TE NTAN G
PERATURAN KEPEGAWAIAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PRATIWI
TANGERANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak PRATIWI Tangerang.
3. Karyawan adalah Calon Karyawan dan Karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak
PRATIWI.
4. Gaji dasar adalah gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan yang bersifat tetap.
5. Penghasilan adalah gaji dasar ditambah tunjangan lainnya yang tidak bersifat tetap.
7. Ijazah adalah Surat Tanda Tamat Belajar dari Sekolah Negeri atau Swasta yang diakui
oleh Lembaga yang berwenang.
8. Tenaga tetap adalah tenaga yang bekerja berdasarkan surat keputusan Direktur
9. Tenaga Kontrak adalah tenaga yang bekerja berdasarkan ikatan kontrak kerja jangka
pendek.
10. Honorarium adalah sejumlah imbalan yang diberikan kepada tenaga tetap dan tenaga
kontrak.
11. Masa Kerja adalah kurun waktu tahunan, yang diakui sebagai masa pengabdian
Karyawani di Perusahaan.
12. Cuti adalah keadaan karyawan tidak masuk kerja karena sedang melaksanakan hak
cutinya.
13. Tanda pengenal adalah kartu tanda pengakuan karyawan yang diberikan kepada
karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak PRATIWI.
14. NIK adalah Nomor Induk Karyawan yang diberikan kepada Karyawan.
15. Keputusan Direktur adalah Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak PRATIWI
Tangerang.
16. Jabatan Struktural adalah Jabatan yang secara tegas ada dalam Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Perusahaan yang diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
17. Jabatan Fungsional adalah Jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya dalam kegiatan
organisasi perusahaan harus ada dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
18. Kondite adalah penilaian perilaku karyawan dalam melaksanakan tugas Perusahaan
dalam kurun waktu tertentu yang tertuang dalam Daftar Penilaian Pekerjaan
Karyawan.
19. Mutasi adalah alih tugas Karyawan dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya
BAB II
FORMASI DAN PENERIMAAN KARYAWAN
Bagian Pertama
Formasi
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 5
Setiap pelamar harus mengajukan lamaran tertulis kepada Direktur melalui Bagian
Kepegawaian dengan dilengkapi :
a. Daftar Riwayat Hidup;
b. Salinan Ijasah yang telah disahkan oleh pejabat berwenang;
c. Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan;
d. Salinan sah keputusan atau keterangan tentang pengalaman kerja;
e. Surat keterangan lainnya yang diminta dalam pengumuman.
Bagian Kedua
Penerimaan Karyawan
Pasal 6
(1) Dalam penerimaan Karyawan, Direktur memberikan kesempatan yang sama kepada
semua Warga Negara Indonesia untuk dapat diterima menjadi karyawan Rumah sakit
(2) Penerimaan karyawan dilaksanakan melalui proses seleksi agar mendapatkan
karyawan yang berkualitas sesuai formasi yang dibutuhkan;
(3) Proses seleksi ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur.
Pasal 7
Pasal 8
Keputusan seleksi sebagaimana tersebut dalam pasal 7 diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Direktur .
Bagian Ketiga
Pengangkatan Karyawan
Pasal 9
Bagi pelamar yang telah lulus seleksi yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Ibu dan Anak
PRATIWI Tangerang disahkan oleh Direktur sebagai Karyawan.
Bagian Keempat
Pengangkatan Karyawan Kontrak
Pasal 10
Pasal 11
(1) Karyawan Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) adalah tenaga kerja
yang bekerja berdasarkan ikatan kontrak kerja jangka pendek 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang paling lama 3 ( tiga ) tahun.
(2) Pengaturan administrasi Karyawan Kontrak, dituangkan dalam perjanjian tertulis
antara tenaga kerja dengan Pihak Rumah sakit.
(3) Pengangkatan Karyawan Kontrak menjadi Karyawan Tetap dilakukan apabila kondisi
Peruhaan telah berjalan stabil.
Bab IV
CUTI
Bagian Pertama
Jenis-jenis Cuti
Pasal 12
(2) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud Ayat (1) pasal ini, ditetapkan dengan
Keputusan Direktur.
Bagian Kedua
Cuti Tahunan
Pasal 13
(1) Cuti tahunan diberikan kepada karyawan yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun secara terus menerus;
(2) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja untuk setiap tahun;
(3) Cuti tahunan berlaku untuk kurun waktu 18 (delapan belas) bulan, terhitung mulai
tanggal hak cuti, lebih dari batas waktu tersebut hak cuti tahunannya hilang;
(4) Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direktur, karena adanya
kepentingan dinas yang mendesak;
(5) Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah, kurang dari 4 (empat) hari;
(6) Hak Cuti tahunan tidak berkurang, bagi karyawan yang mengalami sakit terus
menerus kurang dari 14 (empat belas) hari.
Pasal 14
(1) Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam
tahun berikutnya maksimal hanya 18 (delapan belas) hari kerja, termasuk tahun yang
sedang berjalan;
(2) Cuti tahunan yang digabung sebagaimana ayat (1) pasal ini, apabila diambil kurang
dari 18 (delapan belas) hari kerja atau lebih dari 12 (dua belas) hari kerja, dianggap
sebagai cuti gabungan yang diambil seluruhnya.
Pasal 15
Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh Direktur paling lama 1 (satu) bulan,
apabila ada kepentingan dinas mendesak.
Pasal 16
Bagian Ketiga
Cuti Sakit
Pasal 17
(1) Karyawan yang sakit selama 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) hari kerja, harus
memberitahukan secara tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat
keterangan dokter, maka kepadanya diberikan cuti sakit;
(2) Karyawan yang sakit selama 3 (tiga) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari kerja,
harus memberitahukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang, dilampiri
dengan surat keterangan dokter dan keterangan dirawat di rumah sakit;
(3) Karyawan yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari kerja, harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada pejabat yang memberikan cuti melalui saluran
hirarkhi, dengan melampirkan surat keterangan dokter;
(4) Cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini, dapat diberikan paling
lama 1 (satu) bulan, dengan ketentuan karyawan yang bersangkutan harus
menyampaikan surat keterangan dokter yang menyatakan perlunya perpanjangan cuti
sakit;
(5) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud ayat 5 (lima) pasal ini, dapat
diperpanjang sebanyak 2 (dua) kali masing-masing selama 1 (satu) bulan berdasarkan
keterangan Tim Dokter Penguji;
(6) Karyawan yang telah diperpanjang cuti sakitnya sebagaimana dimaksud ayat (5) pasal
ini dan dinyatakan belum sembuh dari penyakitnya oleh Tim Dokter, maka karyawan
yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dan diberikan hak-haknya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 18
Karyawan yang menjalani cuti sakit sebagaimana pasal 18 diatas diberikan penghasilan
sebagai berikut :
(1) Sakit 1 (satu) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari diberikan penghasilan penuh;
(2) Sakit lebih dari 8 (delapan) hari sampai dengan 1 (satu) bulan, diberikan 80 % dari
penghasilan.
Pasal 19
Karyawan Wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak atas cuti sakit untuk
paling lama 15 (lima belas ) hari kalender.
Pasal 20
Karyawan wanita yang mengalami Haid berhak atas Cuti Sakit paling lama 2 (dua) hari
dalam satu bulan, dengan ketentuan memberikan keterangan tertulis.
Bagian Keempat
Cuti Bersalin
Pasal 21
(1) Karyawan wanita berhak atas cuti bersalin yang telah melewati masa kerja yang
ditetapkan sesuai peraturan cuti;
(2) Untuk setiap persalinan, cuti bersalin paling lama 2 (dua) bulan;
(3) Karyawan wanita yang akan melaksanakan cuti bersalin, harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan izin cuti
melalui saluran hirarki.
Pasal 22
Karyawan wanita yang menjalankan cuti bersalin sampai dengan persalinan ke kepadanya
diberikan penghasilan penuh.
Bagian Kelima
Cuti Karena Alasan Penting
Pasal 23
(1) Cuti karena alasan penting, diberikan kepada Karyawan untuk keperluan :
a. Pernikahan pegawai;
b. Wafat istri / suami atau anak;
c. Wafat Orang tua, mertua, menantu dan saudara kandung;
d. Pernikahan anak, saudara kandung pegawai;
e. Istri pegawai melahirkan;
f. Anak pegawai dikhitan;
g. Anak/isteri/suami sakit diopname atau berobat jalan;
h. Sebagai saksi di depan pengadilan.
(2) Cuti karena alasan penting sebagaimana ayat (1) Pasal ini, akan diatur dan ditetapkan
dengan Keputusan Direktur.
Pasal 24
Karyawan yang melaksanakan cuti karena alasan penting diberikan penghasilan penuh,
kecuali tunjangan dan transport.
Bagian Keenam
Cuti Ibadah Haji dan Umroh
Pasal 25
(1) Karyawan berhak atas cuti melaksanakan ibadah haji dan atau ibadah Umroh satu kali
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun;
(2) Karyawan yang melaksanakan ibadah haji diberikan cuti paling lama 45 (empat puluh
lima) hari kerja;
(3) Karyawan yang melaksanakan ibadah umroh diberikan cuti paling lama 14 (empat
belas) hari kerja.
Pasal 26
Pasal 27
Karyawan yang cuti melaksanakan Ibadah Haji, Ibadah umroh dan Ibadah Lainnya,
diberikan penghasilan penuh.
Bagian Kedelapan
Kewenangan Pemberian Cuti
Pasal 28
Pejabat yang berwenang merekomendasikan ijin cuti, adalah Atasan Langsung Karyawan
atau Kepala Ruangan.
BAB V
PENGHASILAN, JASA PRODUKSI DAN PENGHARGAAN
Bagian Pertama
Penghasilan
Pasal 29
Karyawan diberikan gaji pokok sesuai dengan jabatan berdasarkan peraturan yang berlaku.
Pasal 30
(2) Gaji Dasar tersebut diatas terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Gaji Pokok;
b. Tunjangan transportasi;
c. Dan lain – lain.
(3) Gaji Pokok serta tunjangan-tunjangan yang merupakan komponen gaji dasar
sebagaimana tersebut pada ayat (2) pasal ini, ditetapkan dengan Keputusan Direktur;
(4) Tunjangan-tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, akan
ditetapkan dan diatur dengan Keputusan Direktur.
Pasal 31
Karyawan diberikan penghasilan sesuai dengan kesepakatan bersama pada saat masuk.
Pasal 32
Beban Pajak Karyawan berupa Pph atas gaji, tunjangan lainnya ditanggung oleh Pegawai.
Pasal 33
(1) Kenaikan gaji berkala diberikan setiap 2 (dua) tahun sekali, kepada karyawan yang
telah memenuhi persyaratan, berdasarkan ketentuan yang berlaku;
(2) Kenaikan gaji berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, ditetapkan
dengan Keputusan Direksi;
(3) Apabila penilaian karyawan belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud ayat
(1) pasal ini, maka kenaikan gaji berkala ditunda sampai penilaian berikutnya.
Pasal 34
Setiap karyawan dan keluarganya mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan berupa
pelayanan kesehatan.
Bagian Kedua
Jasa Pelayanan
Pasal 35
Apabila setiap tahun setelah tutup buku Perusahaan memperoleh keuntungan kepada
karyawan diberikan Jasa Pelayanan yang besarnya ditetapkan oleh Direksi.
Bagian Ketiga
Fasilitas
Pasal 36
Perusahaan sesuai dengan kemampuan dapat menyediakan sarana olah raga, kesenian,
pengajian dan rekreasi untuk kebugaran, kesegaran jasmani dan rohani karyawan dan
keluarganya.
Pasal 37
BAB VI
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Pasal 38
(1) Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang handal, agar berdayaguna dan
berhasil guna, kepada karyawan diberikan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan
secara bergiliran;
(2) Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti Program
Pendidikan baik dengan biaya perusahaan maupun dengan biaya sendiri;
(3) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
pasal ini, ditetapkan dan diatur dengan Keputusan Direksi.
Pasal 39
Sasaran Pendidikan dan Latihan adalah tersedianya karyawan - karyawan mempunyai
predikat profesional dalam rangka mendukung kelancaran pengelolaan dan pengembangan
rumah sakit.
BAB VII
TATA TERTIB KERJA, DISIPLIN PEGAWAI DAN SANKSI
Bagian Pertama
Tata Tertib Kerja
Pasal 40
d. Unit pelayanan ICU / NICU berlangsung selama 24 jam, dengan pembagian tugas
shift adalah sebagai berikut :
a) Dinas pagi : Jam 07.00 s/d 14.00 Wib
b) Dinas sore : Jam 14.00 s/d 21.00 Wib
c) Dinas malam : Jam 21.00 s/d 07.00 Wib
e. Unit pelayanan Rawat jalan berlangsung selama jam kerja, dengan pembagian
tugas adalah sebagai berikut :
a) Pagi :
i. Senin s/d Kamis : Jam 07.00 s/d 14.00 Wib
ii. Jum’at : Jam 08.00 s/d 11.30 Wib
iii. Sabtu : Jam 08.00 s/d 14.00 Wib
b) Sore : Jam 16.00 s/d 21.00 Wib
Bagian Kedua
Disiplin Pegawai
Pasal 41
Pasal 42
Pelaksanaan putusan Hukuman Disiplin sebagaimana tersebut pada ayat (2) dan (3) pasal 40
diatas ditetapkan dalam Keputusan Direktur.
Bagian Ketiga
Sanksi
Paragraf 1
Tingkat Hukuman Disiplin
Pasal 43
Paragraf 2
Jenis Hukuman Disiplin
Pasal 44
Pasal 45
Bagian Keempat
Kewajiban Karyawan
Pasal 46
Bagian Kelima
Tata Cara Penyampaian Keluhan Karyawan
Pasal 47
Bilamana terdapat keluhan atas kondisi kerja maupun hal-hal lainnya karyawan dapat
menyampaikan keluhannya melalui prosedur sebagai berikut :
a. Tahap 1, Melaporkan keluhan tersebut kepada atasan langsung untuk mencari
penyelesaian secepatnya (maksimal 3 hari kerja);
b. Tahap II, Bilamana penyelesaian tahap kesatu tidak dapat terlaksana, maka keluhan
tersebut dapat diajukan pada atasan dari atasan langsungnya untuk memperoleh
penyelesaiannya (maksimal 10 hari kerja);
c. Tahap III, Bilamana penyelesaian tahap kedua tidak dapat terlaksana, maka keluhan
tersebut dapat diajukan kepada Direktur.
BAB VIII
PEMBERHENTIAN KARYAWAN
Bagian Pertama
Pemberhentian Karyawan
Pasal 48
Bagian Kedua
Pemberhentian Sementara
Pasal 49
Pasal 50
(1) Karyawan yang diduga telah melakukan tindakan merugikan Perusahaan sebagaimana
tersebut dalam pasal …. huruf a, maka sejak adanya hasil pemeriksaan dari Satuan
Pengawas Intern harus dikenakan Pemberhentian Sementara;
(2) Karyawan yang dikenakan tahanan sementara sebagaimana tersebut dalam pasal…..
huruf b, maka mulai saat penahanannya harus dikenakan pemberhentian sementara.
Pasal 51
(1) Selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari Direktur bersama Komite
Medik dan Komisaris yang dihadiri oleh karyawan yang diberhentikan sementara,
wajib melakukan klarifikasi yang dihadiri karyawan yang bersangkutan, untuk
menetapkan apakah yang bersangkutan terbukti merugikan Perusahaan;
(2) Apabila hasil klarifikasi Direktur bersama Komite Medik dan Komisaris, ternyata
yang bersangkutan tidak terbukti melakukan tindakan merugikan Perusahaan
sebagaimana tersebut pada pasal……butir (1), maka yang bersangkutan dikembalikan
status dan hak karyawannya secara penuh;
(3) Apabila hasil klarifikasi Direktur bersama Komite Medik dan Komisaris, ternyata
yang bersangkutan terbukti melakukan tindakan merugikan Perusahaan sebagaimana
tersebut pada pasal …… butir a, maka yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan
hormat;
(4) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang di Pengadilan yang bersangkutan
tidak terbukti melakukan tindakan pidana, maka yang bersangkutan dikembalikan
status dan hak karyawannya secara penuh.
(5) apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dalam sidang di Pengadilan yang bersangkutan
terbukti melakukan perbuatan tindak Pidana, maka yang bersangkutan diberhentikan tidak dengan
hormat.
Bagian Ketiga
Pemberhentian dengan Hormat
Pasal 53
(2) Karyawan yang diberhentikan dengan hormat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
pasal ini, mendapatkan hak kepegawaiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bagian Keempat
Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri
Pasal 54
BAB IX
ADMINISTRASI PEGAWAI
Bagian Pertama
Nomor Induk Pegawai Perusahaan dan Kartu Pegawai
Pasal 55
Pasal 56
Nomor Induk Karyawan sebagaimana dimaksud Pasal 104, terdiri dari Lima angka yang
menunjukan sebagai berikut :
Pasal 57
Pasal 58
(1) Kartu Karyawan diberikan kepada Karyawan yang telah diangkat menjadi Karyawan
yang di sahkan melalui Surat Keputusan Direktur;
(2) Kartu Karyawan berlaku selama yang bersangkutan menjadi Karyawan RSIA
PRATIWI Tangerang, dan apabila yang bersangkutan telah berhenti sebagai
Karyawan, maka Kartu Karyawan dengan sendirinya tidak berlaku ;
(3) Bentuk, ukuran dan lambang serta isi Kartu Karyawan ditetapkan melalui keputusan
Direktur;
(4) Pejabat yang berwenang menandatangani Kartu Pegawai adalah Direktur.
BAB X
PERTANGGUNGAN ASURANSI
Pasal 59
BAB XI
KETENTUAN LAIN DAN PENUTUP
Pasal 60
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai teknik pelaksanaannya
akan diatur dengan Keputusan Direktur.
Pasal 61
DITETAPKAN DI : Tangerang
PADA TANGGAL : 01 Juni 2015
DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU dan ANAK
PRATIWI