Anda di halaman 1dari 40

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai perusahaan, gambaran umum subjek

penelitian seperti profil responden, penjelasan hasil pre-test berisi hasil uji validitas

dan reabilitas. Pre-test dilakukan dengan menggunakan software SPSS sedangkan

analisis data menggunakan metode SEM yang diolah menggunakan software

LISREL versi 8.70.

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kedai Filosofi Kopi

Banyak di antara kita yang belum mengerti, apa itu kopi? Kopi adalah minuman hasil

seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi

merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara.

Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea

canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica). Sejarah mencatat bahwa penemuan

kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa

Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian

terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di

dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah

mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan

aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker,

diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung.

47
48

Apa itu kopi arabika dan robusta? Apa perbedaannya? Perlu diketahui bahwa

kedua kopi tersebut merupakan dua jenis kopi yang berbeda. Hal yang paling

membedakan pastinya terletak pada lokasi dua spesies kopi itu tumbuh, rasa, dan

juga perbedaan ekonomisnya. Dalam artikel ini, saya akan diskusikan lebih lanjut

mengenai perbedaan kedua jenis kopi tersebut. Tujuannya adalah untuk membantu

anda semua dalam memilih jenis kopi yang paling sesuai dengan selera anda.

Kopi arabika, kopi jenis ini tumbuh pada daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl.

Suhu yang dimiliki adalah 16-20 °C. Yang perlu diketahui mengenai jenis kopi ini

adalah mengenai aspek kepekaan terhadap jenis penyakit karat daun atau lebih

dikenal dengan HV atau Hemileia Vastatrix. Ini terutama bila ditanam pada daerah

yang memiliki elevasi kurang dari 700 mdpl. Yang perlu diketahui selanjutnya

adalah asal dari kopi tersebut. Faktanya, kopi ini berasal dari negara Ethiopia dan

juga Brasil. Kedua negara tersebut menguasai 70% pasar kopi secara global pastinya.

Anda dapat pula menemukan banyak jenis kopi lain yang berasal dari kedua negara

tersebut pastinya. Ciri-ciri kopi arabika adalah aroma yang wangi, hidup pada daerah

yang dingin dan sejuk, memiliki rasa yang sedikit asam, rasa kental dimulut, pahit,

dan juga memiliki tekstur lebih halus.

Sedangkan kopi robusta, merupakan keturunan dari beberapa jenis spesies kopi.

Mengenai kualitas dari buah kopi, faktanya ini lebih rendah dibandingkan dengan

kopi arabika dan juga liberika. Kopi jenis ini menguasai sekitar 30% pasar dunia.

Mengenai asal dari kopi tersebut, ini banyak terdapat di Kolumbia, Indonesia, dan

juga Filipina. Orang biasanya akan menjumpai rasa yang lebih menyerupai cokelat,

serta bau yang dihasilkan juga manis.


49

Tekstur dari kopi ini cenderung kasar dan memiliki warna yang

bervariasi. Mungkin anda perlu juga mengetahui ciri-ciri dari pohon robusta. Pohon

robusta lebih rentan diserang serangga, bahkan tumbuh pada daratan rendah yaitu

sekitar 700 mdpl. Jumlah biji kopi yang dihasilkan juga lebih banyak. Untuk proses

berbunga, diperlukan waktu hingga 10 bulan yang nantinya menjadi buah. Jenis kopi

ini berbuah pada suhu udara yang lebih hangat. Semua jenis kopi dapat tumbuh di

daerah tropis dengan ketinggian 700-1600 mdpl. Pohon kopi rata-rata tumbuh antara

2-6 meter dan mulai berbuah di usia 3-5 tahun. Bunga pohon kopi berbau harum dan

membutuhkan waktu 9 bulan sampai buahnya matang dan siap petik. Pohon kopi

yang sehat bisa berumur 50-60 tahun, bahkan ada pula pohon kopi yang masih

produktif di usia 100 tahun.

Kopi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari.

Bahkan pada tahun 2015, Indonesia menjadi negara penghasil kopi terbesar ketiga di

dunia. Konsumsi kopi di Indonesia pun semakin meningkat sejalan dengan kopi yang

sudah dapat diterima oleh semua kalangan. Penikmat kopi kini beragam, mulai dari

pemulung hingga para pejabat teras, tak hanya laki-laki namun juga perempuan, tua

dan muda berbaur. Tidak ada sekat dalam hal siapa peminat kopi. Semua kalangan

menikmati kopi di warung kopi, baik warung kopi yang sederhana sampai warung

kopi dengan tempat yang mewah dan konsep ‘kekinian’.

Saat ini banyak orang yang gemar menyeruput kopi. Budaya ngopi juga

tengah jadi aktifitas yang kerap dilakukan masyarakat urban saat melakukan meeting,

hang out bahkan nongkrong untuk menghabiskan waktu bersama teman. Jika di
50

Amerika Serikat sendiri, budaya ngopi sudah dimulai sejak tahun 1971 ketika kedai

kopi Starbucks untuk pertama kalinya dibuka di Pike Place, Seattle.

Pada awalnya hanya kaum pria yang berkumpul seusai jam kerja untuk

melepaskan penat sejenak. Dan kemudian budaya ini menyebar hingga Eropa, juga

tidak lagi didominasi oleh kaum pria dan wanita namun sampai pada kalangan anak

muda. Di Indonesia sendiri, perkembangan budaya ngopi semakin pesat memasuki

tahun 2000an sampai saat ini. Saat ini, di Indonesia telah banyak bermunculan

warung atau kedai kopi dengan banyak cita rasa dan keunikan dari setiap kopi yang

ditawarkan oleh setiap kedai di setiap kota. Di kota Jakarta sendiri pun telah muncul

dan menjamur kedai-kedai kopi di tiap sudut strategis dimana anak-anak muda, tua,

dan dari berbagai kalangan membaur dan berkumpul di sini. Tiap-tiap kedai ini

menyajikan berbagai keunggulan racikan kopinya. Ada yang bercita rasa sesuai

daerah asal seperti Gresik, Tulungagung, Bali, Kalimantan, Irian Wamena,

Sidikalang, Aceh Gayo, Candiroto, kopi Lanang, Wonosobo, sampai kopi luwak

yang harganya selangit.

Pada awalnya ngopi hanyalah aktivitas mengisi waktu luang dan tempat

untuk istirahat dari kepenatan. Akan tetapi, kebiasaan ngopi telah melahirkan sebuah

subkultur baru, dan berkembang menjadi gaya hidup. Bagi kalangan tertentu

menikmati kopi bukan hanya bagaimana merasakan sensasi manis dan pahit, tetapi

bagaimana ngopi dapat menyertai aktifitas yang akan berdampak lebih luas.

Misalnya saja pengusaha muda yang ngopi sembari menjalankan aktifitas dengan

relasi bisnisnya. Bagi pecinta kopi, menikmati kopi dengan racikan sendiri di rumah

atau di tempat kerja akan terasa berbeda ketika mereka menikmati kopi di warung
51

kopi. Entah karena racikannya atau suasananya. Faktor fenomena ini adalah

bagaimana situasi dan kondisi dalam menikmati kopi mempengaruhi rasa dalam

ngopi itu sendiri.

Berangkat dari realitas itulah, kebiasaan ngopi di warung kopi bagi

masyarakat Indonesia khusus Jakarta saat ini bukanlah menjadi sebuah realitas yang

tidak bisa dipandang sebelah mata. Akan tetapi, lebih dari itu ngopi menjadi sebuah

gaya hidup yang seiring waktu menjadi kebutuhan yang memiliki porsinya tersendiri

bagi masyarakat Indonesia dan Jakarta, khususnya para pecinta kopi.

Ini membuktikan bahwa warung kopi mempunyai potensi kultural yang dapat

menggiring masyarakat ke arah pembauran sosial. Ini tidak lepas dari salah satu

manfaat warung kopi yaitu sebagai tempat menemukan ide dan gagasan. Bahkan,

bagi para penikmat kopi, warung kopi adalah sumber informasi dan inspirasi. Lebih

jauh lagi, warung kopi dapat membentuk aktualisasi dalam berbagai sektor seperti

ekonomi dan sosial dan salah satu kedai kopi yang ada di Jakarta dan cukup terkenal

hingga memiliki cita rasa dan keunikan tersendiri adalah Kedai Filosofi Kopi

Melawai.

Filosofi Kopi sendiri merupakan sebuah judul dari kumpulan prosa dan cerita

yang dijadikan satu menjadi sebuah novel hasil karya dari seorang penulis buku

terkenal bernama Dewi Lestari yang kemudian cerita ini diangkat menjadi sebuah

film yang cukup menarik banyak perhatian masyarakat, khususnya kalangan remaja.

Film ini menceritakan bagaimana perjuangan dua orang anak muda yang memiliki

sebuah gerai kopi sederhana di kawasan Blok M-Jakarta Selatan untuk bisa terus bisa
52

beroperasi dan menarik banyak pelanggan. Selain itu, dalam film ini terdapat

berbagai cerita mengenai arti dari setiap cangkir maupun jenis kopi.

Gambar 4.1: Novel Filosofi Kopi

Diawali dengan kesuksesan buku Filofosi Kopi, kemudian dilanjutkan dengan

kesuksesan film ini, sepertinya gerai kopi Filosofi Kopi juga terkena imbas

kesuksesan tersebut, hal ini bisa kita lihat setiap jam, gerai kopi ini terus dipenuhi

oleh orang-orang yang berdatangan setiap waktu, bahkan sampai-sampai harus

berebut tempat duduk sebelum memesan minuman di gerai ini. Di kedai itu pula

penggambaran film yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko tersebut dilakukan.

Desainnya pun dipertahankan seperti dalam film yang antara lain dibintangi Rio

Dewanto (sebagai Jody) dan Chico Jericho (sebagai Ben) itu. Kisah Filosofi Kopi

berfondasi pada kedai yang didirikan Ben dan Jody. Di dunia nyata, kedai tersebut

dibangun empat orang: Handoko, Anggia Kharisma, Rio Dewanto, dan Chicco

Jericco. Kuatnya citraan fiksi itulah yang barangkali membedakan kedai tersebut
53

dengan berbagai kedai kopi lain yang belakangan menjamur di Jakarta dan kota-kota

lain di Indonesia.

Kedai Filosofi Kopi mungkin kedai kopi pertama yang dibangun berdasar

karya fiksi, mirip Museum of Innocence di Istanbul, Turki, yang dibangun berdasar

novel dengan judul serupa karya novelis sastra Orhan Pamuk. Di Kedai Filosofi

Kopi, nama-nama house blend atau kopi racikan pun dibuat seperti dalam karangan

Dewi Lestari , kopi tiwus misalnya. Bedanya, kalau di buku disebutkan kopi itu

didapat dari kebun kecil milik Pak Seno di sebuah desa daerah Jawa Tengah, dalam

realitasnya di kedai di Blok M tersebut, kopi tiwus merupakan hasil pencarian

Handoko dari perkebunan kopi di daerah Malabar, Pangalengan, Kabupaten

Bandung, Jawa Barat. Kedai Filosofi Kopi Melawai tak hanya berhenti sebagai

monumen dari karya fiksi, tapi juga turut berperan mengangkat kopi Indonesia.

Kedai Filosofi Kopi Melawai menawarkan pengalaman ngopi seperti di film Filosofi

Kopi. Desain ruangan, setting meja, serta ornamen - ornamen kedai pun dibuat persis

seperti yang ada di dalam film, tetapi dengan adanya perbedaan pada beberapa alat

yang ada di bar kopi contohnya mesin espresso yang lebih bagus ketimbang yang ada

di film.

Kedai kopi ini memang dibangun karena cerita Filosofi Kopi itu sendiri. Nilai

- nilai tentang kopi yang ada di film juga coba diterapkan di kedai ini, bahwa kopi

enak akan selalu menemukan penikmatnya, dan itu yang ingin dijaga oleh

Manajemen Filosofi Kopi. Semakin melekatnya citra film Folosofi Kopi terhadap

Kedai Filosofi Kopi Melawai, salah satu pemeran utama di dalam film yang

merupakan salah satu pendiri dan juga Brand Endorser Filosofi Kopi, Chico Jericho
54

yang berperan sebagai Ben di film Filosofi Kopi juga kadang menjadi Barista di

kedai ini. Dan kemampuannya meracik kopi tak perlu diragukan karena selama

proses pembuatan film Chicco juga ikut kursus dan memiliki sertifikat resmi sebagai

barista.

Gambar 4.2: Film Filosofi Kopi 1

Gambar 4.3: Film Filosofi Kopi 2


55

Gambar 4.4: Kedai Filosofi Kopi Melawai

Gambar 4.5: Produk Filosofi Kopi

4.2 Analisis Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan pelaksanaan pre-test dengan menyebarkan

kuesioner di Kedai Filosofi Kopi Melawai. Kuesioner ditujukan kepada konsumen

kedai Filosofi Kopi yang pernah membeli produk Kedai Filosofi Kopi Melawai.
56

Jumlah responden yang diambil untuk pre-test adalah sebanyak 38 orang. Jumlah

tersebut sudah sesuai dengan kaidah statistika yang menentukan jumlah minimal

responden untuk pre-test yaitu 30 responden (Solimun, 2002).

4.2.1 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat

pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran

tersebut diulang (Priyatno, 2009). Uji reliabilitas yang akan digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode Cronbach's Alpha. Metode ini sangat cocok

digunakan pada skor berbentuk skala seperti Skala Likert 1-6 yang digunakan pada

penelitian ini. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat

diterima dan lebih dari 0,8 adalah baik. Jika nilai-nilai Cronbach's Alpha <0,6, maka

instrumen penelitian tidak reliabel. Tabel 4.1 menampilkan hasil uji reliabilitas yang

diolah menggunakan software SPSS versi 22. Pada tabel 4.1 dirinci jumlah butir

pertanyaan yang sebelum dan setelah dilakukan proses uji reliabilitas atas dasar nilai

Cronbach's Alpha. Butir pertanyaan yang tidak memenuhi syarat Cronbach Alpha

tidak akan diikusertakan lagi pada kuesioner data empiris.

Tabel 4.1 Hasil Cronbach Alpha Penelitian Instrumen (pre-test, n=38)


∑ INDIKATOR ∑ INDIKATOR
VARIABEL CA
AWAL AKHIR

4 butir 4 butir
Pesan Iklan (PI) 0,842
(PI_1 - ES_4) (PI_1 - ES_4)

Keterlibatan Iklan 4 butir 4 butir


0,724
(KI) (KI_1 - KI_4) (KI_1 - KI_4)

Kredibilitas Endorser 14 butir 14 butir


0,924
(KRE) (KRE_1 - KRE_14) (KRE_1 - KRE_14)
57

∑ INDIKATOR ∑ INDIKATOR
VARIABEL CA
AWAL AKHIR

Kecocokan Endorser 5 butir 5 butir


0,888
(KEE) (KEE_1 - KEE_5) (KEE_1 - KEE_5)

Sikap Terhadap 5 butir 5 butir


0,826
Merek (STM) (STM_1 - STM_5) (STM_1 - STM_5)

4 butir 4 butir
Minat Beli (MB) 0,886
(MB_1 - MB_4) (MB_1 - MB_4)

TOTAL 36 butir 36 butir


Sumber: Lampiran

Setelah melalui proses uji, semua variabel yang diujikan dalam pre-test, yaitu Pesan

Iklan, Keterlibatan Iklan, Kredibilitas Endorser, Kecocokan Endorser, Sikap

Terhadap Merek dan Minat Beli, memiliki nilai Cronbach Alpha (CA) > 0,7 ,

sehingga semua variabel dan indikator pada penelitian ini adalah Reliable.

4.2.2 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya sebuah

kuesioner. Uji ini penting untuk dilakukan karena diperlukan untuk mengetahui

apakah indikator-indikator dalam suatu variabel penelitian dapat dijadikan alat ukur

bagi variabel tersebut.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas (pre-test, n=38)

CORRECTED
VARIABEL KODE INDIKATOR ITEM TOTAL KET
CORRELATION
Pesan penting ditampilkan di awal iklan
PI_1 0,682 VALID
tersebut
Pesan iklan tersebut persuasif karena
PI_2 adanya 0,608 VALID
Pesan Iklan
pengaruh endorser (pembawa pesan)
Iklan tersebut mempengaruhi niat beli
PI_3 karena pesan 0,629 VALID
iklan dapat dipercaya
58

Iklan tersebut mempengaruhi niat beli


PI_4 karena 0,808 VALID
menampilkan pesan positif
Iklan tersebut persuasif karena memberikan
KI_1 pesan 0,581 VALID
informatif mengenai produk
KI_2 Iklan tersebut mendorong niat beli produk 0,704 VALID
Keterlibatan
Iklan tersebut menampilkan artis sebagai
Iklan KI_3 0,382 VALID
endorser
Iklan tersebut mendorong niat beli karena
KI_4 pesan iklan 0,422 VALID
mudah dimengerti
KRE_1 Menarik-Tidak Menarik 0,561 VALID

KRE_2 Berkelas-Tidak Berkelas 0,737 VALID

KRE_3 Tampan-Jelek 0,704 VALID

KRE_4 Elegan-Sederhana 0,402 VALID

Kredibilitas KRE_5 Seksi-Tidak Seksi 0,634 VALID

Endorser KRE_6 Dapat diandalkan-Tidak dapat diandalkan 0,506 VALID

KRE_7 Jujur-Tidak jujur 0,669 VALID

KRE_8 Dapat dipercaya-Tidak dapat dipercaya 0,739 VALID

KRE_9 Tulus-Tidak tulus 0.762 VALID

KRE_10 Ahli-Tidak ahli 0,789 VALID

CORRECTED
VARIABEL KODE INDIKATOR ITEM TOTAL KET
CORRELATION
KRE_11 Berpengalaman-Tidak berpengalaman 0,731 VALID

KRE_12 Berpengetahuan-Tidak berpengetahuan 0,632 VALID

KRE_13 Berkualitas-Tidak berkualitas 0,782 VALID

KRE_14 Terampil-Tidak terampil 0,644 VALID

KEE_1 Endorser termasuk orang yang terkenal 0,538 VALID

KEE_2 Citra endorser cocok dengan merek yang 0,845 VALID


diiklankan
Kecocokan KEE_3 Merek yang diiklankan cocok dengan 0,844 VALID
Endorser endorser
59

KEE_4 Endorser meyakinkan dalam membawakan 0,839 VALID


merek yang diiklankan
KEE_5 Endorser menggunakan produk yang 0,599 VALID
diiklankan dalam aktivitas sehari-hari
STM_1 Baik-Buruk 0,672 VALID

STM_2 Menyenangkan-Tidak menyenangkan 0,445 VALID

Sikap STM_3 Suka-Tidak suka 0,746 VALID


Terhadap
Merek STM_4 Kualitas rendah-Kualitas tinggi 0,615 VALID

STM_5 Memuaskan-Tidak memuaskan 0,670 VALID

MB_1 Tertarik untuk mencoba produk tersebut 0,595 VALID

MB_2 Akan membeli produk tersebut jika terlihat 0,810 VALID


dijual di toko
Minat Beli Akan aktif mencari produk tersebut di toko
MB_3 untuk 0,842 VALID
membelinya
MB_4 Akan secara rutin membeli produk tersebut 0,782 VALID
Sumber: Lampiran

Dari tabel 4.3 dapat dikatakan bahwa indikator-indikator yang digunakan untuk

meneliti variabel Pesan Iklan, Keterlibatan Iklan, Kredibilitas Endorser, Kecocokan

Endorser, Sikap Terhadap Merek dn Minat Beli, dinyatakan valid apabila setiap butir

pertanyaan memiliki koefisien korelasi (r) dari butir tersebut dengan total skor dari

butir-butir lainnya memiliki nilai lebih dari 0,3 (Sudarmanto, 2002). Korelasi antara

suatu butir dengan total skor selain butir yang bersangkutan ini disebut juga sebagai

korelasi butir-total terkoreksi (corrected item-total correlation).

4.3 Profil Responden

Setelah hasil pre-test didapatkan, kuesioner disebarkan kepada pelanggan

Kedai Filosofi Kopi Melawai. Sampel diambil secara acak dan ditargetkan lebih dari

jumlah minimum responden yang ditentukan dari lima kali jumlah indikator yang
60

digunakan yaitu minimum 180 responden. Dalam penelitian ini dijelaskan secara

singkat mengenai profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, latar

belakang pendidikan, pendapatan per bulan, pengeluaran per bulan, pernah atau tidak

melihat iklan Kedai Filosofi Kopi Melawai sebelumnya dan jika pernah, lewat media

apakah para pelanggan tersebut melihat dan mengetahui Kedai Filosofi Kopi

Melawai. Penyebaran kuesioner dilakukan selama 2 minggu dan dari 197 data yang

diterima, dan semuanya sesuai dengan responden yang ingin diteliti dalam penelitian

ini, yaitu penelitian untuk pelanggan Kedai Filosofi Kopi Melawai. Profil

karakteristik responden dijabarkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Profil Karakteristik Responden (n=197)

NO INDIKATOR FREKUENSI PERSENTASE


Jenis Kelamin
1 Laki-laki 127 64,5%
Perempuan 70 35,5%
Usia
17 - 35 tahun 192 97,5%
2 36 - 45 tahun 5 2,5%
46 - 55 tahun 0 0%
> 55 tahun 0 0%
Pendidikan terakhir
SMA 46 23,4
3 D3 19 9,6%
S1 126 64%
S2 6 3%
Lainnya 0 0%
Pekerjaan

4 Pelajar 46 23,4%
Karyawan 151 76,6%
Wirausaha 0 0%
Lainnya 0 0%
Durasi Kerja
5
< 6 Jam 50 25,4%
61

NO INDIKATOR FREKUENSI PERSENTASE


6 - 8 Jam 77 39,1%
8 - 10 Jam 59 29,9
> 10 Jam 11 5,6%
Pendapatan per bulan
Dibawah Rp 1.000.000 13 6,6%
6 Rp 1.000.000 - Rp 2.500.00 33 16,8%
Rp 2.500.001 - Rp 5.000.000 102 51,8%
Rp 5.000.001 - Rp 10.000.000 47 23,9%
Diatas Rp 10.000.000 2 1%
Pengeluaran per bulan
Dibawah Rp 1.000.000 20 10,2%
7 Rp 1.000.000 - Rp 2.500.00 50 25,4%
Rp 2.500.001 - Rp 5.000.000 83 42,1%
Rp 5.000.001 - Rp 10.000.000 43 21,8%
Diatas Rp 10.000.000 1 0,5%
Aktivitas Selain Bekerja
Gym/fitness 10 5,1%
Olahraga (lari, bersepeda, futsal, badminton, dll) 37 18,8%
Travelling 34 17,3%
7 Baca buku 14 7,1%
Menonton bioskop 16 8,1%
Menghabiskan waktu bersama teman / keluarga di
85 43,1%
cafe/mall/restoran
Lainnya 1 0,5%
Apakah Mengetahui Produk Filosofi Kopi ?
8 Ya 197 100%
Tidak 0 0%

Apakah Pernah Melihat Iklan Filosofi Kopi ?


9 Ya 150 76,1%
Tidak 47 23,9%
Dari sumber mana Anda mengetahui iklan produk Filosofi Kopi?(
Televisi / Film 49 24,9%
10 Majalah / Koran 0 0%
Social Media 146 74,1%
Lainnya (teman, dll) 2 1%
Sumber: Lampiran

Profil responden yang diuraikan pada tabel 4.4 memberi informasi yang lebih

mendalam tentang responden penelitian ini. Responden paling banyak adalah

berjenis kelamin Laki-Laki dengan sebanyak 127 orang (64,5%), sedangkan


62

responden dengan jenis kelamin Perempuan sebanyak 70 orang (35,5%) . Mayoritas

konsumen Kedai Filosofi Kopi Melawai adalah berusia 17 - 35 tahun (97,5%),

dengan mayoritas konsumen Kedai Filosofi Kopi Melawai memiliki pendidikan

terakhir S1 (Sarjana) sebanyak 126 Orang (64%). Mayoritas konsumen Kedai

Filosofi Kopi Melawai juga memiliki pekerjaan sebagai karyawan yaitu sebanyak

151 orang (76,6%), dengan mayoritas Pendapatan dari konsumen Kedai Filosofi

Kopi Melawai adalah Rp2.500.001 – Rp 5.000.000/bulan yaitu sebanyak 102 orang

(51,8%) serta mayoritas konsumen memiliki Pengeluaran Rp2.500.001 – Rp

5.000.000/bulan yaitu sebanyak 83 orang (42,1%). Responden penelitian ini,

mayoritas juga memiliki Aktivitas selain bekerja nya adalah Menghabiskan waktu

berkumpul bersama teman/ keluarga yaitu sebanyak 85 orang (43,1%), seluruh

responden mengetahui produk Kedai Filosofi Kopi (100%), lalu mayoritas responden

pernah melihat iklan Kedai Filosofi Kopi yaitu sebanyak 150 orang (76,1%) dan

mayoritas dari responden, mengetahui Kedai Filosofi Kopi melalui Social Media

yaitu sebanyak 146 orang (74,1%).

4.4 Analisis Data Empiris

Dalam melakukan analisis SEM, kriteria yang harus terpenuhi adalah jumlah

sampel. Jumlah sampel yang dianjurkan adalah lima kali jumlah indikator (Sekaran,

2003). Indikator dalam penelitian berjumlah 36, sedangkan jumlah sampel 197

orang, dimana jumlah minimal sampel adalah 5 dikali total jumlah indikator dengan

jumlah minimal sampel adalah 180 orang, maka jumlah sampel minimal sudah

terpenuhi. Hanya kuesioner yang terisi lengkap dan benar saja yang dilanjutkan
63

untuk diolah. Data responden tersebut diolah dengan alat bantu software LISREL 8.7

for Windows.

4.4.1 Analisis Asumsi SEM


Uji asumsi SEM mencakup uji normalitas dan uji multikolinearitas. Uji

normalitas berguna untuk memastikan apakah data yang digunakan berdistribusi

normal atau tidak dan uji multikolinearitas berguna untuk memastikan apakah

variabel-variabel eksogen memiliki korelasi sempurna atau tidak.

A. Uji Normalitas

Dalam upaya untuk mengetahui distribusi data pada suatu variabel matrik

tunggal yang menghasilkan distribusi normal, dilakukan uji normalitas (Hair et al.,

2010; Ghozali & Fuad, 2008). Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan terdapat

penyimpangan normalitas besar, maka seluruh hasil uji statistik adalah tidak valid

karena perhitungan t dan lain sebagainya, dihitung dengan asumsi data normal. Data

yang memiliki normalitas yang baik adalah data yang nilai Z skewnessnya tidak

lebih dari 2 dan nilai Z kurtosisnya tidak lebih dari 7.

Tabel 4.4 Skewness & Kurtosis


KODE INDIKATOR SKEWNESS KURTOSIS P-VALUE

Pesan Iklan
PI_1 Pesan penting ditampilkan di awal 0.212 0.059 0.976
iklan tersebut
Pesan iklan tersebut persuasif
PI_2 karena adanya pengaruh endorser -0.001 -0.429 0.912
(pembawa pesan)
Iklan tersebut mempengaruhi niat
PI_3 beli karena pesan iklan dapat 0.289 0.208 0.939
dipercaya
Iklan tersebut mempengaruhi niat
PI_4 beli karena menampilkan pesan 0.019 -0.823 0.713
positif
Keterlibatan Iklan
64

KODE INDIKATOR SKEWNESS KURTOSIS P-VALUE


Iklan tersebut persuasif
KI_1 karena memberikan pesan informatif -0.020 -0.627 0.822
mengenai produk
KI_2 Iklan tersebut mendorong niat beli 0.013 -1.005 0.603
produk
KI_3 Iklan tersebut menampilkan artis -0.577 -1.303 0.362
sebagai endorser
KI_4 Iklan tersebut mendorong niat beli 0.354 -0.735 0.717
karena pesan iklan mudah dimengerti
Kredibilitas Endorser
KRE_1 Menarik-Tidak Menarik -1.114 -0.768 0.400
KRE_2 Berkelas-Tidak Berkelas -0.590 -0.548 0.723
KRE_3 Tampan-Jelek -2.423 -2.296 0.004
KRE_4 Elegan-Sederhana -0.080 -0.588 0.838
KRE_5 Seksi-Tidak Seksi 0.458 -0.245 0.874
KRE_6 Dapat diandalkan-Tidak dapat -0.076 0.290 0.956
diandalkan
KRE_7 Jujur-Tidak jujur -0.122 0.448 0.898
KRE_8 Dapat dipercaya-Tidak dapat -0.267 0.339 0.911
dipercaya
KRE_9 Tulus-Tidak tulus -0.583 0.298 0.807
KRE_10 Ahli-Tidak ahli -0.760 -1.162 0.381

KRE_11 Berpengalaman-Tidak -0.851 0.464 0.625


berpengalaman
KRE_12 Berpengetahuan-Tidak -0.844 0.072 0.699
berpengetahuan
KRE_13 Berkualitas-Tidak berkualitas -0.951 0.394 0.589

KRE_14 Terampil-Tidak terampil -2.506 -1.760 0.009

Kecocokan Endorser

KEE_1 Endorser termasuk orang yang -1.364 -0.028 0.394


terkenal
KEE_2 Citra endorser cocok dengan merek -1.503 -0.724 0.249
yang diiklankan
KEE_3 Merek yang diiklankan cocok dengan -1.682 -0.759 0.182
Endorser
KEE_4 Endorser meyakinkan dalam -1.433 -0.155 0.354
membawakan merek yang diiklankan
KEE_5 Endorser menggunakan produk yang -1.178 0.144 0.494
diiklankan dalam aktivitas sehari-hari
Sikap Terhadap Merek
STM_1 Baik-Buruk -1.151 1.613 0.140
65

KODE INDIKATOR SKEWNESS KURTOSIS P-VALUE


STM_2 Menyenangkan-Tidak menyenangkan 0.769 -1.132 0.392
STM_3 Suka-Tidak suka -0.448 -1.095 0.497
STM_4 Kualitas rendah-Kualitas tinggi -0.293 0.229 0.933
STM_5 Memuaskan-Tidak memuaskan -1.153 0.060 0.514
Minat Beli

MB_1 Tertarik untuk mencoba produk -0.809 0.432 0.657


tersebut
MB_2 Akan membeli produk tersebut -0.414 -0.270 0.885
jika terlihat dijual di toko
MB_3 Akan aktif mencari produk tersebut -0.622 0.135 0.817
di toko untuk membelinya
MB_4 Akan secara rutin membeli -0.527 0.371 0.813
produk tersebut
Sumber: Lampiran

Berdasarkan hasil uji normalitas, data berdistirbusi normal dimana p-value untuk

skewness dan kurtosis seluruhnya > 0.05 serta nilai Z skewnessnya tidak lebih dari 2

dan nilai Z kurtosisnya tidak lebih dari 7. Dengan demikian asumsi normalitas data

SEM terpenuhi.

B. Uji Multikolinearitas

Salah satu uji asumsi klasik yang perlu dilakukan adalah uji multikolinearitas.

Asumsi multikolinearitas berguna untuk memastikan tidak adanya korelasi sempurna

atau besar di antara variabel independen. Nilai korelasi antara variabel independen

yang tidak diperbolehkan adalah sebesar 0.9 atau lebih.

Tabel 4.5 Covariance Matrix of Latent Variables


Kecocokan
Kredibiltas
Pesan Iklan Keterlibatan Endorser
Endorser
(PI) Iklan (KI)
(KRE) (KEE)

Pesan Iklan (PI) 1.00

Keterlibatan Iklan (KI) 0.61 1.00

Kredibiltas Endorser 0.21 0.12 1.00


66

(KRE)
Kecocokan Endorser
0.02 0.11 0.22 1.00
(KEE)
Sumber: Lampiran

Korelasi diantara variabel independen < 0.9 dengan demikian tidak terdapat

persoalan multikolinearitas, dimana korelasi diantara variabel bebas (Correlation

Independent Variable) < 0,9. Oleh karena itu data empiris yang digunakan

memenuhi asumsi multikolinearitas dan normalitas, maka dapat dilakukan tahapan

analisis SEM berikutnya.

4.4.2 Uji Reliabilitas Gabungan (Composite Reliability)

Uji reliabilitas gabungan merupakan pengukuran statistik yang berguna untuk

mengetahui apakah setiap indikator memiliki konsistensi yang tinggi dalam

mengukur konstruk latennya (Ghozali, 2008).

Tabel 4.6 Reliabilitas Gabungan

Variabel Kode Λ Θ (Σ λ)2 Σθ ρ


PI_1 0.53 0.72

PI_2 0.53 0.72 5.9049 2.50 0.703


Pesan Iklan (PI)
PI_3 0.73 0.47
PI_4 0.64 0.59
KI_1 0.56 0.69

KI_2
0.59 0.65
Keterlibatan 5.29 2.67 0.664
Iklan (KI) KI_3
0.54 0.71
KI_4
0.61 0.63
KRE_1 0.59 0.65 63.3616 9.47 0.870
Kredbilitas
67

Endorser(KRE) KRE _2
0.58 0.66
KRE _3
0.56 0.69
KRE _4
0.57 0.68
KRE _5
0.59 0.65
KRE _6
0.60 0.64
KRE_7

KRE_8

KRE_9

KRE_10

KRE_11

KRE_12

KRE_13

KRE _14
0.58 0.63
KEE _1 0.55
0.67
KEE _2
0.64 0.69
Kecocokan KEE _3 10.9561 2.80 0.797
0.70 0.38
Endorser (KEE)
KEE _4
0.72 0.39
KEE_5
0.58 0.34
STM_1 0.29
0.53
STM _2
0.76 0.26
Sikap Terhadap STM _3 13.9129 3.65 0.792
0.59
Merek (STM)
STM _4
0. 58 0.31
STM _5
0.65 0.28
MB_1 0.62
0.75
10.1761 2.95 0.775
Minat Beli (MB)
MB _2
0.63
68

MB _3
0.60 0.42
MB _4
0.57 0.51
umber: Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitas gabungan, seluruh variabel

memiliki tingkat reliabilitas yang baik karena memiliki nilai ≥ 0.60. Reliabilitas

gabungan tertinggi adalah pada variabel Kredibilitas Endorser (KRE)yaitu sebesar

0.870.

4.4.3 Uji Validitas dengan Analisis Faktor Konfirmatori (CFA)

CFA dilakukan dengan prosedur SEM yang ada, setelah melakukan

spesifikasi model, pengumpulan data melalui kuesioner, memasukan data ke

LISREL, dan menggambarkan diagram jalur lalu kemudian mendapatkan hasil

analisis, kemudian dilakukan pengamatan terhadap hasil analisis, kemudian

dilakukan pengamatan terhadap hasil. Hasil analisis CFA dapat digunakan untuk

melihat validitas model pengukuran, uji kecocokan keseluruhan model dan analisis

reliabilitas model-model variabel penelitian. Nilai t dalam standardized loading

ketika menguji validitas harus lebih besar dari 0,5, sedangkan untuk mengukur model

yang fit, digunakan kriteria Good of Fit (GOF).


69

Gambar 4.6 CFA Pesan iklan (Estimate)

Gambar 4.7 CFA Pesan Iklan (t-value)


Sumber: Lampiran
70

Gambar 4.8 CFA Keterlibatan Iklan (Estimate)

Gambar 4.9 CFA Keterlibatan Iklan (t-value)


Sumber: Lampiran
71

Gambar 4.10 CFA Kredibilitas Endorser (Estimate)


72

Gambar 4.11 CFA Kredibilitas Endorser (t-value)


Sumber: Lampiran
73

Gambar 4.12 CFA Kecocokan Endorser (Estimate)

Gambar 4.13 CFA Kecocokan Endorser (t-value)


Sumber: Lampiran
74

Gambar 4.14 CFA Sikap Terhadap Merek (Estimate)

Gambar 4.15 CFA Sikap Terhadap Merek (t-value)


Sumber: Lampiran
75

Gambar 4.16 CFA Minat Beli (Estimate)

Gambar 4.17 CFA Minat Beli (t-value)


Sumber: Lampiran
76

Setelah menguji validitas setiap indikator, dapat diamati pula fit atau tidaknya

model pengukuran. Model variabel-variabel penelitian dapat dikategorikan fit jika

memenuhi paling sedikit satu kriteria dari masing-masing kategori pengukuran

(absolute fit measure, incremental measure, dan pasimony measure). Berdasarkan

empat kriteria yang digunakan (RMSEA, ECVI, PGFI, dan AGFI).


77

Gambar 4.18 Bagan Model Struktural berdasarkan nilai Standardized Solution

0.72 PI _1

0.72 PI _2 0.53
0.53
PI
0.46 PI _3 0.73
0.64
0.59 PI _4

0.69 K I _1

0.65 K I _2 0.56
0.59
0.71 K I _3 0.54 KI
0.25
0.61
0.63 K I _4

0.66 K RE_1 STM_1 0.59

0.31
0.66 K RE_2
STM_2 0.65
0.64

0.68 K RE_3 0.59


STM_3 0.66
STM 0.58
0.67 K RE_4 0.59
0.58 0.66
0.56 STM_4 0.57
0.65 K RE_5 0.66
0.57 0.20

0.63 0.59
K RE_6 STM_5 0.57
0.60 0.66
KRE
0.68 K RE_7 0.56
0.57 MB_1 0.57

0.68 K RE_8 0.53


0.60 0.66
MB_2 0.70
0.72 0.52 0.55
K RE_9 MB
0.57
0.48
0.65 K RE_10 0.57 MB_3 0.77
0.19 0.44
0.55

0.73 K RE_11
MB_4 0.81

0.68 K RE_12

0.68 K RE_13

0.70 K RE_14

0.46 K EE_1

0.73
0.40 K EE_2
0.77
KEE
0.73
0.47 K EE_3
0.69
0.61
0.52 K EE_4

0.63 K EE_5

Chi-Square=748.77, df=583, P-value=0.00000, RMSEA=0.038


78

Gambar 4.19 Bagan Model Struktural berdasarkan nilai t value

8.66 PI _1

8.61 PI _2 6.85
6.94
PI
6.08 PI _3 9.94
8.57
7.58 PI _4

8.09 K I _1

7.74 K I _2 7.06
7.51
8.25 K I _3 6.81 KI
1.99
7.81
7.48 K I _4

9.14 K RE_1 STM_1 8.21

2.41
9.16 K RE_2
STM_2 8.60
0.00

9.22 K RE_3 6.65


STM_3 8.66
STM 6.57
9.20 K RE_4 8.49
8.41 7.20
8.11 STM_4 8.05
9.11 K RE_5 7.19
8.23 2.43

9.07 8.63
K RE_6 STM_5 8.07
8.81
KRE 5.36
9.23 K RE_7 8.05
8.13 MB_1 6.40

9.22 K RE_8 7.46


8.65 0.00
MB_2 7.95
9.35 7.40 5.29
K RE_9 MB
8.17
4.88
9.10 K RE_10 8.16 MB_3 8.53
2.27 4.53
7.81

9.36 K RE_11
MB_4 8.84

9.21 K RE_12

9.21 K RE_13

9.28 K RE_14

7.66 K EE_1

11.08
7.09 K EE_2
11.83
KEE
10.94
7.76 K EE_3
10.22
8.68
8.17 K EE_4

8.80 K EE_5

Chi-Square=748.77, df=583, P-value=0.00000, RMSEA=0.038

Sumber: Lampiran
79

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Analisis Factor Loading (n=197)


Faktor Sumber
Variabel Indikator RMSEA ECVI PGFI AGFI Kesimpulan
Loading Gambar
PI_1 0.53
0.092 Gambar
Pesan Iklan PI_2 0.53
0.000 < 0.20 0.98 Fit 4.2 &
(PI) PI_3 0.73
0.10 4.3
PI_4 0.64
PI_1 0.56
Keterlibatan 0.096 Gambar
PI_2 0.59
Iklan 0.044 < 0.20 0.97 Fit 4.2 &
PI_3 0.54
(KI) 0.10 4.3
PI_4 0.61
KRE_1 0.59
KRE_2 0.58
KRE_3 0.56
KRE_4 0.57
KRE_5 0.59
KRE_6 0.60
Kredibilitas 1.29 Gambar
KRE_7 0.56
Endorser 0.089 > 0.64 0.83 Fit 4.4 &
KRE_8 0.57
(KRE) 1.07 4.5
KRE_9 0.53
KRE_10 0.60
KRE_11 0.52
KRE_12 0.57
KRE_13 0.57
KRE_14 0.55
KEE_1 0.73
Kecocokan KEE_2 0.77 0.13 Gambar
Endorser KEE_3 0.73 0,000 < 0.33 0.98 Fit 4.6 &
(KEE) KEE_4 0.69 0.15 4.7
KEE_5 0.61
STM_1 0.64
Sikap
STM_2 0.59 0.16 Gambar
Terhadap
STM_3 0.58 0,077 > 0.33 0.94 Fit 4.6 &
Merek
STM_4 0.66 0.15 4.7
(STM)
STM_5 0.66
MB_1 0.66
0.092 Gambar
Minat Beli MB_2 0.55
0,000 < 0.20 0.98 Fit 4.8 &
(MB) MB_3 0.48
0.10 4.9
MB_4 0.44
Sumber: Lampiran

4.4.4 Analisis Struktural

Salah satu tujuan SEM adalah menguji apakah model struktural masuk akal,

benar dan fit dengan data yang ada. Hasil pengolahan data dengan LISREL 8.70

memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan fit atau tidaknya suatu

model.
80

Tabel 4.8 Indeks Kesesuaian Model Struktural Equation Model (Good of Fit)
Fit Good Fit Acceptable Fit Hasil Kesimpulan
Measure Penelitian

RMSEA 0 ≤ RMSEA ≤ .05 .05 ≤ RMSEA ≤ 0,038 Good Fit


.08
SRMR 0 ≤ SRMR ≤ .05 .05 < SRMR ≤ .10 0,062 Acceptable Fit

NFI 0.95 ≤ NFI ≤ .90 ≤ NFI < .95 0,83 Moderate Fit
1.00a
CFI 0.97 ≤ CFI ≤ 1.00 .95 ≤ CFI < .97 0,95 Good Fit

GFI 0.95 ≤ GFI ≤ 1.00 .90 ≤ GFI < .95 0,82 Moderate fit

AGFI 0.90 ≤ AGFI ≤ .85 ≤ AGFI < .90 0,80 Moderate fit
1.00 Close to GFI
Close to GFI
AIC Smaller than AIC for comparison model 914.77< 1332 Good Fit

CAIC Smaller than CAIC for comparison 1270.28 Good Fit


model <4184.61

ECVI Smaller than ECVI for comparison 4.33<5.05 Good Fit


model
Sumber: Lampiran

Model SEM diterima, karena indeks kesesuaian memenuhi syarat dari kriteria GOF

(Good of Fit).

Tabel 4.9 Analisis Hasil Uji Struktural


Stand. t- t-
Hipotesis Equation Result Keterangan
estimate value tabel
H1 PISTM 0.25 1.99 1,97 Hipotesis Pesan iklan
diterima mempengaruhi
Sikap terhadap
MerekFilosofi
Kopi
H2 KI STM 0.31 2.41 1.97 Hipotesis Keterlibatan Iklan
diterima mempengaruhi
Sikap terhadap
Merek Filosofi
Kopi
H3 KRE STM 0.20 2.43 1,97 Hipotesis Kredibilitas
diterima Endorser
mempengaruhi
81

Sikap terhadap
Merek Filosofi
Kopi
H4 KEE STM 0.19 2.27 1,97 Hipotesis Kecocokan
diterima Endorser
mempengaruhi
Sikap terhadap
Merek Filosofi
Kopi
H5.a PISTM MB 0.17 1.93 1,97 Hipotesis Pesan Iklan tidak
ditolak mempengaruhi
Minat Beli
dengan Sikap
terhadap Merek
sebagai mediasi
pada Filosofi
Kopi
H5.b KI STMMB 0.21 2.31 1,97 Hipotesis Keterlibatan Iklan
diterima mempengaruhi
Minat Beli
dengan Sikap
terhadap Merek
sebagai mediasi
pada Filosofi
Kopi
H5.c KRE STMMB 0.13 2.33 1,97 Hipotesis Kredibilitas
diterima Endorser
mempengaruhi
Minat Beli
dengan Sikap
terhadap Merek
sebagai mediasi
pada Filosofi
Kopi
H5.d KEE STM MB 0.12 2.99 1,97 Hipotesis Kecocokan
diterima Endorser
mempengaruhi
Minat Beli
dengan Sikap
terhadap Merek
sebagai mediasi
pada Filosofi
Kopi
Sumber: Lampiran
82

4.5 Pembahasan

Dari hasil pengolahan data yang ada, diperoleh hasil untuk hipotesis yang

diajukan. Dari 5 hipotesis yang diajukan, 5 hipotesis tersebut diterima.

Hipotesis pertama menyatakan bahwa Pesan Iklan memberi pengaruh

langsung terhadap Sikap Terhadap Merek. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien

pengaruh sebesar 0.25 dan t-value (1.99) > t tabel (1.97). Maka dari itu hipotesis

pertama (H1) diterima.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Keterlibatan Iklan (KI) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Sikap terhadap Merek (SKM) dengan koefisien

pengaruh sebesar 0.31 dan t-value (2.41) > t tabel (1.97). Dengan demikian hipotesis

kedua (H2) diterima.

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Kredibilitas Endorse (KRE) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Sikap terhadap Merek (SKM) dengan koefisien

pengaruh sebesar 0.20 dan t-value (2.43) > t tabel (1.97). Maka dari itu hipotesis

ketiga (H3) diterima.

Hipotesis keempat menyatakan bahwa Kecocokan Endorser (KEE)

berpengaruh positif daan signifikan terhadap Sikap terhadap Merek (SKM) dengan

koefisien pengaruh sebesar 0.19 dan t-value (2.27) > t tabel (1.97). Dengan demikian

hipotesis keempat (H4) diterima.

Hipotesis kelima menyatakan bahwa Sikap Terhadap Merek sebagai mediasi

Pesan Iklan, Keterlibatan Iklan, Kredibilitas Endorser, dan Kecocokan Endorser

memberikan pengaruh terhadap Minat Beli, dimana Kecocokan Endorser dengan

mediasi Sikap Terhadap Merek adalah yang paling berpengaruh terhadap Minat Beli,
83

dimana hal itu ditunjukkan dengan nilai t-value lebih besar daripada t-tabel, yaitu

2.99 > 1.97. Dan nilai tersebut, adalah yang paling besar dibandingkan variabel lain

yang mempengaruhi Minat Beli dengan mediasi Sikap Terhadap Merek. Kontribusi

keempat variable terhadap Sikap terhadap Merek (SKM) mencapai 40% (R² = 0.40).

Adapun Sikap terhadap Merek (SKM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

minat beli (MB) dengan koefisien pengaruh sebesar 0.66 dan t-value (5.36) > t tabel

(1.97), dengan kontribusinya mencapai 43%. (R² = 0.43).

Dengan hasil di atas, maka dapat diartikan Pesan Iklan, Keterlibatan Iklan,

Kredibilitas Endorser dan Kecocokan Endorser dimana sosok Chicco Jericco,

seorang arti yang juga memiliki citra yang baik di masyarakat, dapat membuat

konsumen Kedai Filosofi Kopi memiliki Minat Beli terhadap Produk Filosofi Kopi

dengan sebelumnya dimediasi oleh Sikap Terhadap Merek Kedai Filosofi Kopi

tersebut..

4.6 Implikasi Manajerial

4.6.1 Pengaruh Pesan Iklan terhadap Sikap Terhadap Merek

Pesan Iklan mempengaruhi Sikap Terhadap Merek pada Kedai Filosofi Kopi

Melawai. Melalui penelitian ini, Kedai Filosofi Kopi Melawai perlu

mempertahankan pesan iklan yang sudah tertanam di benak konsumen. Dengan

pesan yang sesuai, konsumen akan memiliki sikap terhadap iklan dan merek yang

diharapkan. Iklan Kedai Filosofi Kopi Melawai khususnya melalui sosial media

terutama Instagram memiliki pesan yang berdampak positif terhadap sikap konsumen

sehingga pesan iklan perlu dirancang dengan baik agar terwujud sikap konsumen
84

yang positif dan mendukung terhadap merek. Pesan yang ditampilkan dalam iklan

menjadi hal yang sangat penting. Dalam penelitian ini, pesan memiliki hubungan

yang positif terhadap sikap terhadap iklan dan merek.

4.6.2 Pengaruh Keterlibatan Iklan terhadap Sikap Terhadap Merek

Menurut hasil penelitian, sikap terhadap iklan memberikan pengaruh

positif terhadap sikap terhadap merek. Pembentukan sikap konsumen yang positif

terhadap iklan yang ditampilkan akan memberikan sikap positif pula terhadap merek

produk yang diiklankan sehingga pemilihan endorser dan pesan iklan perlu

dipertimbangkan secara baik agar respon dari konsumen dapat diperoleh sesuai

dengan respon yang diharapkan. Sesuai dengan hasil penelitian, keterlibatan iklan

memberikan dampak positif terhadap sikap konsumen terhadap iklan dan merek

Filosofi Kopi. Produk multivitamin mineral memiliki keterlibatan iklan yang rendah

sehingga pesan positif perlu dirancang agar terwujud sikap positif konsumen

terhadap iklan dan merek produk yang diiklankan. Menurut hasil penelitian, sikap

terhadap iklan memberikan pengaruh positif terhadap sikap terhadap merek.

Pembentukan sikap konsumen yang positif terhadap iklan yang ditampilkan akan

memberikan sikap positif pula terhadap merek produk yang diiklankan sehingga

pemilihan endorser dan pesan iklan perlu dipertimbangkan secara baik agar respon

dari konsumen dapat diperoleh sesuai dengan respon yang diharapkan.

4.6.3 Pengaruh Kredibilitas Endorser terhadap Sikap Terhadap Merek

Kredibilitas endorser perlu dipertimbangkan dengan matang karena endorser

akan menjadi ambassador dari merek dan produk Filosofi Kopi yang diiklankan.

Kredibilitas endorser terbagi atas tiga faktor utama, yaitu faktor kepercayaan, faktor
85

keahlian, dan faktor daya tarik. Dalam pemilihan endorser, faktor tersebut sebaiknya

dijadikan pedoman agar endorser yang terpilih dapat mendukung sikap terhadap

iklan dan merek produk yang diiklankan. Dengan menampilkan Chicco Jerrico

sebagai endorser sudah merupakan hal yang tepat dan perlu dipertahan kan, karena

kredibilitas dari Chicco Jerrico sebagai artis atau public figure dengan memiliki

gambaran yang baik.

4.6.4 Pengaruh Kecocokan Endorser terhadap Sikap Terhadap Merek.

Kecocokan endorser dengan produk juga memiliki hubungan positif terhadap

sikap terhadap iklan dan merek. Pemilihan suatu endorser baik selebritas maupun

non selebritas menjadi hal yang tidak kalah penting. Endorser yang dianggap cocok

dengan suatu produk akan lebih mendorong sikap positif konsumen terhadap iklan

dan merek produk yang diiklankan. Chicco Jerrico adalah orang yang tepat dan

cocok dengan brand dan Kedai Filosofi Kopi Melawai, karena, didalam film Filosofi

Kopi, Chicco Jerrico menjadi pemeran utama dalam film tersebut dimana dia sebagai

barista, dan di kehidupan sehari-harinya, dia selain sebagai pemilik dari Kedai

Filosofi Kopi Melawai, dia juga bertindak sebagai barista di kedai tersebut.

4.6.5 Pengaruh Pesan Iklan, Keterlibatan Iklan, Kredibiltas Endorser, Kecocokan

Endorser dengan Sikap Terhadap Merek terhadap Minat Beli.

Dalam strategi promosi, iklan menjadi salah satu pilihan untuk menampilkan

keunggulan suatu produk dengan cara yang khusus. Suatu iklan dengan pesan

tertentu dan cara serta kemasan yang menarik dan unik akan lebih mudah menarik
86

konsumen dalam membeli produk yang diiklankan tersebut. Dalam kasus ini,

Filosofi Kopi merupakan produk yang diiklankan dan Chicco Jerrico menjadi

endorser untuk iklan dari Produk Filosofi Kopi. Dari hasil penelitian, yang dapat

mempengaruhi Sikap Terhadap Merek dan akhirnya mempengaruhi Minat Beli

adalah faktor pesan, keterlibatan iklan, kredibilitas endorser, serta kecocokan

endorser dengan produk Kedai Filosofi Kopi, dan Chicco Jerrico telah dapat

mewakili semua hal tersebut dan telah membuat konsumen nya jika melihat sosok

Filosofi Kopi secara tidak langsung juga melihat Chicco Jerico begitu pula

sebaliknya. Hal ini bagus dikarenakan Chicco Jerrico memiliki gambaran yang bagus

khusus nya di waktu sekarang seiring dengan semakin melejitnya popularitas dari

endorser Filosofi Kopi tersebut. Di satu sisi, Kedai Filosofi Kopi Melawai harus

dapat membuat Chicco Jerrico dapat terus menjaga citra baiknya sehingga secara

tidak langsung juga dapat mencerminkan produk Kedai Filosofi Kopi yang sudah

cukup baik dan diterima di masyarakat khususnya para penikmat kopi.

Anda mungkin juga menyukai