Sementara itu, terjadi pula perusakan failitas diskusi yang dilakukan oleh pihak kampus di Univ
Muhammadiyah Sumatera Utara. Tindak skorsing juga terjadi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan
total korban skorsing sebanyak 115 mahasiswa. sementara di kota Mataram 1 orang mahasiswa
dikriminalisasi. Dan sebanyak 24 mahasiswa UMSU mendapat sanksi DO karena melakukan aksi
demonstrasi di kampusnya.

Pemuda Mahasiswa Berjuang Bersama Rakyat dan Lawan Rezim Jokowi-JK Perampas Hak Asasi
Rakyat Indonesia

Perkembangan atas kondisi rakyat yang semakin terhisap dan tertindas di bawah rezim Jokowi JK harus
selalu direspon oleh peningkatan gelombang perjuangan pemuda mahasiswa dan rakyat yang semakin besar.
Berbagai kebijakan dan program anti rakyat yang dijalankan oleh Jokowi-JK harus selalu dihalau dan
berupaya untuk digagalkan memalui perjuangan massa. Hal tersebutlah yang menjadikan FMN harus
semakin memperbesar dan memperluas organisasinya demi memajukan perjuangan massa mahasiswa.

FMN harus benar-benar mampu menjadikan kampus sebagai benteng pertahanan rakyat. kampus-kampus
haruslah disulap oleh FMN menjadi ruang-ruang ilmiah untuk menelanjangi seluruh skema dari rejim
Jokowi-JK. Perjuangan FMN dalam memimpin massa mahasiswa untuk menuntut hak-hak yang telah
dirampas harus semakin kuat dan membesar. Selain itu FMN juga harus semakin mampu menjadikan
dirinya sekolah bagi para mahasiswa sehingga mampu melahirkan lulusan-lulusan yang siap mengabdikan
dirinya untuk perjuangan rakyat yang panjang.

FMN sebagai ormass demokratis nasional yang berada di perkotaan haru juga mampu melakukan
propaganda dan kampanye dengan aktif baik di kampus maupun di kota dengan mengangkat berbagai
persoalan pemuda mahasiswa dan rakyat Indonesia. FMN harus mampu menjadi corong utama bagi rakyat
Indonesia yang selalu siap dan memiliki mobilitas tinggi sebagai cerminan dari karakter pemuda mahasiswa.

Front Mahasiswa Nasional cabang Bandar Lampung,


contact : 082269987973 (Ike) . 089616982672 (Agil) Email: fmn_bandarlampung@yahoo.com,
Blog/Website:http://fmncabangbandarlampung.blogspot.com 6

Anda mungkin juga menyukai