Keseimbangan Elektrolit Kel 1
Keseimbangan Elektrolit Kel 1
Pembimbing:
Dr. Ari Wahyuni, Sp. An
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
2019
Cairan tubuh
Interstitial
1. CES
• Ion natrium dan klorida serta bikarbonat dlm jumlah besar
tapi sedikit ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat, dan
asam organik
• Pada plasma konsentrasi protein lebih banyak
• Pada cairan interstitial mengandung sedikit protein
2. CIS
• Ion kalium intraseluler berkonsentrasi tinggi dan ion natrium
intraseluler berkonsentrasi rendah
• konsentrasi protein dlm sel tinggi yi sekitar 4x konsentrasi dlm
plasma
Kadar Elektrolit Utama dalam Cairan Tubuh
PLASMA INTRASEL
KATION
Natrium 142 mEq 10 mEq
Kalium 4 mEq 160 mEq
Kalsium 5 mEq -
Magnesium 3 mEq 35 mEq
ANION
Klorida 103 mEq 2 mEq
Bikarbonat 27 mEq 8 mEq
Fosfat 2 mEq 140 mEq
Sulfat 1 mEq -
Asam – asam organik 5 mEq -
Protein 16 mEq 55 mEq
MASUKAN HALUARAN
Cairan oral 1300 ml Urine 1500 ml
Air dalam makanan 1000 ml Feses 200 ml
Air hasil metabolisme 300 ml Tidak kasat mata; paru-paru 300 ml
Kulit 600 ml
1. Natrium
• sumber utama natrium adlh makanan
• asupan bervariasi mulai dari 4 – 20 gr NaCl
• Natrium dikeluarkan mll kulit, ginjal, dan sluran
gastrointestinal
• keseimbangan Na positif tjd jika asupan melebihi
keluaran, krn air terikat dgn natrium maka volume CES dan
plasma akan meningkat maka akan tjd edema
• keseimbangan Na negatif tjd jika keluaran melebihi asupan
akan menyebabkan penurunan CES dan plasma shg tekanan
darah turun
2. Kalium
• kalium penting utk aktivitas listrik saraf dan jaringan otot
• pengaturan kadar kalium darah dikendalikan oleh
aldosteron dan hormon lain yg menstimulasi asupan
kalium adlh hormon insulin dan epinefrin
3. Kalsium dan fosfat
• kalsium adlh elektrolit ekstraseluler
• kalsium berada dlm rangka, tempat berikatan dgn fosfat
dlm bentuk kristal
• fosfat dlm CIS tinggi sedangkan dlm CES rendah
• fungsi kalsium selain berperan dlm pembentukan tulang juga
dlm motilitas sel, pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi
saraf
• fosfat ditemukan pd ATP
• fosfat dlm jumlah normal sekitar 3mg/kgBB/hari
• fosfat diplasma difiltrasi diglomerulus kemudian dikemudian
direabsorpsi dan diserap diduedenum
• pengaturan adlh oleh hormon paratiroid, kalsitonin, vitamin D
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
HIPONATREMIA
Didefinisikan sebagai kadar natrium serum dibawah normal (< 135
mEq/L)
Hiponatremia terjadi bila:
1. Jumlah asupan cairan melebihi kemampuan ekskresi.
2. Ketidakmampuan menekan sekresi ADH, misalnya pada
kehilangan cairan melalui saluran cerna, gagal jantung dan sirosis
hati, atau pada SIADH (syndrome of inappropriate ADH-
secretion).
PATOFISIOLOGI (WOC) HIPONATREMI
- Gagal ginjal
- Pengobatan diuretik
- Ber(-) volume sirkulasi
- Kehilangan melalui saluran cerna
efektif
- Gagal ginjal
- Pemberian diuretik >>
(gangguan kemampuan menyimpan Na)
- Defisiensi adrenal
Ber(-) kemampuan untuk membuang air bebas Kehilangan Na melampaui kehilangan air
Ber(-) volume sirkulasi efektif Ber(-) volume ECF Menghambat elevasi kemih
- Kejang
- Anorexia
- Sakit kepala
- Disfungsi saraf
Menurut waktu terjadinya, hiponatremia dapat dibagi dalam:
1. Hiponatremia akut
• kejadian hiponatremi yang berlangsung cepat yaitu
kurang dari 48 jam
• Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti
penurunan kesadaran dan kejang.
• Hal ini terjadi akibat edema sel otak
• Kelompok ini disebut juga hiponatremia simptomatik atau
hiponatremia berat.
2. Hiponatremia Kronik
• kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat yaitu lebih
dari 48 jam.
• Pada keadaan ini tidak ada urgensi melakukan koreksi
konsentrasi natrium, terapi dilakukan dalam beberapa hari
• Gejala yang timbul hanya ringan seperti lemas atau
mengantuk.
• Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia asimptomatik
Tabel 1 Tingkat derajat hipontremi dan gejala
Penatalaksanaan
1. Perlu membedakan apakah kejadian hiponatremia akut atau kronik
myelinolysis.
4. Kadar natrium plasma dinaikkan sebanyak 5 meq/L dari kadar natrium awal dalam
waktu 1 jam. Setelah itu, kadar natrium plasma dinaikkan sebesar 1 meq/L setiap 1
Gejala Klinis
Timbul pada keadaan peningkatan natrium plasma secara akut
hingga diatas 158 meq/L.
Gejala yang ditimbulkan akibat mengecilnya volume otak
Gejala dimulai dari letargi, lemas, twitching,kejang dan akhirnya
koma.
Kenaikan akut di atas 180 meq/L dapat menimbulkan kematian.
PATOFISIOLOGI HIPERNATREMIA
- Demam HIPERNATREMIA
- Luka bakar Asupan air tidak cukup
Konsentrasi Na ↑
- Hiperventilasi
- Diare berair Hiperosmolaritas
- Pemberian reseptor lama
- Diuresis osmotik Perpindahan cairan ICF ke ECF
Dehidrasi
Susunan neurologik
Pengkerutan sel
Haus Lemah
↑ suhu tubuh Disorientasi/
Selaput lendir kering & dilusi/
Agitasi
lengket halusinasi
Delirium
Kejang
Koma
Penatalaksanaan
Koreksi hipernatremia tergantung pada penyebabnya
menurunnya nilai natrium
Bila kelebiahan Natrium disebabkan karena pemberian natrium,
terapinya adalah restriksi intake sodium.
Kelebihan sodium yang dihasilkan karena kehilangan cairan
mengharuskan restorasi dari volume cairan baik melalui oral
ataupun intravena.
Hipernatremia dengan deplesi volume harus diatasi dengan
pemberian normal saline sampai hemodinamik stabil. Selanjutnya
defisit air bisa dikoreksi dengan Dekstrosa 5% atau NaCl hipotonik
Defisit air tubuh ditaksir sbb:
• Defisit Cairan = 0,4 x BB (Na Plasma / 140 -1)
• Separuh dari defisit air yang dihitung harus diberikan
dalam 24 jam pertama, dan sisa defisit dikoreksi dalam 1
atau 2 hari untuk menghindari edema serebral.
Perpindahan K ke dlm sel Keringat >> Asupan makanan me↓ Hilang dari saluran cerna Hilang lewat ginjal
- Alkalosis metabolik - Muntah - Obat diuretik
- Diare (penyalahgunaan laksatif) - Penyakit ginjal
- Ileostomi - Diuresis osmotik
Laboratorium - dll - Penyembuhan luka
- Kalium serum <3 mEq/L menyebabkan bakar yg berat
depresi gelombang ST - Efek mineral
- Kalium serum 2 mEq/L menyebabkan kortikosteroid >>
HIPOKALEMIA - Antibiotik
kompleks QRS melebar
- ↓ Mg
Laboratorium
- Kalsium serum > 5 mEq/L
- ↑ BUN >25 mg/100ml
- ↑ Kreatinin >1,5 mg/100ml
HIPERKALSEMIA - Rontgen → osteoporosis
batu sal. kemih