Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA SIMULATOR

KONTROL ALIRAN
Asriyadi
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan kontroler PID pada
sebuah simulator kontrol aliran yang tidak terkontrol menjadi sebuah sistem yang
terkontrol. Proses kontrol aliran (flow Control) merupakan sebuah proses yang
biasanya ada pada dunia industri. Adapun tahapan penelitian dilakukan dengan
lima tahapan yang pertama adalah dengan mengidentifikasi sistem, memodelkan
sistem, menganalisa model sistem, merancang sebuah kontroler PID dan
mengimplementasikan kontroler tersebut ke sistem agar sistem menjadi sebuah
sistem yang terkontrol. Untuk mengidentifikasi sistem dan implementasi PID
kontroler dilakukan dengan menggunakan HAN PID Software, sedangkan untuk
memodelkan, menganalisa model dan merancang kontroler digunakan software
Matlab 2012a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PID kontroler yang dirancang
memberikan hasil yang bagus pada paramer untuk K p =1.25,  i =0,5 and  d =0.068
baik dari sisi simulasi software matlab dan implementasinya pada sistem.
Kata Kunci : Kontroler PID, flow Control,Matlab 2012a, HAN PID Software

PENDAHULUAN
Sistem yang digunakan pada PID Controller
penelitian ini adalah sebuah mini plant Perancangan kontroler yang
proces "Fluid Level controller system". digunakan disini adalah sebuah
Akan tetapi, tujuan utama pada metode konvensional P-, I- and D-
penelitian ini adalah untuk actions. Gambar 2 memperlihatkan
menginvestigasi dan mengontrol flow
loop dari sistem. Perancangan kontroler
bentuk desain sistem kontroler PID.
PID menggunakan metode root locus
yang dilakukan dengan mengistimasi
sistem tersebut dan kemudian
melakukan tune pada kontroler pada
saat proses berlangsung pada sistem.
Gambar 1 berikut memperlihatkan
area sistem yang akan dikontrol pada Gambar 2. PID controller loop.
sistem tersebut.
Part To
Control
FIC
Flow Indicator
Berikut persamaan transfer function
FI
dari kontroler PID:

 
TANK 1
Pump

 1   i s  1   d s 
P

I-1
E-1

H PID ( s )  K p    (1)


VALVE
V-1 E-4
E-2


 i  1 
s   d 
TANK 2
s
 a 
E-5
E-6

Gambar 1. Flow Control Loop


Asriyadi adalah dosen Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Ujung Pandang, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea Makassar 90245

45
46 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12/JANUARI 2015

Dimana:

a = tamed factor (=10)


K p = Proportional action
 i = Integral action
 d = Derivative action

Berdasarkan persamaan 1, Kontroler


PID akan dirancang dengan
menggunakan root locus tool. Untuk
menyederhanakan persamaannya
maka persamaan di konversi ke
representasi pole-zero:

 1  1 
s  s   Gambar 3. Procedure Sistem
i d  (2)
H PID ( s )  K p  a    Kontrol.
 s  a 
  s  
  d  Pertama, Mengindentifikasi sistem
atau proses untuk mendapatkan
model dari sistem. Tahapan ini
METODE PENELITIAN disebut dengan “Modeling”. Ada
Untuk menyelesaikan masalah banyak metode yang bisa digunakan
tersebut, dilakukan dalam lima dalam pemodelan sebuah proses,
tahapan. Pertama, mengidentifikasi akan tetapi pada penelitian ini akan
sistem, memodelkan sistem, dilakukan beberapa metode atau
menganalisis model sistem, prosedur dalam proses pemodelan
merancang kontroler aan d yaitu steady state model, step
menerapkan PID kontroler ke response, bode diagram, and noise
sistem. Dalam kegiatan ini kami measurements.
menggunakan perangkat lunak yaitu Kedua, Melakukan perancangan
Program HAN PID. Perangkat lunak kontroler dimana berdasarkan model
ini memungkinkan untuk mengontrol yang diperoleh PID kontroler akan
proses dari komputer secara manual didesain dan akan disimulasikan
atau otomatis untuk pengukuran, dengan menggunakan Software
steering signals dan akhirnya MATLAB 2012a. Adapun response
implementasi kontroler PID. dari sistem kontrol akan dianalisa
Software Matlab digunakan untuk untuk mendapatkan tujuan dari
pemodelan, analisis dan desain. karakteristik sistem yang diinginkan.
Secara umum, prosedur sistem Kemudian mengimplementasikan
kontrol dapat dilihat pada gambar kontoler ke sistem dengan HAN PID
berikut. software.
Asriyadi, Implementasi Kontroler Pid Pada Simulator Kontrol Aliran 47

Kebutuhan Spesifikasi Sistem: Steady state model


1. Stable
2. Robust : Phase Margin Tujuan utama dari langkah ini adalah
( PM )  45o C and Gain Margin untuk mendapatkan point of
(GM )  6dB operation yang valid dan the steady
3. Steady state error : zero state gain KDC. Pada tahapan ini,
4. Overshoot : less than 4.3% dilakukan pengukuran steady state
5. Settling time for 10% : as fast as (static) relation antara input (Vin)
possible. and output (Vout) dengan range dari
0 to 10 Volts pada tiap step 1 volt.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 memperlihatkan data hasil
Pada bagian ini, akan pengukuran.
dijelaskan hasil dari lima tahapan
atau prosedur yang digunakan untuk Table1. Pengukuran Steady State
menyelesaikan permasalahan pada
penelitian ini..

Identifikasi and Pemodelan Sistem.

Dinamika sebuah sistem


dapat diperoleh pada pemodelan
proses, dalam hal ini, sistem dapat
dianalisa dan dimodelkan dengan
karakateristik yang sama. Dalam hal
ini digunakan Linear Time Invariant
models (LTI- models), hasil dari
pemodelan hanya pada deviasi linear
control range. Oleh karena itu, point
of operation seharusnya ada pada
area tersebut. Agar dapat
memaksimalkan kontrol pada sistem
tersebut, maka untuk point of
operation dipilih titik tengah pada
area tersebut.
Pada dasarnya, model dari
sistem seharusnya berkorenspondesi
dengan proses sebenarnya. Oleh Gambar 4. Hubungan Steady state
karena tu, pada aktivitas pemodelan, (static) antara Vin and Vout
penting untuk didefenisikan proses
dinamik dari sebuah sistem yang Dari hasil pengukuran , dapat dilihat
merupakan karesteristik utama dari bahwa respon dari sistem adalah
sistem. Ketika karesteristik dinamik sangat linear dari 4 sampai 10 dan
dari sebuah prose didapatkan, model oleh karena itu digunakan range
kemudian akan divalidasi untuk antara 4-10 V. Untuk 10 V, sistem
membuktikan keakurasiannnya. tersaturasi dan tidak dapat lagi
menyediakan sinyal yang lebih besar.
48 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12/JANUARI 2015

Positive Step Test.


Linear control range
Step input dari 7 to 8.4 Volt
Dari Gambar 4, diperoleh diberikan pada sistem dan hasil
linear operation antara 4 V dan 10 respon diperoleh. Berdasarkan step
V dari nilai input dimana garis hijau tes data dapat direpresentasikan
mengindikasikan linear range yang dalam bentuk grafik dan
berkorespondensi dengan garis biru mendapatkan karakteristik dari
yang merupakan respon sistem, respon dan digunakan untuk
dimana Vin: 4 volt sampai 10 volt memodelkan transfer function dari
yang berkorespondensi dengan sistem..
Vout: 0 sampai 5.79 Volt.

Point of operation

Berdasarkan linear area


operation, kemudian dipilih bahwa
the point of operation adalah 7 volt
dimana merupakan titik tengah dari
linear range untuk mendapatkan area
terbesar dari point of operation.

Steady state gain Kdc

Berdasarkan gambar 4, dapat juga


diperoleh steady state gain KDC of
dari the process yang dapat
diperoleh dengan persamaan berikut:

KDC= (3)

Gambar 5. Estimasi model dari


KDC= = 0.965 positive step response

Berdasarkan karakteristik
K[dB]=2010 log(KDC) = -0.309 dB
fisik dan respon dari step tes lihat
gambar 4 dan membandingkan
Step Response dengan grafik dari Manual Lab
Control , dapat diperkirakan model
Untuk melihat respon sistem sistem adalah second order system.
berdasarkan step response maka Hal ini juga bersesuaian dengan
dilakukan simulasi untuk positive kebutuhan dimana second order
dan negative step response, Lihat dapat diestimasi dengan baik pada
gambar 5 dan gambar 6. 0.2  1 <  2 <0.02  1 dimana  1
adalah dominant time constant dan
second order transfer function bukan
Asriyadi, Implementasi Kontroler Pid Pada Simulator Kontrol Aliran 49

merupakan under critical damped.


Oleh karena itu ,  1  3s  2  1s Sama seperti pada step
K DC  1.35 positive, kami berkesimpulan bahwa
sitem adalah sistem orde dua, hal ini
dapat dilihat pada grafik yang
Transfer function diperoleh  1 ,  2 diperlihatkan pada gambar 6,
and static gain K DC dimana kemudian dimodelkan dengan
merupakan bentuk second order pendekatan sistem orde dua. Ini juga
system. bersesuain bahwa sistem orde dua
Oleh karena itu transfer function dapat diestimasi dengan tepat jika 0.2
H p (s) dari model adalah:  1 <  2 <0.02  1 dimana  1 adalah
1.35 dominant time constant and transfer
H p ( s)  (4) function orde dua adalah tidak
(1  3  s)(1  s)
undercriticaldamped. Oleh karena
itu,  1  3s  2  1s K DC  1.35
Negative Step Test. Transfer function diperoleh dari from
Untuk mendapatkan hasil yang lebih  1 ,  2 and static gain K DC yang
meyakinkan dari respon step tes, membentuk second order system
pada penelitian ini juga negative step transfer function
test input. The negative step dari 7 ke Oleh karena itu, transfer function
5.6 Volt diinputkan ke sistem dan model adalah H p (s) :
hasil respon dikumpulkan.
Berdasarkan negative step test,
1.35
diperoleh karakteristik sistem: H p ( s)  (5)
(1  3  s)(1  s)

Berdasrkan hasil fungsi transfer dari


keduanya baik step positive and step
negative memberikan hasil yang
serupa yaitu model transfer function
dari H p (s) adalah:

1.35
H p ( s)  (6)
(1  3  s)(1  s)

Untuk menvalidasi model sistem,To


validated the model, hasil response
dari step tes dibandingkan
denganhasil pengukuran. Hasil

Gambar 6. Estimasi Model negative


step response
50 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12/JANUARI 2015

respon diperlihatkan pada gambar 7 sampai 2 Hz. Setiap hasil


pengukuran frekuensi kemudian
Step Response digrafikkan.
9
Experiment data
8.5 Model

7.5

7
Amplitude

6.5

6
System: Model
Settling Time (sec): 14.9
5.5

4.5

4
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Time (sec)

Gambar 7. Validasi Model


Gambar 8 Pengukran data dari
Dari hasil perbandingan, dapat ssistem dengan frekuensi 0.5 Khz.
dilihat bahwa hasil simulasi model
memperlihatkan hasil yang serupa Untuk memudahkan
dengan hasil data pengukuran. pengidentifikasian, hasil respon
kemudian diatur atau digeser pada
axix yang sama.menjadi seperti pada
Bode Diagram gambar 9:

Bode plot menggambarkan respon


sebuah proses dengan input
frequency. Semakin tinggi frekuensi
semain kecil respon dari sistem.
Ketergantungan ini tidaklah linear
oleh karena itu perlu diketahui break
frequencies untuk menentukan
karaktersitik yang pasti dari sistem.
Sinusoidal test dilakukan dengan
menggunakan magnitude sebesar 1
V dari point of operation,7 V.
Dalam kasus ini, semua amplitudo
diset 1 V, oleh karena itu akan tetap
pada linear range untuk semua
frekuensi, dan frekuensi yang Gambar 9. Perbedaan antara sinyal
digunakan divariasikan dari 0.01 Hz input dan output.
Asriyadi, Implementasi Kontroler Pid Pada Simulator Kontrol Aliran 51

Hasil dari sinusoidal test


identification kemudian
ditabulasikan kedalam tabel 2. Dan
untuk semua grafik, dihitung gain
dan phasenya.

Table 2 Hasil Pengukuran pada


percobaan Bode Diagram

Gambar 10. Magnitude and Phase


plots of the process

Magnitude plot (logarithmic


dependency) digunakan untuk
mendapatkan model dari sistem. Dari
hasil magnitude response, dapat
diperkirakan bahwa sistem adalah
sistem orde dua dengan  1  2.5 ,
 2  6 . Dan KDC=0.8925. oleh
karena itu, tranfer function adalah:

0.8925 0.8925
H p ( s)   (7)
 s   s  1  0.4  s   1  0.167 s 
1     1  
 2.5   6 

Untuk mendapatkan fungsi transfer Untuk melihat respon dari model,


dari sistem, diidentifikasikan maka model tersebut disimulasikan
berdasarkan bodeplot: dan hasil responnya dapat dilihat
pada gambar 11 berikut.
52 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12/JANUARI 2015

Dengan menggunakan By using


Output error identification system,
maka fungsi transfer dapat diperoleh
seperti terlihat pada persamaan
berikut:
0.008377 s  0.0174
Hp  2 (8)
s  0.2311s  0.02079

Dan respon step yang diperlihatkan


pada gambar 13 dapat diobservasi

System: G Step Response


1 Peak amplitude: 0.849
Overshoot (%): 1.49
0.9 At time (sec): 35.9
Gambar11. Respon dari model
0.8
System: G
Noise Measurements 0.7
Settling Time (sec): 25.6
Dari hasil pengukuran noise
measurement, data dapat 0.6
Vout - [Volts]

direpresentasikan pada gambar 12


berikut: 0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Time - [x 0.005] (sec)

Gambar 13. Step response

Perancangan Kontroler
Langkah selanjutnya adalah
mendesain kontroler yang cocok.
Kontroler didesain berdasarkan
fungsi transfer dari sistem
sebagaimana langkah-langkah yang
dilakukan sebelumnya. Adapun
kebutuhan spesifikasi dari sistem
adalah:
Gambar 12. Noise Measurement data
Asriyadi, Implementasi Kontroler Pid Pada Simulator Kontrol Aliran 53

0.8925
H p ( s)  (9)
1. Stable (1  s / 2)(1  s / 6)
2. Robust : Phase Margin
atau
( PM )  45o C and Gain Margin 10.71
(GM )  6dB H p ( s)  (10)
( s  2)( s  6)
3. Steady state error : zero
4. Overshoot : less than 4.3%
Performances of uncompensated
5. Settling time for 10% : as fast as
system
possible.
Sebelum melakukan perancangan
kontroler, Performans dari the
Analisa Model Sistem
uncompensated system dievaluasi
Berdasrkan hasil pemodelan diatas,
terlebih dahulu kemudian barulah
ada tiga fungsi transfer yang
ditentukan kontroler yang cocok.
diperoleh yaitu fungsi transfer step
Pada bagian ini, kami
test(positive and negative), bode
menginvestigasi performans dari the
measurement and noise
uncontrolled system yang bekerja
measurement. Dan semuanya adalah
pada area 3 % overshoot (damping
Sistem orde dua. Dengan
ratio= 0.745) dengan menggunakan
membandingkn ketiga fungsi transfer
root locus tool. Hasil lengkap dari
antara model dan hasil pengukuran
performance of the uncompensated
dan melihat kareakteristik dari step
system diperlihatkan pada tabel 3.
responnya, maka diputuskan untuk
menggunakan Fungsi transfer dari
Tabel 3.The uncompensated system
Bode measurement test untuk
performances
mendesain kontroler . Sebagai
contoh, hal ini dapat dilihat pada
settling time of step of bode
measurement adalah lebih kecil
dibandingkan dengan yang lainnya.
Lihat gambar 6,7,13 dimana ini
menunjukkan bahwa responnya lebih
cepat dibandingkan dengan yang
lainnya.Dan dari hasil step response
juga tidak terdapat overshoot
dibandingkan dengan yang ada pada
noise measurement. Alasan lainnya
adalah bahwa pada bode
measurement melibatkan cukup
banyak sinyal dinamik baik untuk
input maupun output. Oleh karena
itu, digunakan persamaan fungsi
transfer dari bode measurement
berikut untuk didesain PID
controller.
54 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12/JANUARI 2015

Perancangan PD Kontroler Dengan menggunakan faktor tamed


Dari performa yang diperlihatkan a  10 , maka diperoleh nilai
oleh uncompensated system, settling 1
timenya adalah 1.08 second. Adapun d   0.0676
14.79
settling time yang diinginkan adalah 10
10% lebih cepat. Dalam hal ini pc   147.929
0.0676
dipilih settling time =0.36.
berdasarkan overshoot %OS  3
Dan fungsi transfer dari Kontroler
pdan garis di sisotool diperoleh nilai
PD adalah:
damping ratio   0.745 .
(s  zc ) ( s  14.79)
Berdasarkan nila ini, dpat dihitung GPD ( s)  a   10 
dominant poles yang diinginkan. ( s  pc ) ( s  147.929)

4 4
n    14.9142 Fungsi transfer dari kontroler PD
  Ts 0.745  0.36
kemudian ditempatkan original root
locus the uncompensated system,
Berikut dominant poles yang oleh karena itu fungsi transfernya
diperoleh: menjasi sebagai berikut:

p1, 2   n  jn 1   2 K .10.(10.71)(s  14.7929)


G( s)  (12)
p1, 2  11.11  j9.946 (s  2)(s  6)(s  147.929)
Dengan menghitung the
compensating zero's location.
Dengan menggunakan program root Performa dari sistem kontroler PD
locus, diperoleh jumlah sudut dari dpat dilihat pada tabel 4 berikut:
uncompensated system's poles ke
desired compensated dominant pole Tabel 4. Performa sistem kontroler
yaitu sebesar -249.688o. Oleh karena PD
itu kontribusi yang dibutuhkan dari
kompensator zero adalah -249.688o -
180o= 69.7o z c  14.79

Nilai tersebut kemudian


disubsitusikan ke dalam fungsi
transfer dari kontroler PID

 1  1 
s  s  
i   d
H PID ( s)  K p  a    (11)
 s  a 
  s  
   d 
1 a
zc  and pc 
d d
Asriyadi, Implementasi Kontroler Pid Pada Simulator Kontrol Aliran 55

Perancangan PID Kontroler Tabel 5 Performa PID-controlled


Setelah perancangan kontroler PD, system
kemudian PI kontroler didesain
untuk mengurangi error steady state
menjadi nol untuk input step. Untuk
penelitian ini, untuk zero pole pada
posisi -2 untuk membuat respon
transien tidak begitu besar berubah.
Fungsi transfer dari dimasukkan pada
root locus the uncompensated system
and GPD compensated., oleh karena
itu PID kontroler menjadi:

K .10.(10.71)(s  14.7929)(s  2)
G( s)  (13)
(s  2)(s  6)(s  147.929)s

Respon akhir dari kontroler dapat


dilihat pada gambar 14 dan dapat
diambil kesimpulan bahwa
karakteristik dari sistem kontroler
PID seperti tergambar pada tabel 5.

Fungsi transfer dari Kontroler PID


adalah sebagai berikut:

1.66.10(s  2)(s  14.7929)


GPID (s)  (14)
s(s  147.929)

Oleh karena itu diperoleh parameter


PID sebagai berikut.

Gambar 14. Respon dari PID


Controlled System
56 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12/JANUARI 2015

Implementasi Berdasarkan gambar 15, dapat


dikatakan bahwa respon sistem
Setelah memperoleh parameter dari menunjukkan hasil yang memuaskan
PID kontroler (parameter K p ,  i dimana steady state mendekati nol
atau boleh dikatakan nol, quick in
and  d ) kemudian parameter ini
settling time, akan tetapi ada sedikit
diimplementasikan pada sistem yang overshoot yang terjadi. Dalam kasus
riil yaitu flow control plant. ini, diduga bahwa adanya overshoot
karena data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tidak selalu sama pada
Kontroler dari hasil pemodelan sat sistem diuji dan disamping itu
adanya perbedaan antara simulasi
Implementasi pertama dan proses riil. Ini berarti bahwa
karakteristik dari sebuah sistem
Pada langkah ini, nilai dari biasanya berubah karena adanya
parameter K p =1,66,  i =0,5 dan  d pengaruh lingkungan. Sebagai
= 0.068 yang diperoleh dari hasil contoh bahwa keakurasian dari
sebelumnya diimplementasikan ke sebuah sistem berkurang oleh waktu.
riilsistem dan sistem memberikan Oleh karena itu untuk mengurangi
respon seperti yang terlihat pada overshoot pada respon sistem, maka
gambar 15. K
gain proportional p dikurangi dan
tetap menjaga nilai dari  i and  d .
Ini berarti bahwa tidak ada
perubahan pada root locus design,
tetapi hanya untuk mendapatkan nilai
K
gain p yang cocok..

Implementasi Kedua
Sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa untuk
mengurangi overshoot maka gain
proportional K p dikurangi dan tetap
menjaga nilai  i and  d . Setelah
melakukan tuning pada nilai K p ,
diperoleh nilai parameter yang
cocok yaitu K p =1.25, dan nilai dari
 i =0,5 and  d = 0.068 tetap dijaga.
Gambar 16 memperlihatkan respon
sistem dengan K p =1.25,  i =0,5 and
Gambar 15. Hasil Implemetasi  d = 0.068.
pertama dari kontroler PID
Asriyadi, Implementasi Kontroler Pid Pada Simulator Kontrol Aliran 57

Gambar 18. Sistem respon dengan


nilai input yang berbeda
Gambar 16. Hasil Implemetasi kedua
dari kontroler PID Pada gambar 18 terlihat bahwa akan
terjadi ada perubahan overshoot dan
Berdasarkan respon sistem yang dan settling time tergantung pada
terlihat pada gambar 16, maka dapat nilai outp yang diinginkan. Dari hasil
disimpulkan bahwa respon sistem ini dapat disimpulkan bahwa :
sangat baik dimana overshoot hampir Robust: sistem stabil terhadap
tidak ada, a quick in the time settling adanya disturbance terlihat pada
dan error steady state sama deengan stabilnya sistem dengan adanya
nol. perubahan input.
Gambar 16 memperlihatkan bahwa overshoot: berubah 0-3 %
kontroler PID dapat mengontrol tergantung nilai output yang
sistem dengan sangat baik. Garis diinginkan
putih adlah representasi dari nilai settling time untuk 10 %: biasanya
yang diinginkan. Garis merah (1-3 seconds) tergantung output yang
berkorespondesi dengan nilai diinginkan.
keluaran dan garis hijau Flow loop control pada riil proses
menunjukkan sinyal input kontrol dibatasi oleh tegangan input. Dimana
PID. Respon sistem terlihat stabil sistem beroperasi pada 0 – 10 V.
dan robust terhadap adanya Pada Gambar 19, kita dapat melihat
disturbance. Nilai dari steady state bahwa sistem tidak dapt mengikuti
error sama dengan nol dimana tidak nilai yang diinginkan lihat garis
ada perbedaan antara nilai yang putih). Dimana output maksimal
diinginkan dan nilai output. dibatasi pada nilai 7.5 volt.
58 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 12/JANUARI 2015

2. Berdasarkan transfer function of


bode measurement, didesain
kontroler PID dengan
menggunakan metode root locus
dan diperoleh parameter K p
=1,66,  i =0,5 and =0.068.
Setelah mengimplementasikan
niai parameter tersebut,
diperoleh bahwa respon dari
sistem cukup bagus,dimana tidak
ada error steady state, quick in
settling time, tetapi ada sedikit
overshoot.
3. Dengan mengurangi nilai dari
gain proportional (Kp) dari 1,66
menjadi, 1,25 dapat dikurangi
overshoot dari proses atau sistem
dengan menjaga nilai  i and  d .
4. Setelah mengimplementasikan
nilai dari parameter K p =1,25,
 i =0,5 and  d =0.068 pada
sistem, terlihat bahwa kontrol
Figure 19. Respon Keterbatasan PID mengontrol sistem atau
Sistem proses dengan sangat baik tak
ada overshoot,tak ada error
KESIMPULAN steady state dan a quick in
1. Telah digambarkan proses dalam settling time.
pengontrolan keluaran sistem. 5. Penggunaan parameter hasil
Langkah pertama dengan rancangan dan melihat hasil
mendapatkan informasi tentang respon dari simulasi pada
linear range, point of operation software matlab terlihat bahwa
dan juga gain. Pada perkiraan kontrol PID hasil rancangan
awal karakteristik dinamik memberikan hasil yang sesuai
sistem dengan cara mendapatkan dengan kebutuhanspesifikasi
data dari step response and sistem dimana sistem stabil,
informasi lebih detail diperoleh robust, tak ada overshoot, dan
dari bode plot. Setelah memiliki settling time yang
membandingkan ketiga respon cepat tak ada error steady state.
dari 3 model dari transfer 6. Pada rill proses, sistem terlihat
function step measurement,bode stabil, robust terhadap berbagai
measurement and noise disturbance. Respon sistem juga
measurement maka diputuskan terlhat cepat dan stabil pada area
untuk menggunakan model dari operasi. Overshoot pada proses
bode measurement. berkisar antara 0-3%. Dimana
Asriyadi, Implementasi Kontroler Pid Pada Simulator Kontrol Aliran 59
hal ini sangat tergantung pada
nilai input. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa sistem
dengan adanya kontroler PID
memenuhi spesifikasi
kebutuhan.
7. Nilai maximum keluaran pada
sistem adalah sebesar 7.5 volt.
Diduga disebabkan oleh
keterbatasan power dari pompa
air dan juga keterbatasan power
supply.

DAFTAR PUSTAKA
Matlab, User Manual, The
Mathworks,
Nise, N.S, Control System
Engineering, John Wiley and
Sons, Inc, 2011
PID Tools, Manual HAN PID tools,
HAN University, 2013
Tazelaar, E. 2004. Manual
Laboratory of Control System
Engineering. HAN University
of Applied Science,2011
Netherland.

Anda mungkin juga menyukai