Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPEMIMPINAN

April 17, 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Adapun judul
dari makalah ini adalah ”Kepemimpinan”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Kewirausahaan.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap penyusun.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.

Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan penyusun, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan semoga makalah
inidapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Depok, April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………… 1

Daftar Isi……………………………………………………………………………. 2

BAB I. Pendahuluan……………………………………………………………. 3

I.1 LatarBelakangMasalah……………………………………………. 3

I.2 RumusanMasalah…………………………………………………… 4

I.3 TujuanPenulisan…………………………………………………….. 4

BAB II. Pembahasan…………………………………………………………… 5

II.1 DefinisiKepemimpinan………………………………………….. 5

II.2 Unsur-UnsurKepemimpinan…………………………………. 8
II.3 MasalahKepemimpinan………………………………………… 14

BAB III. Penutup………………………………………………………………. 19

III.1 Kesimpulan………………………………………………………. 19

III.2 Saran……………………………………………………………….. 19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih
mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, manusia hidup berkelompok.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang
harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan
hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan
dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit.
Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah
dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi
moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi
suatu organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu
kelompok, organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang diuraikan, banyak permasalahan yang didapatkan.
Permasalahan tersebut adalah :

 Bagaimana menjadi seorang pemimpin ?


 Teori-teori yang berkaitan dengan kepemimpinan ?
 Tipe-tipe kepemimpinan ?
 Syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik ?
 Masalah dalam hal kepemimpinan ?

I.3 TUJUAN PENULISAN


Ada pun tujuan dari penulisan ini adalah :

ü Melatihdanmeningkatkanpengtahuandankreatifitasmahasiswa.

ü Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
kepemimpinan.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 DEFINISI KEPEMIMPINAN

Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai


dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Dalam
prakteknya, sering diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal pengertian
tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan
kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi
pihak lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Beberapa teori telah dikemukakan para ahli manajemen mengenai timbulnya seorang
pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Ada tiga teori yang paling
menonjol yaitu sebagai berikut :

1. Teori Genetis

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leader are born and not made”. Penganut
teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.
Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi
pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi
pemimpin.

1. Teori Sosial

Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, maka penganut social
mengatakan sebaliknya yaitu “leaders are made and not born”.Penganut teori ini berpendapat
bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan
untuk itu.
1. Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis danteori sosial. Penganut-
penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik
apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini
menggabungkan segi-segi positif dari kedateorigenetis dan teorisosial dan dapat dikatakan
teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang
jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-
faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.

Beberapa ahli berpendapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

 Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

 Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang


formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang
bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan
perusahaan.

 Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu


menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri
mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

 Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

 Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan
orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.

 Sedangakan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang


mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.

v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat


berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.

v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya
berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung dalam kelompok
anggota-anggota manajemen. Ketiga tingkatan tersebut adalah :

1. Manager puncak (Top Manager)


2. Manager menengah (Middle Manager)
3. Manager bawahan (Lower Manager/Supervisor)

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain


untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap
yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to
abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to
accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan
orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan
kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa
yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan
yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan,
bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa
yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan
yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak
faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan,
bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

II.2 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang
sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya
fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.

 Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai
referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara
lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan
bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan
”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran
perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak
seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan organisasi, antara lain :

ü Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih
tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.

ü Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal,
seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.

ü Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan
untuk berprestasi. Dorongan yang kuatinikemudiantercermin pada kinerja yang optimal,
efektif dan efisien.
ü Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya

1. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.

ü Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi
dengan bawahan.

ü Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

1. Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan


faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.

1. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

1. Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.

Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima
tipe utama yaitu sebagai berikut :

1) Tipe kepemimpinan otokratis


Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.

Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :

1. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.


2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
3. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata.
4. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap
dialah yang paling benar.
5. Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
6. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan ancaman.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini
tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi
modern.

2) Tipe kepemimpinan militeristis

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yag dimaksud dengan seorang pemimpin tipe
militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak
semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.

Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.
2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
3. Senang kepada formalitas yang berlebihan.
4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.
5. Tidak mau menerima kritik dari bawahan.
6. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpinmiliteristis jelaslah bahwa tipe pemimpin
seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3) Tipe kepemimpinan fathernalistis

Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau
kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam
menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan
bersifat terlalu sentimentil.

Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin fathernalistis dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.


2. Bersikap terlalu melindungi bawahan.
3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
4. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif daya
kreasi.
5. Sering menganggap dirinya maha tau.

Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan
tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin fathernalistis kurang menunjukkan
elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

4) Tipe kepemimpinan karismatis

Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukn sebab-sebab mengapa
seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti
inimempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat
besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin
seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang
karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan,
profil, pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.

5) Tipe kepemimpinan demokratis

Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah
tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu
mendcahulukan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.

Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut :

1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak pada pendapat bahwa manusia
itu adalah makhluk yang termulia di dunia.
2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan
organisasi.
3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya.
4. Mentolelir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan
agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif dan
prakarsa dari bawahan.
5. Lebih menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak
mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

Syarat-syarat pemimpin yang baik

Seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya yang
memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan
bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja. Pengembangan kemampuan itu
adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar yang bersangkutan
semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang
harus dimiliki oleh seorang pmimpin, akan tetapi beberapa diantaranya yang terpenting
adalah sebagai berikut :

 Pendidikan umum yang luas


 Kemampuan berkembang secara mental
 Ingin tahu
 Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang gereralist yang baik juga.
 Kemampuan analistis
 Memiliki daya ingat yang kuat
 Mempunyai kapasitas integratif
 Keterampilan mendidik
 Keterampilan berkomunikasi
 Pragmatismo
 Mempunyai naluri untuk prioritas
 Personalitas dan objektivitas
 Sederhana
 Berani
 Tegas
 Dan sebagainya.

II.3 MASALAH KEPEMIMPINAN

Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidak lah boleh di
diamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa
kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.

Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap, berkomunikasi, dan


berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya
tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau
orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan
negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik
ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia
menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi
yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya :

 Otokratis

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai


keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan.
Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi
kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan.
Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman.
Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan
keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang
kompeten.
 Partisipasif

Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang


diambil tidak bersifat sepihak.

 Demokrasi

Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan


pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang
demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan
dapat mengarahkan diri sendiri.

 Kendali Bebas

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat


longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung-
jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.

Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu
gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas.
Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai
dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan.
Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka
memperoleh hasil dengan tetap membuat orang-orang sibuk dan mendesak mereka untuk
berproduksi.Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya
merupakan pemimpinyan terbaik.

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah
satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4
gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara
seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu
bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Directing

Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di
bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus
dikerjakan.

1. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya,
dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah
lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas.

1. Supporting

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya
ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda.

1. Delegating

Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya
telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan
tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus
memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan
integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama
sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin
yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa.
Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut
tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita.
Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.Kembali kita saksikan
betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak
memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye
dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatanpribadinya. Maka jika ingin menjadi
pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa
mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus,
kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat,
membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali
dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi
mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan


sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin apabila dia
mempunyai pengikut atau bawahan. Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk jadi pemimpin bukan hanya
berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.

Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat,
sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Semakin tinggi kedudukan
seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir
secara konsepsional dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka
ia akan semakin generalist, sedangkan semakin rendah kedudukan seseorang dalam
organisasi maka ia menjadi spesialist.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).

III.2 SARAN

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/kewirausahaan/

http://www.google.com/kepemimpinan/

Google http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

Anda mungkin juga menyukai