Anda di halaman 1dari 26

Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:

Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang


Kabupaten Bandung Barat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

KegiatanPKM ini dilatarbelakangi berbagai permasalahan yang ada di Desa Cikole Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang masihmencerminkan masyarakat pedesaan yang
pada umumnya belum mengikuti kaidah pola hidup menurut standar layak hidup. Perolehan
air bersih sehari-hari masyarakat Desa Cikole memanfaatkan air permukaan langsung dari
pegunungan tanpa melalui prosespenyaringan dan pengujian kualitas air yang memenuhi baku
mutu layak pakai (konsumsi).Berdasarkan observasi lapangan pada kegiatan PKM sebeumnya,
diperoleh fakta tentang kualitas air yang belum memenuhi syarat air bersih. Hal ini terjadi,
diduga selain karena rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya kesadaran masyarakat Desa
Cikole tentang pola hidup sehat, juga karena keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadap
teknologi sistem penya-ringan air agar menjadi air yang memenuhi syarat baku mutu air layak
pakai (konsumsi).

Keadaan yang demikian ini dipengaruhi oleh keadaan karakteristik masyarakat yang masih
tradisional dan berpandangan singkat, dengan merasa bahwa ada air saja sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Untuk mengajak dan menyadarkan masyarakat terkait
dengan masalah sanitasi lingkungan, dan khususnya masalah penyediaan air bersih layak pakai
(konsumsi) dapat dilakukan melalui diseminasi pengetahuan tentang penyaringan/ perjernihan
air. Denga demikian maka Tim PKM dari Prodi PWK FT-Unisba, terpanggil untuk
mengadakan pelatihan pembuatan sistem penjernihan air di Desa Cikole, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, agar sumber air yang digunakan oleh masyarakat betul-betul
memenuhi standar air yang dipersyarakat terutama dari sisi kesehatan.

1.2 Perumusan Masalah

Kesehatan merupakan modal utama untuk keberhasilan pembangunan, tanpa jiwa yang sehat
tentunya proses pembangunan tersebut akan mengalami hambatan. Air bersih merupakan salah
satu faktor pendukung terbentuknya masyarakat yang sehat. Pola hidup sehat yang belum
tercermin di Desa Cikole terkait konsumsi air bersih yang diyakini belum memenuhi air layak
konsumsi perlu diapresiasi sebagai pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Masih

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 1


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

lemahnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesadran masyarakat Desa Cikole tentang pola
hidup sehat khususnya terhadap pengelolaan air akan menjadi tantangan bagi kita untuk
bisamengubah ke arah pola hidup yang sesuai dengan kaidah kelayakan hidup sehat.
Persoalannya adalah bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat Desa Cikole
tentang pentingnya menggunakan air bersih yang layak konsumsi.

1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Tujuan dari penyelenggaraan pelatihan pengelolaan sanitasi lingkungan di Desa Cikole ini
adalah menciptakan masyarakat Desa Cikole yang memiliki pengetahuan, kemauan dan
kemampuan untuk menyelenggarakan pengelolaan sanitasi lingkungan (khususnya dalam hal
penyediaan air bersih) secara mandiri.

Kegiatan PKM ini diharapkan bermanfaat, baik bagi khalayak sasaran khususnya dalam hal
sistem penyediaan air “minum” (SISPAM) secara mandiri --karena belum terjangkau oleh
Sispam dari PDAM— yang memenuhi standar layak minum, juga bagi masyarakat lainnya,
termasuk aparat dusun dan Desa Cikole. Ke depan diharapkan dengan pengetahuan hasil PKM
ini masyarakat dusun dan Desa Cikole secara kelembagaan (desa) terinspirasi untuk
mengembangkan SISPAM dengan kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan.

1.4 Khalayak Sasaran dan Institusi Terkait

Berdasarkan hasil orientasi lapangan (studi terdahulu, 2014), profil khalayak sasaran yang
dianggap strategis (mampu dan mau) untuk dilibatkan dalam kegiatan PKM ini adalah:
1) Masyarakat pengguna dan pengelola sistem penyediaan air di Desa Cikole;
2) Aparat Desa Cikole, terutama para Kepala Dusun yang berperan langsung sebagai
pengayom masyarakat pada masing-masing dusun di Desa Cikole; dan
3) Aparat Kecamatan yang nantinya diharapkan dapat menyebarluaskan hasil kegiatan
pada anggota khalayak sasaran yang lain.

Jumlah peserta, untuk efektifitas dan efisiensi jumlah peserta dalam pelatihan ini maksimal 20
orang peserta, meliputi komponen-komponen masyarakat di atas, dan sebagai Panitia
Pelaksana adalah Tim PKM, LPPM UNISBA dan Perwakilan dari Aparat Desa Cikole.

Selain masyarakat pengguna secara umum, juga secara kelembagaan terdapat beberapa institusi
yang terkait dan direncanakan akan terlibat dengan pelaksanaan PKM ini antara lain adalah:

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 2


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

(1) Kelompok Pengelola Air di Desa Cikole (semacam Mitra Cai untuk permukiman); (2)
Rukun Tetangga dan Rukun Warga; (3) Kepala Dusun di Desa Cikole; (3) Desa Cikole; (4)
Lembaga Perwkilan Desa (BPD), dan (4) Kecamatan Lembang. Masing-masing lembaga
sesuai dengan kewenangan dan tupoksinya berdasarkan ketentuan yang ada, juga berperan
sebagai fasilitator dan katalisator untuk bersama-sama dengan masyarakat desa memba-ngun
desanya dari sisi pemenuhan standar pelayanan minimal penyediaan air bersih layak konsumsi.
Sehingga mereka secara bersama-sama mau dan mampu meningkatkan kualitas kesehatan
kehidupan masyarakatnya melalui penyedeiaan air baku mutu layak konsumsi.

1.5 Sistematika Penyajian

Laporan Akhir kegiatan PKM tentang “Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan: Penjer-
nihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat” secara garis besar
disajikan dalam 5 (lima) Bab sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat kegiatan, khalayak
atau kelompok sasaran dan institusi terkait dalam pelaksanaan kegiatan PKM di Desa
Cikole.
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menyajikan mengenai dasar hukum pelaksanaan PKM dan beberapa teori dan
praktik tentang teknik penyaringan air
Bab III METODE DAN MATERI KEGIATAN PKM
Bab ini menyajikan mengenai metode yang digunakan di dalam pelakanaan PKM dan
materi pelatihan pelaksanaan kegiatan PKM.
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil pelaksanaan PKM (pelatihan penjernihan air) dan
pasca pelaksanaan pelatihan PKM.
Bab V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan pelaksanaan PKM dan saran tindak lanjut
dari hasil pelatihan penjernihan air di Desa Cikole.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 3


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Hukum Pelaksanaan PKM

Kegiatan PKM merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Unisba dalam menjalankan visi
dan misinya sebagai Lembaga Perguruan Tingggi yang menyelenggarakan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dengan mengutamakan pencapaian kualitas, relevansi, dan
menjunjung tinggi nilai‐nilai Islam. Beberapa misi Unisba dalam penyelenggaraan pendidik-
an tinggi adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya inovasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pene-
litian dan pengabdian kepada masyarakat dengan memerhatikan kualitas dan nilai-nilai
Islam;
2. Terciptanya relevansi, kompetensi dan pencapaian kualitas penyelenggaraan penelitian dan
pengabdian pada masyarakat yang mampu mensolusikan permasalahan pada tingkat lokal,
nasional, dan global; dan
3. Terciptanya kerjasama penelitian dan pemberdayaan dengan pihak luar (pemerintah, industri
dan masyarakat).

Hal ini juga sejalan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
bahwa dalam rangka pembinaan dan pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masya-
rakat di lingkungan Universitas Islam Bandung perlu didasarkan pada beberapa ketentuan
pokok, diantaranya yaitu:
1. Undang‐Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
2. Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
3. Undang‐undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Undang‐undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
5. Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang
6. Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Pergguruan Tinggi;
7. Keputusan Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 25/M/Kp/III/2013
8. Tentang Pedoman Penyusunan Kode Etik Pelaku Penelitian;

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 4


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

9. Statuta Universitas Islam Bandung Tahun 2008 Pasal 54 tentang Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM);

2.2 Beberapa Teori dan Praktik Teknik Penyaringan Air

Berdasarkan kondisi lapangan, terdapat beberapa model sistem penyaringan air bersih, yaitu:

(1) dilakukan sistem penyaringan di sumber mata air, kemudian didistribusikan ke masing-
masing bak pembagi, lalu kemudian didistribusikan ke masing-masing rumah;
(2) sistem penyaringan dilakukan pada masing-masing bak pembagi sebelum didistribusikan
ke masing-masing rumah; dan
(3) sistem penyaringan dilakukan pada bak di masing-masing rumah pengguna air.

Lihat gambar-gambar di bawah ini.

Gambar 1.1a
Sistem Penjernihan Air Mulai dari Sumber Air sampai dengan Sambungan Rumah

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 5


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Gambar 1.1b
Sistem Penjernihan Air Mulai dari Sumber Air sampai dengan Sambungan Rumah

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 6


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN PKM

3.1 Metode Pelatihan (Penerapan Ipteks)

Pelaksanaan PKM dirancang dalam rangka diseminasi penerapan Ipteks sistem penjernihan air
yang bersumber dari air tanah, air permukaan sungai dan/atau air permukaan yang berasal dari
pegunungan. Metode penerapan Ipteks dilakukan dalam bentuk pelatihan dengan teknik
penyuluhan dan praktik langsung pembuatan sistem penyaringan air. Penyuluhan dilakukan
sebagai penguatan secara teoritis agar masyarakat (khalayak sasaran tersebut di atas) menge-
tahui, mengerti, dan faham tentang pentingnya sistem penyediaan air memenuhi syarat baku
mutu air; sedangkan praktik ditujukan agar masyarakat langsung dapat membuat sistem
penyediaan air bersih yang layak guna dan air memenuhi syarat baku mutu air. Adapun materi
pelatihan dan pokok bahasan meliputi materi sebagai berikut:

(1) Pemahaman Teori, terkait dengan:


1. Ketentuan, kriteria, dan persyaratan air baku layak konsumsi;
2. Pengenalan berbagai model dan teknik penyaringan air;
3. Uji laboratorium air dan komponen-komponen kualitas air yang diuji.

(2) Pelaksanaan Praktik pembuatan teknologi penyaringan air yang disesuaikan dengan
kapasitas sumberdaya masyarakat dan bahan baku di lokasi PKM (Desa Cikole)

Tahapan dan langkah-langkah pelaksanaan PKM, adalah lihat gambar sebagai berikut di bawah
ini.

3.2 Kajian Umum Wilayah Kegiatan PKM

Sebelum kegiatan diseminasi dan pelatihan tentang sistem penyaringan air bersih, terlebih
dahulu dilakukan orientasi dan analisis kondisi dan situasi lapangan di wilayah kegiatan, yaitu
Desa Cikole dan sekitarnya. Berdasarkan hasil orientasi dan penjajagan lapangan yang
dilakukan pada hari Senin 16 Mei 2016, Rabu 18 Mei 2016, dan hari Minggu 22 Mei 2016
gambaran umum wilayah kegiatan PKM dapat dijelaskan sebagai berikut.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 7


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

MULAI

PERUMUSAN TUJUAN PKM DAN


PENETAPAN KEBUTUHAN
MASYARAKAT
(COMMUNITY NEED ASSESSMENT)

PENETAPAN RANCANGAN PKM BERBASIS


COMMUNITY NEED ASSESSMENT DI BIDANG SANITASI
LINGKUNGAN DI DESA CIKOLE, LEMBANG

PENGUMPULAN DATA
- OBSERVASI KONDISI SANITASI LINGKUNGAN,
KHUSUSNYA PENYEDIAAN AIR BERSIH

PERANCANGAN PELAKSANAAN
PKM: MODEL DAN MATERI
PELATIHAN

PKM PELATIHAN
TEORI DAN PRAKTIK

- LEMBAR PENILAIAN
- REPLIKASI MODEL

Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PKM

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 8


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Secara administrasi, Desa Cikole masuk di Kecamatan Lembang Kab. Bandung Barat dengan
batas-batas sebagai berikut. Sebelah Utara: Desa Kehutanan/Kab. Subang, Kec. Ciater; Sebelah
Barat: Besa Jayagiri Kec. Lembang; Sebelah Timur: Desa Cikidang Kec. Lembang; dan
Sebelah Selatan: Desa Cibogo Kecamatan Lembang, lihat gambar peta di bawah ini.

Gambar 3.2 Lokasi Desa Pelaksanaan PKM

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 9


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Batas Wilayah dan Jumlah RW di Desa Cikole

Jumlah total penduduk Desa Cikole ialah sebanyak 3.018 orang yang terdiri dari 1.586 orang
laki-laki dan sebesar 1.432 orang perempuan. Adapun jumlah keluarga sebesar 881 Kepala
Keluarga. Perbedaan antara jumlah laki-laki dengan jumlah perempuan, yaitu sebesar 154
orang. Jumlah perem-puan lebih sedikit dibanding jumlah laki-laki. Mata pencaharian Desa
Cikole di dominasi oleh buruh tani sebanyak 1.085 orang dan sisanya ada yang bekerja sebagai
petani pemilik 359 orang, PNS 22 orang, TNI 31 orang, Pegawai swasta 15 orang,
wiraswasta/pedagang 35 orang, pertukangan 49 orang, dan jasa lainnya 49 orang Total Jumlah
penduduk 3.018 orang terdiri atas laki-laki 1.586 orang dan perempuan 1.432 orang, dengan
jumlah 881 KK. Beberapa permasalahan terkait dengan kondisi sanitasi lingkungan di Desa
Cikole (Laporan Rencana Tata Ruang Desa Cikole, 2013) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Permasalahan Sanitasi Pada Masing-masing RW di Desa Cikole

Lokasi Permasalahan
RW 1 Pengelolaan terhadap sampah
RW 2 Pengelolaan terhadap sampah dan air bersih
RW 3 Pengelolaan terhadap sampah dan air bersih
RW 4 Pengelolaan terhadap sampah dan air bersih
RW 5 Pengelolaan terhadap sampah dan air bersih
RW 6 Permasalahan Air baku, sampah dan pemasaran hasil kerajinan
RW 7 Permasalahan Air baku, sampah dan pemasaran hasil kerajinan
RW 8 Permasalahan sampah, dan Pengelolaan Air baku
RW 9 Permasalahan sampah, dan kotoran sapi
RW 10 Permasalahan sampah, dan kotoran sapi
RW 11 Permasalahan sampah, dan kotoran sapi
RW 12 Permasalahan sampah, dan kotoran sapi
RW 13 Permasalahan sampah, dan kotoran sapi
RW 14 Permasalahan sampah, dan kotoran sapi
RW 15 Pengelolaan terhadap sampah dan air bersih
Sumber : hasil FGD dan Survey Kampung Sendiri 2013, dan verifikasi di lapangan 16-18 Mei 2016.

Berdasarkan tabel di atas, permasalahan inti yang ditemukan di Desa Cikole terkait dengan
masalah sanitasi lingkungan adalah (1) masalah pengelolaan kotoran sapi yang mengganggu;
(2) masalah pengelolaan sistem air baku; dan (3) masalah pengelolaan sampah.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 10


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Gambar 3.3 Pengelolaan dan Distribusi Air di Desa Cikole, Kecamatan Lembang

3.3 Analisis Kondisi dan Situasi Penyediaan Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat Desa Cikole menggunakan sistem
penyediaan air bersih secara individu, yaitu dengan cara memanfaatkan sumber air yang berasal
dari mata air dan air sumur. Karena kemudahannya, hampir 90% masyarakat Desa Cikole
memanfaatkan mata air sebagai pemenuhan kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus), sedangkan
sisanya memanfaatkan air sumur. Terdapat 10 (sepuluh) mata air yang bisa dimanfaatkan
masyarakat Desa Cikole, tersebar di beberapa kecamatan. Satu mata air ada yang melayani satu
atau lebih wilayah cakupan rukun warga (RW) tergantung dari besar debit yang dimilikinya.
Jumlah mata air dan sebarannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Nama Mata Air di Desa Cikole dan Wilayah Pelayanannya
No Mata Air Wilayah Pelayanan
1 Citamiang * RW 2, RW 5, RW15
2 RBPK RW 1, RW 3, RW 6, BRIMOB
3 Paresin RW 3, RW6, RW7
4 Susukan Haji Mansur RW 7, Bela Negara
5 Amblongan RW 8, RW 9, RW 10, RW 11, RW 12
6 Cikole Gede RW 7
7 Cikahuripan RW 11
8 Mesin RW 13, RW 14
9 Cipaswara * RW 14
10 Ciibu* RW 14
Sumber : Kantor Desa Cikole, 24-05-2016
Keterangan: *mata air yang berdekatan dengan permukiman

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 11


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Dari 10 mata air tersebut, Mata Air Citamiang memiliki debit air paling besar. Sebagian besar
mata air berlokasi di kawasan hutan, namun ada juga yang keberadaannya berdekatan dengan
kawasan permukiman seperti MA. Citamiang, MA. Cipaswara dan MA Ciibu.

Awalnya masyarakat Desa Cikole memanfaatkan mata air untuk keperluan pertanian, namun
bertambahnya jumlah penduduk mengalihkan pemanfaatan air ini untuk keperluan air bersih
baik domestik (rumah tangga) maupun non domestik. Untuk keperluan domestik, sumber mata
air di Desa Cikole dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi ± 15.000 jiwa yang tersebar di
15 RW. Kebutuhan air non domestik dipergunakan untuk kegiatan perkantoran, sekolah, dan
pariwisata. Melimpahnya debit air yang ada, saat ini masih dapat memenuhi kebutuhan air
untuk pertanian sebagai mata pencaharian utama di desa ini.

Dari mata air tersebut air disalurkan melalui pipa dan berakhir di bak-bak penampung yang
berfungsi sebagai reservoir pembagi dan mendistribusikannya ke pengguna/pelanggan.
Sebagian besar masyarakat mengambil air dari bak penampung ini menggunakan pipa
pralon/slang plastik dari berbagai ukuran yang diletakkan di atas permukaan tanah. Jika dilihat
dari aspek teknis sistem pemasangan, cara ini mengandung kelemahan terutama dari aspek
keamanan karena mudah mengalami gangguan dan umur pipa yg terkena sinar matahari
langsung. Secara artistik kondisi ini juga mengurangi keindahan lingkungan karena terlihat
berserakan menimbulkan kesan kumuh.

Gambar 3.4
Sistem Pendistribusian Air dari Bak Penampung Menuju Pelanggan/Pengguna

Secara fisik, pada umumnya mata air merupakan sumber air yang memiliki kualitas air yang
sangat baik bagi keperluan air bersih tanpa harus melalui pengolahan terlebih dahulu bahkan
sudah layak minum tanpa dimasak terlebih dahulu. Kondisi demikian dapat diperoleh jika sejak

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 12


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

air muncul di sumbernya sudah terlindungi dari kegiatan-kegiatan yang dapat mence-mari
badan air tersebut.

Berdasarkan hasil tinjauan lapangan sudah ada sumber mata air yang dilakukan pengamanan/
perlindungannya seperti mata air RBPK, Citamiang, Paresin dan Amblongan. Perlindungan
dilakukan dengan menjebak air yang keluar dari dalam tanah dengan bangunan tertutup yang
dapat melindungi air tersebut dari faktor eksternal. Sedangkan mata air yang belum memiliki
bangunan perlindungan diantaranya adalah Mata Air Paresin, Susukan Haji Mansur, Mesin dan
Amblongan. Air yang keluar dari tanah berkumpul dalam sebuah bentuk kolam dan masih
dalam kondisi terbuka.

Sumber : Tinjauan Lapangan, 25 Mei 2016

Gambar 3.5
Contoh Mata Air yang Sudah Dilengkapi Bangunan Pelindung dan yang Masih Dalam
Keadaan Terbuka

Hasil wawancara dengan perangkat desa menggambarkan bahwa kualitas air mengalami
sedikit perubahan ketika pergantian musim. Pada saat musim kemarau air terlihat jernih,
sebaliknya ketika musim hujan tiba pada beberapa bagian wilayah pelayanan/pengguna, air
kadang terlihat agak keruh. Kondisi ini sedikit menggambarkan perlunya antisipasi ke depan
tentang pentingnya pengamanan kualitas air terkait kemungkinan pencemaran air yang berafi-
liasi terhadap munculnya penyakit seperti diare. Data yang diperoleh dari Puskesmas Cikole
menunjukkan penyakit diare menududuki posisi ketiga (dari 20 penyakit terlapor) setelah
penyakit ISPA di tahun 2015.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 13


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

3.4 Uji Laboratorium Kualitas Air

Sebelum dibuat suatu model penyaringan air bersih, terlebih dahulu dilakukan uji labora-
torium terkait dengan kualitas airnya, sehingg pada saat pelatihan nanti sudah diketahui jenis
dan kualitas airnya. Pada saat peninjauan lapangan
telah diambil 2 (dua) botol sampel pada sumber
mata air, lihat gambar di samping. Pengujian kua-
litas air di Laboratorium Pengendalian Kualitas
Lingkungan (LPKL–PDAM) Kota Bandung. Pe-
ngujian kondisi air dilakukan pada taggal 23 Mei
2016 dan selesai pada 9 Juni 2016, bukti uji disajikan pada Lampiran. Pelaksanaan pelatihan
dan sosialisasi model-model penyaringan air bersih di lapangan dilakukan setelah uji laborato-
rium selesai/diperoleh.

Pengambilan sampel air dilakukan pada tanggal 21 dan 22 Mei 2016, dengan kondisi iklim di
Desa Cikole saat itu sudah memasuki musim kemarau. Berdasarkan hasil uji laboratorium,
tidak ditemukan adanya permasalahan terkait parameter air sebagai indikator persyaratan air
baku untuk air minum. Namun demikian, berdasarkan wawancara dengan masyarakat, pada
saat musim hujan terkadang air yang diperolehnya sedikit mengalami persoalan dengan indi-
kasi warna air sedikit keruh. Air menjadi keruh akibat kikisan tanah pada saat hujan yang
terbawa oleh air permukaan (run off) menuju lokasi-lokasi sumber mata air terutama mata air
yang belum mendapat perlindungan.

Atas dasar hasil penemuan uji laboratorium dan informasi dari masyarakat terkait kondisi
kualitas air ini maka dapat dijadikan rujukan model sistem penjernihan air seperti apa yang
cocok diterapkan di daerah penelititan ini. Adapun hasil uji laboratorium ini dapat dilihat pada
Lampiran.

3.5 Aplikasi Model Penjernihan Air

Mata air adalah sumber pemenuhan kebutuhan air bersih/minum masyarakat Desa Cikole.
Mekanismenya adalah dari sumber mata air (dapat berupa air tanah yang muncul ke permukaan
atau dari air gunung yang melimpah ke (kolam) penampungan air alami), kemudian air
disalurkan melalui pipa dan berakhir di bak-bak penampung yang berfungsi sebagai reservoir
pembagi dan mendistribusikannya ke pengguna/pelanggan. Berdasarkan kondisi lapangan di

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 14


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Desa Cikole dan hasil uji laboratorium, terdapat 3 (tiga) model sistem penjernihan air yang
dapat dikembangkan, dari sumber mata air di Desa Cikole, yaitu:

1) sistem penjernihan dilakukan di sumber mata air, kemudian didistribusikan ke masing-


masing bak pembagi, lalu kemudian didistribusikan ke masing-masing rumah;
2) sistem penjernihan dilakukan pada masing-masing bak pembagi sebelum didistribusikan ke
masing-masing rumah; dan
3) sistem penjernihan dilakukan pada bak di masing-masing rumah pengguna air.

Untuk memberikan pemahaman model sistem penjernihan air yang dapat dikembangkan di
desa ini, maka kegiatan PKM “Pengelolan Sanitasi Lingkungan” dilakukan berupa Pelatihan
Penjernihan Air yang difokuskan pada pengenalan/sosialisasi berbagai model sistem penjer-
nihan air di berbagai lokasi sistem penyediaan air bersih/minum (SPAM) yang bersumber dari
mata air mulai di hulu – di tengah – dan di dalam rumah. Pada ketiga model sistem penjernihan
air tersebut, di masing-masing bagian (hulu-tengah-hilir), disosialisaikan juga terkait dengan
kemudahan dalam penerapannya, karena keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh faktor biaya,
sumberdaya manusia, dan lain-lainnya.

Di bagian hulu sistem penyediaan air, disosialisasikan tentang sistem penjernihan air dengan
menggunakan teknologi bangunan perlindungan mata air. Teknik dan pengerjaannya sudah
dituangkan dalam aturan baku dari Dinas Pekerjaan Umum (SNI 19-6773-2002) dan Peraturan
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM). Untuk membangunan konstruksi sistem penjernihan air ini, masyarakat dengan aparat
desa berikut pemerintah daerah berpeluang menjalin kerjasama dalam penyediaan sarana ini,
karena membutuhkan biaya yang cukup besar (contoh konstruksi lihat gambar 3.6 di bawah).

Di bagian tengah dan hilir (rumah) sistem penyediaan air, disosialisasikan sistem penjernihan
air dengan menggunakan teknologi penyaringan air sederhana. Teknologi ini disosialisasikan
karena bahan dasarnya murah dan mudah diperoleh di daerah sekitar dan dapat dikerjakan
langsung oleh seluruh elemen masyarakat. Teknologi ini mudah dikerjakan, dioperasikan, dan
dipelihara, lihat gambar 3.7. Untuk meningkatkan pemahaman dan menarik minat masyarakat
dalam mengusahakan penge-lolaan air bersih/minum yang memenuhi syarat kesehatan, maka
pelatihan penjernihan air di Desa Cikole ini diperkuat dengan peragaan atau demo tentang
teknologi penjernihan air sederhana dalam skala rumah tangga.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 15


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Gambar 3.6 Contoh Bangunan Perlindungan Mata Air Dalam Upaya Penjernihan Air

Gambar 3.7 Contoh Sistem Penjernihan Air Menggunakan Penyaringan Air Sederhana

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 16


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Teknologi penyaringan air sederhana ini adalah teknologi yang sudah dikembangkan oleh dinas
terkait dan sudah didigunakan masyarakat di berbagai daerah yaitu sistem tabung/pralon dan
botol. Teknologi yang ditawarkan adalah sistem penyaringan lambat dengan menggunakan
media yang mudah diperoleh berbahan dasar batu, kerikil, pasir, arang batok kelapa, ijuk.
Media-media tersebut diletakkan dalam pralon dengan urutan dan besaran ketebalan seperti di
jelaskan pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9.

Gambar 3.8 Sistem Penyaringan Air Sederhana Menggunakan Tabung/Pralon

Gambar 3.9 Sistem Penyaringan Air Sederhana Menggunakan Botol “Aqua”

Realiasi pelaksanaan pelatihan disajikan pada Lampiran.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 17


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Koordinasi Lapangan


Hasil dan pembahasan Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Penjernihan Air di Desa
Cikole diawali dengan koordinasi yang dilakukan pada
tanggal 10 Mei 2016 dan tanggal 12 Mei 2016. Pada
koordinasi pertama (tanggal 10 Mei 2016), ditujukan
untuk pemberitahuan kegiatan yang akan dilakukan
kepada aparat Desa Cikole. Hasil kunjungan ini diterima
dengan baik, dikoordinasikan dan langsung disambut
oleh Kepala Desa Cikole. Selepas pertemuan, dilanjut-
kan dengan survey awal untuk mengetahui kondisi real
Desa Cikole khususnya mengenai kegiatan pemanfaatan
air untuk kebutuhan sehari-hari.

Koordinasi kedua dilakukan pada tanggal 12 Mei 2016


koordinasi ditujukan untuk membahas keikutsertaan peser-
ta dan skenario rencana dan acara pelatihan, baik terkait
dengan waktu pelaksanaan, jumlah dan kriteria peserta,
serta materi PKM yang akan diberikan kepada masyarakat
mulai dari tahap awal sampai akhir.

4.2 Pelaksanaan Pelatihan


Sebelum dilakukan pelatihan, terlebih dahulu Tim PKM melakukan survey lokasi sumber mata
air dan sistem pengelolaan penyediaan air untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga masya-
rakat setempat, mulai dari pengelolaan di daerah hulu (sumber mata air), sistem distribusi, dan
sistem penampungan, serta system penyaringan/penjernihan air, baik melalui bak-bak penam-
pungan sementara maupun di bagian hilirnya (sambungan ke rumah). Kemudian diambil
sampel air di bagian hulu (sumber mata air) untuk dilakukan uji kualitas airnya (fisik dan kimia)
yang dilakukan laboratorium PKL-PDAM Kota Bandung. Hasil uji lab. Menunjukkan bahwa
secara fisik dan kimia, kualitas air relative baik, hanya pada saat musim penghujan menurut
penduduk pengguna air setempat, sering mengalami kekeruhan. Karena itu, pelatihan lebih
diarahkan pada upaya penyaringan/penjernihan air, agar memenuhi syarat jernih/bening (tidak
berwarna kotor).
Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Penjernihan Air di Desa Cikole dilaksanakan pada
hari Selasa, tanggal 28 Juni 2016. Sebelum acara dimulai dilakukan pretest terhadap peserta
pelatihan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana peserta pelatihan mengetahui tentang
sistem penjernihan air. Kumulatif hasil pretest tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 18


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Tabel 4.1
Hasil Pretest Peserta Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Penjernihan Air di Desa
Cikole Tahun 2016
Pilihan Jawaban
No Jawaban
A B
1 Pernah mendengar atau mengetahui istilah penjernihan air sederhana 36,84% 63,16%
2 Pernah mengikuti pelatihan penjernihan air sederhana 36,84% 63,16%
3 Pernah mengikuti pelatihan penjernihan air sederhana di Desa & di Jkt 3 orang
4 Mengetahui apa itu penjernihan air sederhana 42,11% 57,89%
5 Memahami manfaat penjernihan air sederhana 36,84% 63,16%
6 Memahami apa yang di maksud dengan air bersih 52,63% 47,37%
7 Mengetahui air yang layak minum 84,21% 15,79%
8 Upaya masyarakat agar air bersih yang dipakai saat ini layak minum 15,79% 84,21%
9 Persoalan utama untuk mendapatkan air yang layak minum di Desa Cikole 5,26% 94,74%

Keterangan: A = Pernah (Ya); B= Belum Pernah (Tidak).

Hasil kuesioner tentang alasan/harapan mereka mengikuti pelatihan antara lain adalah:
1. Ingin mengetahui cara penjernihan air bersih yang layak, karena air di lokasi penduduk pada
saat hujan turun, tercampur dengan air kotor dari parit; dan ingin lebih tahu mana air yang
layak minum dan yang mana yang tidak layak minum;
2. Dapat mensosialisasikan kembali materi penjernihan air sederhana ini kepada penduduk
laindi Desa Cikole.
Hasil kuesioner terhadap 19 orang yang mewakili peserta pelatihan diperoleh kesimpulan
mengenai potensi peserta pelatihan dan kesiapannya dalam mengikuti pelatihan, yaitu sebagai
berikut :
a. Pada umumnya peserta mengetahui kualitas air yang layak minum;
b. Sudah tahu tentang perlunya penjernihan air, tetapi belum paham bagaimana tata caranya;
c. Masyarakat antusias untuk mengikuti pelatihan, karena memang kondisi air di Desa Cikole
ini –terutama pada musim hujan—sering mengalami perubahan warna menjadi keruh,
sehingga perlu dilakukan proses penyaringan/penjernihan.
Detail materi pelatihan ini adalah sebagai berikut :
No Pemateri Materi Pelatihan
1. Dr. Ernawati Hendrakusumah, Dra. MSP
2. Hani Burhanudin, ST., MT Penjelasan tentang pentingnya air, faktor
penyebab pencemaran dan kelangkaan air,
upaya perlindungan, standar kelayakan air
minum, dan teknik penjernihan air.
Sumber : Hasil Kegiatan Pelatihan, Juni 2016

Animo peserta dalam mengikuti pelatihan ini sangat responsip, semangat dan rasa ingin
tahunya sangat tinggi terhadap proses penjernihan air. Peserta banyak bertanya tentang solusi
terkait persoalan air yang ditemui di daerah tempat tinggalnya. Selanjutnya peserta diberikan

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 19


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

materi berupa pembekalan mengenai pentingnya hemat air, faktor-faktor yang menyebabkan
menurunnya kualitas dan kualitas air, upaya-upaya perlestarian air, standar kelayakan air
minum menurut keputusan Dinas Kesehatan serta teknik penjernihan air.
Untuk lebih mendalami upaya penjernihan air ini, diperagakan/demo cara membuat sistem
pernjernihan air sederhana, peserta digiring untuk mengenal lebih jauh tentang bahan-bahan
dasar teknologi penjernihan air. Setelah peragaan teknik penjernihan air selesai dilakukan,
maka dilakukan post-test dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana peserta pelatihan
mengenal dan mahir dalam membuat, mengoperasikan serta memelihara teknologi penjernihan
air sederhana, setelah mengikuti pelatihan. Kumulatif hasil pre-test tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Hasil Posttest Peserta Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan Penjernihan Air di Desa
Cikole Tahun 2016

Pertanyaan
Jelaskan bahan-
Jelaskan ciri-ciri air bahan apa saja yang Jelaskan bagaimana tata cara
No Nama
bersih yang dapat digunakan pengolahan/penjernihan air
Peserta
bagaimana? untuk penjernihan sederhana?
air?
Menggunakan, ijuk, pasir,
Yang tidak berbau, Ijuk , pasir arang,
arang, bati krikil, di masukan
1 Cahyati tidak berasa dan batu kerikil, spon,
kedalam botol sebelum air
tidak berwarna sabut kelapa
masuk ke bak penampungan
Menyusun media atau bahan
Air Yang tidak
yang dapat digunakan untuk
berwarna, tidak
Ijuk, batu, kerikil, menjernihkan, sesuai susunan
2 Sumiati menimbulkan bau
pasir, arang dan takaran yang benar,
dan tidak
media/bahan di susun di dalam
menimbulkan rasa
pipa
Berwarna jenih, Batu, kerikil, arang, Disaring, penyulingan dengan
N. Ida
3 tidak berbau, tidak pasir beton, silika, media alat batu, krikil, arang,
Komalawati
berasa injuk pasir beton, silika, injuk
Kelihatan jernih,
Sukaeni Pasir aktif, karbon,
4 bening, tidak bau, Penyaringan lambat
Ningsih zeolite, silika, injuk
tidak berasa
Siapkan bak penampungan,
Tidak berbau, tidak
Neng Yani Batu, pasir, arang, masukan spon, injuk, kemudian
5 berasa, tidak
Haryani ijuk, kerikil arang, sabut kelapa, lalu kerikil
berwarna
setelah itu masukan air
Karbon hydrant,
pasir aktif, jeolit,
Tidak bau, tidak Bikin penyaringan dan
6 Enjang silika/injuk, pasir
berasa, jernih penyulingan
halus, arang, kerikil
batu
Tidak berbau, tidak Secara sederhana menyediakan
Batu kerikil, pasir,
7 Dedi berwarna, dan media yang sudah di sediakan
injuk, arang
berasa untuk proses penyaringan

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 20


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Pertanyaan
Jelaskan bahan-
Jelaskan ciri-ciri air bahan apa saja yang Jelaskan bagaimana tata cara
No Nama
bersih yang dapat digunakan pengolahan/penjernihan air
Peserta
bagaimana? untuk penjernihan sederhana?
air?
Penyaringan, spon, arang, sabut
kelapa, kerikil, secara
Tidak berbau dan Ijuk, silika, pasir,
8 Asep Cece berurutan, baik pake botol aqua
berwarna arang, batu kali
bekas, atau paralon sesuai ruang
keluarnya air/ kebutuhan
Tidak berasa, tidak Media dalam proses Menyiapkan media yang sudah
berwarna, tidak penyaringan arang, di rancang sedemikian rupa
9 Mesaisa R.L berbau, tidak pasir halus, ijuk, yang dapat menyaring,
mengandung zat spon, sabut kelapa, menyerap, dan akhirnya
kimia batu, kerikil menjernihkan air yang keruh
Tidak berbau, tidak Air, kerikil, sabut Bahan/alat-alat di masukan ke
10 Epon berasa dan tidak kelapa, arang, ijuk, botol mineral untuk di masukan
berwarna spons ke bak penampung
Dengan cara dimasukan
Tidak berbau, tidak Air, kerikil, sabut
kedalam botol mineral dan
11 Iim berasa dan tidak kelapa, arang, ijuk,
memasukan bahan-bahan untuk
berwarna spons
sampai ke bak penampung
Tidak terasa, tidak Batu kali, kerikil, Penyulingan dan penyarinan
12 Yoyo berbau, tidak karbon, pasir beton, dengan media alat, batu, kerikil,
berwarna injuk, silika karbon, pasir beton, injuk, silika
Kebutuhan air yang Batu kali, injuk pasir,
13 Nengsih jernih, bening dan beton, silika karbon, Penyulingan, penyaringan
tidak berbau kerikil
Menyiapkan bahan mineral, dan
disusun secara berurutan,
Arang, ijuk, pasir
contoh : injuk, pasir halus,
Tidak berbau, tidak halus, arang
injuk, pasir halus, arang
berasa, jernih, tidak tempurung, dan bisa
14 Ruslan S tempurung atau dengan cara
mengandung zat juga dengan Mgs,
dengan boto air mineral
kimia Zeolit, carbon, silica,
contohnya : air, kerikil, sabut
dan pasir aktif
kelapa, arang, injuk, spons, bak
penampung
Batu kali, pasir
Agus Tidak berbau dan Injuk, pasir halus, injuk, arang,
15 arang, pasir halus,
Suyanto tidak berwarna batu
injuk, silika
Batu kerikil, arang
Jernih, tidak berbau tempurung, pasir
Asep
16 dn berasa, tidak halus, injuk, pasir Penyulingan dan penyaringan
Dudung
berwarna halus, injuk, air
keruh
Tidak berbau dan Injuk, silica, pasir, Penyaringan lambat / spon,
17. Ganda
berwarna arang, batu kali arang batok, sabut kelapa, batu

Hasil kuesioner dari 19 orang yang mewakili peserta pelatihan diperoleh kesimpulan mengenai
pemahaman peserta pelatihan dan kesiapannya dalam menindaklanjutinya di lapangan, yaitu

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 21


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

pada umumnya (84,21%) dari jumlah peserta telah paham tentang tata cara pembuatan penya-
ringan/penjernihan air, termasuk bahan-bahannya.

4.3 Evaluasi Pasca Pelatihan Penjernihan Air

Untuk melihat sejauh mana materi hasil PKM diterima, dimanfaatkan, serta ditindaklajuti oleh
masyarakat, dilakukan pemantauan (monitoring dan evaluasi) terhadap sikap dan tindak lanjut
masyarakat terhadap hasil kegiatan PKM. Kriteria dan indikator keberhasilan dri pelaksanaan
PKM ditunjukkan oleh:
(1) adanya pemahaman masyarakat terhadap teori sistem penyaringan air;
(2) terjadi peningkatan kualitas (mutu) air sesuai ketentuan baku mutu air layak konsumsi;
(3) terjadi replikasi praktik pembuatan sistem penyaringan air pada bak-bak penampungan air
lainnya yang ada di Desa Cikole.

Untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap pentingnya air memenuhi baku mutu air
layak konsumsi dan bagaimana tata cara pembuatan sistem penyaringan air yang dapat meng-
hasilkan ketentuan baku mutu air, evaluasi dilakukan melalui kuesioner dan lembar penilaian.
Kemudian untuk mengetahui adanya peningkatan kualitas air sesuai dengan baku mutu air
layak konsumsi, dilakukan melalui uji laboratorium air; dan untuk mengetahui ada/tidaknya
outcome sebagai dampak positif dari hasil kegiatan PKM ini, ditunjukkan oleh --minimal
adanya-- minat masyarakat untuk mereplikasi sistem penyaringan air percontohan.

Oleh karenanya, evaluasi hasil kegiatan PKM di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat tersebut dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016, setelah beberapa waktu
pelaksanaan pelatihan dilakukan sesuai dengan jadwal di atas. Hasilnya menunjukkan bahwa
setelah dilakukan pelatihan masyarakat melakkan uji-coba penyaringan/penjernihan air dengan
menggunakan model perlatan (tabung) penyaringan yang memang dengan senagaja disimpan/
ditinggalkan di Desa Cikole untuk dijadikan alat diseminasi pelatihan kepada masyarakat yang
belim ikut pelatihan bersama Tim dari LPPM Unisba.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 22


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tentang Pelatihan Pengelolaan Sanitasi
Lingkungan: Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat
memberikan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut di bawah ini.

5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah:
1. Para peserta pelatihan memahami dan menyadari sepenuhnya bahwa untuk memanfaatkan
sumber air permukaan, sebaiknya perlu dilakukan uji laboratorium terkait dengan kualitas
air layak konsumsi.
2. Terdapat ragam model sistem penjernihan air, tergantung pada kondisi geografis (alam),
jumlah sambungan rumah dan jarak jangkau layanan, sumberdaya manusia, dan faktor ke-
tersediaan biaya. Namun demikian setiap keluarga dapat melakukan sistem penyaring-
an/penjernihan air sederhana secara mandiri.
3. Ketertarikan peserta pelatihan terhadap pelaksanaan PKM pelatihan penjernihan air, selain
ada rasa keingintahuan –karena dapat dirasakan sangat bermanfaat—juga agar peserta dapat
menyebarluaskan hasil pelatihan ini kepada penduduk lainnya. Karena hampir seluruh
penduduk di Desa Cikole menggunakan air permukaan (mata air) sebagai sumber air
domestik.
4. Masyarakat antusias untuk mengikuti pelatihan, karena memang kondisi air di Desa Cikole
ini –terutama pada musim hujan—sering mengalami perubahan warna menjadi keruh,
sehingga perlu dilakukan proses penyaringan/penjernihan.
5. Beberapa peserta (hasil kuesioner) mengharapkan ke depan ada pengembangan/ pemba-
ngunan sistem penyediaan air bersih layak minum yang dapat difasilitasi oleh pemerintah
baik pusat maupun daerah.

5.2 Saran-saran
1. Model penyaringan yang dilatihkan lebih bersifat individual, supaya lebih efisien dan dalam
rangka pemenuhan standar pelayanan minimum kepada masyarakat dalam akses terhadap

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 23


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

air baku (standard), ke depan perlu dikembangkan pengembangan sistem penyediaan air
minum (SPAM) secara komunal.
2. Agar hasil pelatihan dapat disebarluaskan oleh padara kade desa, perlu dilakukan pembinaan
kader secara berkelanjutan.
3. Sistem jaringan instalasi distribusi air dari bak-bak penampungan yang ada saat ini secara
visual kurang tertata dengan baik dan cukup mengganggu pemandangan. Karena itu ke
depan perlu dibangun instalasi distribusi air komunal yang memenuhi standar teknis SPAM.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 24


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal
Da Silva, F. O. E., T. Heikkila, et al. (2010). Developing Sustainable and Replicable Water
Supply Systems in Rural Communities in Brazil. The International Journal of Water
Resources Development. 629(4), 622-635
Nugraheni, P. & Argo, T. (2011). Identifikasi Upaya Keberlanjutan Pengelolaan Air Minum
Perdesaan di Kabupaten Tulungagung. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B
SAPPK V3N1
Tadesse, A., T. Bosona, et al. (2013). Rural Water Supply Management and Sustainability: The
Case of Adama Area, Ethiopia. Journal of Water Resource and Protection 5(2), 208-
221.

Buku
Rainer, George. (1990). Understanding Infrastructure. New York: Wiley.

Buku Lembaga/Instansi sebagai Penerbit


Bappenas (2003). Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat. Jakarta: Bappenas.

Media Elektronik
Anonim. (2004). Estimated Use of Water in the United States in 2000, (http://pubs.usgs.
gov/circ/ 2004/circ1268/htdocs/figure11.html, diakses 18 Desember 2015).

Artikel
Masduqi, A. &Wahyono, H, dkk. (2013). Teknologi Penyediaan Air Bersih Perdesaan: Studi
Kasusdi Kabupaten Mojokerto. FTSP ITS, (http://personal.its.ac.id/files/pub/2103
diakses18 Desember 2015).

Peraturan dan Perundang-Undangan:


Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Perraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM
PERMENPU 14/PRT/M/2010 tentang StandarPelayanan Minimal
Undang-undang Nomor 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Pencemaran
Lingkungan Hidup).

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 25


Pelatihan Pengelolaan Sanitasi Lingkungan:
Penjernihan Air di Desa Cikole Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat

Undang-undang Nomor 36/2009 tentang Kesehatan, Bab XI Kesehatan Lingkungan


Perraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran air.
Permenkes 492/menkes/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM).

SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air

Laporan:
Mata KuliahStream Perencanaan Wilayah dan Desa (2013). Laporan Rencana Tata Ruang
Desa (Village Planning) Cikole, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Profil Desa Cikole 2014. Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, 2014.
Mata Kuliah Stream Perencanaan Wilayah dan Desa (2013). Laporan Rencana Tata Ruang
Desa (Village Planning)Cikole, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Profil Desa Cikole 2014. Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, 2014.

LPPM Unisba: Laporan Akhir PKM-2016 26

Anda mungkin juga menyukai