Anda di halaman 1dari 13

LAMPIRAN III

RINGKASAN WAWANCARA DENGAN INFORMAN YANG SUDAH


DITERJEMAHKAN KE DALAM BAHASA INDONESIA

(Infoman 1)
Peneliti : Darimana asal muasal Talilik Joyong
Informan : Menurut saya, Talilik Joyong ini tidak ada sejarahnya, ini berasal
dari nenek moyang kami
Peneliti : Apa fungsi pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Untuk menjauhkan dari penyakit dari binatang, atau di sebut sial.
Peneliti : Apa – apa saja syarat untuk melakukan pengobatan Talilik
Joyong ?
Informan : Syarat – syaratnya nasi pulut putih dan kuning pakai ayam
separuh dibakar dan di gulai, limau pagar, dan air.
Peneliti : Bagaimana cara pelaksanaan pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Nasi pulut tadi di tepung tawarkan kepada yang terkena Talilik
Joyong, lalu sehabis ditepung tawarkan, orang yang terkena
penyakit Talilik Joyong memakan nasi pulut tadi, sehabis
dimakan nasi pulut tadi baru dikasi kepada keluarga atau saudara
– saudara terdekat. Dan sisanya dibuang sedikit ke laut. Limau
tadi di campurkan dengan air untuk dimandikan.
Peneliti : Apakah ada pantang larang dalam pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Kalau saya tidak ada pantang laranya, mungkin dukun lain ada.
Peneliti : Apa ada hari – hari tertentu untuk melakukan pengobatan Talilik
Joyong ?
Informan : Saya tidak memakai hari – hari tertentu
Peneliti : Bagaimana menentukan Biadai benar – benar sudah tidak ada
lagi?
Informan : Dia akan terasa sudah sadar, soalnya yang terkena Talilik Joyong
itu pemikirannya tidak tentu, kalau terkena biadi binatang, bayang
– bayang binatang itu akan terbayang – bayang olehnya.
Peneliti : Apakah mantra Talilik Joyong bisa didapatkan oleh sembarang
orang ?
Informan : Boleh saja siapa yang menginginkannya, berarti dia ingin
mengamalkannya. Karna mantra ini hanya menggunakan ayat –
ayat suci Al- Qur’an.
Peneliti : Boleh tidak mantra itu disebutkan ?
Informan : Boleh, bismillahhirohmannirrohim “tawakaltuallah
lahaulawalakuatabillah hulailiyulazim” lalu ditambahkan dengan
dzikir dan doa yang saya bacakan.

(Informan 2)
Peneliti : Darimana asal buang biadi ?
Informan : Berdasarkan adat istiadat kami, biadi ini berasal dari tradisi orang
Tua-tua dulu.
Peneliti : Apa fungsi Talilik Joyong?
Informan : Untuk menyembuhkan penyakit yang disebut dengan sial. Dapat
Menyembuhkan sakit kepala,demam panas, dan penyakit rematik .
Peneliti : Apa-apa saja syarat untuk melakukan pengobatan Talilik Joyong?
Informan : Syaratnya berbeda beda, yaitu memakai beras kuning pakai ayam
Dan telur, beras kuning itu dasar utamanya, yang tandanya kuat
Memakai kain putih. Kain putih tandanya penyakit itu sudah
terlalu keras.
Peneliti : Bagaimana cara pelaksanaan pengobatan Talilik Joyong?
Informan : Cara pengobatannya itu beras kuning tadi dikasih makan, lalu
Setelah itu saya mandikan yang terkena penyakit Talilik Joyong
itu.
Peneliti : Apakah ada pantangan atau larangan dalam pengobatan Talilik
Joyong ?
Informan : Tidak boleh melewati jemuran, tidak boleh mandi di sore hari,
Dan tidak boleh keluar siang hari.
Peneliti : Apakah ada hari –hari tertentu untuk melakukan pengobatan
Talilik Joyong?
Informan : Pengobatan ini dilakukan pada hari jumat dan selasa . waktu
Sore hari atau sehabis mangrib.
Peneliti : apakah mantra buang biadi bisa didapatkan oleh sembarangan
Orang ?
Informan : Tidak boleh, karena ini hanya orang –orang yang khusus saja
yang
Bisa menggunakannya.
Peneliti : Boleh tidak mantra itu disebutkan ?
Informan : Tidak bisa, tapi mantra ini menggunakan ayat-ayat suci
AL-Quran. Setelah membaca alfatihah, baca shalat dan saya
memanggil “ohh Took ...tolong lah kami tok” dengan meminta
untuk menyembuhkan yang terkena Talilik Joyong.

(Informan 3 )
Peneliti : Dari mana asal muasal Talilik Joyong?
Informan : Buang biadi berasal dari tradisi nenek moyang kami. Yang
Mempunyai 2 tahap yaitu tradisi dan sejarah agama islam.
Peneliti : Apa fungsi pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Untuk menyembuhkan penyakit yang dimaksud oleh setan atau
binatang , seperti kemasukan.
Peneliti : Bagaimana cara pelaksanaan pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Cara pengobatannya itu pulut tadi dikasi makan, lalu nantik
ditepung tawarkan .
Peneliti : Apakah ada pantang larang dalam pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Sebagian dukun ada, sebagian tidak. Kalau saya pantang
larangnya tidak boleh sembarangan ngomong.
Peneliti : Apalah ada hari-hari tertentu untuk melakukan pengobatan Buang
Biadi ?
Informan : Tidak boleh melakukannya pada hari jum’at dan hari jumat.
Peneliti : Bagaimana menentukan Talilik Joyong benar – benar sudah tidak
ada lagi ?
Informan : Menentukannya dengan menggunakan tes. Contoh suruh dia
membaca ayat Al-Qur’an. Atau menanykan tentang keluarganya.
Peneliti : Apakah mantra Talilik Joyong bisa didapatkan oleh sembarang
orang ?
Informan : Tidak boleh, mantra ini hanya diketahui oleh orang – orang yang
khusus saja.
Peneliti : Boleh tidak mantra itu disebutkan ?
Informan : Tidak bisa, tapi mantra ini menggunakan ayat – ayat suci
Al-Qur’an. Dengan membaca bismillahirohmannirohim, “ila
haddrotin nabi mustafa” lalu subhanallah walhamdulillh
walailllahhaillallah.

(Informan 4)
Peneliti : Darima asal muasal Talilik Joyong ?
Informan : Talilik Joyong berasal dari tradisi nenek moyang kami.
Peneliti : Apa fungsi pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Untuk menyembuhkan penyakit sial.
Peneliti : Apa – apa saja syarat untuk melakukan pengobatan Talilik
Joyong ?
Informan : Syaratnya kain panjang, air minum dan jeruk.
Peneliti : Bagaimana cara pelaksanaan pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Kain panjang dikibaskan, dan air diminum, lalu limau untuk
dimandikan.
Peneliti : Apakah ada pantang larang dalam pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Tidak ada pantang larang.
Peneliti : Apakah ada hari – hari tertentu untuk melakukan pengobatan
Talilik Joyong ?
Informan : Tidak boleh melakukannya pada malam jum’at dan malam selasa.
Peneliti : Bagaimana menentukan Talilik Joyong sudah tidak ada lagi ?
Informan : Kalau badannya merasa menggigil berarti itu sudah tidak ada lagi.
Peneliti : Apakah mantra Talilik Joyong bisa didapatkan oleh sembarang
orang ?
Informan : Tidak boleh,
Peneliti : Boleh tidak mantra itu disebutkan ?
Informan : Boleh, perta dengan bismillah dan mengucapkan dua kalimat
syahadat. Lalu membacakan mantranya “Turu bali darah bali,
Bali pulang ketangkai ketampuk, Aku tau asal bali, Pulanglah ke
kaka”.

(Informan 5)
Peneliti : Darimana asal muasal Talilik Joyong ?
Informan : Talilik Joyong berasal dari keturunan nenek moyang kami.
Peneliti : Apa fungsi pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Untuk menyembuhkan penyakit sial.
Peneliti : Apa – apa saja syarat untuk melakukan pengobatan Talilik
Joyong ?
Informan : Syaratnya nasi kunyit dan ayam.
Peneliti : Bagaimana cara pelaksanaan pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Nasi kunyit diberi makan kepada yang terkena Talilik Joyong,
dengan tidak mengaitkan kepada orang lain.
Peneliti : Apakah ada pantang larang dalam pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Pantangnya iya tidak boleh diberikan oleh orang lain nasi kunyit
tadi sebelum memkannya.
Peneliti : Apakah ada hari – hari tertentu untuk melakukan pengobatan
Talilik Joyong ?
Informan : Tidak ada hari – hari khusus.
Peneliti : Bagaimana menentukan Talilik Joyong benar – benar sudah tidak
ada lagi ?
Informan : Apabila pemikirannya udah stabil berati dia sudah pulih.
Peneliti : Apakah mantra Talilik Joyong bisa didapatkan oleh sembarang
orang ?
Informan : Tidak boleh.
Peneliti : Boleh tidak mantra itu disebutkan ?
Informan : Tidak bisa saya sebutkan, tapi kalau ayat – ayat biasa bisa saya
sebtukan. Pertama memakai bismillah, dan kita meminta kepada
Allah ta’ala, lalu kita sebutkan nama yang terkena penyakit tadi.

(Informan 6)
Peneliti : Darimana asal Talilik Joyong ?
Informan : Talilik Joyong berasal dari keturunan nenek moyang kami dahulu.
Peneliti : Apa fungsi pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Untuk membuas sial.
Peneliti : Apa – apa saja syarat untuk melakukan pengobatan Talilik
Joyong ?
Informan : Nasi kunyit diberi makan kepada yang terkena Talilik Joyong.
Dan bertih di kibaskan dengan menggunakan kain putih.
Peneliti : Apakah ada pantang larang dalam pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Tdak ada.
Peneliti : Apakah ada hari – hari tertentu untuk melakukan pengobatan
Talilik Joyong ?
Informan : Tidak ada hari – hari khusu.
Peneliti : Bagaimana menentukan Talilik Joyong benar – benar sudah tidak
ada lagi ?
Informan : Terasa nampa dia sudah sehat.
Peneliti : Boleh tidak mantra itu disebutkan ?
Informan : Tidak bisa saya sebutkan, tapi yang utama sekali ia memakai ayat
suci Al-Qur’an.

(Informan 7)
Peneliti : Darimana asal muasan Talilik Joyong ?
Informan : Talilik Joyong beras dari keturunan nenk moyang kami dahulu.
Peneliti : Apa fungsi pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Untuk membuang sial.
Peneliti : Apa – apa saja syarat untuk melakukan pengobatan Talilik
Joyong ?
Informan : Syaratnya beras kuning, beras putih, kain putih dan bertih .
Peneliti : Bagaimana cara pelaksanaan pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Nasi tadi dimakan, dan kain putih diselimutkan lalu di kebas dan
dengan bertih.
Peneliti : Apakah ada pantang larang dalam pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Tidak ada pantang larang.
Peneliti : Apakalah ada hari – hari tertentu untuk melakukan pengobatan
Talilik Joyong ?
Informan : Tidak ada hari – hari khusus.
Peneliti : Bagaimana menentukan Talilik Joyong benar – benar sudah tidak
ada lagi ?
Informan : Terasa nampak dia sudah sehat apabila dia sudah mau makan dan
minum.
Peneliti : Apakah mantra Talilik Joyong bisa didapatkan oleh sembarang
orang ?
Informan : Tidak bisa.
Peneliti : Boleh tidak mantra itu disebutkan ?
Informan : Tidak bisa saya sebutkan, tapi yang utama sekali ia memakai ayat
suci Al-Qur’an. Dan pertama memakai bismillah.
(Informan 8)
Peneliti : Darimana asal muasal Talilik Joyong ?
Informan : Tradisi ini berasal dari keturunan nenek moyang kami.
Peneliti : Apa fungsi pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Untuk membuang sial dalam badang kita.
Peneliti : Bagaimana cara pelaksanaan pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Nasi kunyit diberi makan pada yang sakit. Dan kain putih untuk
di kibaskan .
Peneliti : Apakah ada pantang larang dalam pengobatan Talilik Joyong ?
Informan : Ada. Tidak boleh memecahkan piring.
Peneliti : Apakah ada hari – hari tertentu untuk melakukn pengobatan
Talilik Joyong ?
Informan : Tidak boleh melakukan pda hari kamis.
Peneliti : Bagaimana menentukan Talilik Joyong benar – benar sudah tidak
ada lagi ?
Informan : Nampak dari perubahan badannya.
Peneliti : Apakah mantra Talilik Joyong bisa didapatkan oleh sembarang
orang ?
Informan : Tidak boleh sembarang orang.
Peneliti : Boleh tidak mantra itu disebutkan ?
Informan : tidak boleh. Tapi yang jelas ia menggunakan ayat Al-Qur’an.
LEMBAR ASISTENSI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS LANCANG KUNING

Nama : IRPAN ALFIKRI


Nim : 1579211018
Judul Penelitian : Tradisi Pengobatan Talilik Joyong Pada
Desa Gobah Kec.Tambang Kab.Kampar
Dosen Pembimbing I : Juswandi, SS.Ma
Dosen Pembimbing II : Ridwan , S.Ag.M.Sy

No Hari/Tanggal Materi Paraf Dosen


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Sasra Daerah

Muhammad Kafrawi, S.S., M.Sn


ABSTRAK

Kebudayaan dan tradisi Melayu yang sampai saat ini masih digunakan
adalah mantra, dalam khasanah Melayu, mantra menggunakan sistem lama yang
penuh misteri dan rahasia-rahasia yang belum banyak terungkap. Mantra dianggap
mengandung kekuatan gaib yang bisa menimbulkan penyakit dan lain sebagainya.
Karena itulah mantra disebut seperti pengobatan Talilik Joyong pada masyarakat
Desa Gobah Kec.Tambang Kab.Kampar. Penelitian “Tradisi Pengobatan Talilik
Joyong Pada Desa Gobah Kec.Tambang Kab.Kampar” menjadi menarik dan
penting karena merupakan bagian dari kebudayaan dan tradisi Melayu.
Objek material penelitian ini adalah pengobatan Talilik Joyong pada
masyarakat Melayu Desa Gobah Kec.Tambang Kab.Kampar. Sedangkan objek
formalnya sistem nilai tradisi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem
nilai tradisi dan teks mantra dalam pengobatan Talilik Joyong. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metodek kualitatif adapun
unsur-unsur metodis adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga sistem nilai dalam
pengobatan Talilik Joyong, antara lain sistem nilai tradisi, sistem nilai agama,
sistem nilai sosial. Nilai-nilai inilah yang masih digunakan dalam kehidupan
masyarakat Desa Gobah Kec.Tambang Kab.Kampar.
DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Abusro
Alamat : Gobah
Suku : Melayu
Umur : 62 Tahun
Jabatan : Dukun / Bomo

2. Nama : Siti Fatimah


Alamat : Gobah
Suku : Melayu
Umur : 58 Tahun
Jabatan : Pasien

3. Nama : Juari
Alamat : Gobah
Suku : Piliong
Umur : 56 Tahun
Jabatan : Pasien

4. Nama : Hendri
Alamat : Kemang Indah
Suku : Melayu
Umur : 38 Tahun
Jabatan : Pasien

5. Nama : Efendi
Alamat : Gobah
Suku : Melayu
Umur : 41 Tahun
Jabatan : Toko Masyarakat
6. Nama : Subarlis
Alamat : Gobah
Suku : Melayu
Umur : 65 Tahun
Jabatan : Toko Masyarakat

7. Nama : Alizar
Alamat : Gobah
Suku : Domo
Umur : 60 Tahun
Jabatan : Toko Masyarakat

8. Nama : Arif
Alamat : Gobah
Suku : Bendang
Umur : 70 Tahun
Jabatan : Toko Masyarakat
DAFTAR PERTANYAAN

1. Sejak kapan ibu/bapak menjadi dukun ?


2. Apa saja bahan yang digunakan ?
3. Sakit perut apa saja yang bisa ibu/bapak obati ?
4. Apakah ada mantranya ?
5. Apakah semua orang bisa diobati disini ?
6. Apakah harus mengetahui nama, umur, biodata si sakit ?
7. Apakah berobatnya harus di rumah dukun ?
8. Apakah ada syarat dalam pengeambilan bahan ?
9. Apakah ada pantang larang dalam proses pengobatannya ?
10. Apa saja pantang larang dalam pengobatan ini ?
11. Pakah ada pantang larang selama masa penyembuhan ?
12. Apakah khasiat dari bahan tersebut ?
13. Apakah pengobatannya pakai biaya ?
14. Apak saja bahan asam garamnya ?
15. Apakah ada syaran dalam berobat ?

Anda mungkin juga menyukai