Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN SHARING JURNAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Komunitas


Di Wialayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Kota Malang

Oleh :
Kelompok 2A
Vitara Daru Rahmi 155070200111022
Tim Murni 155070201111002
Wirda Maria 155070207111004
Melati Cahyani Indri 155070200111021
Sony Apriliawan 155070200111023
Lailatul Mukaroma 155070200111025
Eritia Ekky Wahyuningtias 155070201111001
Marya Nurhana 155070201111005
Muhammad Yusuf Wahyudi 155070201111007
Renda Avista Dinny S. 155070201111009
Anis Sholiha 155070201111011

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi berdasarkan kriteria Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatmentof High Blood Pressure 7,
didefinisikan sebagai kondisi di mana tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolic lebih dari atau sama
dengan 90 mmHg (Leonard & Pikir, 2015). Hal tersebut dapat
menimbulkan kerusakan yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi
pada otak dan menyebabkan kematian yang cukup tinggi), penyakit
jantung koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung), dan
hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantukng). Hipertensi juga
dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal, penyakit pembuluh lain
dan penyakit lainnya (Syahrini et al., 2012).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 melaporkan
bahwa hipertensi adalah suatu kondisi berisiko tinggi yang
menyebabkan sekitar 51% dari kematian akibat stroke, dan 45% dari
jantung koroner. Pada tahun 2011, WHO mencatat satu miliar orang
di dunia menderita hipertensi. Dua per tiga di antaranya berada di
negara berkembang yang berpenghasilan rendah dan sedang.
Indonesia berada dalam deretan 10 negara dengan prevalensi
hipertensi tertinggi di dunia. Prevalensi hipertensi akan terus
meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang
dewasa di dunia terkena serangannya.Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013 prevalensi
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur
≥ 18 tahun menunjukkan sebesar 25,8%, namun yang terdiagnosis
oleh tenaga kesehatan hanya sebesar 9,5%. Dimana menandakan
bahwa sebagian besar kasus hipertensi dimasyarakat belum banyak
terdiagnosis dan terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Daerah
Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang menempati urutan ke 6
di Indonesia dengan presentase 37,4% (Riskesdas RI, 2013).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Malang (2017) di Kota
Malang pada tahun 2016 ditemukan kejadian hipertensi sebanyak
26.627 kasus. Kasus hipertensi termasuk dalam urutan ke 2 pada 10
besar kejadian terbanyak di Kota Malang pada tahun 2014-2016.
Berdasarkan hasil pengkajian keluarga dan komunitas yang
telah dilakukan di RW 3 Kelurahan Kedungkandang kota Malang
dengan menggunakan teknik probability sampling dengan jumlah
sampel 192 KK dari RT 01 – RT 08 didapatkan hasil bahwa 144
orang dari RW 3 yang menderita hipertensi (57%). Hasil wawancara
dengan beberapa pihak terkait seperti ketua RW, perawat
puskesmas Kedungkandang dan kader kesehatan diperoleh bahwa
penyakit terbesar di RW 3 adalah Hipertensi. 60,7% (37 orang) dari
61 orang yang datang ke posyandu lansia periode bulan Juni 2019
juga menderita hipertensi. Hasil pengkajian juga menunjukkan
bahwa sebanyak 54% (108 orang) tidak pernah melakukan olahraga,
warga RW 3 mayoritas (63%) juga tidak mengkonsumsi sayur setiap
hari, 52% suka mengkonsumsi kopi serta 53% warga merokok.
Wilayah kerja puskesmas kedungkandang khususnya di RW 3
sendiri sudah mengadakan berbagai program untuk menurunkan
angka kejadian hipertensi tersebut, mulai dari adanya program
posbindu PTM, gertak sambalado (gerakan tanam sayur, buah, dan
aktifitas fisik olahraga) namun belum seluruhnya masyarakat RW 3
mengikuti kegiatan tersebut dan kegiatan tersebut belum aktif
kembali setelah hari raya hingga sekarang. Setiap hari minggu pagi
di RT 5 juga telah melakukan senam yang dipimpin oleh ibu kader,
namun belum semua warga mengikutinya serta hanya senam biasa
saja tanpa ada inovasi khusus berupa senam untuk mengatasi
hipertensi. Oleh karena itu kelompok kami memilih jurnal yang
berjudul “efektivitas senam jantung sehat terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi” ini. Senam Jantung Sehat
(SJS ) bertujuan merawat jantung dan pembuluh darah dan telah
terbukti efektif (ρ < 0,05). SJS akan dilaksanakan 3 kali dan seperti
dalam jurnal tersebut akan dilakukan pengukuran tekanan darah
sebelum dan sesudah senam dilakukan. Dalam jurnal tersebut
terbukti bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan
sesudah melakukan senam. Program intervensi SJS di wilayah RW 3
Kelurahan Kedungkandang ini diharapkan dapat menurunkan angka
kejadian hipertensi ataupun meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk berolahraga dan menjaga kesehatan tubuh.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada
RW 3 RT 01-08 Kelurahan Kedungkandang Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang dengan masalah kesehatan
hipertensi melalui penerapan jurnal aplikatif senam jantung
sehat terhadap efektivitas penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu mengajari senam jantung kepada
masyarakat kedungkandang RW 3 dalam aktivitas
olahraga bagi penderita hipertensi.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan jurnal senam jantung
kepada masyarakat kedung kandang RW 3 Sebagai terapi
non farmakologis penayakit hipertensi.
3. Masyarakat dapat ikut serta dalam senam janung untuk
mengendalikan penyakit hipertensi.
4. Masyarakat mampu melakukan dengan sendiri senam
jantung yan sudah diajarkan oleh mahasiswa sebagai
program berkelanjutan dalam mengendalikan penyakit
hipertensi.
BAB 2
ISI

2.1 Mengidentifikasi Masalah atau Topik Penelitian dalam Jurnal


 Judul : Efektivitas Senam Jantung Sehat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi
 Jurnal : Jurnal Penelitian Kesehatan
 Pengarang :
- Gilang Ardiana Putri
- Sri Mulyani, M.Kes
- Ns. Andi Agung F, S.Kep.
 Tahun : 2015
 Topik : Penelitian ini menjelaskan mengenai
hipertensi. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik lebih dari 140/90
mmHg. Salah satu penanganan non farmakologis adalah dengan
olahraga teratur mengikuti Senam Jantung Sehat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektifitas Senam Jantung Sehat
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di
Desa Mojoranu Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
 Metode : Desain penelitian ini adalah penelitian
eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian One
group time series design. Populasinya adalah seluruh penderita
hipertensi di Desa Mojoranu sebanyak 156 orang, sedangkan
sampelnya adalah 20 orang diambil menggunakan teknik
probability sampling dengan simple random sampling. Data
diperoleh dari observasi kemudian dikode, skor, dan tabulasi
kemudian dilakukan uji Anova dengan tingkat kesalahan α (0,05).
 Hasil : Hasil pengukuran tekanan darah responden
sesudah melakukan Senam Jantung Sehat (SJS) yang telah
diprogramkan sebanyak 4 kali menunjukkan sebagian besar
mengalami hipertensi sedang (40%). Hasil uji Anova berulang
Mauchly didapatkan nilai ρ kurang dari tingkat kemaknaan yang
ditentukan yaitu 0,000 < 0,05. Oleh karena ρ < 0,05 maka H0
ditolak yang berarti terdapat perbedaan tekanan darah sebelum
dan sesudah mengikuti SJS pada penderita hipertensi di Desa
Mojoranu, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.

 Untuk mengetahui keefektivan setiap kali dilakukan SJS juga


digunakan uji T-Test hasil tekanan darah sebelum dan sesudah
senam. PadaT-Test hasil tekanan darah sebelum dan sesudah
SJS 1 didapatkan nilai ρ = 0,042, hasil tekanan darah sebelum
dan sesudah SJS 2 didapatkan nilai ρ = 0,000, hasil tekanan
darah sebelum dan sesudah SJS 3 didapatkan nilai ρ = 0,000,
sedangkan sebelum dan sesudah SJS 4 juga didapatkan nilai ρ =
0,000. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai p < 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah
sebelum dan sesudah setiap kali mengikuti Senam Jantung Sehat
ke 1 sampai Senam Jantung Sehat ke 4 pada penderita hipertensi
di Desa Mojoranu, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.
Hal ini berarti Senam Jantung Sehat dapat menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
 Disarankan bagi responden penderita hipertensi untuk
meningkatkan aktivitas fisik yang dianjurkan yaitu dengan rutin
berolahraga salah satunya adalah mengikuti Senam Jantung
Sehat. Selain itu juga diperlukan adanya perbaikan pada
kebiasaan dan gaya hidup yang sehat.
BAB III
PEMBAHASAN

Tekanan darah tinggi yang disebut juga hipertensi adalah


tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90
mmHg (The Seventh Report of The Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure, JNC 7). Salah satu penanganan untuk pasien hipertensi
dengan melakukan aktifitas olahraga. Olahraga yang umum di
masyarakat adalah olahraga senam jantung. Senam jantung
dilakukan bertujuan merawat jantung. Latihan senam menimbulkan
efek seperti: beta blocker yang dapat menenangkan system saraf
untuk menurunkan tekanan sistolik dan diastolik. Senam Jantung
Sehat adalah olahraga aerobik yang disusun dengan selalu
mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan
kelenturan sendi, serta upaya memasukkan oksigen sebanyak
mungkin yang dilakukan secara mudah, murah, meriah, missal dan
bermanfaat serta aman.
Metode yang dilakukan pada jurnal ini penderita hipertensi
yang sebelumnya diukur tekanan darahnya terlebih dahulu, lalu
diberikan intervensi yaitu Senam Jantung Sehat dan dilakukan
pengukuran tekanan darah kembali sesudah diberikannya intervensi.
Senam Jantung Sehat akan diberikan sebanyak 4 kali, dimana akan
dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikannya Senam Jantung Sehat. Sehingga akan didapatkan hasil
8 kali pengukuran tekanan darah yang kemudian dibandingkan untuk
mengetahui adanya pengaruh pemberian perlakuan Senam Jantung
Sehat.
Pada pasien hipertensi diperlukan gaya hidup yang baik
seperti diet yang sehat dan aktivitas fisik yang cukup untuk menjaga
tekanan darah dalam batas normal dan menjaga ketahanan jantung.
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan tingginya resiko
peyakit jantung coroner dan stroke. Penelitian ini menetapkan
program Senam Jantung Sehat sebanyak 4 kali, dengan 20
responden yang mengikuti kegiatan secara penuh. Didapatkan
sebagian dari responden tidak pernah mengikuti senam yang
dikarenakan tidak mengetahui manfaat dari senam. Ketidaktahuan
responden terhadap hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat
pendidikan formal dan non formal. Berdasarkan hasil pengumpulan
data menunjukkan bahwa dari sebagian respon den memiliki
pendidikan terakhir SD/Sederajat dan tidak sekolah dengan masing-
masing sejumlah 7 responden (35%). Rendahnya tingkat pendidikan
sangat berpengaruh terhadap pengetahuan tentang pola hidup yang
sehat sehingga pemahaman terhadap manfaat dari olahraga atau
senam sangat kurang, serta memiliki pemahaman bahwa jika sudah
bekerja di sawah, berjualan, bekerja menjadi kuli bangunan, dan
pekerjaan berat lainnya sudah termasuk sebagai bentuk olahraga
atau aktivitas fisik.
Dari hasil pengumpulan data menunjukkan responden
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang (70%) dan
sebagian besar responden berusia 56-65 tahun sebanyak 12 orang
(60%). Hal ini diakibatkan karena pada wanita lansia sudah
mengalami menopause yang menyebabkan penurunan produksi
hormone estrogen sehingga kadar High Density Lipoprotein (HDL)
yang dapat mencegah rusaknya pembuluh darah menurun, dan
karena seiring bertambahnya usia akan terjadi perubahan fisiologis
dimana akan terjadi penignkatan resistensi perifer dan aktivitas
simpatik. Pengaturan tekanan darah yaitu reflex baroresptor pada
usia lanjut sensivitasnya sudah menurun, sedangkan peran ginjal
juga sudah menurun dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi
glomerulus menurun. Selain itu pada dinding arteri akan mengalami
penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada
lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur
menyempit dan menjadi tidak elastis. Sehingga tekanan darah
sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang
berkurang. Maka daripada itu dengan adanya olahraga senam
jantung dapat mengurangi kekakuan pembuluh-pembuluh darah
sehingga terjadinya vasodilatasi yang akan menurunkan tekanan
darah.
Berdasarkan hasil yang didapatkandari data yang sudah
dikumpulkan, terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan
sesudah mengikuti Senam Jantung Sehat, tidak memberikan
pegaruh terhadap senam secara berulang. Hal ini disebabkan setiap
minggunya ada beberapa responden yang tekanan darahnya naik
yang diakibatkan oleh factor lain, seperti merokok, minum kopi, dan
konsumsi pil KB. Oleh karena itu, selain dengan melakukan Senam
Jantung Sehat, responden juga harus menjaga pola konsumsi
makanan yang sehat.
Hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi praktik
keperawatan untuk berfokus kepada pengkajian, edukasi kesehatan
dan upaya preventif dalam mengurangi angka hipertensi. Berbagai
hasil penelitian epidemiologi juga membuktikan bahwa ada
keterkaitan antara gaya hidup kurang aktif dengan hipertensi. Oleh
karena itu WHO menganjurkan untuk meningkatkan akivitas fisik
sebagai intervensi pertama dalam upaya pencegahan dan
pengobatan hipertensi. Aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita
hipertensi salah satunya ialah senam aerobic dengan intensitas
ringan sedang dalam hal ini senam jantung sehat. Senam jantung
sehat selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot
besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen
sebanyak mungkin kedalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan
merawat jantung dan pembuluh darah sehingga pembuluh darah
menjadi sehat dan membuat kerja jantung menjadi optimal. Keadaan
hemodinamik sangat mempengaruhi fungsi penghantaran oksigen
dalam tubuh dan melibatkan fungsi jantung. Pada kondisi gangguan
hemodinamik, diperlukan pemantauan dan penanganan yang tepat
sesuai dengan kondisi penderita. Aliran darah sistemik berefek pada
hemodinamik. Kontrol dari aliran dan tekanan darah selama olahraga
juga sangat penting untuk memastikan bahwa darah dan oksigen
ditransportasikan ke jaringan-jaringan yang membutuhkannya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan :
a. Sebagian besar dari responden mengalami hipertensi sedang
sebelum mengikuti Senam Jantung Sehat dan mengalami
hipertensi ringan sesudah mengikuti Senam Jantung Sehat.
b. Terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah setiap
kali mengikuti Senam Jantung Sehat ke 1 sampai Senam
Jantung Sehat ke 4 pada penderita Hipertensi di Desa Mojoranu
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
c. Terdapat perbedaan penurunan tekanan darah pada pemberian
empat kali perlakuan Senam Jantung Sehat ke 1 sampai Senam
Jantung Sehat ke 4 pada penderita hipertensi di Desa Mojoranu
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.

4.2 Saran
a. Bagi Praktik Keperawatan :
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam upaya
memperlancar aliran darah tubuh dalam 24 jam untuk penderita
hipertensi dan juga sebagai terapi komplementer non
farmakologis tambahan dalam mendukung pengendalian
tekanan darah dan pencegahan komplikasi pada penderita
hipertensi.
b. Bagi Masyarakat :
Senam jantung yang diberikan berulang tidak memberikan
pengaruh pada tekanan darah secara sepenuhnya jika tidak
diimbangi dengan perubahan gaya hidup seperti merokok dan
minum kopi. Sehingga agar efektifitas dari senam jantung ini
menjadi maksimal, harus diimbangi dengan perubahan perilaku
dari responden. Hal ini bias dilakukan dengan memberikan
penyuluhan kesehatan mengenai pola hidup sehat bagi
penderita hipertensi, sehingga diharapkan dengan pengetahuan
yang meningkat maka akan terjadi perubahan perilaku yang lebih
baik pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Syahrini, Erlyna Nur. 2012. Faktor-faktor Resiko Hipertensi Primer di


Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Thesis. Semarang :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponogoro.

Anda mungkin juga menyukai