1: Lisan 1: Omsk
1: Lisan 1: Omsk
Pertanyaan :
Pasien perempuan 14 tahun telinga kiri berair sejak 1 tahun, dengan bengkak dileher kiri 3
hari
Jawaban :
1 Anamnesis:
. Sekret di telinga terus menerus/ tidak, sudah berapa lama, warna cairan, mukopurulen,
bau menyengat, gangguan pendengaran, pusing berputar, wajah mencong
2 Pemeriksaan fisik :
Telinga, retroaurikula, liang telinga, pendorongan dinding posterior liang telinga,
perforasi MT, kolesteatoma
2 Pemeriksaan penunjang apa dilakukan
. - Aspirasi
- Kultur dan sensitifitas kuman
- Laboratorium (darah rutin)
- Audiometri
- Rongent mastoid schuller
- CT Scan Mastoid
3 Tata laksana :
. Antibiotik sistemik, kortikosteroid, antibiotik tetes telinga, insisi eksplorasi,
timpanomastoidektomi dinding runtuh
4
.
1 - riwayat keluarga
. - kebiasaan diet dan pola hidup
-predisposisi genetik
-budaya makan keluarga
-kebiasaan makan sebelum berolah raga atau sebelum tidur
-riwayat pajanan asap rokok harus dicantumkan
2 1. Test PPI
. 2. Multichannel Intraluminal Impedance Monitoring
3. 24 hour ambulatory pH monitoring
4. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas
5. Pemeriksaan laring menggunakan alat nasofaringoskopi
3 1. Konservatif
. a. Modifikasi gaya hidup
b. Proton Pump Inhibitor (PPI)
c. Antagonis reseptor H2
d. Agen Prokinetik
2. Operasi
No Prosedur Skala
Penilaian
0 1 2
A. Memperkenalkan diri pada pasien
6. TAHAP PERTAMA
Evaluasi kavum nasi dari anterior :
- Perhatikan bentuk konka inferior (apakah atrofi, eutrofi, hipertrofi
dsb ?)
- Perhatikan keadaan septum nasi (apakah lurus, apakah deviasi,
adakah spina atau krista?, ke arah mana?)
7. Masukkan teleskop menyusuri dasar hidung sampai ke nasofaring :
- Perhatikan adakah sekret di dasar hidung, apakah sekret serosa,
mukoid atau mukopurulen?
- Perhatikan dari bawah : bentuk konka inferior, bentuk konka inferior
bagian posterior dan perlekatannya dengan dinding lateral.
- Perhatikan bentuk septum dari atas sampai dasar, adakah kelainan
Catatan :
Untuk nomor 1-5
0 = Apabila peserta tidak melakukan tugasnya
1 = Apabila peserta melakukan tugasnya dengan tepat/komplit
Untuk nomor 6 – 11
0 = apabila peserta melakukan tugasnya
1 = apabila peserta melakukan tugasnya tetapi kurang komplit/kurang tepat
2 = apabila peserta melakukan tugasnya dengan tepat/komplit
Pertanyaan:
1. Anamnesis tambahan
2. Pmeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Diagnosis
5. Penatalaksanaan
Jawaban :
1 Hidung tersumbat, gangguan penciuman, nyeri pada hidung, nyeri kepala
.
2 Deformitas, crepitasi tulang, mobilitas fragmen tulang, clotting/darah dikavum nasi,
. deviasi septum,
3 Rontgen os nasal lateral
.
4 Fraktur os nasal tertutup
.
5 Reposisi os nasal (reduksi tertutup)
.
Pertanyaan :
Pasien perempuan terdapat benjolan dileher bagian depan, tidak ada debar-debar, proptosis
tidak ada, pemeriksaan massa sebelah kiri ukuran 4x3x3 mobile
Jawaban :
1 Tumor tiroid
. DD/
Duktus tiroglosus
Kista Tiroid
Struma Nodusa Non Toxic
2 FNAB
. Lab: T3-T4-TSH
USG
CT-Scan
3 Tiroidektomi Sub Total
.
4 Parese Pita Suara
. Perdarahan
Hipokalsemia
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR TES ALERGI
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk prosedur TES
ALERGI yang telah tersedia dan lengkap, yaitu :
1. Emergensi kit ( epineprin, seteroid, antihistamin, spuit disposibel 1cc
tuberkulin), tensimeter, stetoskup, Oksigen.
2. Ekstrak alergen dan jarum disposibel ( no 26 ) atau lanset darah disposibel.
3. Formulir hasil tes kulit dan inform consent.
4. Pastikan penderita tidak mengkonsumsi obat anti alergi atau obat yang menekan
reaksi histamin selama 3 hari sebelumnya
5. Pastikan penderita tidak mengalami serangan aleregi berat pada malam hari atau
sehari sebelumnya.
III. PROSEDUR TES ALERGI
1. Desinfeksi daerah volar lengan bawah , jika perlu cuci dulu dengan sabun ( jika
sebelumnya pasien mengenakan body lotion)
2. Teteskan larutan kontrol positif ( histamin) dan kontrol negatif ( phenol/ bufer
fosfat, saline) dari KIT tes alergi yang tersedia pada bagian proksimal lengan
bawah dengan jarak minimal 2 cm. Biasakan daerah ulnar kontrol (+) histamin dan
daerah radial kontrol (-) larutan saline. Tusuk dengan jarum disposibel ukuran 26 G
atau lanset darah atau alat tes kulit yang lain intra kutan/ dengan tusukan superfisial
tanpa mengeluarkan darah.
3. Tunggu kurang lebih 5-10 menit, dan baca hasilnya. Beri tanda dan ukur bentol
pada histamin dan pada kontrol.
4. Jika terdapat bentol diameter minimal 3 mm pada histamin dan negatif pada
saline, lanjutkan dengan teteskan jenis alergen yang tersedia dengan jarak tetesan
minimal 2 cm dan lakukan tusukan yang sama. Hasilnya ditunggu paling lama 15
menit.
5. Ukur bentol yang terjadi pada masing-masing jenis alergen dan bandingkan dengan
besar bentol dari kontrol histamin. Jika sama atau lebih besar dari kontrol histamin
dinilai positip ( +++).
Selama tes kulit perhatikan penampilan pasien dan tanyakan jika terdapat keluhan,
ngantuk, lemes atau terasa mual karena keadaan tersebut dapat merupakan petanda reaksi
sistemik. Jika terdapat gejala tersebut, segera pasien dibaringkan tanpa bantal, ukur tensi
dan nadi. Meskipun belum selesai penilaian, bila ada ancaman reaksi sistemik berupa
shock segera berikan adrenalin sub kutan dan tes alergi dihentikan dan dapat diulang lain
kali dengan persiapan pengobatan sebelumnya .
Pertanyaan :
1. Anamnesis lain apa yang saudara tanyakan untuk menunjang kearah diagnosis?
2. Apa diagnosis banding (Differential Diagnose) saudara ?
3. Bagaimana saudara membedakan pseudomembrane antara diagnosis banding
saudara?
4. Pemeriksaan apa saja yang saudara usulkan?
5. a. Bagaimana terapi Pasien ini ?
b. Apa penyulit Difteri ?
Jawaban :
1 Apakah ada demam ?
. Apakah ada bengkak dileher?
Apakah ada sesak nafas?
Apakah ada riwayat nyeri menelan berulang?
Apakah ada riwayat kontak dengan penderita yang lain?
2 Tonsilitis Difteri
. Tonsilitis Membranousa
Tonsilitis Lakunaris
3 Warna Putih keabuabuan
. Sulit dilepaskan
Mudah berdarah saat dilepaskan
4 Swab Tenggorok, pewarnaan gram (+)
.
5 a. – ADS
. – Penisilin
– Eritromisin
– Kortikosteroid
b. Obstruksi Jalan Nafas
Miokarditis
Kelainan Ginjal
Pertanyaan
Seorang pasien laki-laki 48 tahun, telinga berdenging, bekerja di pabrik.
Jawaban
1 - Sudah berapa lama ?
. - Unilateral /Bilateral ?
- Konsumsi obat ototoksik
- Paparan bising intensitas tinggi sewaktu
2 DK : NIHL
. DD : Trauma Akustik
3 Konservasi pendengaran
. - Identifikasi Bising
- Analisis kebisingan denga
- Identifikasi sumber bising melalui survei kebisingan
- Melakukan analisis kebisingan dengan mengukur kebisingan menggunakan sound
level meter
- Melakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala dengan menggunakan
audiometri dan OAE
- Menerapkan sistem komunikasi, informasi dan edukasi
- Menerapkan penggunaan alat pelindung diri secara ketat dan melakukan pencatatan
dan pelaporan data.
1 1. Sejak
. 2. Rasa dahak mengalir ke tenggorok
3. Gangguan penciuman
4.Nyeri wajah
5. Gangguan orbita : nyeri dan susah menggerakkan mata,pandangan ganda, gangguan
penglihatan
6. komplikasi intrakranial : nyeri kepala, mual muntah, kejang, penurunan kesadaran
2 Nasoendoscopy
. Rongent SPN Waters
CT Scan SPN
Laboratorium
Rinomanometri
PNIF
3 Rhinosinusitis Maksila Sinistra
. Septum Deviasi
Konka Bulosa Media Sinistra
Konka Inferior Hipertofi Dekstra
4 FESS
. Septoplasti
Konkoplasty
Konkotomi
Pertanyaan :
Pasien 30 tahun datang ke poli klinik dengan keluhan pusing berputar
C. STEPPING TEST
• Gambar lingkaran dengan radius 0,5 m, 1 m, dan 1,5 m di lantai.
• Lingkaran ini dibagi dalam beberapa bagian dengan garis lurus yang melalui titik pusat
dengan sudut 30 derajat.
• Penderita diminta untuk berdiri tegak pada titik pusat lingkaran.
• Dengan mata ditutup, dan tangan direntangkan ke depan, penderita disuruh berjalan di
tempat sebanyak 50 langkah dengan kecepatan seperti berjalan biasa.
• Nilai hasil tes : Abnormal bila kedudukan akhir penderita beranjak lebih dari 1 meter dari
tempatnya semula, atau badan berputar lebih dari 30 derajat.