Neraca Pembayaran
Neraca Pembayaran
Nim : A21116314
Makanya itu pengertian suplus adalah suatu kemutlakan harus dipahami betul
agar dapat menjadi suatu pelajaran bagaimana cara untuk menjadikan ekonomi rumah
tangga bisa menjadi senantiasa surplus dan minimal seimbang atau balance. dn jangan
menjadi defisit.
Defisit secara harfiah berarti adalah kekurangan dalam kas keuangan . Defisit
biasa terjadi ketika suatu organisasi (biasanya pemerintah) memiliki pengeluaran lebih
banyak daripada penghasilan. Lawan dari defisit adalah surplus. Dalam buku
pengetahuan Ekonomi, Defisit adalah istilah dalam Neraca Perdagangan dimana nilai
ekspor suatu negara lebih kecil dari nilai impor suatu negara. Defisit artinya ketidak
seimbangan yang diakibatkan kekurangan atau status yang negatif. secara umum,
defisit mempunyai banyak arti. defisit dalam produksi beras artinya produksi beras
terlalu kecil dibandingkan dengan konsumsinya.
Defisit adalah lawan kata dari surplus, yang mana; surplus berarti bahwa
terjadi kelebihan dalam produk. Contohnya: produksi beras indonesia surplus 20 juta
ton. artinya bahwa produksi beras indonesia setelah dikurangi oleh konsumsinya adalah
berlebih 20 juta ton.
Pada gambar ini tren tahunan periode 2012 – 2016 menunjukkan nilai ekspor
naik 2.45%, impor turun 1.89%, neraca naik 3.05%; dan rata-rata % nilai impor
terhadap nilai ekspor sebesar 10.36%.
3.1.2 Volume Ekspor-Impor
Sementara untuk tren tahunan volume ekspor turun 3.23%; volume impor turun
6.93%; dan rata-rata % volume impor terhadap volume ekspor sebesar 27.01%.
Turunnya tren volume ekspor (3.23% per tahun) tidak berpengaruh terhadap
meningkatnya nilai ekspor (2.45% per tahun). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti: meningkatnya harga ekspor, produk memiliki nilai tambah, dan produk
yang mengalami penurunan volume berasal dari produk yang memiliki harga rendah
atau under value, seperti produk dengan HS 030369,030389 (Ikan laut lainnya beku)
yang memiliki harga rata-rata sekitar USD 0.5 per Kg (2014).
Pada gambar ini menunjukkan tren pertumbuhan volume bulanan ekspor dan
impor masing-masing naik sebesar 1.63% dan 4.75%. Jadi, berdasarkan grafik diatas
dapat diketahui bahwa neraca pembayaran surplus karena volume ekspor lebih besar
dari volume impor.
3.1.3 Harga Ekspor-Impor
Harga rata-rata tahunan ekspor dan impor masing-masing USD 3.64 per kg dan
USD 1.33 per kg dengan tren 6.14% per tahun untuk harga ekspor dan 1.4% per tahun
untuk harga impor. Hal ini menunjukkan, sebagian besar produk ekspor berupa produk
unggulan bernilai tambah, sedangkan produk impor sebagian besar berupa bahan baku
dan tepung ikan.
Gambar 4. Nilai Ekspor Tahunan Menurut Negara Periode 2012 – 2016 *) Data
sementara
Tren nilai ekspor pada periode Jan-Nov Tahun 2012-2017 hanya mengambil lima besar
komoditas utama, yaitu :
1. Peningkatan produksi
2. Perbaikan distribusi dan logistic
3. Penataan pengelolaan ruang laut
4. Penyediaan sarana dan prasarana
5. Pengembangan kompetensi SDM dan Inovasi IPTEK
6. Perbaikan kualitas pelayanan perizinan.
1. Peninjauan Kebijakan
Fokus evaluasi kebijakan terutama diarahkan pada :
a. Harmonisasi regulasi, menghilangkan tumpang tindih peraturan
perundang-undangan di tingkat pusat
b. Merevisi peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang usaha
perikanan tangkap dan usaha pengolah ikan.
c. Merevisi Undang-undang perikanan
d. Penyelesaian deregulasi paket kebijakan terkait perizinan usaha
perikanan tangkap dan kapal perikanan, serta penyelenggaraan
pelayanan terpadu satu pintu di sector kelautan dan perikanan
e. Meningkatkan kapasitas dan peran aktif pemerintah provinsi dalam
menyusun seperangkat regulasi teknis dan program yang mendukung
percepatan pembangunan industry.
2. Memperkuat system rantai dingin
Langkah-langkah untuk mewujudkannya antara lain melalui :
a. Pemberian kemudahan akses bagi para nelayan untuk memperoleh es
dan air bersih
b. Penyediaan sarana dan prasarana
3. Reformasi pelayanan usaha yang ramah investasi
Reformasi pelayanan public di bidang perizinan usaha perikanan perlu
dilakukan strategi berikut :
a. Penyusunan dan penerapan standar pelayan sesuai amanat undnag-
undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
b. Optimalisasi fungsi BUMDes dimana keberadaaan BUMDes sesuai
amanat undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dapat
dimanfaatkan sebagai buffer stock bagi penyediaan bahan baku industry
perikanan nasional.
4. Mendorong investasi yang berkelanjutan
Pemerintah dapat membuat dan menyosialisasikan pedoman teknis tentang
investasi yang berkelanjutan, berkerjasama dengan pelaku industry,
penyedia jasa keuangan, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan
lainnya. Selain itu, perlu adanya insentif bagi pelaku usaha perikanan yang
menjalankan usahanya secara produktif dan bertanggung jawab.
IV. Penutup
4.1 Kesimpulan
a. Volume ekspor turun 3.23%; volume impor turun 6.93%; dan rata-rata % volume
impor terhadap volume ekspor sebesar 27.01%. Turunnya tren volume ekspor (3.23%
per tahun) tidak berpengaruh terhadap meningkatnya nilai ekspor (2.45% per tahun).
berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa neraca pembayaran surplus karena
volume ekspor lebih besar dari volume impor.
b. Pada periode 2012-2016, tren pertumbuhan nilai ekspor Indonesia lebih tinggi
dibandingkan dengan negara-negara pesaing yaitu Indonesia naik 2.31% per tahun.