Anda di halaman 1dari 17

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PRATIWI

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PRATIWI


TANGERANG
N o m o r : 119.a/RSIA-P/PP-Kpg/2015

TE NTAN G

PERATURAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PRATIWI
TANGERANG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak PRATIWI Tangerang.

2. Perusahaan adalah Perusahaan Yang Bergerak Dalam Bidang Pelayanan Kesehatan.

3. Karyawan adalah Calon Karyawan dan Karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak
PRATIWI.

4. Gaji dasar adalah gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan yang bersifat tetap.

5. Penghasilan adalah gaji dasar ditambah tunjangan lainnya yang tidak bersifat tetap.

6. Daftar Penilaian Karyawan adalah daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan yang


ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

7. Ijazah adalah Surat Tanda Tamat Belajar dari Sekolah Negeri atau Swasta yang diakui
oleh Lembaga yang berwenang.

8. Tenaga tetap adalah tenaga yang bekerja berdasarkan surat keputusan Direktur

9. Tenaga Kontrak adalah tenaga yang bekerja berdasarkan ikatan kontrak kerja jangka
pendek.

10. Honorarium adalah sejumlah imbalan yang diberikan kepada tenaga tetap dan tenaga
kontrak.

11. Masa Kerja adalah kurun waktu tahunan, yang diakui sebagai masa pengabdian
Karyawani di Perusahaan.
12. Cuti adalah keadaan karyawan tidak masuk kerja karena sedang melaksanakan hak
cutinya.

13. Tanda pengenal adalah kartu tanda pengakuan karyawan yang diberikan kepada
karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak PRATIWI.
14. NIK adalah Nomor Induk Karyawan yang diberikan kepada Karyawan.

15. Keputusan Direktur adalah Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak PRATIWI
Tangerang.

16. Jabatan Struktural adalah Jabatan yang secara tegas ada dalam Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Perusahaan yang diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

17. Jabatan Fungsional adalah Jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya dalam kegiatan
organisasi perusahaan harus ada dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

18. Kondite adalah penilaian perilaku karyawan dalam melaksanakan tugas Perusahaan
dalam kurun waktu tertentu yang tertuang dalam Daftar Penilaian Pekerjaan
Karyawan.

19. Mutasi adalah alih tugas Karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya

BAB II
FORMASI DAN PENERIMAAN KARYAWAN
Bagian Pertama
Formasi

Pasal 2

Dasar untuk penyusunan dan menetapkan formasi adalah :


a. Struktur Organisasi;
b. Jenis Pekerjaan;
c. Sifat Pekerjaan;
d. Perkiraan beban pekerjaan;
e. Sarana yang tersedia;
f. Kemampuan keuangan Rumah sakit.

Pasal 3

Syarat-syarat menjadi Karyawan :


a. Warga Negara Indonesia;
b. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun dan maksimal 40 (empat puluh) tahun;
c. Mempunyai Ijasah yang sesuai dengan formasi yang dibutuhkan;
d. Tidak pernah terlibat langsung dalam gerakan yang menentang Pancasila, UUD 1945,
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e. Tidak pernah diberhentikan yang disebabkan tindak pidana dengan putusan Pengadilan;
f. Sehat jasmani dan rohani dengan keterangan dari Dokter;
g. Memenuhi syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak
PRATIWI.
Pasal 4

Pengadaan Karyawan dapat diumumkan dengan mencantumkan kriteria yang dibutuhkan


melalui:
a. Pelamaran langsung;
b. Lamaran tidak langsung ( lamaran tertulis );
c. Lamaran berdasarkan informasi orang dalam;
d. Iklan;
e. Perusahaan penempatan tenaga kerja profesional;
f. Lembaga pendidikan;
g. Organisasi profesi.

Pasal 5

Setiap pelamar harus mengajukan lamaran tertulis kepada Direktur melalui Bagian
Kepegawaian dengan dilengkapi :
a. Daftar Riwayat Hidup;
b. Salinan Ijasah yang telah disahkan oleh pejabat berwenang;
c. Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan;
d. Salinan sah keputusan atau keterangan tentang pengalaman kerja;
e. Surat keterangan lainnya yang diminta dalam pengumuman.

Bagian Kedua
Penerimaan Karyawan

Pasal 6

(1) Dalam penerimaan Karyawan, Direktur memberikan kesempatan yang sama kepada
semua Warga Negara Indonesia untuk dapat diterima menjadi karyawan Rumah sakit
(2) Penerimaan karyawan dilaksanakan melalui proses seleksi agar mendapatkan
karyawan yang berkualitas sesuai formasi yang dibutuhkan;
(3) Proses seleksi ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur.

Pasal 7

Seleksi penerimaan Karyawan adalah sebagai berikut :


a. Seleksi Administrasi yaitu pengecekan terhadap kelengkapan berkas-berkas lamaran
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan;
b. Seleksi Kemampuan dan Keterampilan yaitu test potensial akademis;
c. Seleksi Psikologi yaitu test bakat, intelegensia dan kepribadian;
d. Wawancara Akhir yaitu tahap tatap muka, penampilan dan kepribadian peserta seleksi;
e. Test Kesehatan yaitu Pemeriksaan Kesehatan Jasmani dan Rohani oleh dokter.

Pasal 8

Keputusan seleksi sebagaimana tersebut dalam pasal 7 diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Direktur .
Bagian Ketiga
Pengangkatan Karyawan

Pasal 9

Bagi pelamar yang telah lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak
PRATIWI Tangerang disahkan oleh Direktur sebagai Karyawan.

Bagian Keempat
Pengangkatan Karyawan Kontrak

Pasal 10

(1) Dengan pertimbangan efisiensi untuk pekerjaan, Direktur dapat mengangkat


Karyawan Kontrak sesuai dengan kebutuhan;
(2) Karyawan Kontrak sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, tidak diperkenankan
menduduki jabatan struktural maupun jabatan fungsional.

Pasal 11

(1) Karyawan Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) adalah tenaga kerja
yang bekerja berdasarkan ikatan kontrak kerja jangka pendek 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang paling lama 3 ( tiga ) tahun.
(2) Pengaturan administrasi Karyawan Kontrak, dituangkan dalam perjanjian tertulis
antara tenaga kerja dengan Pihak Rumah sakit.
(3) Pengangkatan Karyawan Kontrak menjadi Karyawan Tetap dilakukan apabila kondisi
Peruhaan telah berjalan stabil.

Bab IV
CUTI
Bagian Pertama
Jenis-jenis Cuti

Pasal 12

(1) Jenis-jenis cuti yang menjadi hak Karyawan, adalah:


a. Cuti Tahunan;
b. Cuti Sakit;
c. Cuti Bersalin;
d. Cuti karena alasan penting;
e. Cuti untuk menunaikan ibadah haji dan atau umroh;

(2) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud Ayat (1) pasal ini, ditetapkan dengan
Keputusan Direktur.
Bagian Kedua
Cuti Tahunan

Pasal 13

(1) Cuti tahunan diberikan kepada karyawan yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun secara terus menerus;
(2) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja untuk setiap tahun;
(3) Cuti tahunan berlaku untuk kurun waktu 18 (delapan belas) bulan, terhitung mulai
tanggal hak cuti, lebih dari batas waktu tersebut hak cuti tahunannya hilang;
(4) Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direktur, karena adanya
kepentingan dinas yang mendesak;
(5) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah, kurang dari 4 (empat) hari;
(6) Hak Cuti tahunan tidak berkurang, bagi karyawan yang mengalami sakit terus
menerus kurang dari 14 (empat belas) hari.

Pasal 14

(1) Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam
tahun berikutnya maksimal hanya 18 (delapan belas) hari kerja, termasuk tahun yang
sedang berjalan;
(2) Cuti tahunan yang digabung sebagaimana ayat (1) pasal ini, apabila diambil kurang
dari 18 (delapan belas) hari kerja atau lebih dari 12 (dua belas) hari kerja, dianggap
sebagai cuti gabungan yang diambil seluruhnya.

Pasal 15

Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direktur paling lama 1 (satu) bulan,
apabila ada kepentingan dinas mendesak.

Pasal 16

Selama menjalankan cuti tahunan, Karyawan yang bersangkutan menerima penghasilan


penuh.

Bagian Ketiga
Cuti Sakit

Pasal 17

(1) Karyawan yang sakit selama 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) hari kerja, harus
memberitahukan secara tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat
keterangan dokter, maka kepadanya diberikan cuti sakit;
(2) Karyawan yang sakit selama 3 (tiga) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari kerja,
harus memberitahukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang, dilampiri
dengan surat keterangan dokter dan keterangan dirawat di rumah sakit;
(3) Karyawan yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari kerja, harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada pejabat yang memberikan cuti melalui saluran
hirarkhi, dengan melampirkan surat keterangan dokter;
(4) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini, dapat diberikan paling
lama 1 (satu) bulan, dengan ketentuan karyawan yang bersangkutan harus
menyampaikan surat keterangan dokter yang menyatakan perlunya perpanjangan cuti
sakit;
(5) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud ayat 5 (lima) pasal ini, dapat
diperpanjang sebanyak 2 (dua) kali masing-masing selama 1 (satu) bulan berdasarkan
keterangan Tim Dokter Penguji;
(6) Karyawan yang telah diperpanjang cuti sakitnya sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal
ini dan dinyatakan belum sembuh dari penyakitnya oleh Tim Dokter, maka karyawan
yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dan diberikan hak-haknya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 18

Karyawan yang menjalani cuti sakit sebagaimana pasal 18 diatas diberikan penghasilan
sebagai berikut :

(1) Sakit 1 (satu) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari diberikan penghasilan penuh;
(2) Sakit lebih dari 8 (delapan) hari sampai dengan 1 (satu) bulan, diberikan 80 % dari
penghasilan.

Pasal 19

Karyawan Wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak atas cuti sakit untuk
paling lama 15 (lima belas ) hari kalender.

Pasal 20

Karyawan wanita yang mengalami Haid berhak atas Cuti Sakit paling lama 2 (dua) hari
dalam satu bulan, dengan ketentuan memberikan keterangan tertulis.

Bagian Keempat
Cuti Bersalin

Pasal 21

(1) Karyawan wanita berhak atas cuti bersalin yang telah melewati masa kerja yang
ditetapkan sesuai peraturan cuti;
(2) Untuk setiap persalinan, cuti bersalin paling lama 2 (dua) bulan;
(3) Karyawan wanita yang akan melaksanakan cuti bersalin, harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan izin cuti
melalui saluran hirarki.
Pasal 22

Karyawan wanita yang menjalankan cuti bersalin sampai dengan persalinan ke kepadanya
diberikan penghasilan penuh.
Bagian Kelima
Cuti Karena Alasan Penting

Pasal 23

(1) Cuti karena alasan penting, diberikan kepada Karyawan untuk keperluan :
a. Pernikahan pegawai;
b. Wafat istri / suami atau anak;
c. Wafat Orang tua, mertua, menantu dan saudara kandung;
d. Pernikahan anak, saudara kandung pegawai;
e. Istri pegawai melahirkan;
f. Anak pegawai dikhitan;
g. Anak/isteri/suami sakit diopname atau berobat jalan;
h. Sebagai saksi di depan pengadilan.
(2) Cuti karena alasan penting sebagaimana ayat (1) Pasal ini, akan diatur dan ditetapkan
dengan Keputusan Direktur.

Pasal 24

Karyawan yang melaksanakan cuti karena alasan penting diberikan penghasilan penuh,
kecuali tunjangan dan transport.

Bagian Keenam
Cuti Ibadah Haji dan Umroh

Pasal 25

(1) Karyawan berhak atas cuti melaksanakan ibadah haji dan atau ibadah Umroh satu kali
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun;
(2) Karyawan yang melaksanakan ibadah haji diberikan cuti paling lama 45 (empat puluh
lima) hari kerja;
(3) Karyawan yang melaksanakan ibadah umroh diberikan cuti paling lama 14 (empat
belas) hari kerja.

Pasal 26

Pengaturan Ibadah lainnya, diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

Pasal 27

Karyawan yang cuti melaksanakan Ibadah Haji, Ibadah umroh dan Ibadah Lainnya,
diberikan penghasilan penuh.

Bagian Kedelapan
Kewenangan Pemberian Cuti
Pasal 28
Pejabat yang berwenang merekomendasikan ijin cuti, adalah Atasan Langsung Karyawan
atau Kepala Ruangan.

BAB V
PENGHASILAN, JASA PRODUKSI DAN PENGHARGAAN
Bagian Pertama
Penghasilan

Pasal 29

Karyawan diberikan gaji pokok sesuai dengan jabatan berdasarkan peraturan yang berlaku.

Pasal 30

(1) Penghasilan Karyawan terdiri dari :


a. Gaji Dasar ;
b. Tunjangan-tunjangan lainnya.

(2) Gaji Dasar tersebut diatas terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Gaji Pokok;
b. Tunjangan transportasi;
c. Dan lain – lain.

(3) Gaji Pokok serta tunjangan-tunjangan yang merupakan komponen gaji dasar
sebagaimana tersebut pada ayat (2) pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Direktur;
(4) Tunjangan-tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, akan
ditetapkan dan diatur dengan Keputusan Direktur.

Pasal 31

Karyawan diberikan penghasilan sesuai dengan kesepakatan bersama pada saat masuk.

Pasal 32

Beban Pajak Karyawan berupa Pph atas gaji, tunjangan lainnya ditanggung oleh Pegawai.

Pasal 33

(1) Kenaikan gaji berkala diberikan setiap 2 (dua) tahun sekali, kepada karyawan yang
telah memenuhi persyaratan, berdasarkan ketentuan yang berlaku;
(2) Kenaikan gaji berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, ditetapkan
dengan Keputusan Direksi;
(3) Apabila penilaian karyawan belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat
(1) pasal ini, maka kenaikan gaji berkala ditunda sampai penilaian berikutnya.
Pasal 34

Setiap karyawan dan keluarganya mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan berupa
pelayanan kesehatan.

Bagian Kedua
Jasa Pelayanan

Pasal 35

Apabila setiap tahun setelah tutup buku Perusahaan memperoleh keuntungan kepada
karyawan diberikan Jasa Pelayanan yang besarnya ditetapkan oleh Direksi.

Bagian Ketiga
Fasilitas

Pasal 36

Perusahaan sesuai dengan kemampuan dapat menyediakan sarana olah raga, kesenian,
pengajian dan rekreasi untuk kebugaran, kesegaran jasmani dan rohani karyawan dan
keluarganya.

Pasal 37

Perusahaan memberikan kesempatan pada karyawan untuk melaksanakan ibadah sesuai


dengan agama masing-masing serta menyediakan sarana peribadatan sesuai dengan
kemampuan perusahaan.

BAB VI
PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Pasal 38

(1) Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang handal, agar berdayaguna dan
berhasil guna, kepada karyawan diberikan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan
secara bergiliran;
(2) Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti Program
Pendidikan baik dengan biaya perusahaan maupun dengan biaya sendiri;
(3) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
pasal ini, ditetapkan dan diatur dengan Keputusan Direksi.

Pasal 39
Sasaran Pendidikan dan Latihan adalah tersedianya karyawan - karyawan mempunyai
predikat profesional dalam rangka mendukung kelancaran pengelolaan dan pengembangan
rumah sakit.

BAB VII
TATA TERTIB KERJA, DISIPLIN PEGAWAI DAN SANKSI
Bagian Pertama
Tata Tertib Kerja

Pasal 40

(1). Karyawan diharuskan :


a. Hadir dan pulang sesuai dengan waktu kerja yang ditetapkan dengan Keputusan
Direktur;
b. Mengisi daftar hadir saat masuk kerja dan pulang kerja;
c. Bersifat sopan di lingkungan kerja agar tidak menggangu karyawan lainnya;
d. Berpakaian rapi, bersih sesuai dengan ketentuan Direktur untuk menjaga
kewibawaan perusahaan;
e. Hari, jam kerja dan lembur diatur dengan keputusan Direktur.

(2). Jam Kerja


a. Unit pelayanan rawat inap berlangsung selama 24 jam, untuk pembagian tugas
shift adalah sebagai berikut :
a) Dinas pagi : Jam 07.00 s/d 14.00 Wib
b) Dinas sore : Jam 14.00 s/d 21.00 Wib
c) Dinas malam : Jam 21.00 s/d 07.00 Wib

b. Untuk pelayanan kamar bersalin berlangsung selama 24 jam, untuk pembagian


tugas shift adalah sebagai berikut :
a) Dinas pagi : Jam 07.00 s/d 14.00 Wib
b) Dinas sore : Jam 14.00 s/d 21.00 Wib
c) Dinas malam : Jam 21.00 s/d 07.00 Wib
c. Unit pelayanan Instalasi Gawat Darurat berlangsung selama 24 jam, dengan
pembagian tugas shift adalah sebagai berikut :
a) Dinas pagi : Jam 07.00 s/d 14.00 Wib
b) Dinas sore : Jam 14.00 s/d 21.00 Wib
c) Dinas malam : Jam 21.00 s/d 07.00 Wib

d. Unit pelayanan ICU / NICU berlangsung selama 24 jam, dengan pembagian tugas
shift adalah sebagai berikut :
a) Dinas pagi : Jam 07.00 s/d 14.00 Wib
b) Dinas sore : Jam 14.00 s/d 21.00 Wib
c) Dinas malam : Jam 21.00 s/d 07.00 Wib

e. Unit pelayanan Rawat jalan berlangsung selama jam kerja, dengan pembagian
tugas adalah sebagai berikut :
a) Pagi :
i. Senin s/d Kamis : Jam 07.00 s/d 14.00 Wib
ii. Jum’at : Jam 08.00 s/d 11.30 Wib
iii. Sabtu : Jam 08.00 s/d 14.00 Wib
b) Sore : Jam 16.00 s/d 21.00 Wib

Bagian Kedua
Disiplin Pegawai

Pasal 41

(1) Setiap karyawan dikenakan Hukuman Disiplin Ringan, apabila :


a. Terlambat datang ke tempat kerja termasuk sehabis istirahat dan pulang sebelum
waktunya, sebanyak 3 kali dalam 1(satu) minggu;
b. Meninggalkan pekerjaan pada waktu jam kerja atau waktu lembur tanpa ijin atasan
atau kepala ruangan;
c. Beristirahat/tidur pada saat jam kerja;
d. Tidak sopan terhadap pasien atau keluarganya;
e. Mencari keuntungan dengan menjual obat ke pasien tanpa sepetahuan atasan atau
kepala ruangan;
f. Tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan selama satu atau dua hari dalam satu
minggu;
g. Melakukan perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban (corat-coret, main game,
dll);
h. Tidak memakai seragam kerja yang ditentukan Perusahaan;
i. Berpenampilan eksentrik/tidak sesuai dengan norma susila;
j. Tidak menjalankan tugas dengan baik apa yang disampaikan oleh Perusahaan;
k. Membuang sampah tidak pada tempatnya dan tidak menjaga kebersihan di
lingkungan Perusahaan;
l. Berkelahi sesama rekan kerja di lingkungan Perusahaan;
m. Melalaikan tugas yang diberikan oleh Perusahaan.

(2) Setiap Pegawai dikenakan Hukuman Disiplin Sedang, apabila :


a.Mempublikasikan, atau menyingkap informasi mengenai pengelolaan, manajemen,
dokumen, dan laporan-laporan dalam arti seluas-luasnya, kecuali atas ijin Direktur;
b. Melakukan perbuatan/tindakan yang dapat mencemarkan nama baik perusahaan;
c.Menggunakan nama perusahaan untuk kepentingan pribadi;
d. Melaksanakan tugas pribadi selama bertugas di perusahaan;
e.Menyalahgunakan inventaris dan kekayaan milik perusahaan untuk kepentingan
pribadi;
f. Melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk apapun di lingkungan perusahaan;
g. Membawa dan atau meminum minuman keras;
h. Membawa senjata api dan bahan berbahaya lainnya di lingkungan perusahaan;
i. Mangkir (alfa) sebanyak 10 hari dalam 1 (satu) bulan.

(3) Setiap Pegawai dikenakan Hukuman Disiplin Berat, apabila :


a. Melakukan pencurian, penggelapan, pemalsuan dan atau manipulasi di dalam
Perusahaan;
b. Membawa dan atau menjual belikan narkoba di lingkungan Perusahaan;
c. Melakukan tindakan amoral di lingkungan Perusahaan;
d. Membujuk atau memikat teman sekerja/keluarga teman sekerja untuk berbuat
sesuatu yang merugikan Perusahaan;
e. Menghilangkan dengan sengaja inventaris Perusahaan.
f. Pegawai tidak masuk kerja dan meninggalkan tugas dalam waktu 1 (satu) bulan
secara terus menerus

Pasal 42

Pelaksanaan putusan Hukuman Disiplin sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan (3) pasal 40
diatas ditetapkan dalam Keputusan Direktur.

Bagian Ketiga
Sanksi
Paragraf 1
Tingkat Hukuman Disiplin

Pasal 43

(1) Dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan Pidana, kepada


karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhkan hukuman disiplin oleh
Direktur;
a.Tingkat Hukuman disiplin terdiri dari :
b. Hukuman disiplin ringan;
c.Hukuman disiplin sedang;
d. Hukuman disiplin berat.

Paragraf 2
Jenis Hukuman Disiplin

Pasal 44

(1) Jenis Hukuman Disiplin Ringan :


a.Teguran lisan yang disampaikan oleh atasan langsung kepada karyawan yang
melakukan pelanggaran disiplin;
b. Peringatan tertulis yang disampaikan oleh Direktur atas dasar laporan tertulis
atasan langsung karyawan;
(2) Jenis Hukuman Disiplin Sedang antara lain :
a. Hukuman Disiplin berupa mutasi

(3) Jenis Hukuman Disiplin Berat antara lain :


a.Hukuman Disiplin berupa Pembebasan Jabatan;
b. Hukuman Disiplin berupa pemberhentian sementara;
c.Hukuman Disiplin berupa Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri;
d. Hukuman Disiplin berupa Pemberhentian tidak dengan hormat.

Pasal 45

(1) Pejabat yang berwenang memberikan hukuman :


a.Atasan Langsung, untuk Hukuman disiplin ringan ;
b. Direktur, dalam memberikan hukuman Disiplin sedang dan Berat memperhatikan
rekomendasi dari Komite medik.

Bagian Keempat
Kewajiban Karyawan

Pasal 46

(4) Karyawan diwajibkan :


a.Mencurahkan waktu dan perhatiannya pada tugas yang diberikan oleh atasannya
sebaik mungkin dengan memperhatikan pedoman kerja yang dibuat serta ketepatan
waktu penyelesaian;
b. Menjaga dan memelihara semua kekayaan perusahaan agar terhindar dari
kehilangan, kerusakan dan in-efisien dalam pemanfaatannya;
c.Melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui adanya hal-hal yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian bagi perusahaan atau karyawan lainnya;
d. Siap ditempatkan bekerja dimana saja dalam lingkungan Perusahaan.

Bagian Kelima
Tata Cara Penyampaian Keluhan Karyawan

Pasal 47

Bilamana terdapat keluhan atas kondisi kerja maupun hal-hal lainnya karyawan dapat
menyampaikan keluhannya melalui prosedur sebagai berikut :
a. Tahap 1, Melaporkan keluhan tersebut kepada atasan langsung untuk mencari
penyelesaian secepatnya (maksimal 3 hari kerja);
b. Tahap II, Bilamana penyelesaian tahap kesatu tidak dapat terlaksana, maka keluhan
tersebut dapat diajukan pada atasan dari atasan langsungnya untuk memperoleh
penyelesaiannya (maksimal 10 hari kerja);
c. Tahap III, Bilamana penyelesaian tahap kedua tidak dapat terlaksana, maka keluhan
tersebut dapat diajukan kepada Direktur.

BAB VIII
PEMBERHENTIAN KARYAWAN
Bagian Pertama
Pemberhentian Karyawan

Pasal 48

Direktur dapat memberhentikan karyawan dalam hal yang bersangkutan :


a. Tidak menunjukan kecakapan dalam melaksanakan tugas;
b. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan Perusahaan yang berlaku;
c. Menunjukan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat menggangu
lingkungan kerja atau pergaulan di lingkungan pekerjaan dan sesama karyawan;
d. Tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan;
e. Pada waktu melamar ternyata dengan sengaja memberikan keterangan-keterangan
atau bukti-bukti yang tidak benar.

Bagian Kedua
Pemberhentian Sementara

Pasal 49

(1) Karyawan yang diduga telah melakukan tindakan merugikan Perusahaan;


(2) Ditahan sementara oleh yang berwajib karena cukup bukti melakukan perbuatan
pidana.

Pasal 50

(1) Karyawan yang diduga telah melakukan tindakan merugikan Perusahaan sebagaimana
tersebut dalam pasal …. huruf a, maka sejak adanya hasil pemeriksaan dari Satuan
Pengawas Intern harus dikenakan Pemberhentian Sementara;
(2) Karyawan yang dikenakan tahanan sementara sebagaimana tersebut dalam pasal…..
huruf b, maka mulai saat penahanannya harus dikenakan pemberhentian sementara.

Pasal 51

(1) Bagi karyawan yang dikenakan pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud


pasal …..ayat (1) dan (2) sampai batas maksimum 60 (enampuluh) hari, diberikan
penghasilan penuh;
(2) Bagi karyawan yang ditahan melewati batas waktu sebagaimana ditentukan dalam
ayat 1(satu) pasal ini, maka penghasilannya ditangguhkan.
Pasal 52

(1) Selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari Direktur bersama Komite
Medik dan Komisaris yang dihadiri oleh karyawan yang diberhentikan sementara,
wajib melakukan klarifikasi yang dihadiri karyawan yang bersangkutan, untuk
menetapkan apakah yang bersangkutan terbukti merugikan Perusahaan;
(2) Apabila hasil klarifikasi Direktur bersama Komite Medik dan Komisaris, ternyata
yang bersangkutan tidak terbukti melakukan tindakan merugikan Perusahaan
sebagaimana tersebut pada pasal……butir (1), maka yang bersangkutan dikembalikan
status dan hak karyawannya secara penuh;
(3) Apabila hasil klarifikasi Direktur bersama Komite Medik dan Komisaris, ternyata
yang bersangkutan terbukti melakukan tindakan merugikan Perusahaan sebagaimana
tersebut pada pasal …… butir a, maka yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan
hormat;
(4) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang di Pengadilan yang bersangkutan
tidak terbukti melakukan tindakan pidana, maka yang bersangkutan dikembalikan
status dan hak karyawannya secara penuh.
(5) apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang di Pengadilan yang bersangkutan
terbukti melakukan perbuatan tindak Pidana, maka yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan
hormat.

Bagian Ketiga
Pemberhentian dengan Hormat
Pasal 53

(1) Karyawan diberhentikan dengan hormat, karena :


a. Mengajukan berhenti atas permintaan sendiri;
b. Meninggal dunia;
c. Pengurangan Pegawai (Rasionalisasi);
d. Hal-hal lain yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan.

(2) Karyawan yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
pasal ini, mendapatkan hak kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bagian Keempat
Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri

Pasal 54

(1) Permohonan berhenti sebagai Karyawan harus diajukan secara tertulis;


(2) Permohonan berhenti sebagai Karyawan, dapat ditolak oleh Perusahaan, apabila
Karyawan masih terikat dengan kewajiban bekerja ataupun masih terikat dengan
perjanjian ikatan dinas pada Perusahaan;
(3) Permohonan berhenti sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) dapat dikabulkan dengan
ketentuan apabila Karyawan yang bersangkutan mengembalikan semua biaya-biaya
yang dikeluarkan Perusahaan selama yang bersangkutan melaksanakan ikatan dinas;
(4) Persetujuan pemberhentian Karyawan diberikan setelah Karyawan menyelesaikan
seluruh kewajibannya.

BAB IX
ADMINISTRASI PEGAWAI
Bagian Pertama
Nomor Induk Pegawai Perusahaan dan Kartu Pegawai

Pasal 55

Setiap Karyawan Nomor Induk Karyawan, yang disingkat menjadi NIK.

Pasal 56

Nomor Induk Karyawan sebagaimana dimaksud Pasal 104, terdiri dari Lima angka yang
menunjukan sebagai berikut :

a. 3 (tiga) angka pertama, yaitu Nomor urut Karyawan;


b. 2 (dua) angka berikutnya menunjukan tahun masuk bekerja, pada waktu Pegawai yang
bersangkutan mulai masuk kerja;

Pasal 57

Nomor Induk Karyawan berlaku selama yang bersangkutan menjadi Pegawai.

Pasal 58

(1) Kartu Karyawan diberikan kepada Karyawan yang telah diangkat menjadi Karyawan
yang di sahkan melalui Surat Keputusan Direktur;
(2) Kartu Karyawan berlaku selama yang bersangkutan menjadi Karyawan RSIA
PRATIWI Tangerang, dan apabila yang bersangkutan telah berhenti sebagai
Karyawan, maka Kartu Karyawan dengan sendirinya tidak berlaku ;
(3) Bentuk, ukuran dan lambang serta isi Kartu Karyawan ditetapkan melalui keputusan
Direktur;
(4) Pejabat yang berwenang menandatangani Kartu Pegawai adalah Direktur.
BAB X
PERTANGGUNGAN ASURANSI

Pasal 59

Semua Karyawan dipertanggungkan dalam Program Jamsostek sebagaimana diatur dalam


Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 beserta peraturan pelaksanaannya.

BAB XI
KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP

Pasal 60

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai teknik pelaksanaannya
akan diatur dengan Keputusan Direktur.

Pasal 61

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundang Keputusan Bupati dengan


penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang.

DITETAPKAN DI : Tangerang
PADA TANGGAL : 01 Juni 2015

DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU dan ANAK
PRATIWI

( dr. YUNITA TRI PRATIWI)

Anda mungkin juga menyukai