Pasien
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Klinik Ket
dalam
keluarga (Y/T)
1 Tn. H Kepala L 65 th SD Swasta Y -
keluarga
2 Ny. M Istri
(Ayah pasien) P 63 th SD IRT Y -
(Ibu Pasien)
3 Tn.A Anak pertama L 44 th SD Swasta Y -
1. Family Focused
PATIENT MANAGEMENT
6 Dukungan Psikologis
Pasien memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kepercayaan diri pasien. Antara lain dengan cara :
A. Memberikan konseling serta memotivasi pasien dalam melakukan
pengobatan.
B. Memberikan edukasi kepada orang tua pasien agar dalam proses pengobatan
memberikan perhatian lebih kepada pasien dan harus sabar dalam menghadapi
pasien.
C. Jangan mengucilkan atau merendahkan diri pasien di depan orang
D. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada.
E. Timbulnya kepercayaan dari pasien, sehingga timbul pula kesadaran dan
kesungguhan untuk mematuhi nasihat-nasihat dari dokter.
Pendekatan Spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
YME, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa, mengaji dan memohon hanya kepada
Tuhan YME. Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal yang
harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi kondisi sosial,
dapat dijadikan titik tolak program terapi psikososial.
7 Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem psikologis
antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang penyakitnya,
kecemasan, kekecewaan dan keterasingan yang dialami akibat penyakitnya.
Menentramkan hati penderita dengan memberikan edukasi tentang penyakitnya
dan dapat terjadi remisi. Faktor yang paling penting adalah ketekunan dalam
menjalani pengobatan sesuai petunjuk dokter. Diharapkan pasien bisa berpikir
positif, tidak berprasangka buruk terhadap penyakitnya maupun keluarga dan
lingkungan sekitarnya, serta membangun semangat hidupnya sehingga bisa
mendukung penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
9 Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
Menimbulkan kembali rasa percaya diri dan tanggung jawab pada pasien
penderita skizofrenia diperlukan ketekunan dari keluarga dan petugas kesehatan
yang melakukan perawatan pada pasien. Keluarga dapat memberikan penjelasan
kepada pasien melalui komunikasi yang baik antar anggota keluarga. Penjelasan
berupa pentingnya memiliki keyakinan bahwa penderita dapat sembuh dan
melakukan aktifitas untuk dirinya sendiri. Keluarga dan petugas kesehatan tidak ragu
untuk memberikan tindakan langsung berupa perbaikan kondisi dan penampilan
pasien. Melatih pasien untuk kembali merawat diri. Melatih pasien meningkatkan
activity day living yang dimilikinya. Hal ini dititik beratkan lebih pada waktu dan
keinginan anggota keluarga dalam merawat pasien.
PEMBAHASAN
2 Severity 4 2 4
3 Rate% 5 3 4
Increase
4 Degree of unmeet 5 5 5
Need
5 Social Benefit 5 5 4
6 Public Concern 4 3 4
7 Technical feasibility 5 2 2
Study
8 Resources Availability 5 4 3
Jumlah 38 27 26
10
6.3 Prioritas Penyelesaian Masalah
No Kegiatan M I V C P (MxIxV/C)
Pembentukan komunitas
2. 4 3 3 4 9
skizofrenia
Pemberdayaan penderita
3. skizofrenia 3 2 3 3 6
Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksan
akan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementation, kelanggengan selesainya masalah V
: Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah C :
Cost, biaya yang diperlukan
11
6.4 Rencana Usulan Kegiatan Tabel
6.4 Rencana Usulan Kegiatan
- Buku
Setiap - Pulpen
Kader
Pemberdayaan bulan - Alat lukis
Penderita Penderita bisa melatih diri Setiap Tenaga ahli di
3 penderita Balai desa pada - Alat
skizofrenia bekerja secara mandiri Bulan bidang seni,
skizofrenia minggu menjahit
penjahit,
pertama - Alat musik
45
6.5 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
46
Keluarga
Evaluasi 100% dari jumlah Setiap Pemberian kuesioner ke keluarga
3 penderita Balai de
Kegiatan sasaran bulan pasien.
Skizofrenia
A. Kesimpulan
1. Segi Psikologis :
- Tn. S, 23 tahun menderita skizofrenia paranoid remisi tidak sempurna +
Ketidah-patuhan terhadap pengobatan.
- Pasien pendiam jika ada masalah, tidak mau bercerita ke orang tuanya.
2. Segi Sosial :
- Penderita merasa komunikasi dan perhatian orang tuanya ke pasien masih
kurang
- Penderita dulu sering dibuly dan sebelah gang rumah pasien ada menderita
gangguan jiwa juga.
3. Segi fisik :
- Secara fisik lingkungan rumah pasien dapat menerima kondisi pasien dan
mendukung proses pengobatan pasien.
4. Segi Pelayanan Kesehatan
- Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskemas sudah baik. Namun
dalam kasus Tn. S, kesadaran untuk melakukan pengobatan secara
menyeluruh masih kurang, karena Tn. S merasa sudah tidak sakit.
7.2 Saran
48
Edukasi mengenai penyakit skizofrenia sehingga masyarakat mengerti
dan paham mengenai skizofrenia, sehingga masyarakat dapat
49
menghindari faktor yang menjadi penyebab skizofrenia dan apabila ada
keluarga yang menderita penyakit tersebut, anggota keluarga dan
masyarakat dapat berpartisipasi dalam mendukung proses pengobatan.
c. Kuratif:
Medikamentosa dan non medikamentosa, penderita harus memahami
pentingnya minum obat dan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan secara
teratur, Perlu diadakan terapi kelompok bagi penderita skizofrenia.
50
DAFTAR PUSTAKA
Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Surabaya: Airlangga. Maslim,
Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari P
PDGJ-III. Jakarta: Editorial Board PPDGJ
51
LAMPIRAN
52
53