Anda di halaman 1dari 17

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tata letak pabrik termasuk aspek utama dalam dunia industri karena berkaitan erat dengan
cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik. Pengaturan tata letak pabrik yang optimal akan
berkontribusi terhadap kelacancaran seluruh operasi pabrik (Zhenyuan dkk, 2011). Artinya
tata letak pabrik yang baik dapat menempatkan berbagai fasilitas dan peralatan fisik secara
teratur sehingga mendukung pekerjaan berjalan secara produktif (Zhenyuan dkk, 2011).
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencapai kelancaran proses produksi, salah satunya
melalui sistem penyimpanan material yang baik. Sebagai contoh, keberadaan gudang bahan
baku dalam pabrik akan menjamin ketersediaan bahan baku pada waktu yang tepat dan
jumlah yang tepat sehingga mempengaruhi kelancaran proses produksi sampai menghasilkan
barang akhir dan diterima oleh konsumen. Oleh karena itu, sistem pergudangan pada
dasarnya berfungsi penting dalam
kelancaran rantai pasok (Goetschalckx, 2009).

Kinerja sistem penyimpanan barang bergantung pada beberapa karakteristik internal dan
eksternal. Karakteristik internal meliputi: (1) kapasitas penyimpanan; (2) kemudahan akses
ke lokasi penyimpanan; (3) kompleksitas struktur internal; dan (4) dan tingkat teknologi
informasi. Sedangkan karateristik eksternal seperti jenis produk, jumlah produk, jumlah
persediaan untuk disimpan, dan tipe aliran barang masuk dan keluar. Besarnya variansi jenis
dan jumlah produk yang dipesan dapat menimbulkan perbedaan kebutuhan bahan baku antara
satu pesanan dengan pesanan lainnya. Kondisi ketidakpastian ini memicu
timbulnya masalah lain, yaitu lamanya kontrak pemesanan bisa disepakati, seperti tidak
sesuainya desain pesanan yang dihasilkan dengan yang diminta pelanggan
dan terjadinya keterlambatan dalam pemenuhan pesanan (Azmi et al, 2010).
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan Layout mesin yang berada di Unit tower Bukaka Teknik Utama.
2. Menjelaskan Proses Manufaktur yang dilakukan di Unit tower Bukaka Teknik Utama.
1.2. Batasan Masalah :
Batasan masalah dari makalah ini adalah:
BAB 2 ISI
2.1. Layout pabrik Unit tower
2.1.1. Layout workshop A

2.1.1.1. List Mesin di Workshop A

Daftar Mesin di Gedung A

Spesifikasi
No. Nama Mesin
Jenis Mesin Material
1 MAN BS 05 Cutting Besi Siku L<250 , T<25 mm
2 MAN BS 04 Cutting Besi Siku L<250 , T<25 mm
3 CS 04 Cutting Besi Siku L<80 , T<8 mm
4 CS 02 Cutting Besi Siku L<80 , T<8 mm
5 ST 02 Stamping Besi Siku L<80 , T<8 mm
6 ST 03 Stamping Besi Siku L<80 , T<8 mm
7 CP 02 Punching Besi Siku L<80 , T<8 mm
8 CP 03 Punching Besi Siku L<80 , T<8 mm
9 CP 04 Punching Besi Siku L<80 , T<8 mm
10 CP 05 Punching Besi Siku L<80 , T<8 mm
11 CL 01 Clipping Besi Siku L<80 , T<8 mm
12 CL 02 Clipping Besi Siku L<80 , T<8 mm
13 CL 03 Clipping Besi Siku L<80 , T<8 mm
14 CL 04 Clipping Besi Siku L<100 , T<8 mm
15 CL 07 Clipping Besi Siku L<100 , T<8 mm
16 Drill SPM Drilling Besi Siku L<100 , T<8 mm
17 Drill Drilling Besi Siku L<100 , T<8 mm
18 MAN GC Chamfering Besi Siku L<100 , T<8 mm
19 MAN BEND Bending Besi Siku L<80 , T<8 mm
20 SMAW & TIG Welding Besi Siku L<100 , T<8 mm

2.1.2. Layout workshop B

2.1.2.1.List Mesin di Workshop B

Daftar Mesin di Gedung B

Spesifikasi
No. Nama Mesin
Jenis Mesin Material
1 BU 01 Turning Round Bar
2 BU 02 Turning Round Bar
3 BU 03 Turning Round Bar
4 BU 05 Turning Round Bar
5 RT 01 Thread Round Bar
6 FR 01 Milling Plat & Besi Siku
7 SMAW & TIG welding Plat & Besi Siku & Round Bar

2.1.3. Layout Workshop C

2.1.3.1. List Mesin di Workshop C


2.1.4. Layout Workshop D
2.1.4.1.List Mesin di Workshop D

Daftar Mesin di Gedung D

Spesifikasi
No. Nama Mesin
Jenis Mesin Material
1 CNC L01 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm
2 CNC L02 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm
3 CNC L03 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm
4 CNC L04 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm
5 CNC LO7 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm
6 CNC L08 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm

2.1.5. Layout Workshop E


2.1.5.1.List Mesin di Workshop E

Daftar Mesin di Gedung E

Spesifikasi
No. Nama Mesin
Jenis Mesin Jenis Material
1 CNC L05 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm
2 CNC L06 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm
3 CNC L09 Stamping, Holing, Cutting Besi Siku L<175, T<12 mm
4 CH 01

2.1.6. Layout Workshop F


2.1.6.1. List Mesin di Workshop F

Daftar Mesin di Workshop F

Spesifikasi
No. Nama Mesin
Jenis Mesin Material
1 CNC GC 01 Cutting Plat 5<T<40 mm
2 CNC GC 02 Cutting Plat 5<T<40 mm
3 MAN GC Cutting Plat 5<T<40 mm
4 CNC PC 01 Cutting Plat T<60 mm
5 CNC PC 02 Cutting Plat T<60 mm
6 RD 02 Drilling Plat 1650x1000x80 , Dia 12-50 mm
7 RD 03 Drilling Plat 1650x1000x80 , Dia 12-50 mm
8 CNC RD 01 Drilling Plat 1650x1000x80 , Dia 12-50 mm
9 CS 08 Cutting Plat
10 CS 05 Cutting Plat
11 CNC HO 01 Holing & Stamping Plat 775x1000, 5<T<12, Dia 25 mm
12 CNC HO 02 Holing & Stamping Plat 775x1000, 5<T<12, Dia 25 mm
13 CP 01 Puncing Plat
14 CP 10 Puncing Plat
15 CP 11 Puncing Plat
16 CP 14 Puncing Plat
17 CP 07 Puncing Plat
18 CS 05 Cutting Plat T<13 mm
19 CS 06 Cutting Plat T<13 mm
20 CS 08 Cutting Plat T<13 mm
21 PS 02 Cutting Plat T<13 mm
22 BD 03 Bending Plat T<13 mm
23 MAN ST 02 Stamping Plat T<13 mm
24 APA-45 Plat

2.1.7. Layout Workshop G

2.1.7.1.List Mesin di Workshop G


2.2. Proses manufaktur di unit tower bukaka Teknik utama
Pada Proses produksi PT Bukaka Teknik Utama Unit Tower untuk membuat Steel Tower
Transmisi yang berkapasitas 150,275, 500 KV dan Steel Tower Telekomunikasi dilakukan
pada tujun line production yang berada di workshop A sampai G yang meliputi proses
cutting, stamping, holing, bending, clipping, chamfering, dan welding.
No. Nama Proses
Workshop Machining Material Besi
1 A Siku
Workshop
2 B Welding
Workshop
3 C Welding
Workshop Machining Material Besi
4 D Siku
Workshop Machining Material Besi
5 E Siku
Workshop
6 F Machining Material Plat
Workshop
7 G Packing

2.2.1. Jenis Produk di Unit Tower


Produk yang di hasilkan PT Bukaka Teknik Utama Unit Tower dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu produk finish, produk pengerjaan khusus, dan produk weding.
No. Jenis Produk Proses
1 Finish Cutting, Stamping, Holing
Bending, Clipping,
2 Proses Pengerjaan Khusus
Chamfering
3 Pengelasan Welding

2.2.2. Produk Finish


Produk Finish adalah suatu material besi yang hanya memerlukan proses cutting,
stamping, dan holing untuk menjadi suatu produk jadi. Contoh produk yang termasuk
jenis produk finish adalah penghubung antara tiang pondasi tower
2.2.2.1.Cutting
Untuk memproduksi kerangka struktur dari steel tower memerlukan proses cutting
untuk menghasilkan material yang sesuai dengan dimensi dan profil yang sudah di
tentukan pada gambar Teknik yang sudah di design. Proses cutting yang digunaka pada
PT Bukaka Teknik Utama Unit Tower menggunakan jenis plasma cutting, Oxy flame
cutting, Shearing. Dibawah ini penjelasan mengenai jenis-jenis cutting yang dilakukan
pada PT Bukaka Teknik Utama Unit Tower
A. Plasma cutting
Plasma cutting adalah proses yang digunakan untuk memotong baja atau logam lain
dari ketebalan yang berbeda (atau kadang-kadang bahan lain) dengan
menggunakantorch plasma. Dalam proses ini, gas inert (di beberapa unit, udara
terkompresi) ditiupdengan kecepatan tinggi keluar dari nozel, pada waktu yang
sama busur listrik terbentuk melalui gas dari nozel ke permukaan yang dipotong,
mengubah sebagian dari gasmenjadi plasma. Plasma cukup panas untuk melelehkan
logam yang dipotong dan bergerak cukup cepat untuk meniup logam cair dari yang
dipotong. Plasma juga dapatdigunakan untuk pengelasan busur plasma dan aplikasi
lainnya.
Proses pemotongan logam plasma adalah melalui penggunaan gas (beberapa
unit bahkan menggunakan udara terkompresi) yang dipaksa melalui nozzle pada
kecepatan tinggi melalui kompresi. Pemotong plasma membentuk busur listrik di
dipaksa gasmelalui nozzle. Busur listrik ternyata bagian dari gas menjadi plasma.
Ini adalah plasma gas ini sebenarnya yang melakukan pemotongan. Gas tidak hanya
pemotongan tetapi terpaksa melalui nozzle pada kecepatan seperti logam yang
meleleh ditiup menjauh dari dipotong.
Arus searah, listrik tegangan tinggi busur dari potensi negatif (elektroda dalam
obor) untuk potensi positif (benda kerja) melalui jet gas terionisasi. Plasma sistem
pemotongan membutuhkan dua elemen dasar, gas dan listrik. Ini adalah proses
pemotongan panas yang menggunakan suhu tinggi plasma jet untuk melelehkan
logam. Jet plasma ini adlah bentuk oleh kombinasi gas dan listrik dari sumber
listrik.
Prinsip kerja NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
Programer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat dengan cara
pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dibuat pada komputer dengan
software pemrogaman CNC. Program CNC tersebut, lebih dikenal sebagai G-
Code, seterusnya dikirim dan dieksekusi oleh prosesor pada mesin CNC
menghasilkan pengaturan motor servo pada mesin untuk menggerakan perkakas
yang bergerak melakukan proses permesinan hingga menghasilkan produk sesuai
program.
Plasma pemotong bekerja dengan mengirimkan sebuah busur listrik melalui gas
yang melewati lubang terbatas. Gas dapat shop udara, nitrogen, argon, oksigen, dan
lain-lain. Hal ini mengangkat temperatur gas ke titik yang memasuki keadaan 4
materi. Kita semua terbiasa dengan tiga pertama: yaitu, padat gas, cair, dan. Para
ilmuwan menyebutnya plasma negara tambahan. Sebagai memotong logam yang
merupakan bagian dari sirkuit, konduktivitas listrik plasma menyebabkan busur
untuk mentransfer ke pekerjaan.
Pembukaan terbatas (nozzle) gas melewati menyebabkannya sqeeze dengan
dengan kecepatan tinggi, seperti udara melewati venturi karburator dalam. Ini gas
kecepatan tinggi memotong melalui logam cair. Gas ini juga diarahkan di sekeliling
areal penebangan untuk melindungi luka.
Dalam banyak pemotong yang lebih baik saat ini plasma, busur percontohan
antara elektroda dan nosel digunakan untuk mengionisasi gas dan awalnya
menghasilkan plasma sebelum transfer busur. Metode lain yang telah digunakan
adalah menyentuh ujung obor untuk pekerjaan untuk membuat percikan api, dan
penggunaan sirkuit-frekuensi tinggi mulai (seperti busi). Tak satu pun dari kedua
metode terakhir ini kompatibel dengan CNC (otomatis) pemotongan.
B. Oxy flame Cutting
Pemotongan dengan menggunakan oxy flame cutting adalah dimana
pemotongan terjadi karena adanya reaksi antara oksigen dan baja. Pada permulaan
pemotongan, baja dipanaskan lebih dahulu dengan api oxy flame cutting sampai
mencapai suhu antara 800o-900o C. Kemudian gas oksigen tekanan tinggi atau gas
pemotong lainnya disemburkan ke bagian yang dipanaskan tersebut dan terjadilah
proses pembakaran yang membentuk oksida baja. Karena titik cair oksida baja lebih
rendah dari baja, maka oksida tersebut mencair dan terhembus oleh gas pemotong
dengan ini terjadilah pemotongan.
Hasil pemotongan ini dinyatakan baik bila memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Alur potong harus cukup kecil
2. Permukaan potong harus halus
3. Terak harus mudah terkelupas
4. Sisa atas pemotongan membulat
Mengenai kualitas potong ini Asosiasi Las Jepang dalam standar no. WES-2801
telah menentukan kriteria untuk kualitas permukaan hasil pemotongan dengan gas.
Untuk memenuhi kriteria tersebut kualitas dari gas oksigen dan api pemanas,
karakteristik alat yang digunakan dan kondisi pemotongan harus diatur dengan
teliti.

C. Shear Cutting
Mesin gunting hidrolik menggunakan tenaga power supply tenaga hidrolik.
Tenaga hidrolik yang dihasilkan untuk memotong adalah pompa hidraulik yang
digerakkan oleh motor listrik. Mesin gunting hidraulik ini dilengkapi dengan
program pada panel box control hidraulik. Dengan program hidraulik ini pelayanan
untuk operasional mesin potong menjadi lebih sederhana. Kemampuan
menggunting atau memotong pelat dengan mesin hidrolik ini sampai mencapai
ketebalan pelat 20 mm. Prinsip kerja mesin hidrolik ini sama dengan mesin gulotine
umumnya. Hanya penekan yang digunakan pada mesin ini menggunakan actuator
kerja ganda (double acting) dengan silinder sebanyak dua buah.
Actuator ini diletakkan di kiri dan kanan mesin yang berhubungan langsung
dengan pisau atas. Stopper yang digunakan juga stopper yang digerakkan secara
hidraulik. Jumlah stoppernya lebih banyak dari actuator potong. Jumlah actuator ini
disusun diantara celah pemotongan. Untuk pemotongan yang mempunyai lebar
yang kecil juga dapat ditekan oleh stopper.

2.2.2.2.Stamping
Stamping adalah proses pengkodean suatu komponen dari kerangka steel tower
transmisi ataupun steel tower telekomunikasi. Kode yang digunakan dapat berupa
angka, huruf , ataupun campuran antara huruf dan angka. Pengkodean tersebut salah
satu fungsinya adalah mempermudan proses assembly di lapangan.
2.2.2.3.Holling
Holing adalah suatu proses pelubangan pada material dengan mengunakan mesin
drilling atau piercing machine.
A. Drilling
Proses drilling adalah proses permesinan untuk membuat lubang bulat pada benda
kerja. Drilling biasanya dilakukan memakai pahat silindris yang memiliki dua ujung
potong yang disebut drill. Pahat diputar pada porosnya dan diumpankan pada benda
kerja yang diam sehingga menghasilkan lubang berdiameter sama dengan diameter
pahat. Mesin yang digunakan disebut drill press, tetapi mesin lain dapat juga
digunakan untuk proses ini. Lubang yang dihasilkan dapat berupa lubang tembus
(through holes) dan tak tembus (blind holes).

Kecepatan potong (cutting speed) pada drilling didefinisikan sebagai kecepatan


permukaan terluar dari pahat drill relatif terhadap permukaan benda kerja.
Kecepatan potong dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

v  N D

Keterangan
v : Kecepatan potong (m/min),
N : Kecepatan putaran (rpm: rev/min).
D : Diameter pahat.
Time of actual machine (Tmin)
 Through hole

 Blind Hole

 Material removal rate


Keterangan
f : Gerak makan (mm/rev).
Tm: Waktu riil permesinan (min).
t : Ketebalan benda kerja (mm).
A : Jarak antara sisi terluar pahat drill dengan permukaan benda kerja
ketika ujung drill mulai menyentuh permukaan.
d : Kedalaman lubang,
 : Drill point angle.

B. Piercing
Piercing adalah proses pembuatan lubang pada permukaan benda kerja dengan
menggunakan punch Pada proses ini benda kerja bisa ditahan di meja kerja.
Perubahan bentuk yang terjadi pada benda kerja tergantung pada berapa banyak
tahanan atau batasan diberikan.
Gaya merupakan salah satu faktor penting dalam piercing. Beberapa hal yang
memengaruhi gaya piercing antara lain: luas penampang punch, bentuk dari ujung
punch, kekuatan material, dan besarnya gesekan pada permukaan luncur. Besar
tekanan pada piercing bisa berkisar antara tiga hingga lima kali kekuatan material.
Besar tekanan tersebut rata-rata mendekati tingkat tegangan yang diperlukan untuk
membuat sebuah lekukan pada uji kekerasan material.
2.2.3. Pengerjaan Khusus
Jenis produk yang temasuk Produk pengerjaan khusus adalah raw material plat, besi
siku, pipa,dll yang membutuhkan proses bending, clipping, dan chamfering untuk
menghasilkan produk yang diinginkan.
2.2.3.1.Bending
Bending adalah
Bending adalah proses deformasi secara plastik dari logam terhadap sumbu linier
dengan hanya sedikit atau hampir tidak mengalami perubahan luas permukaan dengan
bantuan tekanan piston pembentuk dan cetakan (die). Sepotong besi dapat menjadi
bengkok akibat tekanan mesin sederhana dengan menggunakan pres yang disebut
bending. Biasanya pekerjaan bending menggunakan sepotong besi panjang, lembaran
logam ataupun piring. Bending biasanya memakai die berbentuk V, U, W atau yang
lainnya. Bending menyebabkan logam pada sisi luar sumbu netral mengalami tarikan,
sedangkan pada sisi lainnya mengalamitekanan. jenis bending adalah Press brake
bending, angle bending, roll bending, dll.
A. Press brake Bending
Press brake bending adalah suatu pekerjaan bending yang menggunakan penekan
dan sebuah cetakan (die). Proses ini membentuk plat yang diletakkan diatas die
lalu ditekan oleh penekan dari atas sehingga mendapatkan hasil tekukan yang
serupa dengan bentuk die. Umumnya die berbentuk U, W, dan ada juga yang
mempunyai bentuk tertentu
B. Angle Bending
Angle bending adalah pembentukan plat atau besi dengan menekuk bagian
tertentu plat untuk mendapatkan hasil tekukan yang diinginkan. Selain menekuk,
dengan pekerjaan ini dapat memotong plat yang disisipkan dan juga dapat
membuat lengkungan dengan sudut sampai ±150o pada lembaran logam.
C. Roll Bending
Roll bending yaitu bending yang biasanya digunakan untuk membentuk
silinder, atau bentukbentuk lengkung lingkaran dari pelat logam yang disisipkan
pada suatu roll yang berputar.
Roll tersebut mendorong dan membentuk plat yang berputar secara terus menerus
hingga terbentuklah silinder.

2.2.3.2.Cliping
Proses Cliping adalah proses pemotongan
2.2.3.3. camfering
2.2.4. Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang didasarkan
pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang
disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan
kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun
kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang
dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas.

Perkembangan teknologi pengelasan logam memberikan kemudahan umat


manusia dalam menjalankan kehidupannya. Saat ini kemajuan ilmu pengethuan di
bidang elektronik melalui penelitian yang melihat karakteristik atom, mempunyai
kontribusi yang sangat besar terhadap penemuan material baru dan sekaligus
bagaimanakah menyambungnya.

Pada zaman sekarang pemanasan logam yang akan disambung berasal dari
pembakaran gas atau arus listrik. Beberapa gas dapat digunakan, tetapi yang sangat
popular adalah gas Acetylene yang lebih dikenal dengan gas Karbit. Selama
pengelasan, gas Acetylene dicampur dengan gas Oksigen murni. Kombinasi campuran
gas tersebut memproduksi panas yang paling tinggi diantara campuran gas lain.

Cara lain yang paling utama digunakan untuk memanasi logam yang dilas adalah
arus listrik. Arus listrik dibangkitkan oleh generator dan dialirkan melalui kabel ke
sebuah alat yang menjepit elektroda diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang
dapat menghantarkan listrik dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda
disentuhkan ke benda kerja dan kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik tetap
mengalir melalui celah sempit antara ujung elektroda dengan benda kerja. Arus yang
mengalir ini dinamakan busur (arc) yang dapat mencairkan logam. Terkadang dua
logam yang disambung dapat menyatu secara langsung, namun terkadang
masih diperlukan bahan tambahan lain agar deposit logam lasan terbentuk dengan
baik, bahan tersebut disebut bahan tambah (filler metal). Filler metal biasanya
berbentuk batangan, sehingga biasa dinamakan welding rod (Elektroda las). Pada
proses las, welding rod dibenamkan ke dalam cairan logam yang tertampung dalam
suatu cekungan yang disebut welding pool dan secara bersama-sama membentuk
deposit logam lasan, cara seperti ini dinamakan Las Listrik atau SMAW (Shielded
metal Arch welding)

Anda mungkin juga menyukai