108 Perumpamaan Dhamma PDF
108 Perumpamaan Dhamma PDF
Dhamma
Oleh
Ajahn Chah
108 Perumpamaan Dhamma
Oleh Ajahn Chah
Penerjemah:
Mettavinita Marlin
Editor :
Bodhivimalo Bodhi Limas
Desain:
poise design
(poise_design@yahoo.com)
Vidyāsenā Production
Vihāra Vidyāloka
Jl. Kenari Gg. Tanjung I No. 231
Telp. 0274 542 919
Yogyakarta 55165
Tempat asal:
©2007 Vihara Hutan Metta
Direkam dari sebuah arsip yang disediakan oleh penerjemah.
Ini adalah edisi Access to Insight ©2011
Prasyarat Penggunaan: Kamu boleh menyalin, memformat ulang, mencetak ulang,
mempublikasikan ulang, dan mendistribusikan ulang artikel ini dalam bentuk media apapun,
selama: (1) kamu hanya membuat salinan, dll ini untuk tersedia secara gratis; (2) kamu dengan
jelas menunjukkan bahwa turunan apapun dari artikel ini (termasuk terjemahan) adalah
diperoleh dari sumber dokumen ini; dan (3) kamu memasukkan teks lisensi ini secara lengkap
dalam setiap kopian ataupun turunan dari artikel ini. Selain itu, semua hal diperbolehkan.
Untuk informasi tambahan mengenai lisensi ini, lihat FAQ.
Bagaimana caranya untuk menarik dokumen ini dari internet (salah satu bentuk yang
disarankan-bahasa Inggris): “In Simple Terms: 108 Perumpamaan Dhamma”, oleh Ajahn Chah,
diterjemahkan dari bahasa Thailand oleh Bhikkhu Thanissaro. Access to Insight, 4 April 2011,
http://www.accesstoinsight.org/lib/thai/chah/insimpleterms.html.
Pada kesempatan peringatan HUT Vidyasena yang ke-25 dan
Magha Puja ini, kami Insight Vidyâsenâ Production dengan
kebahagiaan yang mendalam mem-persembahkan buku
yang berjudul “108 Perumpamaan Dhamma” kepada para
pembaca. Buku ini dibuat dalam istilah-istilah sederhana.
Oktober, 2007
vii
20
23
26
29
34
37
39
44
48
“Tidak.”
“Tidak.”
68
83
85
91
94
102
Dua, kerbau;
111
113
115
121
127
130
Hal ini sama seperti kita. Jika kita berlatih sesuai dengan 135
ajaran Sang Buddha, jika kita mengikuti jalan yang
beliau ajarkan, jika kita dengan benar mengikuti arus,
kita akan menghindari dua hal. Apakah dua hal itu?
Dua hal ekstrim yang Buddha katakan agar perenungan
jangan sampai terikat kedalamnya. Yang pertama adalah
pemuasan nafsu indera. Yang kedua adalah penyiksaan
diri. Ini adalah dua tepian kanal, sungai tersebut. Batang
kayu yang mengalir di sungai, mengikuti arus air, adalah
pikiran kita.