Rina Widyawati
1. Analisis Instrumen
INSTRUMEN KIMIA UV-VIS.
Sesuai dengan namanya, Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari
spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi.
Analisis Thermal
Analisa termal dapat didefinisikan sebagai pengukuran sifat-sifat fisik dan
kimiamaterial sebagai fungsi dari suhu
1. Analisis termogravimetri atau analisis gravimetri termal
(TGA) adalah metode analisis termaldi mana perubahan dalam sifat fisik
dankimia dari bahan yang diukur sebagai fungsi dari meningkatnya suhu(dengan
laju pemanasan konstan), atau sebagai fungsi waktu (dengansuhu konstan dan /
atau kehilangan massa konstan). TGA dapatmemberikan informasi tentang
fenomena fisik, sepertiorde keduafase transisi,
termasuk penguapan, sublimasi, penyerapan, adsorpsi, dandesorpsi. Demikian
juga, TGA dapat memberikan informasitentang fenomena kimia
termasukchemisorptions,desolvation(terutamadehidrasi), dekomposisi, dan
reaksi padat-gas (misalnya,oksidasiatau reduksi).TGA biasanya digunakan untuk
menentukan karakteristik yang dipilih dari bahanyang menunjukkan baik
kehilangan massa atau keuntungan karena dekomposisi, oksidasi,atau
kehilangan volatil(seperti kelembaban).
Aplikasi umum dari TGA adalah :
1.karakterisasi bahan melalui analisis pola dekomposisi karakteristik,
2.studi mekanisme degradasi dan kinetika reaksi,
3. penentuan kadar organik dalam sampel, dan
4. penentuan anorganik (misalnya ash) konten dalam sampel, yang mungkin ber
guna untuk menguatkan struktur materi diprediksi atau hanya digunakan sebagai
analisis kimia.Teknik ini berguna untuk studi polimer bahan, termasuk
termoplastik, termoset, elastomer, komposit, film plastik, serat, pelapis dan cat.
Instrumen DTA komersial dapat digunakan pada range suhu -190 sampai
16000C.Ukuran sampel biasanya kecil, beberapa miligram, sehingga mengurangi
pemunculan masalah akibat gradien termal dalam sampel yang dapat
mengurangi sensitivitas danakurasi. Laju pemanasan dan pendinginan biasanya
berada pada range 1 sampai 500C /menit. Pada penggunaan laju yang lebih
lambat, sensitivitas akan berkurang karena ΔT bagi peristiwa termal tertentu
akan menurun dengan menurunnya laju pemanasan.Sel DTA biasanya didisain
untuk memaksimumkan sensitivitasnya terhadap perubahan termal, namun hal
ini sering berakibat pada kehilangan respon kalorimetrik;sehingga tinggi puncak
hanya berhubungan dengan besar perubahan entalpi secarakualitatif saja.
Dimungkinkan untuk mengkalibrasi peralatan DTA sehingga harga entalpiyang
kuantitatif dapat diperoleh, namun kalibrasi ini cukup rumit. Apabila
diperlukandata kalorimetrik, maka lebih mudah untuk memakai DSC sebagai
komplementer
1. Iodida
a. KI + AgNO3 terbentuk endapan kuning.(terbukti)
b. KI + H2SO4 menghasilkan uap warna ungu.(terbukti)
c. KI + Pb(NO3)2 terbentuk endapan kuning.(terbukti)
d. KI + AgCl2 terbentuk endapan merah jingga.(terbukti)
2. Gas SO2- dibuktikan dengan :
1. dari bau belerang terbakar
2. kertas saring yang berubah warna menjadi hijau, yang disebabkan oleh
perubahan ion-ion kromium (III) yang dihasilkan bila sehelai kertas saring
dibasahi dengan larutan KCr2O72- yang telah diasamkan, dengan cara
diletakkan diatas mulut tabung reaksi.
3SO2 + Cr2O72- + 2H+ → 2Cr3+ + 3SO42- + H2O
3. Nitrat (NO3-)
Uji identifikasi untuk nitrat (NO3-) hampir sama dengan uji identifikasi nitrit (NO2-
), tetapi konsentrasi hidrogen atau keasamannya lebih tinggi. Jika NO2- bersifat
oksidator dan reduktor maka NO3- hanya sebagai oksidator.
a) NaNO3- + AgNO3 →tidak terbentuk endapan
b) NaNO3- + FeSO4 + H2SO4 →cincin coklat
Ketika ditambahkan dengan H2SO4 secara pelan-pelan melalui dinding tabung
reaksi, maka akan terbentuk cincin coklat diantara dua larutan.
Terbentuknya cincin coklat menunjukkan bahwa sampel mengandung ion NO3-.
4. Klorida (Cl-)
a) NaCl + AgNO3 →↓putih AgCl
Endapan larut dalam NH4OH encer tetapi tidak larut dalam HNO3 encer.
Cl- + Ag+ →↓AgCl
↓ AgCl + 2NH3 →(Ag (NH3)2)+ + Cl-
(Ag(NH3)2)+ + Cl- + 2H+ →↓AgCl + 2NH4+
b) NaCl + H2SO4 + dipanaskan →gas
Dapat dibuktikan dengan :
1. Kertas lakmus biru menjadi merah jika diletakkan diatas tabung reaksi.
2. Batang pengaduk yang dibasahi dengan amonia, maka akan terbentuk kabut
putih pada batang.
c) NaCl + Pb(NO3) → Tidak terjadi endapan
Dalam percobaan ini tidak terjadi endapan putih disebabkan jumlah larutan yang
dicampurkan tidak sama, dan ketika dipanaskan kemudian didihkan tidak terjadi
endapan berbentuk jarum.
5. Iodida (I-)
a) KI2 + AgNO3 →↓kuning
Yaitu perak iodida (AgI-), yang mudah larut dalam kalium sianida dan dalam
larutan Natrium thiosulfat sangat sedikit larut dalam amonia pekat dan tidak larut
dalam asam nitrat encer.
I- + Ag+ →AgI
↓ AgI + 2CN- →(Ag (CN)2)- + I-
↓ AgI + 2S2O32- →(Ag (S2O3)2)3- + I-
b) KI2 + H2SO4 →uap warna ungu
Dapat dibuktikan dengan :
1. ketika larutan + klorofom →lapisan kloroform berwarna ungu
2. kertas saring yang dibasahi dengan larutan amylum yang diletakkan diatas
mulut tabung maka akan berubah warna menjadi biru.
c) KI2 + Pb(NO3) →↓kuning
Jika diencerkan dengan aquades endapan akan larut, kemudian jika didinginkan
akan terbentuk endapan lagi yang berbentuk keping-keping emas seperti sisik
ikan.
2I- + Pb2- →PbI2
d) KI2 + HgCl2 →↓merah jingga
2I- + HgCl2 →HgI2 ↓+ 2Cl-
Endapan akan larut dalam KI2 berlebih karena membentuk suatu kompleks
tetraiodomarkurat (II)
↓HgI2 + 2I- → (HgI4)2
6. Sulfat (SO42-)
a) NaSO4 + AgNO3 → tidak terbentuk endapan
b) NaSO4 + BaCl2 → ↓ putih
Adanya ion sulfat SO42- dapat diidentifikasi dengan penambahan larutan BaCl2
dalam suasana asam. Pada larutan sampel pembentukan endapan putih barium
sulfat (BaSO4) menunjukkan adanya ion SO42- pada larutan sampel.
Ba2+ + SO42-(aq) → BaSO4(s).
7.