Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

Nama : Dwi Pramono


No. Peserta : 19030142710901
Prodi : Teknik Otomotif
Kelas : Otomotif B – Universitas Negeri Yogyakarta

TUGAS AKHIR MODUL 1. DASAR TEKNOLOGI OTOMOTIF


Instructions:
1. Tentukan volume kompresi sepeda motor Honda Astrea Grand bila diketahui diameter
silinder 50 mm dan panjang langkah piston 49,5 mm, perbandingan kompresi 8,8 : 1
2. Tentukan kapasitas silinder sepeda motor 4 tak 2 silinder, bila diketahui diameter
silinder 50 mm dan panjang langkah 50 mm.
3. Motor 4 tak, 1 silinder mempunyai panjang langkah 50 mm, diameter silinder 60 mm.
Tentukan daya indikator motor bila tekanan rata-rata 600 kPa pada putaran 3000 rpm
4. Jelaskan prinsip kerja motor 4 langkah (disertai gambar konstruksi dasar) serta
tunjukkan keuntungan dan kerugiannya jika dibandingkan dengan motor 2 langkah
5. Jelaskan perbedaan antara motor bensin (gasline engine) dan motor diesel (diesel
engine) yang digunakan pada kendaraan bermotor serta tunjukkan perbedaan konstruksi
dan keuntungan – kerugiannya
6. Identifikasi bahaya kebakaran pada bengkel otomotif, khususnya pada pekerjaan tune-
up motor bensin karburator
7. Identifikasi alat pelindung diri (APD) yang harus digunakan pada pekerjaan tune-up
kendaraan berbahan bakar bensin EFI
8. Lakukan perhitungan total beban kelistrikan system penerangan pada kendaraan
9. Jelaskan prosedur penggunaan dan pemanfaatan APAR
10. Jelaskan type macam sumber api dan bahan pemadam api yang ada dalam pekerjaan
perbengkelan

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

Answer:
1. Diketahui :
D = 50 mm = 5 mm
L = 49,5 mm = 4,95 mm
Cr = 8,8 : 1
Ditanyakan : Volume Kompresi (VC)
Penyelesaian :

Sehingga volume kompresinya sebesar 12, 45 cm 3

2. Diketahui :
D = 50 mm = 5 cm
L = 50 mm = 5 cm
Ditanyakan : Kapasitas silinder (VL)
Penyelesaian :

Sehingga kapasitas silinder sebesar 98 cm 3

3. Diketahui :
L = 50 mm = 5 cm
D = 60 mm = 6 cm
P = 600 kPa = 6,12 kg/cm2
n = 3000 rpm
Z = 1 silinder
Ditanyakan : Daya Indikator (Ni)
Penyelesaian :

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

Sebelum mencari Ni, langkah pertama mencari daya pada masing-masing silinder (N)

( ) ( )

( )

( )
N = 1297125 kg.cm/menit

Kemudian mencari daya indicator:

Ni = 2,8825 dk = 2,9 dk
Sehingga daya indicator sebesar 2,9 dk

4. Prinsip kerja motor 4 langkah


Motor 4 langkah adalah motor yang melakukan 4 kali gerakan torak atau 2 kali putaran
poros engkol untuk melakukan 1 kali usaha. 4 langkah tersebut antara lain : (1)
Langkah hisap (2) Langkah kompresi (3) Langkah usaha/kerja (4) Langkah buang

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

1. Langkah Hisap
 Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) menuju titik
mati bawah (TMB)
 Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup
 Campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam ruang
bakar
 Langkah hisap berakhir ketika katup masuk tertutup

2. Langkah Kompresi
 Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju titik
mati atas (TMA)
 Katup hisap dan katup buang keduanya tertutup
 Campuran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar di
kompresi
 Sesaat sebelum akhir langkah kompresi, pembakaran
dimulai dan tekanan campuran bahan bakar dan udara di
dalam silinder naik lebih cepat

3. Langkah Usaha/Kerja
 Kedua katup masih tertutup
 Dimulai dengan adanya percikan api pada busi saat piston
hampir mencapai TMA dan berakhir sekitar 45 o sebelum
TMB
 Campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi
dinyalakan oleh api busi
 Piston bergerak cepat dari TMA ke TMB akibat dorongan
dari hasil pembakaran

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

4. Langkah buang
 Katup hisap tertutup dan katup buang terbuka
 Piston bergerak dari TMB ke TMA
 Gas sisa pembakaran terdorong keluar ruang bakar

Adapun kelebihan dari motor 4 langkah :


a. Konsumsi bensin lebih irit dan kerugian dari gas-gas yang terbuang kecil sekali
b. Pada putaran rendah, motor dapat bekerja dengan halus dan tidak ada kesalahan
dalam proses pembakaran yang disebabkan langkah buang yang tidak sempurna
c. Setiap proses kerja diselesaikan sepanjang satu langkah penuh sehingga dapat
bekerja secara ideal yang menyababkan tenakan rata-rata yang dihasilkan menjadi
lebih tinggi
d. Cocok untuk putaran tinggi karena sistem pembilasannya lebih baik
e. Pengaturan campuran udara dan bensin lebih mudah karena tidak dicampur dengan
oli samping

Kekurangan dari motor 4 langkah :


a. Konstruksinya lebih rumit karena adanya sistem katup
b. Bobot mesin untuk setiap satuan daya yang dihasilkan lebih besar
c. Daya yang dihasilkan lebih kecil karena pada setiap langkah atau dua putaran poros
engkol hanya terjadi satu kali usaha atau ekspansi
d. Getaran yang terjadi lebih besar
e. Sistem pelumasan harus sempurna agar mesin lebih awet

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

5. Perbedaan utama dari motor bensin dengan motor diesel


Motor Bensin Motor Diesel
1. Langkah Campuran udara dan bensin Hanya udara yang masuk ke
hisap masuk ke ruang bakar ruang bakar
Piston mengompresikan udara
2. Langkah Piston mengompresikan
untuk menaikkan tekanan dan
kompresi campuran bensin dan udara
temperaturnya
Campuran bensin dan udara Bahan bakar diinjeksikan pada
3. Langkah
dibakar dengan percikan udara yang bertekanan dan
pembakaran
bunga api dari busi terbakar dengan sendirinya
4. Ratio
6 – 12 kg/cm2 15 – 22 kg/cm2
kompresi
5. Efisiensi
22 – 30 % 30 – 50 %
panas
6. Cara
Butuh api dari busi Terbakar sendiri
penyalaan
7. Ruang bakar Sederhana Rumit
8. Pencampuran Di dalam karburator/melalui Langsung dalam silinder/pompa
bahan bakar injektor bahan bakar dan pengabut

Keuntungan dan kerugian motor bensin dan motor diesel :


Motor Bensin Motor Diesel
1. Hasil pembakaran atau 1. Bahan bakar lebih murah ,
kompresi sangat bersih sehinggah menghemat biaya
sehinggah tidak operasi disamping itu daya
menyebabkan polusi guna panas lebih baik
2. Getaran mesin lebih halus 2. Bahaya kebakaran agak
kurang,disebabkan titik nyala
Keuntungan solar 80 derajat selsius
3. Biaya pemeliharaan lebih 3. Gas buang tidak beracun
murah
4. Tenaga yang dihasilkan lebih
besar disebabkan
perbandingan kompresi lebih
tinggi
1. Karburator muda banjir 1. Pompa penekanan bahan
bakar harganya mahal dan
memerlukan pemeliharaan
Kerugian yang teliti
2. Bahan bakar bensin lama- 2. Sistem pengabut memerlukan
lama bisa kotor didalam pemeliharaan yang teratur
tangki

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

3. Busi sering basah bila 3. Getaran mesin lebih besar


karburator banjir sebab tekanan pembakaran
maksimum dua kali lebih
besar dari pada motor bensin
4. Sifat bahan bakar bensin 4. Karena tekanan kompresi
lebih mudah terbakar yang tinggi maka dibutuhkan
tenaga stater dengan batere
yang lebih besar agar dapat
memutarkan motor
5. Biaya pemeliharaan mesin
lebih mahal dibandingkan
motor bensin

6. Identifikasi bahaya kebakaran di bengkel otomotif pada saat pekerjaan tune up


engine konvensional
 Pada saat pemeriksaan system pengapian, ketika melakukan penyetelan celah platina
percikan api yang ditimbulkan apabila terkena bahan bakar (bensin) dapat
menimbulkan kebakaran
 Hubungan singkat yang terjadi pada rangkaian system pengapian berpotensi
menimbulkan kebakaran
 Kebocoran pada coil dan kabel tegangan tinggi dapat menyulut api
 Salah melakukan penyetelan timing pengapian
 Pada saat pemeriksaan system bahan bakar, selang bahan bakar bocor, karburator
banjir atau pemasangan selang/filter bahan bakar kurang kencang yang dapat
mengakibatkan bahan bakar keluar
 Meletakan kunci diatas baterai dapat mengakibatkan baterai meledak

7. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan pada pekerjaan tune-up EFI
a. Safety shoes
Penggunaannya wajib pada seluruh pekerjaan tune up efi.
b. Helm
Penggunaannya pada saat pemeriksaan sensor-sensor yang letaknya dibagian
bawah mesin, seperti: sensor gas buang (O2 Sensor), sensor CKP, dll.
c. Sarung tangan
Wajib digunakan pada semua pekerjaan tune up efi.
d. Respirator

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

Penggunaannya pada saat pemeriksaan filter udara dan pemeriksaan gas buang.
e. Ear plug
Penggunaannya pada saat pemeriksaan kondisi mesin pada putaran stasioner dan
pada putara tinggi.
f. Safety glasses
Penggunaannya pada saat pemeriksaan filter udara dan pemeriksaan kondisi
elektrolit baterai

8. Perhitungan total beban kelistrikan system penerangan


Besar Banyak
No Nama Komponen Daya Total
Daya Komponen
1 Lampu Kepala (Hi) 60 watt 2 120 watt
2 Lampu Kepala (Lo) 55 watt 2 110 watt
3 Lampu Kota 10 watt 2 20 watt
4 Lampu Kabut 21 watt 2 42 watt
5 Lampu Tail 10 watt 2 20 watt
6 Lampu Plat Nomor 7 watt 1 7 watt
7 Lampu Tanda Belok (Sein) 10 watt 2 20 watt
8 Lampu Hazard 21 watt 2 42 watt
9 Lampu Rem 21 watt 2 42 watt
10 Lampu Mundur 21 watt 2 42 watt
11 Lampu Dome 5 watt 1 5 watt
12 Lampu Instrumen 5 watt 2 5 watt

9. Prosedur penggunaan dan pemanfaatan APAR


Alat Pemadam Api Ringan atau lebih sering disingkat APAR merupakan alat yang
digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Dalam hal
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus
dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat
mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

APAR diklasifikasikan berdasarkan tipe-tipe kebakaran, antara lain:


1. APAR Air (Water)
APAR jenis air (water) adalah jenis APAR yang disikan oleh air dengan tekanan
tinggi. APAR water digunakan untuk kebakaran tipe A.
2. APAR Foam
APAR jenis busa ini adalah jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang disembur
keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat masuk
untuk proses kebakaran. APAR foam digunakan untuk kebakaran tipe A, B, dan
D.
3. APAR Dry Chemical
APAR jenis serbuk kimia (dry chemical) terdiri dari serbuk kering kimia yang
merupakan kombinasi dari Mono-amonium dan ammonium sulphate. Serbuk
kering Kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga
memisahkan Oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya kebakaran.
APAR dry chemical digunakan untuk kebakaran tipe A, B, C, dan E.
4. APAR CO2
APAR jenis karbon dioksida (CO2) adalah jenis APAR yang menggunakan bahan
karbon dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan pemadamnya. APAR
CO2 digunakan untuk kebakaran tipe B, C, dan D.
5. APAR Clean Agent
Alat pemadam api yang media pemadam apinya tidak menyisakan bekas atau
residu saat digunakan. Hal ini sangat menguntungkan bagi para pegguna APAR,
karena proses downtime pasca kebakaran bisa lebih singkat. APAR clean agent
digunakan untuk kebakaran tipe A, B, C, D, dan E.
Prosedur penggunaan APAR atau Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan
APAR sangat penting dikuasai oleh pekerja, staff atau pribadi pada organisasi maupun
perusahaan manapun. Prosedur penggunaan APAR dalam penanggulangan kebakaran
adalah sebagai berikut:
Langkah pertama, klasifikasikan sumber api/kebakaran terlebih dahulu,
kemudian ambil APAR sesuai dengan klasifikasi kebakaran.
Langkah kedua, lihat tekanan APAR dan pastikan jarum petunjuk pada posisi
terisi penuh (warna hijau).

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

Langkah ketiga, letakkan APAR sejajar dengan tubuh dan hindari posisi kepala
berada di atas APAR. Tahan APAR dengan memegang handle APAR kemudian
lepas pin pengaman.
Langkah keempat, periksa tekanan APAR dengan cara mengarahkan corong
keatas kemudian menekan tuas beberapa kali. Pastikan APAR berfungsi dengan
baik.
Langkah kelima, angkat tabung APAR dengan cara menggenggam pegangannya.
Jangan memegang tuas APAR untuk menghindari isi tabung APAR keluar
dengan tidak sengaja.
Langkah keenam, ambil jarak dengan titik api sekitar 2 – 3 meter, kemudian
angkat tabung APAR dengan mengarahkan corong ke sumber api. Tekan tuas
APAR untuk mengeluarkan isi tabung dan kibaskan corong untuk mengatur arah
semburannya hingga merata. Setelah api padam, masukan kembali pin pengaman
dan simpan APAR pada tempatnya.
Dari penjabaran tersebut, penggunaan APAR dapat disingkat dengan istilah PASS (Pull,
Aim, Squeeze, Sweep). PULL artinya tarik/lepas pin pengunci tuas APAR. AIM artinya
arahkan corong/selang ke titik pusat api. SQUEEZE artinya tekan tuas untuk
mengeluarkan isi APAR. SWEEP artinya sapukan secara merata sampai api padam.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan APAR, antara lain:
 Perhatikan arah angin (usahakan badan/muka menghadap searah dengan arah angin)
supaya media pemadam benar-benar efektif menuju ke pusat api dan jilatan api tidak
mengenai tubuh petugas pemadam.
 Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai dengan
klasifikasi sumber kebakaran.

10. Type macam sumber api dan bahan pemadam api


Tujuan pengklasifikasian api adalah agar dapat menggunakan dengan tepat jenis media
pemadam terhadap berbagai kelas kebakaran. Dengan klasifikasi ini diharapkan
pemilihan media pemadam dapat sesuai dengan jenis kebakaran sehingga pemadaman
dapat berlangsung secara efektif, dengan tidak mengabaikan prosedur pemadaman yang
benar.
Klasifikasi kebakaran atau api yang dianut oleh Indonesia adalah klasifikasi kebakaran
mengadopsi sistem National Fire Protection Association (NFPA), sesuai keputusan

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

Menteri Tenaga Kerja Indonesia melalui Peraturan PER.MEN: NO/PER/04/MEN/1980


tertanggal 14 April 1980. Klasifikasi kebakaran tersebut antara lain:
1. Tipe kebakaran A
Kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam, seperti: kayu,
kertas, kain, plastic, dll.
Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran kelas ini adalah
dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air .
2. Tipe kebakaran B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar, seperti: kerosine,
solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goring, dll.
Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran kelas ini adalah tepung
pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.
3. Tipe kebakaran C
Kebakaran yang disebabkan instalasi listrik bertegangan, seperti: konsleting
listrik dan alat rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik.
Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering
(dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air.
4. Tipe kebakaran D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium,
natrium, kalium, dsb.
Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry powder
khusus.
5. Tipe kebakaran E
Kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada peralatan
elektronik.
Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran kelas ini adalah tepung
pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.
6. Tipe kebakaran K
Kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi.
Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur.
Alat pemadam yang bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran jenis ini
dapat juga menggunakan tepung kimia kering (dry powder), akan tetapi memiliki
resiko kerusakan peralatan elektronik, karena dry powder mempunyai sifat
lengket. Lebih cocok menggunakan pemadam api berbahan clean agent.

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY


TUGAS AKHIR MODUL 1 PROFESIONAL

Penting untuk mengetahui pengelompokan kebakaran ini agar kita dapat menentukan
alat pemadam api apa yang digunakan. Bila pemadam api yang kita gunakan salah
maka upaya pemadaman api akan mengalami kegagalan atau bahkan memperparah
keadaan.

PPGJ Tahap 4 (Profesional) – Dwi Pramono (Otomotif B) UNY

Anda mungkin juga menyukai