Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK PPT Puger


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / Semester I
Materi : Impuls Dan Momentum
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.5 Menerapkan konsep momentum, impuls dan hokum kekekalan momentum.


Indikator:
• Menjelaskan konsep momentum dan implus
• Memahami dan mengaplikasikan hukum kekekalan momentum
4.5 Mendemontrasikan berbagai jenis tumbukan
Indikator:
• Mendemontrasikan berbagai jenis tumbukan

C. Materi Ajar
 Fakta : peristiwa yang berkaitan dengan momentum dan impuls.
 Konsep : pengertian momentum dan impuls serta hukum kekekalan momentum.
 Prinsip : penurunan dari definisi momentum dan impuls berupa rumus dan jenis-
jenis tumbukan.
 Prosedur : diskusi kelompok dan presentasi, praktikum.
A. Momentum dan Impuls
1. Momentum
Sebuah truk bermuatan penuh akan lebih sulit untuk berhenti daripada sebuah mobil
kecil, walaupun kecepatan kedua kendaraan itu sama. Kenapa demikian? Dalam
pengertian fisisnya dikatakan bahwa momentum truk lebih besar daripada mobil.
Secara Fisika, pengertian momentum adalah hasil kali antara massa benda (m) dan
kecepatannya (v), yang dituliskan sebagai berikut.
p=mxv (1-1)
dengan:
m = massa benda (kg),
v = kecepatan benda (m/s), dan
p = momentum benda (kgm/s).

Gambar 1. Mobil bermassa m, bergerak dengan kecepatan v. Momentumnya p = m x


v.

Dari Persamaan (1–1) tersebut, dapat dilihat bahwa momentum merupakan besaran
vektor karena memiliki besar dan arah.
2. Impuls
Cobalah Anda tendang sebuah bola yang sedang diam. Walaupun kontak antara kaki
Anda dan bola hanya sesaat, namun bola dapat bergerak dengan kecepatan tertentu.
Dalam pengertian momentum, dikatakan bahwa pada bola terjadi perubahan
momentum akibat adanya gaya yang diberikan dalam selang waktu tertentu. Gaya
seperti ini, yang hanya bekerja dalam selang waktu yang sangat singkat, disebut
gaya impulsif. Oleh karena itu, perkalian antara gaya dan selang waktu gaya itu
bekerja pada benda disebut impuls. Secara matematis, dituliskan sebagai

I = F Δt (5–2) (1–2)

Besarnya impuls dapat dihitung dengan menggunakan grafik hubungan gaya F


terhadap waktu t (grafik F – t). Perhatikan Gambar 3. berikut.
Gambar 3. Luas daerah di bawah grafik F – t menunjukkan impuls yang dialami
benda.

Gaya impulsif yang bekerja pada benda berada pada nilai nol saat t1 Kemudian,
gaya tersebut bergerak ke nilai maksimum dan akhirnya turun kembali dengan cepat
ke nilai nol pada saat t2 Oleh karena luas daerah di bawah kurva gaya impulsif sama
dengan luas persegipanjang gaya rata-rata ( F )yang bekerja pada benda, grafik
hubungan antara F dan t dapat digambarkan sebagai besar impuls yang terjadi pada
benda.

Jika gaya yang diberikan pada benda merupakan suatu fungsi linear, impuls yang
dialami oleh benda sama dengan luas daerah di bawah kurva fungsi gaya terhadap
waktu, seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Impuls = luas daerah yang diarsir.

Dengan memerhatikan Persamaan (1–2), Anda dapat menyimpulkan bahwa gaya


dan selang waktu berbanding terbalik. Perhatikan Tabel 1. berikut.
Tabel 1. Kombinasi antara Gaya dan Waktu yang Dibutuhkan untuk Menghasilkan
Impuls Sebesar 100 Ns

Gaya (N) Waktu (s) Impuls (Ns)

100 1 100

50 2 100

25 4 100

10 10 100

4 25 100

2 50 100

1 100 100

0,1 1.000 100

Besarnya impuls yang dibentuk adalah sebesar 100 Ns, namun besar gaya dan
selang waktu gaya tersebut bekerja pada benda bervariasi. dari Tabel 1. tersebut,
dapat dilihat bahwa jika waktu terjadinya tumbukan semakin besar (lama), gaya
yang bekerja pada benda akan semakin kecil. oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa waktu kontak antara gaya dan benda sangat memengaruhi besar gaya yang
bekerja pada benda saat terjadi tumbukan.
3. Hubungan antara Impuls dan Perubahan Momentum
Pada pelajaran sebelumnya, telah Anda ketahui bahwa jika pada sebuah benda
bermassa m, bekerja sebuah gaya F yang besarnya tetap selama t sekon, pada benda
itu berlaku persamaan
vt = v0 + a Δt
dengan a = F/m (Hukum II Newton) sehingga vt = v0 + (F/m) Δt
vt = v0 + (F/m) Δt
sehingga :
FΔt = m(vt – v0) (1–3)
dengan:
mv0 = momentum awal, dan
mvt = momentum akhir.
Oleh karena FΔt = impuls dari gaya F, Persamaan (1–3) dapat diartikan bahwa
impuls suatu benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda
tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai :
I = Δp (1–4)

B. Hukum Kekekalan Momentum


1. Hukum Kekekalan Momentum
Dua benda dapat saling bertumbukan, jika kedua benda
bermassa m1 dan m2 tersebut bergerak berlawanan arah dengan kecepatan masing-
masing v1 dan v2 Apabila sistem yang mengalami tumbukan itu tidak mendapatkan
gaya luar, menurut Persamaan (1–4) diketahui bahwa apabila F = 0 maka Δp = 0 atau p
= konstan. Dengan demikian, didapatkan bahwa jumlah momentum benda sebelum
tumbukan akan sama dengan jumlah momentum benda setelah tumbukan. Hal ini
disebut sebagai Hukum Kekekalan Momentum. Perhatikanlah Gambar 5.

Gambar 5. Urutan gerak dua benda bermassa m1 dan m2 mulai dari sebelum tumbukan
hingga sesudah tumbukan.

Sebelum tumbukan, kecepatan masing-masing adalah benda v1 dan v2. Sesudah


tumbukan, kecepatannya menjadi v1' dan v2'. Apabila F12 adalah gaya dari m1 yang
dipakai untuk menumbuk m2, dan F21 adalah gaya dari m2 yang dipakai untuk
menumbuk m1 maka menurut Hukum III Newton diperoleh hubungan sebagai berikut:

F(aksi) = –F(reaksi) atau F12 = –F21. Jika kedua ruas persamaan dikalikan dengan selang
waktu Δt maka selama tumbukan akan didapatkan:
F12Δt = –F21Δt
Impuls ke-1 = –Impuls ke-2
(m1v1 – m1v1')= – (m2v2 – m2v2')
m1v1 – m1v1' = – m2v2 + m2v2' .... (a)
Apabila Persamaan (a) dikelompokkan berdasarkan kecepatannya, persamaan tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut.
m1v1 – m1v1' = – m2v2 + m2v2' (1–5)

2. Hukum Kekekalan Energi pada Tumbukan

Tumbukan antara dua benda dikatakan lenting (elastis) sempurna apabila jumlah energi
mekanik benda sebelum dan sesudah tumbukan tetap. Anda telah mengetahui dan
mempelajari bahwa energi mekanik adalah energi potensial ditambah energi kinetik.
Untuk benda yang bertumbukan pada bidang datar, energi potensial benda tidak
berubah sehingga yang ditinjau hanya energi kinetiknya saja. Jadi, akan berlaku
pernyataan bahwa jumlah energi kinetik benda sebelum dan sesudah bertumbukan
adalah tetap.

Gambar 6. Sebuah bola mengalami tumbukan lenting sebagian sehingga tinggi bola
semakin berkurang.

Hukum Kekekalan Energi untuk tumbukan lenting sempurna dapat dituliskan sebagai
berikut.
EK1 + EK2 = EK'1 + EK'2
½ m1v12 + ½ m2v22 = ½ m1v'12 + ½ m2v'12

Hukum Kekekalan Momentumnya dapat dituliskan menjadi :

Secara umum, dapat dituliskan menjadi:


dengan e adalah koefisien restitusi. Harga dari e adalah 1 > e > 0. Apabila e = 1,
tumbukan lenting sempurna;
e = 0, tumbukan tidak lenting sama sekali;
e = 0,1; 0,2; 0,5; dan sebagainya maka disebut tumbukan lenting sebagian.
Dengan demikian, Anda dapat memberikan definisi untuk koefisien restitusi sebagai
nilai negatif dari perbandingan beda kecepatan kedua benda sebelum dan sesudah
tumbukan. Walaupun pada tumbukan tidak lenting sama sekali dan tumbukan lenting
sebagian tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik, namun pada tumbukan ini
Hukum Kekekalan Momentum, yaitu m1v1 + m2v2 = m1v'1 + m2v'2 tetap berlaku.

C. Aplikasi Momentum dan Impuls dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Peluncuran Roket
Secara matematis gaya dorong pada roket dinyatakan dalam hubungan berikut.
Impuls = perubahan momentum
FΔt = Δ(mv)

dengan:
F = gaya dorong roket (N),
Δm/Δt = perubahan massa roket terhadap waktu (kg/s), dan
v = kecepatan roket (m/s).
2. Air Bag Safety
3. Desain Mobil

Gambar 8. Perubahan momentum pada mobil yang menabrak tembok.


D. Pendekatan, model dan metode.
Pendekatan : Sainstifik
Model : pendekatan berbaris konstruktivis
Metode : simulasi, demontrasi dan diskusi

E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media : Spidol dan papan tulis , laptop. Infokus, alat-alat Praktikum
2. Sumber belajar:
 Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA kelas XI. Jakarta :Erlangga.
 Suharyanto, Karyono. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
 TriWidodo. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
 Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
F. Kegiatan Pembelajaran

Fase Rincian Kegiatan Pembelajaran Waktu


Fase 1. Kegiatan Awal 10menit
Memotivasi dan1. Apersepsi
Penyampaian 1. Membuka pelajaran dengan memberi salam, Meminta siswa
Tujuan untuk membaca doa sebelum memulai pelajaran, memeriksa
kehadiran siswa
2. Guru menanyakan, pernakah kalian mendengar kata Impuls
dan momentum dalam kehidupan sehari hari, kemudian apa
yang dimaksud dengan impuls dan momentum, dan apa saja
contoh dalam kehidupan sehari-hari
2. Motivasi
- mengaitkan momentum dan impuls dalam kehidupan sehari dan
memberikan contoh dalam kehidupan
Fase 2. Kegiatan Inti 20
Penyajian Materi 1. Mengamati: menit
- Guru menjelaskan pengertian impuls dan momentum serta
memberikan salah satu contoh dari impuls dan momentum
- Guru memberikan simulasi tentang Impuls dan momentum
Fase Rincian Kegiatan Pembelajaran Waktu
- Siswa diminta untuk memahami tentang simulasi dari bahan
materi guru
- Guru mendemontrasikan konsep tumbukan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Fase 3. Mengasosiasi: 20
Memberikan - Guru menyajikan contoh soal dari pembahasan impuls dan menit
Contoh Soal momentum
- Guru menyajikan soal lain berdasarkan soal tersebut,
dengan mengubah variabel yang ditanyakan.
- Siswa diminta untuk mengerjakan soal yang telah
disediakan oleh guru
Fase 4. 3. Eksperimen atau Eksplorasi: 30
Pembentukan - Siswa dibimbing guru untuk memahami tentang soal-soal menit
Masalah(Problem yang telah guru berikan
Posing) - Setelah guru menjelaskan soal-soal guru menyuruh siswa
untuk mengerjakannya soal tersebut
- Siswa diminta untuk mencari contoh peristiwa tumbukan
yang terjadi dikehidupan sehari-hari.
Mengkomunikasi:
- Secara selektif guru meminta kepada siswa untuk
mengumpulkannya, serta memeriksanya bersama-sama

Fase 5. Kegiatan Akhir 10


Evaluasi  Guru bersama-sama siswa menyimpulkan dan membuat Menit
rangkuman dari pembelajaran hari ini
 Guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
(Lampiran 3)

b). Soal uraian

1. Sebutkan satuan dari momentum!


2. Seorang pemain sepak bola menendang bola sehingga bola memiliki kelajuan 25
m/det. Massa bola 0,5 kg.
a. Berapa impuls yang diberikan oleh pemain kepada bola?
3. Sebutkan satuan dari impuls !
4. Sebutkan pengertian perubahan momentum !

Pedoman penskoran soal uraian

No Kunci jawaban Skor

1 P= m.v 15
P= kg.m/s
P= (kg.m/s= Ns)

2 Penyelesaian : 45
Diketahui:
𝑉o= 0 m/s
𝑉t = 25 m/s
∆t = 0,006 s
𝑉 = 0,5 kg
Ditanya : I ?
Jawab :
a. Perubahan momentum yang terjadi dapat dicari
dengan menggunakan persamaan :
I = m𝑉𝑉 . m𝑉0
I = (0,5 . 25 kg/s) – (0,5 . 0 m/s)
= 12,5 kg.m/s
3 I = F.t 15
I = N.s

4 Jika sebuah benda yang bermassa m, mula-mula bergerak 25


dengan kecepatan v1, karena suatu gaya F, kecepatannya
berubah menjadi v2. Benda tersebut mengalami perubahan
momentum.
Impuls = Perubahan Momentum
I = p
Puger, 17 Juli 2019

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kimia

Moh. Jaelani, S.Pd Iinamy Nurul Fuad, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai