Answer:
1. Diketahui :
D = 50 mm = 5 mm
L = 49,5 mm = 4,95 mm
Cr = 8,8 : 1
Ditanyakan : Volume Kompresi (VC)
Penyelesaian :
2. Diketahui :
D = 50 mm = 5 cm
L = 50 mm = 5 cm
Ditanyakan : Kapasitas silinder (VL)
Penyelesaian :
3. Diketahui :
L = 50 mm = 5 cm
D = 60 mm = 6 cm
P = 600 kPa = 6,12 kg/cm2
n = 3000 rpm
Z = 1 silinder
Ditanyakan : Daya Indikator (Ni)
Penyelesaian :
Sebelum mencari Ni, langkah pertama mencari daya pada masing-masing silinder (N)
( ) ( )
( )
( )
N = 1297125 kg.cm/menit
Ni = 2,8825 dk = 2,9 dk
Sehingga daya indicator sebesar 2,9 dk
1. Langkah Hisap
Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik
mati bawah (TMB)
Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup
Campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam ruang
bakar
Langkah hisap berakhir ketika katup masuk tertutup
2. Langkah Kompresi
Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju titik
mati atas (TMA)
Katup hisap dan katup buang keduanya tertutup
Campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar di
kompresi
Sesaat sebelum akhir langkah kompresi, pembakaran
dimulai dan tekanan campuran bahan bakar dan udara di
dalam silinder naik lebih cepat
3. Langkah Usaha/Kerja
Kedua katup masih tertutup
Dimulai dengan adanya percikan api pada busi saat piston
hampir mencapai TMA dan berakhir sekitar 45 o sebelum
TMB
Campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi
dinyalakan oleh api busi
Piston bergerak cepat dari TMA ke TMB akibat dorongan
dari hasil pembakaran
4. Langkah buang
Katup hisap tertutup dan katup buang terbuka
Piston bergerak dari TMB ke TMA
Gas sisa pembakaran terdorong keluar ruang bakar
7. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan pada pekerjaan tune-up EFI
a. Safety shoes
Penggunaannya wajib pada seluruh pekerjaan tune up efi.
b. Helm
Penggunaannya pada saat pemeriksaan sensor-sensor yang letaknya dibagian
bawah mesin, seperti: sensor gas buang (O2 Sensor), sensor CKP, dll.
c. Sarung tangan
Wajib digunakan pada semua pekerjaan tune up efi.
d. Respirator
Penggunaannya pada saat pemeriksaan filter udara dan pemeriksaan gas buang.
e. Ear plug
Penggunaannya pada saat pemeriksaan kondisi mesin pada putaran stasioner dan
pada putara tinggi.
f. Safety glasses
Penggunaannya pada saat pemeriksaan filter udara dan pemeriksaan kondisi
elektrolit baterai
Langkah ketiga, letakkan APAR sejajar dengan tubuh dan hindari posisi kepala
berada di atas APAR. Tahan APAR dengan memegang handle APAR kemudian
lepas pin pengaman.
Langkah keempat, periksa tekanan APAR dengan cara mengarahkan corong
keatas kemudian menekan tuas beberapa kali. Pastikan APAR berfungsi dengan
baik.
Langkah kelima, angkat tabung APAR dengan cara menggenggam pegangannya.
Jangan memegang tuas APAR untuk menghindari isi tabung APAR keluar
dengan tidak sengaja.
Langkah keenam, ambil jarak dengan titik api sekitar 2 – 3 meter, kemudian
angkat tabung APAR dengan mengarahkan corong ke sumber api. Tekan tuas
APAR untuk mengeluarkan isi tabung dan kibaskan corong untuk mengatur arah
semburannya hingga merata. Setelah api padam, masukan kembali pin pengaman
dan simpan APAR pada tempatnya.
Dari penjabaran tersebut, penggunaan APAR dapat disingkat dengan istilah PASS (Pull,
Aim, Squeeze, Sweep). PULL artinya tarik/lepas pin pengunci tuas APAR. AIM artinya
arahkan corong/selang ke titik pusat api. SQUEEZE artinya tekan tuas untuk
mengeluarkan isi APAR. SWEEP artinya sapukan secara merata sampai api padam.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan APAR, antara lain:
Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah dengan arah angin)
supaya media pemadam benar-benar efektif menuju ke pusat api dan jilatan api tidak
mengenai tubuh petugas pemadam.
Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai dengan
klasifikasi sumber kebakaran.
Penting untuk mengetahui pengelompokan kebakaran ini agar kita dapat menentukan
alat pemadam api apa yang digunakan. Bila pemadam api yang kita gunakan salah
maka upaya pemadaman api akan mengalami kegagalan atau bahkan memperparah
keadaan.