I. Pemilihan Umum
Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat yang sekaligus
merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara untuk menyalurkan aspirasi atau
kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun 2003 tentang pemilu anggota DPR, DPP dan
DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan umum yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.” Dan UU NO. 23 tahun 2003 mengatur pemilu untuk presiden dan wakil presiden
negara RI yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu merupakan syarat mutlak bagi negara
demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat karena dengan banyaknya jumlah penduduk
demi seorang dalam menentukan jalannya pemerintahan oleh sebab itu kedaulatan rakyat
dilaksanakan dengan cara perwakilan.
V. Sengketa Pemilu
Sengketa Pemilu adalah sengketa yang terjadi antarpeserta Pemilu dan sengketa Peserta
Pemilu dengan penyelenggara Pemilu sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. (Pasal 257 UU 8/2012)
Sengketa tata usaha negara Pemilu adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha
negara Pemilu antara calon anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, atau
partai politik calon Peserta Pemilu dengan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota. (kasus
verifikasi parpol dan penetapan DCT) Pasal 268 UU 8/2012
Hasil pemilihan umum berupa penetapan final hasil penghitingan suara yang di ikuti oleh
pembagian kursi yand di perabutkan, yang di umumkan secara resmi oleh lembaga
penyelenggara pemilhan umum serng kali tidak memuaskan peserta pemilihan umum yang tidak
berhasil tampil sebagai pemenang. Sengketa Pemilu adalah perselisihan antara dua pihak atau
lebih karena adanya perbedaan penafsiran antar pihak atau suatu ketidaksepakatan tertentu yang
berhubungan dengan fakta kegiatan atau peristiwa hukum atau kebijakan, dimana suatu
pengakuan atau pendapat dari salah satu pihak mendapat penolakan, pengakuan yang berbeda,
penghindaran dari pihak yang lain, yang terjadi dalam penyelenggaraan Pemilu.
Ada beberapa pihak yang ikut terlibat dalam sangketa Pemilu, yaitu :
a. Penyelenggara Pemilu.
b. Partai politik peserta Pemilu, yaitu Dewan Pimpinan Tingkat Nasional, Dewan
Pimpinan Tingkat Propinsi, Dewan Pimpinan Tingkat Kab/Kota, dst.
c. Peserta Pemilu perseorangan untuk pemilihan anggota DPD.
d. Anggota dan/atau pengurus partai politik peserta Pemilu.
e. Warga Negara yang memiliki hak pilih.
f. Pemantau Pemilu.
Proses penyelesaian sengketa pemilu di Panitia Pengawas Pemilu adalah sebagai
berikut:
a. Penetapan berkas laporan sebagai sengketa Pemilu oleh Panitia Pengawas
Penerima Laporan.
b. Penyerahan berkas laporan sengketa pemilu oleh Pengawas Pemilu penerima
laporan kepada Pengawas Pemilu yang berwenang.
c. Pengkajian dan pemeriksaan berkas laporan tentang sengketa pemilu oleh
Pengawas Pemilu yang berwenang.
d. Pemanggilan pihak-pihak yang bersengketa oleh Pengawas Pemilu yang
berwenang.