Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sirosis Hepatis masih menjadi salah satu problem kesehatan di

dunia. Penyakit ini masih menjadi penyebab kematian terbesar pada

penderita. Sirosis Hepatis (SH) merupakan dampak tersering dari perjalanan

klinis yang panjang dari semua penyakit hati kronis yang ditandai dengan

kerusakan parenkim hati. Deskripsi “sirosis” hati berkonotasi baik dengan

status patofisiologis maupun klinis, dan untuk menetapkan prognosis pasien

dengan penyakit hati. Secara klinis perlu dibedakan antara sirosis kompensata

dan dekompensata yang didasarkan pada tingkat hipertensi portal, dan

terjadinya komplikasi klinis namun tidak selalu disertai peristiwa biologis

lain yang relevan termasuk perubahan regenerasi dan hilangnya fungsi hati

tertentu secara progresif (Hernomo, 2012)

Dahulu SH di anggap sebagai proses yang pasif dan tidak dapat pulih

kembali, namun sekarang di anggap sebagai suatu respon aktif terhadap

penyembuhan cedera hati kronik yang dapat pulih kembali. Terdapat bukti

nyata yang menunjukkan reversibilitas dari fibrosis pada kenyataan pre-

sirosis, namun faktor yang menentukan dari regresi fibrosis belum cukup

jelas, dan saat dimana sirosis belum-belum pulih kembali belum di tetapkan

secara morfologi maupun fungsional. Dengan kata lain belum diketahui

dengan pasti derajat fibrosis yang masih reversible (Nurdjanah, 2014)

1
2

Masalah kesehatan dengan penyakit hati Sirosis Hepatis menurut

World Health Organization (WHO) tahun 2011 merupakan penyebab

kematian kedelapan belas di dunia, dengan jumlah kematian 664.755 kasus.

Kematian yang paling banyak terdapat pada usia 45-59 tahun yaitu sebanyak

261.132 kasus.

Menurut hasil dari Riskesdas tahun 2013 bahwa jumlah orang yang di

diagnosis sirosis hepatis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan gejala-

gejala yang ada, menunjukkan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan

dari data tahun 2007 dan 2013, hal ini dapat memberikan petunjuk awal pada

kita tentang upaya pengendalian dimasa lalu, peningkatan akses, potensial

masalah dimasa yang akan datang apabila tidak segera dilakukan upaya-

upaya serius. Berdasarkan hasil penelitian yang dihimpun Riskesdas di dapat

data yang dapat di amati karakteristik prevalensi sirosis hepatis tertinggi

terdapat pada kelompok umur 45-54 dan 65-74 tahun (1.4 %). Penderita

Sirosis Hepatis baik laki-laki maupun perempuan proporsinya tidak jauh

berbeda secara bermakna. Jenis pekerjaan juga mempengaruhi prevalensi

Sirosis Hepatis, penderita Sirosis Hepatis banyak di temukan pada sektor

pekerjaan sebagai petani/nelayan/buruh di bandingkan jenis pekerjaan yang

lain (Riskesdas, 2013)

Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari Rekam Medik Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong, jumlah penderita Sirosis

Hepatis yang dirawat pada tahun 2014 yaitu 58 orang, laki-laki 36 orang

(62,07 %), perempuan 22 orang (37,93 %), dan yang meninggal berjumlah 8

orang (13,79 %). Pada tahun 2015 berjumlah 42 orang, laki-laki 26 orang
3

(61,9 %), perempuan 16 orang (38,09 %), dan yang meninggal 8 orang

(19,05%). Pada tahun 2016 penderita menurun yaitu berjumlah 40 orang

penderita, diantaranya 25 orang (62,5 %), 15 orang (30 %) perempuan dengan

penderita yang meninggal 3 orang (7,5 %). (Data Penyakit RSUD Dr. R.

Soedjono Selong, 2017)

Faktor penyebab Sirosis Hepatis tersering yaitu akibat alkoholik dan

infeksi virus Hepatitis B maupun C. Hasil penelitian di Indonesia

menyebutkan virus Hepatitis B menyebabkan Sirosis sebesar 40-50%, dan

virus Hepatitis C 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak diketahui

dan termasuk kelompok virus bukan B dan C (non B-non C). (Nurdjanah,

2014)

Sesuai pengertian dari penyakit sirosis hepatis itu sendiri, inflamasi

menyebar pada hepar, dan seiring dengan berkembangnya inflamasi, pola

normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah yang normal

pada sel-sel hepar akan menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar,

dimana penyebabnya menurut Inayah Iin (2004) meliputi hepatitis B atau C,

konsumsi minuman beralkohol, penyakit metabolik, gangguan imunologis

dan konsumsi obat-obatan seperti methotrexate (MTX), isoniazid dan

metildopa yang tidak dinetralisir oleh hati.

Progresivitas kerusakan hati ini dapat berlangsung dalam waktu

beberapa minggu sampai beberapa tahun. Namun pada pasien hepatitis C,

perjalanan hepatitis kroniknya dapat berlangsung selama 40 tahun sebelum

mengalami perubahan kearah sirosis. Dan sampai saat ini penyakit Sirosis

Hepatis perlu mendapat perhatian karna merupakan kelanjutan dari infeksi


4

Hepatitis Virus B atau C, jika tidak mendapat penanganan serius akan

menyebabkan kematian (Hernomo, 2012)

Upaya promotif, preventif, dan kuratif melalui penambahan wawasan

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita

Sirosis Hepatis serta bagaimana cara mencegah timbulnya komplikasi-

komplikasi dari Sirosis Hepatis dengan pemberian terapi yang ditujukan

untuk menghilangkan etiologi, di antaranya alkohol dan bahan-bahan lain

yang toksik dan dapat mencederai hati dihentikan penggunaannya. Pemberian

asetaminofen, kolkisin, dan obat herbal bisa menghambat kolagenik. Upaya

tersebut tidak terlepas dari peran perawat tanpa mengesampingkan peran

dokter dalam pemberian obat dan terapi (Nurdjanah, 2014)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah “Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan pada

Klien dengan Diagnosa Medis Sirosis Hepatis di Ruang Interna Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur ?”.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Penulis mampu memahami dan menerapkan Konsep Dasar

Penyakit dan Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan

Diagnosis Sirosis Hepatis dengan menggunakan metode proses

keperawatan yang baik dan benar sesuai standar.

2. Tujuan Khusus
5

Adapun tujuan khusus penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

adalah sebagai berikut :


a. Menjelaskan konsep dasar penyakit Sirosis Hepatis, meliputi

pengertian, anatomi fisiologi hati, klasifikasi, etiologi, tipe sirosis

hepatis, patofisiologi / clinical pathway, tanda dan gejala,

pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan komplikasi.


b. Menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan

diagnosa medis sirosis hepatis mulai dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan dan

evaluasi keperawatan.
c. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan diagnosa

medis Sirosis Hepatis di Ruang Interna RSUD Dr. R. Soedjono

Selong Kabupaten Lombok Timur.


d. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa

medis Sirosis Hepatis di Ruang Interna RSUD Dr. R. Soedjono

Selong Kabupaten Lombok Timur.


e. Menyususn rencana keperawatan pada klien dengan diagnosa medis

Sirosis Hepatis di Ruang Interna RSUD Dr. R. Soedjono Selong

Kabupaten Lombok Timur.


f. Melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan diagnosa

medis Sirosis Hepatis di Ruang Interna RSUD Dr. R. Soedjono

Selong Kabupaten Lombok Timur.


g. Melakukan evaluasi pada klien dengan diagnosa medis Sirosis

Hepatis di Ruang Interna RSUD Dr. R. Soedjono Selong Kabupaten

Lombok Timur.

D. Tempat dan Waktu

1. Waktu
6

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai

dengan April 2018.

2. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang Interna Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat bagi Mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam penerapan asuhan

keperawatan khususnya pada klien dengan diagnosa medis sirosis

hepatis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong.

b. Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka dan pengembangan

ilmu keperawatan medikal bedah.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Lahan Praktek Dan Masyarakat

Sebagai bahan masukan dalam penerapan asuhan keperawatan

medikal bedah khususnya pada klien dengan diganosa medis sirosis

hepatis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong.

b. Manfaat Bagi Klien


7

Meningkatkan pengetahuan klien dalam pencegahan dan perawatan

khususnya pada klien dengan diagnosa medis sirosis hepatis di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. R. Soedjono Selong.

Anda mungkin juga menyukai