Anda di halaman 1dari 64

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGANGGARAN

DAN PENGGUNAAN ANGGARAN


SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH
(SKPA) DI PROVINSI ACEH TAHUN 2011
Ringkasan Eksekutif

Keterkaitan antara dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan dokumen anggaran


merupakan bagian sangat penting dalam upaya pencapaian visi dan misi yang tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Untuk mencapai target-
target pembangunan selama lima tahun, pemerintah daerah menyusun dokumen tahunan
berupa Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Pada prinsipnya, terdapat sinkronisasi antara target kinerja selama lima
tahun dengan program/kegiatan dan alokasi anggaran tahunan. Kesesuaian antara target
capaian kinerja pembangunan yang direncanakan dengan anggaran dan dokumen pelaksanaan
merupakan ukuran kualitas perencanaan dan penganggaran di pemerintah daerah.

Sebagai daerah otonom dengan otonomi khusus, Provinsi Aceh memiliki kewenangan dalam
merencanakan pembangunan dan anggaran daerah. Penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berupa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) dan Rencana Kerja Pemerintah Aceh
(RKPA) ternyata tidak selalu diikuti dalam penyusunan dokumen anggaran berupa Kebijakan
Umum APBA (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Aceh (PPAA). Penyimpangan dari
dokumen perencanaan semakin besar ketika Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA)
menyusun dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPA.

Kesimpulan studi ini adalah proses penyusunan anggaran pada semua SKPA Provinsi Aceh
belum berjalan efektif. Hal ini disebakan masih ditemukannya beberapa kelemahan, yaitu: (a)
Penentuan sasaran kegiatan sebagai penerima manfaat anggaran masih kurang tepat; (b)
Penentuan target kegiatan belum mengacu pada sasaran yang ingin dicapai; (c) Penentuan
keluaran (output) kegiatan tidak mengikuti target yang akan dicapai; (d) Penentuan hasil
(outcome) kegiatan belum menggambarkan kualitas keluarannya, sehingga keberhasilan
sebuah program belum dapat diukur; (e) Belum ada keseragaman indikator terhadap
program/kegiatan yang sama yang dilaksanakan beberapa SKPA; dan (f) Interval perbedaan
besaran anggaran dalam PPAS dengan RKA masih jarak sehingga mencerminkan
penyusunan PPAS belum akurat dan tidak berpedoman kepada Analisis Standar Belanja
(ASB) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Beberapa perbaikan yang harus dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda)
Aceh dan semua SKPA Provinsi Aceh, yakni: (a) Perlunya menyusun suatu buku pedoman
penyusunan anggaran yang di dalamnya memuat jenis indikator kinerja untuk masing-masing
program/kegiatan; (b) Penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Analisi Standar
Belanja (ASB) sebagai acuan dalam menyusun Plafon Anggaran Sementara (PAS) dan
penyusunan RKA-SKPA; (c) Meningkatkan koordinasi antara SKPA yang melaksanakan
program/kegiatan yang sama; dan (d) Meningkatkan pemahaman tentang anggaran berbasis
kinerja bagi personil yang terlibat dalam TAPA, karena kelemahan yang ditemukan banyak
dalam lingkup yang merupakan tanggung jawab tim tersebut.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

B AB
PENDAHULUAN
I

1.1. Latar Belakang


Tujuan pembangunan Nasional diarahkan untuk meningkatkan kesejahterakan
masyarakat. Kesejahteraan masyarakat tercermin dari kemampuan untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya secara layak, yaitu perumahan, pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, rasa aman, dan mempunyai pendapatan, serta dihargai harkat dan martabatnya
selaku manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2001, melalui penerapan
Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No.25/1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Indonesia mulai menyelenggarakan otonomi daerah yang disertai dengan desentralisasi
fiskal. Meskipun sebelumnya telah ada konsep otonomi daerah, seperti diatur dalam UU
No.5/1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, penerapan otonomi daerah kali
ini dipandang paling komprehensif dan esensial.
Untuk menyempurnakan UU No.22/1999 dan UU No.25/2009, berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaannya selama tahun 2000-2003, Pemerintah kemudian mengganti kedua
UU tersebut dengan UU No.32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.33/2004
Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pada
bagian menimbang UU No.32/2004 disebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan
suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, pemerintahan
daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.1

1
Pasal 1 huruf d UU No.22/1999 dan pasal 1 angka 2 UU No.32/2004.
BAB I - 1
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan


mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan daerah otonom
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.2
Dengan demikian, dalam melaksanakan kewenangannya, pemerintah daerah membuat
peraturan daerah dan untuk melaksanakan Perda tersebut, kepala daerah menetapkan
peraturan kepala daerah.3
Dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan yang terdesentralisasi, Indonesia
memiliki hirarki peraturan perundang-undangan yang diatur secara eksplisit agar tidak
terjadi tumpang tindih pengaturan dan kewenangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan4 menyebutkan bahwa jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan terdiri atas (a) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; (b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; (c) Undang-
Undang/Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang; (d) Peraturan Pemerintah; (e)
Peraturan Presiden; (f) Peraturan Daerah Provinsi; dan (g) Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.

Berdasarkan hirarki tersebut, yang juga menunjukkan secara berjenjang kekuatan


hukum produk hukum dimaksud, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyusun
produk hukum yang dibutuhkan sesuai dengan batas kewenangannya. Hal ini bermakna
bahwa, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota menetapkan peraturan
daerah/qanun sebagai landasan penyelenggaraan kewenangannya. Pengaturan tentang
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota. Dari aspek kelembagaan, untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah tersebut, pemerintah juga menerbitkan PP No.41/2007 Tentang

2
Pasal 1 huruf d, h, dan i UU No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah.
3
Pasal 146 ayat 1 UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
4
Undang-undang ini merupakan pengganti atas UU No.10/2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan.
BAB I - 2
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Organisasi Perangkat daerah, sebagai pedoman pembentukan organisasi oleh pemerintah


daerah beserta fungsi-fungsinya dan PP No.58/2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, yang menjelaskan berbagai aspek pengelolaan keuangan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurusnya.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pemerintah daerah, termasuk
Pemerintah Aceh, memiliki kewenangan untuk mengatur dan membuat kebijakan untuk
melaksanakan kewenangannya, yang pada prinsipnya bersumber dari kewajiban untuk
memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Kewenangan untuk menyelenggarakan urusan-
urusan pemerintahan diatur sedemikian rupa agar proses perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pertanggungjawabannya memenuhi prinsip akuntabilitas, transparansi,
dan partisipatif.
Pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut diimplementasikan dalam bentuk pengaturan
tentang apa yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan, siapa yang akan
menerima hasil dan manfaat, siapa yang mengawasi, dan bagaimana mekanisme
pertanggungjawaban atas pelaksanaan suatu tugas dan fungsi. Lingkup inilah yang menjadi
fokus penyelenggaran administrasi, penyusunan kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan
publik di pemerintahan daerah, termasuk Pemerintah Provinsi Aceh.5
Pengaturan tentang kewenangan dan kelembagaan Pemerintahan Aceh sendiri
telah ditetapkan dalam UU No.11/2006 tentang Pemerintahan Aceh. UU ini memberikan
beberapa keistimewaan kepada Pemerintah Aceh yang tidak dimiliki oleh daerah lain,
terutama dalam hal mendapat alokasi dana otonomi khusus dan tambahan bagi hasil
minyak bumi dan gas alam serta bentuk pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan
keistimewaan ini, Pemerintah Aceh telah menerbitkan beberapa qanun, seperti Qanun
Aceh No.1/2008 Tentang Pengelolaan Keuangan Aceh, Qanun Aceh No.2/2008 Tentang
Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan
Penggunaan Dana Otonomi Khusus, dan Qanun Aceh No.8/2008 Tentang Pelayanan
Publik.
Pada praktiknya, penyelenggaraan fungsi pemerintahan di Aceh, terutama dalam
perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan, tetap mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, yakni PP No.58/2005, PP

5
Berdasarkan Peraturan Gubernur No.56/2009, sebutan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diganti dengan
Provinsi Aceh.
BAB I - 3
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

No.38/3007, PP No.41/2007, dan PP No.8/2008.6 Semua PP ini menjadi konsideran dalam


penyusunan qanun, baik di pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota di Aceh.
Oleh karena penyelenggaraan pemerintahan daerah dibagi dalam periodisasi
kepemimpinan per lima tahun, maka perencanaan pembangunan disusun berdasarkan masa
jabatan kepala daerah. Dalam kerangka pencapaian visi daerah yang dituangkan dalam
dokumen perencanaan jangka panjang 20 (dua puluh tahun), yang disebut Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah atau RPJPD, setiap kepala daerah wajib menyusun
dokumen Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD, sesuai dengan masa
jabatannya. RPJMD memuat target pencapaian pembangunan selama lima tahun yang
ditetapkan dalam bentuk peraturan daerah, setelah mendapat persetujuan dari Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selaku lembaga perwakilan di daerah.
Sesuai dengan kewenangannya, dalam melaksanakan pembangunan untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional, pemerintah daerah membentuk perangkat daerah
yang disebut satuan kerja perangkat daerah atau SKPD (di Aceh disebut satuan kerja
perangkat Aceh atau SKPA). Sesuai PP No.41/2007, yang menjadi pedoman dalam
penyusunan Perda tentang Organisasi Perangkat Daerah, pemerintah daerah membentuk
sekretariat daerah dan sekretariat DPRD, inspektorat daerah, satuan polisi pamong praja,
dan beberapa badan, dinas dan kantor. SKPD yang dibentuk melaksanakan satu atau
beberapa fungsi sesuai dengan kewenangan daerah, seperti diatur dalam PP No.38/2007,
yang menjadi pedoman dalam penyusunan Perda tentang urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah. Khusus untuk Pemerintah Aceh, UU No.11/2006 tentang
Pemerintahan Aceh menjadi pertimbangan filosofis dan strategis dalam penyusunan qanun
tentang organisasi perangkat Aceh dan tentang urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Aceh.
Berdasarkan kewenangan dan fungsi yang telah diatur dalam qanun, satuan kerja
menyusun rencana strategis (Renstra) yang sinkron dengan RPJMD dan rencana kerja
(Renja) tahunan sebagai penjabaran RKPD. Rencana kerja masing-masing SKPD terdiri
dari program dan kegiatan yang memiliki target kinerja yang hendak dicapai dan
kebutuhan sumber daya untuk mencapai target-target tersebut. Sumber daya yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut pada masing-masing SKPD haruslah

6
Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
BAB I - 4
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

direncanakan seoptimal mungkin, yang tergambar dalam bentuk kebutuhan belanja yang
akan dikeluarkan.
Pemerintah Aceh merupakan salah satu bagian dari pemerintah provinsi yang
berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dalam hal penyelenggaraan
pembangunan dan pelayanan publik daerah dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat
Aceh (SKPA). SKPA harus mampu menciptakan prorgam-program yang dapat
mesejahterakan rakyat aceh. Pada kenyataannya, program-program yang direncanakan
baik program jangka pendek, menengah dan panjang sering tidak sejalan satu sama lain.
Salah satu penyebab mengapa hal ini terjadi adalah ketidaklengkapan pedoman dalam
menetapkan sasaran, indikator dan target program/kegiatan, sehingga sulit bagi SKPD
untuk menyusun dokumen perencanaan dan anggaran dengan baik.
Dokumen yang menghubungkan perencanaan dan pelaksanaan oleh SKPD adalah
Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan
pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan
penganggaran berdasarkan prestasi kerja.7 Dalam prinsip anggaran berbasis kinerja,
penyusunan RKA-SKPD haruslah menerapkan prinsip-prinsip value for money, yang
meliputi economy, efficiency, dan effectiveness (3E). Pasal 39 ayat (1) PP No.58/2005
menyatakan bahwa penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan prestasi kerja dilakukan
dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan dari kegiatan dan program, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan
hasil tersebut.
Penetapan RKA berpedoman pada program-progman yang telah disusun untuk
masing-masing SKPD dan program dan kegiatan untuk masing-masing SKPD harus sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tersebut, dapat diketahui dengan
menganalisis data potensi yang ada pada masyarakat tersebut. Untuk itu, diselenggarakan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang), yang merupakan wadah
untuk mengidentifikasi kebutuhan publik serta menyesuaikannya dengan kemampuan
keuangan daerah dan fungsi masing-masing SKPD. Jadi, anggaran yang disusun SKPD
tidak berdasarkan keinginan (wants) belaka, tetapi harus disusun berdasarkan kebutuhan
(needs). Sasaran pembangunan daerah akan tercapai secara efektif apabila anggaran yang
disusun didasarkan pada permasalahan dan kebutuhan yang ada di lapangan.

7
Pasal 36 ayat (2) PP No.58/2005.
BAB I - 5
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Penyusunan RKA-SKPD harus sesuai dengan prosedur dan jadwal yang telah
ditetapkan, sehingga tidak terlambat dalam pengesahan APBD dan keterlambatan
diterbitnya dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Keterlambatan dalam penerbitan DPA
mengakibatkan keterlambatan dalam pelaksanaan anggaran, yaitu keterlambatan dalam
menentukan paket pekerjaan, tendering pengadaan barang dan jasa dan penatausahaan
keuangan. Konsekuensi keterlambatan anggaran adalah realisasi anggaran menjadi rendah,
sehingga menyisakan dana yang tidak habis terpakai pada akhir tahun. Selisih antara
alokasi dalam DPA dengan realisasi ini disebut SILPA (Selisih Lebih Pembiayaan
Anggaran). SILPA yang bersumber dari belanja terjadi karena realisasi belanja lebih
rendah dari pagu anggarannya, baik karena pelaksanaan kegiatan yang belum selesai
sampai akhir tahun ataupun pembatalan pelaksanaan kegiatan, serta terjadinya
“penghematan” anggaran (pekerjaan selesai atau output kegiatan telah tercapai, tetapi
anggaran tidak terpakai seluruhnya).
Pada prinsipnya, pelayanan publik akan terlaksana dengan baik apabila dalam
proses perencanaan dan penganggaran, target kinerja yang menjadi solusi (outcomes)
dalam pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terukur dan dapat
dicapai dengan baik. Proses perencanaan yang dikomandoi oleh Badan Perencanaan
Pembangunan (Bappeda), penyusunan dokumen-dokumen anggaran yang dilaksanakan
oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), yang di Aceh di sebut Tim Anggaran
Pemerintah Aceh (TAPA), dan penetapan anggaran daerah dalam bentuk peraturan daerah
(di Aceh disebut qanun) melibatkan DPRD (di Aceh disebut DPRA), haruslah berjalan
sinkron dan terkoordinir dengan baik. Setiap fihak yang terlibat semestinya melaksanakan
fungsinya secara bertanggungjawab, sehingga outcomes dari anggaran dapat dicapai.
Pada kenyataannya, tidak semua yang direncanakan dalam dokumen perencanaan
teralokasikan anggarannya dalam APBA. Begitu juga dengan program dan kegiatan yang
telah tercantum pendanaannya dalam APBD, tidak selalu terlaksana sebagian atau
seluruhnya. Target kinerja yang dicantumkan dalam RKPD dan RPJMD tidak selalu
menjadi pedoman dalam penyusunan target kinerja dalam RKA-SKPA. Akibatnya,
pelaksanaan program dan kegiatan pada setiap tahun anggaran sering tidak sejalan dengan
target yang direncanakan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan, seperti RKPD dan RPJMD. Secara politis, dapat dimaknai bahwa
Gubernur tidak dapat memenuhi janji kampanye yang telah dituangkan dalam bentuk misi
BAB I - 6
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

dan target-target dalam RPJMD, sementara secara kebijakan, Gubernur gagal menjalankan
kebijakan yang dibuatnya sendiri. Bagi publik, Gubernur dapat dipandang tidak berhasil
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kapasitas pemerintah
daerah.
Dengan pandangan bahwa pelimpahan urusan yang menjadi kewenangan daerah
beserta pendanaannya sudah diatur dengan baik dalam peraturan perundang-undangan,
maka pengelolaan pelayanan publik seharusnya sudah berjalan dengan baik. Namun,
kenyataan lebih banyak berbicara lain. Pelayanan publik justru sering berjalan apa adanya
karena perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan tidak terintegrasi dengan baik.
Konsep unified budgeting belum dilaksanakan sepenuhnya, sehingga terjadi
ketidaksinkronan antara perencanaan, pengalokasian dalam anggaran, dan pelaksanaan di
lapangan. Ketidakkonsistenan ini berimplikasi pada rendahnya tingkat pencapaian target-
target pembangunan yang telah dinyatakan dalam RPJMD.

1.2. Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui efektivitas penyusunan anggaran pada SKPD di pemerintah
daerah Provinsi Aceh;
b. Untuk mengetahui efektivitas dalam pelaksanaan anggaran pada SKPD di
pemerintah daerah Provinsi Aceh.

1.3. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyusunan dan
pelaksanaan anggaran untuk tahun anggaran 2011 pada SKPA Provinsi Aceh.

1.4. Output Penelitian


Output penelitian ini adalah dokumen hasil penelitian yang berjudul “Efektifitas
Penganggaran dan Penggunaan Anggaran di Provinsi Aceh”.

BAB I - 7
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

1.5. Outcome Penelitian


Outcomes dalam penelitian ini adalah masukan bagi Pemerintah Aceh yang
bermanfaat untuk memperbaiki kualitas penganggaran dan pelaksanaan anggaran.
Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
merumuskan perencanaan dan pedoman yang komprehensif, efektif, efisien, dan
ekonomis, sehingga perencanaan pembangunan sejalan dengan penganggaran dan
pelaksanaan di lapangan oleh SKPA.

1.6. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada SKPD yang ada di Pemerintah Provinsi Aceh dan
akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan November 2012.

1.7. Biaya Penelitian


Biaya Peneliti ini bersumber dari dana APBD Pemerintah Provinsi Aceh Tahun
2012, dengan DPA-SKPA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh
Nomor: 1.06.1.06.01.06.01.5.2.

1.8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Penellitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan November 2012
dengan jadwal sebagai berikut:
- Penyusunan TOR: Maret.
- Pengumpulan data: Maret.
- Data entry: Maret – Mei.
- Pengolahan data: Mei – Juni.
- Analisis data: Juni.
- Penyusunan draft awal: Juli.
- Presentasi hasil penelitian: Agustus.
- Penyusunan laporan akhir (review): Agustus – September.
- Presentasi hasil akhir: Oktober.

BAB I - 8
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

BAB LANDASAN TEORITIS


II EFEKTIVITAS PENGANGGARAN

2.1. Hubungan Pengelolaan Keuangan, Perencanaan Pembangunan, dan


Penganggaran Daerah
Implementansi otonomi daerah mengharuskan pemerintah daerah mengelola
keuangannya secara mandiri. UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah, UU No.33/2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan UU
No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang kemudian dijabarkan dalam PP No.58/2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, memberi penjelasan dan panduan bagaimana
pemerintah daerah mengelola keuangannya secara terencana, partisipatif, terintegrasi,
transparan, dan akuntabel.

Khusus untuk pemerintahan Aceh, keberadaan UU No.11/2006 tentang


Pemerintahan Aceh, memberikan keleluasaan sekaligus beban yang cukup berat untuk
mengatur dan menyelenggarakan pengelolaan keuangan bukan hanya di tingkat provinsi,
tetapi juga di kabupaten dan kota se Aceh. Tambahan penerimaan Aceh dari dana otonomi
khusus dan tambahan bagi hasil minyak dan gas bumi memberi warna tersendiri mengingat
Pemerintah Aceh diberikan kewenangan untuk mengaturnya dalam qanun dan peraturan
gubernur. Di sisi lain, pelaksanaan otonomi khusus tidak berlaku tanpa batas waktu.

Pasal 2 PP No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa


lingkup pengelolaan keuangan daerah meliputi:

a. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
b. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan daerah;
d. pengeluaran daerah;
e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; dan
Bab II - 1
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,


efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.1 Pengelolaan keuangan daerah
dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam anggaran daerah
yang disebut APBD, yakni rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
daerah.

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan


kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka
mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. APBD
mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun
ditetapkan dengan peraturan daerah.2

APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah
dan pembiayaan daerah.3 Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah
dianggarkan secara bruto dalam APBD.4 Dari struktur APBD ini, akan diperoleh surplus atau
defisit, yakni selisih lebih atau kurang antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Pada
akhir tahun biasanya terjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), yakni selisih lebih
realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.5

Dalam melaksanakan fungsi administrasi dan pelayanan publik dalam bentuk


program dan kegiatan, pemerintah daerah menggunakan sumberdaya yang dimilikinya, baik
sumberdaya fisik maupun keuangan. Pasal 17 ayat (1) PP No.58/2005 menyatakan bahwa
semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa
dianggarkan dalam APBD.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang


menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan

1
Pasal 4 PP No.58/2005.
2
Pasal 16 PP No.58/2005.
3
Pasal 20 ayat (1) PP No.58/2005.
4
Pasal 17 ayat (3) PP No.58/2005.
5
Pasal 1 anka 31 PP No.58/2005.
Bab II - 2
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

pilihan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan


meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial
dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar
pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib pemerintahan daerah.6

Dalam siklus pengelolaan keuangan daerah, proses penganggaran sangat penting karena
adanya peran DPRA dan masyarakat yang lebih besar. Kualitas hasil (outcome) sangat
tergantung dari bagusnya perencanaan dan penganggaran dalam memilih indikator input dan
outputnya sebagaimana diatur dan UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah dan diatur kembali dalam UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah. Proses tersebut
dilakukan dengan mengikuti alur perencanaan dan penganggaran seperti dalam gambar
berikut:

Gambar 2.1.: Alur Perencanaan dan Penggangaran


Sumber: Indra Bastian (2006:5)

6
Pasal 26 PP No.58/2005.
Bab II - 3
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Secara lebih rinci proses perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah dan
kaitannya dengan anggaran pemerintah pusat dapat dijelaskan melalui Gambar
ambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2: Alur


ur Perencanaan dan Pengangaran Daerah
Sumber: Pusdiklat BPK RI (2008)
(2008

Penerapan konsep prestasi kerja diukur dengan indikator-indikator


indikator ke
keberhasilan
(kinerja) yang dimulai dari ukuran input, output, outcome, benefit,, dan akhirnya impact.
Indikator tersebut dapat berupa sumber dana, sumber daya manusia, waktu, teknologi, hasil
fisik atau non fisik, dan nilai tambah setiap akhir pelaksanaan roda pemerintahan
emerintahan baik jangka
pendek, jangka menengah,
gah, dan jangka panjang.
panjang Oleh karena itu, pemerintah
ah daerah dituntut
untuk mampu menyusun anggaran yang akurat, efektif, efisien dan proporsional. Realisasi
anggaran diharapkan sesuai dalam alokasi dan jumlahnya sehingga kinerja pemerintah daerah
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat

2.2. Anggaran Berbasis


is Kinerja

Tujuann dari anggaran berbasis kinerja (performance


( budgeting)) adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayan publik melalui pengalokasian sumberdaya (resources
(resources) yang
konsisten dengan tujuan-tujuan
tujuan sosial dan politik, meningkatkan efisiensi, ekonomi, dan
efektifitas dalam penggunaannya, dan memeperbaiki akuntabilitas.
akuntabilitas Secara singkat dapat
dinyatakan bahwa ABK adalah meningkatkan fokus pada what the public sector is
1q1accomplishing
accomplishing with the resources provided
provided, lebih luas dari sekedar fokus pada how much
money is being spent ini any area (Arizti, et al., 2010:15).
Bab II - 4
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Reformasi perencanaan dan penganggaran dimulai dengan lahirnya peraturan


perundang‐undangan seperti UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.25/2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. UU tersebut kemudian dilengkapi
dengan PP No.20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP), PP No.21/2004 tentang
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA‐K/L), PP No.39/2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, PP
No.40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, dan PP
No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah yang menekankan pada perencanaan dan
penganggaran yang berbasis kinerja (performance based budgeting), berjangka menengah
(medium term expenditure framework/MTEF) dan sistem penganggaran terpadu (unified
budgeting).

Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja merupakan suatu proses dalam


meningkatkan manfaat sumber daya input untuk pencapaian hasil (outcome) dan keluaran
(output) melalui key performance indicators (KPI) yang terkait dengan 3 (tiga) hal, yaitu
pengukuran kinerja, pengukuran biaya untuk menghasilkan penggunaan informasi kinerja
outcome dan output, serta penilaian keefektifan dan efisiensi belanja dengan berbagai alat
analisis.

Dalam konsep MTEF, jangka waktu penganggaran ditentukan lebih dari satu tahun
anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju serta dilakukan secara terintegrasi
untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada
prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.

2.3. Value for Money: Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas

Setelah menentukan indikator-indikator keberhasilan (kinerja) yang dimulai dari


ukuran input, output, outcome, benefit, dan akhirnya impact, maka langkah selanjutnya adalah
merumuskan pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Ekonomi adalah perbanding
antara input sekunder (bahan baku, personil, dan infrastruktur) dengan input primer (jumlah
rupiah), maksudnya jika penggunaan sumber daya melebihi dari anggaran yang tersedia maka
terjadilah pemborosan.

Efisiensi adalah perbandingan antara output dengan input, maksudnya pemanfaatan


jumlah sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan output tertentu yang diukur dalam
Bab II - 5
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

harga satuan output tersebut, misalnya berapakah biaya pembangunan jalan per kilometer
panjang.

Efektifitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output, maksudnya


adalah mengukur tingkat hasil akhir (tujuan) yang dicapai suatu program dari sejumlah output
tertentu, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka
semakin efektif kinerja program atau kegiatan yang bersangkutan. Untuk mengukur
efektivitas dapat menggunakan rumus dari Mahmudi (2007:102) sebagai berikut:

outcome
Efektivita s =
output

Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sesungguhnya dicapai. Rumusan dan pandangan tentang ”efektivitas” yang
dikemukakan di atas menunjukkan bahwa untuk mengetahui mengukur apakah efektif atau
tidak, harus dikaitkan antara rencana, kehendak, aturan, tujuan atau sasaran dari keluaran
yang telah dicapai suatu kegiatan. Dengan kata lain, suatu hasil dikatakan efektif jika hasil
tersebut benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, termasuk
ketentuan yang berlaku.

Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, mengukur efektivitas bermakna


mengukur kesesuaian antara ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan kenyataan
pelaksanaannya. Atau dengan kata lain, efektif adalah kesamaan antara rencana dan hasil
yang dicapai. Oleh karena kesamaan atau kesesuaian dimaksud mencakup faktor waktu,
prosedur dan sebagainya, maka untuk mengetahui sesuatu kegiatan efektif atau tidak, dalam
proses perencanaanya perlu menetapkan secara jelas dan tegas tingkat keberhasilan yang
diharapkan (target atau standar), terutama dalam perumusan indikator ketika dimasukan
dalam dokumen anggaran.

Penggunaan sumberdaya dikatakan efektif dan ekonmis apabila:

• They are clearly justified and aligned to achieve the desired development outcomes
• They are sufficient in quantity and quality to provide for all the inputs/outputs
required for the desired outcomes
• They avoid waste, unnecessary inputs, or duplication both within the project and
relative to other work
• Rates or prices paid are market based or otherwise assessed to be fair and
reasonable. (IDG, 1999).

Bab II - 6
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

2.4. Proses Penyusunan APBD

Proses penyusunan anggaran daerah atau APBD merujuk kepada tiga dokumen
perencanaan, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD). Dokumen perencanaan di SKPD yang digunakan adalah Rencana Strategis (Renstra)
SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD. Dokumen yang dihasilkan dalam penganggaran
adalah:
• Kebijakan Umum APBD (KUA);
• Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
• Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD;
• Rancangan peraturan daerah tentang RAPBD dan rancangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dijabarkan setiap tahun sebagai
Rencana Tahunan Daerah yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Sesuai Pasal 82
ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum
tahun anggaran berkenaan.

RPJMD yang sudah ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, oleh setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra
SKPD). Renstra SKPD ini berisi rencana tugas masing-masing unit dalam SKPD, yang secara
keseluruhan digabung menjadi Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Renstra SKPD tersebut selanjutnya dirinci untuk tiap tahun sebagai Rencana
Tahunan yang dikenal dengan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) dengan berpedoman pada
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang sudah ditetapkan.

Dalam penyusunan APBD, dokumen-dokumen perencanaan berupa RPJPD, RPJMD


dan RKPD memiliki posisi penting. Target kinerja yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
program dan kegiatan yang pendanaannya dianggarkan dalam APBD tidak boleh
menyimpang dari target yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD. Hal ini ditegaskan
pada Pasal 25 ayat 2 UU No.25/2004 yang menyatakan bahwa RKPD mereupakan pedoman
penyusunan rancangan APBD.

Bab II - 7
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Dalam Pasal 34 ayat (1) PP No.58/2005 disebutkan bahwa berdasarkan RKPD,


Kepala Daerah menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA). Sedang dalam Pasal
34 ayat (2) disebutkan bahwa penyusunan Rancangan KUA berpedoman pada Pedoman
Penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Ketentuan ini
dipertegas lagi dalam Pasal 83 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59/2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, yang menyatakan bahwa Kepala Daerah menyusun Rancangan KUA dan
Rancangan Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara (PPAS) berdasarkan RKPD dan
Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.

KUA dan PPAS kemudian dibahas dan disepakati bersama-sama oleh kepala daerah
dan DPRD dalam bentuk penandatanganan nota kesepakatan secara bersamaan. Penyusunan
Rancangan KUA dan Rancangan PPAS sendiri dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah.

Sesuai ketentuan dalam Pasal 87 ayat (1), kedua dokumen perencanaan tersebut,
yaitu Rancangan KUA dan Rancangan PPAS selanjutnya disampaikan oleh Kepala Daerah
kepada DPRD untuk dibahas dalam forum pembicaraan pendahuluan mengenai Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun anggaran berikutnya, paling
lambat Pertengahan Bulan Juni. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama Panitia Anggaran
DPRD. Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi KUA dan PPAS dan masing-masing dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan yang
ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu
bersamaan.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59/2007 (Pasal 87 ayat 3) dijelaskan


bahwa rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi KUA dan PPAS paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan. Atas dasar
Nota Kesepakatan yang telah ditandatangani bersama, TAPD kemudian menyiapkan
Rancangan Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD sebagai
acuan atau pedoman bagi setiap Kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD.

Berdasar Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan RKA-SKPD,


para Kepala SKPD beserta staf melakukan penyusunan RKA-SKPD sesuai bidang tugas dan
fungsinya serta menurut ketentuan lainnya yang berlaku. Pada PP Pasal 41 No.58/2005

Bab II - 8
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

dinyatakan bahwa RKA-SKPD yang telah disusun oleh Kepala SKPD disampaikan kepada
PPKD untuk selanjutnya dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Pembahasan RKA-SKPD dimaksudkan untuk menelaah kesesuaian RKA-SKPD
dengan KUA, PPAS, dan dokumen lainnya. SKPD yang RKA-SKPDnya dibahas hadir dalam
kegiatan ini. Apabila dalam pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian, maka Kepala
SKPD melakukan penyempurnaan sesuai petunjuk yang diberikan.
Setelah disempurnakan oleh kepala SKPD, selanjutnya disampaikan kepada Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), yaitu Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD. Rancangan peraturan daerah
tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD disampaikan kepada Kepala Daerah. Dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006, Pasal 103 ayat (1), (2), (3) dan (4) dinyatakan
bahwa:
• Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD
disampaikan kepada kepala daerah.
• Rancangan peraturan daerah tentang APBD sebelum disampaikan kepada DPRD
disosialisasikan kepada masyarakat.
• Sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang APBD bersifat memberikan informasi
mengenai hak dan kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan
APBD tahun anggaran

2.5. Para Fihak yang Terlibat dan Preferensinya dalam Perencanaan, Penganggaran,
dan Pelaksanaan Anggaran Daerah

Dalam proses penyusunan rencana dan anggaran, serta pelaksanaan anggaran daerah
setiap tahun ada beberapa pihak yang terlibat, yaitu pemerintah daerah (eksekutif), Dewan
Perwakilan Rakyat daerah (DPRD), inspektorat daerah, auditor eksternal, dan masyarakat.
Berikut penjelasan tentang posisi, fungsi, dan kecenderungan yang terjadi selama ini dari
aspek regulasi, konsep, dan praktik.

2.5.1. Pemerintah Daerah atau Eksekutif


Pemerintah daerah membentuk sebuah tim penyusun dokumen-dokumen anggaran
yang disebut Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh
Sekretaris Daerah (Sekda). Anggota TAPD mencakup SKPD perencanaan (Bappeda),
Bab II - 9
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah/SKPKD, dan unit kerja yang melaksanakan
fungsi pengendalian program/administrasi pemerintahan. TAPD menyusun KUA,
PPAS, dan rancangan peraturan daerah tentang APBD, dan rancangan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran APBD. Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota)
kemudian menyampaikan dokumen KUA, PPAS, dan rancangan peraturan daerah
tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas, disepakati dan ditetapkan menjadi
peraturan daerah tentang APBD. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
sebagai pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan di
SKPD yang dipimpinnya.
Preferensi TAPD dalam penyusunan anggaran adalah menyesuaikan alokasi belanja
(inputs) untuk melaksanakan program dan kegiatan yang menghasilkan outcomes
berupa pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan oleh kepala daerah
dalam dokumen RPJMD dan RKPD. Namun, sering terjadi perbedaan pendapat terkait
jumlah belanja secara keseluruhan di antara Bappeda selaku penyusun rencana kerja
(RKPD) dan SKPKD selalu “pencari dana”. Semakin besar jumlah belanja, maka
semakin banyak jumlah dana yang harus diperoleh oleh SKPKD melalui realisasi
pendapatan daerah dan atau penerimaan pembiayaan daerah.
SKPD sendiri sebagai pemberi usulan anggaran awal memiliki kecenderungan untuk
memaksimalkan anggarannya. Niskanen (dalam Blais dan Dion, 1990) menyebut
satuan kerja (agency) sebagai budget maximizer, yakni senantiasa berupaya
meningkatkan jumlah alokasi sumberdaya untuk memudahkan pelaksanaan fungsi-
fungsinya. Pada kenyataannya, penggelembungan anggaran sering dilakukan oleh
SKPD yang mengusulkan RKA-SKPD karena beberapa alasan, seperti kemungkinan
besar usulan kebutuhan anggaran yang diajukan akan “dipotong” oleh DPRD pada
saat pembahasan rancangan PPAS dan atau rancangan APBD sebelum penetapan
Perda tentang APBD, untuk mengantisipasi kenaikan harga, dan untuk pengeluaran-
pengeluaran di luar anggaran yang harus dilakukan (Abdullah, 2012).

2.5.2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)


Badan Anggaran (Banggar) dibentuk sebagai alat kelengkapan DPRD. Banggar DPRD
terdiri dari beberapa anggota DPRD lintas komisi dan fraksi di DPRD dan diketuai
secara ex-officio oleh Ketua DPRD. Dalam pembahasan dKUA, PPAS, dan rancangan

Bab II - 10
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Perda tentang APBD, Banggar DPRD mempunyai tugas untuk berkonsultasi dengan
komisi-komisi, berdiskusi dengan TAPD, menyampaikan pokok-pokok pikiran DPRD
kepada kepala daerah, dan memberi masukan kepada Pimpinan DPRD terkait
kebutuhan belanja untuk DPRD yang akan dianggarkan dalam APBD.7 Selain
Banggar, di DPRD terdapat komisi sebagai alat kelengkapan DPRD yang memiliki
tugas membahas dokumen-dokumen anggaran dengan SKPD terkait. Berbeda dengan
Banggar, komisi terbagi ke dalam bidang-bidang yang akan bermitra dengan
pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan daerah, penganggaran, dan
pengawasan atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pembangunan daerah. Komisi tidak berhubungan langsung dengan TAPD, tetapi
dengan mitra kerjanya di pemerintah daerah, yakni SKPD.
DPRD adalah lembaga perwakilan yang merepresentasi kepentingan konstituennya,
yakni pemilih (voters). Secara normatif, dalam melaksanakan fungsinya dalam
pembahasan rancangan anggaran daerah, anggota DPRD akan memprioritaskan
program dan kegiatan yang sejalan dengan kebutuhan dan pemecahan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat, terutama di daerah pemilihan tempat dia menjadi wakil
rakyat di parlemen. Untuk memberi kewenangan kepada DPRD dalam merevisi usulan
anggaran dari pemerintah daerah, di dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara
dinyatakan bahwa DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah
penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.8

2.5.3. Anggota dan Kelompok Masyarakat


Anggota dan kelompok masyarakat memiliki peran penting dalam proses perencanaan
dan penganggaran, khususnya dalam penyampaian usulan program dan kegiatan yang
akan diakomodasi dalam dokumen perencanaan dan anggaran. Musrenbang untuk
penyusunan RKPD merupakan keterlibatan masyarakat secara partisipatif dalam
merencanakan apa yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah pada tahun
anggaran berikutnya. Anggota DPRD seharusnya ikut terlibat dalam Musrenbang
sebagai wakil atau mewakili daerah pemilihannya. Warga masyarakat dapat dibagi
berdasarkan basis wilayah/geografi, sebagai delegasi berdasarkan kewilayahan dan
kelompok berkepentingan (interest groups), asosiasi profesi, sektor swasta, dunia

7
Pasal 55 PP No.16/2010 Tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD Tentang Tata Tertib DPRD.
8
Pasal 20 ayat (3) UU No.17/2003.
Bab II - 11
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

usaha, kelompok peduli anggaran, dan kelompok masyarakat yang melakukan


pendidikan anggaran.
Anggota dan kelompok masyarakat memiliki preferensi anggaran berupa pencapaian
outcomes yang sejalan dengan kebutuhan dan pemecahan terhadap permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat. Umumnya masyarakat tidak faham atau tidak peduli dari
mana sumber pendanaan untuk pelaksanaan program/kegiatan yang hasil akhirnya
akan mereka terima, namun sering mengkritisi ketidaktransparan dan mencermasi
berbagai bentuk pennyimpangan atas penggunaan anggaran. Berbagai lembaga
organisasi kemasyarakatan dan LSM (nongovernment organizations/NGO) mencoba
menjadi penyambung lidah masyarakat ke pemerintah daerah, sekaligus sebagai
pemberi penjelasan terhadap berbagai kebijakan pemerintah daerah kepada
masyarakat.

2.5.4. Inspektorat Daerah


Inspektorat daerah merupakan SKPD yang melaksanakan fungsi pengawasan internal
di pemerintah daerah. Secara kelembagaan, inspektorat daerah bertanggungjawab
langsung ke kepala daerah dan melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
pelaksanaan APBD dan kebijakan pemerintah daerah lainnya yang diselenggarakan
oleh SKPD. Rincan tugas pokok dan fungsi inspektorat daerah datur dalam peraturan
kepala daerah.
Secara fungsi, inspektorat daerah tidak memiliki preferensi apa-apa terhadap
penganggaran, namun memiliki kepentingan terkait pelaksanaan tugas dan fungsinya
dalam hal pengawasan dan pemeriksaan. Hubungan vertikal kepala SKPD inspektorat
daerah, disebut inspektur, dengan kepala daerah dan hubungan horizontal dengan
SKPD yang lain, sebagai objek pengawasan dan pemeriksaannya, haruslah didasarkan
pada aturan main yang ditetapkan oleh daerah, yakni dalam peraturan daerah tentang
organisasi perangkat daerah dan peraturan kepala daerah tentang rincian tugas dan
fungsi SKPD inspektorat daerah. Hubungan kepala SKPD inspektorat daerah atau
inspektur dengan kepala daerah merupakan bentuk hubungan keagenan (agency
relationship) (Abdullah, 2012b). Masalah keagenan akan muncul ketika inspektorat
melaksanakan fungsinya, khususnya dalam hal mengawasi pelaksanaan anggaran
daerah.

Bab II - 12
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

2.5.5. Auditor Eksternal


UU No.15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Negara menyatakan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)
merupakan pemeriksa eksternal (external auditor) yang bersifat independen atau tidak
memihak bagi pemerintah daerah. Laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBD berupa laporan keuangan terlebih dahulu harus diaudit oleh BPK RI sebelum
disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD dan ditetapkan sebagai peraturan
daerah tentang laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD. Dengan
demikian, temuan-temuan yang dilaporkan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP)
oleh BPK RI menjadi indikator untuk menilai sejauh mana pengelolaan keuangan
daerah telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang ada dan bagaimana kewajaran (tingkat kesesuaian
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan) penyajian laporan keuangan pemerintah
daerah.

2.6. Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Implementasi kebijakan desentralisasi fiskal yang mengharuskan pemerintah daerah


mengurus sendiri keuangannya berdampak pada penentuan secara mandiri target-target yang
ingin dicapai dari setiap perencanaan dan penganggaran oleh setiap SKPD (agency). Proses
perencanaan dan penganggaran tersebut melibatkan banyak fihak, yakni pemerintah daerah
(di dalamnya ada banyak SKPD), masyarakat, lembaga perwakilan (DPRD), dan stakeholder
lainnya. Namun, proses sampai pada penentuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh SKPD beserta rincian alokasi sumberdaya yang akan digunakan tidak selalu sejalan
dengan rencana kerja yang telah ditentukan sejak awal.
Pada prinsipnya, anggaran yang baik adalah anggaran yang mengakomodir upaya
untuk pemenuhan kebutuhan dan atau pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Pada kenyataannya, preferensi dan intervensi dari budget actors selama proses
penyusunan anggaran berjalan bisa memberi perbedaan mendasar antara apa yang
direncanakan dengan apa yang akan dilaksanakan (alokasi kebutuhan dananya tercantum
dalam anggaran).
Terkait dengan kewenangan DPRD, Pasal 20 ayat (3) UU No.17/2003 menyatakan
bahwa DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan
pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD. Kemudian, pasal 55 PP
Bab II - 13
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

No.16/2010 menyatakan bahwa salah satu tugas Badan Anggaran DPRD adalah memberikan
saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD kepada kepala daerah dalam
mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah paling lambat 5 (lima)
bulan sebelum ditetapkannya APBD.
Dengan demikian, pada fase pembahasan rancangan KUA dan PPAS, yakni lima
bulan sebelum ditetapkannya APBD, dan fase pembahasan rancangan peraturan daerah
tentang APBD, DPRD memiliki ruang dan kewenangan untuk mengubah usulan anggaran
yang diajukan oleh pemerintah daerah melalui TAPD. Proses yang merupakan ranah politik
anggaran ini sangat berpengaruh terhadap keputusan akhir tentang pengalokasian sumberdaya
(Abdullah, 2012). Rencana kerja yang memuat program dan kegiatan yang telah ditetapkan
sebelumnya, baik dalam RKPD maupun Renja SKPD, bisa saja tidak muncul dalam PPAS
dan atau dalam Perda tentang APBD. Penyimpangan nama program, kegiatan, dan anggaran
dari rencana kerja merupakan bentuk dari ketidakkonsistenan dan ketidakefektifan proses
penyusunan anggaran yang utuh (unified budgeting).
Pada praktiknya, Pemerintah telah menerbitkan aturan main tentang mekanisme,
kabijakan, dan operasional penyusunan APBD dalam bentuk Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri), termasuk pedoman penyusunan APBD yang dikeluarkan setiap tahun. Bagi
pemerintah daerah sendiri, Permendagri tersebut menjadi acuan atau contoh dalam menyusun
petunjuk teknis yang akan menjadi pegangan bagi seluruh SKPD dalam menyusun dokumen-
dokumen anggaran di SKPD.
Efektivitas penganggaran menunjukkan bagaimana proses penyusunan anggaran
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diatur dalam pedoman penyusunan anggaran.
Di pemerintah daerah, pedoman dimaksud dikeluarkan oleh kepala daerah sebagai petunjuk
teknis untuk tujuan:
a. Menyeragamkan format formulir-formulir yang digunakan.
b. Menyamakan pernyataan indikator kinerja dan cara pengukurannya dengan
pedoman yang sudah ada.
c. Menyesuaikan dengan target kinerja dan pagu anggaran yang sudah ditetapkan
sebelumnya untuk setiap satuan kerja (agency).
d. Menguraikan rincian belanja (input) berdasarkan analisis standar belanja (ASB)
dan satuan harga barang dan jasa yang telah ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.

Bab II - 14
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

e. Menghindari terjadinya duplikasi nama program dan kegiatan dalam satu SKPD
dan antar-SKPD.
f. Memudahkan penilaian kelayakan usulan atau RKA-SKPD oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD.

Jika efektivitas penganggaran dan penggunaan anggaran diukur perbandingan mulai


dari penentuan/rencana sasaran per urusan, target, indikator keluaran dan hasil serta
pencapaiannya pada dokumen PPAS, RKA-SKPD, DPA-SKPD, dan hasil pelaksanaannya
dalam laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD, maka sinkronisasi dan
konsistensi merupakan patokan atau tolok ukur penilaian. Dalam hal keterkaitan antara apa
yang direncanakan (dalam RPJMD dan RKPD) dengan apa yang dianggarkan (dalam KUA,
PPAS, dan APBD) dan yang dilaksanakan (dalam laporan pertanggungjawaban APBD), maka
dilakukan analisis isi (content analysis), sehingga dapat dijelaskan bentuk-bentuk
ketidakefektikan dan ketidakkonsistenan yang terjadi antara nama program/kegiatan, indikator
kinerja, dan jumlah alokasi (pagu) anggaran pada dokumen-dokumen tersebut.
Untuk mengukur efektivitas penyusunan anggaran dapat dilihat dari penentuan
capaian indikator program (hasil beberapa kegiatan), yang merupakan ukuran kualitas dari
beberapa keluaran/output. Berdasarkan Permendagri No.54/2010, indikator kinerja program
dan kegiatan sudah ditentukan sejak penyusunan dokumen RPJMD dan Rentra SKPD. Untuk
indikator kegiatan seperti keluaran (output) dan hasil (outcome) yang lebih rinci masing-
masing kegiatan kemudian ditentukan dalam Renja SKPD dan PPAS.
Suatu program terdiri dari beberapa kegiatan. Sebuah program yang sifatnya lintas
sektor dapat dilaksanakan oleh beberapa SKPD, namun memiliki indikator dan target kinerja
yang terukur. Ketepatan dan kesesuaian penetapan indikator tersebut merupakan jawaban
untuk mengukur efektivitas penyusunan anggaran, sedangkan untuk mengukur efektivitas
penggunaan anggaran dilihat dari relaisasi capaian target, keluaran, dan hasil. Penggunaan
anggaran dapat diukur jika tingkat capaian hasil terukur, sehingga anggaran tersebut dapat
dikatakan bermanfaat untuk masyarakat atau pengguna sebagai kelompok sasaran jika target
yang ditetapkan dalam RKPD, KUA, dan PPAS terealisasi pada akhirnya.
Sebagai ilustrasi, Yunita Anggarini (2010) menggambarkan hubungan tolok ukur
Program dan Kegiatan sebagai berikut:

Bab II - 15
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

PROGRAM/ INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN


KEGIATAN Hasil Keluaran Hasil

Program PAUD Rasio Anak Usia Dini


bersekolah dg jml Anak
Usia Dini sebesar 1:3
Pembangunan sarana 5 unit gedung sekolah baru 1) Rasio jml kelas dibanding anak
dan prasaran gedung (TK) dg standar 3 kelas didik sebesar 1:50
sekolah (TK) untuk setiap sekolah 2) Jumlah anak yang terlayani
menjadi 400 orang
Pengadaan meubelair Meubelair pendidikan 1) Rasio jml kelas dibanding anak
sekolah untuk unit gedung sekola didik sebesar 1:50
baru (TK) dg standar 3 2) Jumlah anak yang terlayani
kelas setiap sekolah menjadi 400 orang
Pengembangan Tersusunnya kurikulum Terpenuhinya kurikulum untuk
kurikulum bahan ajar & mata pelajaran pokok pelayanan PAUD sebanyak
model pembelajaran berbasis minat dan bakat 400 orang
PAUD dg muatan lokal muatan lokal

Bab II - 16
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

B AB PENDEKATAN DAN
III METODOLOGI

3.1. Pendekatan Telaah Dokumen (Desk Review Approach)


Pendekatan ini meliputi evaluasi secara bertahap terhadap dokumen-dokumen
perencanaan dan penganggaran, yaitu RPJMD, RKPD, Renstra SKPA, Renja SKPA, KUA,
PPAS, RKA-SKPA, dan DPA-SKPA serta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD berupa laporan keuangan Pemerintah Aceh yang telah diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. Substansi masing-masing dokumen
ditelaah untuk melihat sinkronisasi dan konsistensi dalam penentuan indikator kinerja,
pagu anggaran, dan capaian realisasiannya. Gambar 3.1. menjelaskan proses ini.

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Meminta dokumen Penyusunan Laporan


perencanaan dan
penganggaran dan • Tabulasi data
melaukan telaah • menggabungkan data dari
terhadap RPJMD, RKPD, PPAS, RKA, dan Realisasi
Renstra SKPD, Renja, Anggaran
dan RKA-SKPD. • Melakukan Perbandingan • Melakukan analisis konsistensi
antara ketiga sumber data sasaran dan target kegiatan
• Rekap kegiatan yang sama • Melakukan analisis keseuaian
diantara SKPD untuk penetentuan indikator kinerja
Dokumen Perencanaan membandingkan Sasaran, • Melakukan analisis perbedaan
Target, Output, dan besaran anggaran dalam PPAS
Outcome.dalam PPAS dan dengan RKA
RKA/DPA • Melakukan analisis keseragaman
penetuan indikator terhadap
kegiatan yang sama yang
PPAS, RKA, & RLA kerjakan beberapa SKPD.
• Analisis capaian target, kinerja,
dan anggaran.
• Pengambilan kesimpulan

PPAS, RKA, & RLA

Gambar 3.1. Proses Analisis Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

BAB III - 1
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Kegiatan ini diawali dengan menelusuri setiap program/kegiatan dari DPA-SKPA


dan RKA-SKPA hingga RPJMD. Masing-masing kegiatan dalam program dicari kejelasan
indikator kinerja, target, output dan outcome dari setiap kegiatan tersebut. Untuk
memperoleh informasi tentang proses pengangaran pada semua SKPA Provinsi Aceh,
maka dilakukan penelaahn dan evaluasi secara menyeluruh terhadap komponen-
komponen/unsur-unsur yang RKA setiap SKPA dibandingkan PPAS. Dengan pendekatan
ini sasaran evaluasi adalah tiga komponen utama yaitu: sasaran, target, indikator output,
dan indikator outcome serta capaiannya dalam realisasi.

3.1.1. Mobilisasi Tim Konsultan dan Suvei Pendahuluan


Untuk pelaksanaan kegiatan survei dibutuhkan sejumlah perangkat kerja seperti
hardware, software, brainware (tim peneliti), prosedur, database, dan jaringan
komunikasi. Dengan demikian, sebagai langkah awal memulai kegiatan ini perlu
dipersiapkan perangkat kerja tersebut yang sesuai dengan kebutuhan dan luasnya lingkup
pekerjaan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a. Menciptakan hubungan kerjasama dengan mitra kerja;
b. Melakukan koordinasi dengan mitra dan pemberi kerja serta dengan instansi
terkait; dan
c. Menguji valitidas RKA yang disusun SKPD.
Indikator masukan (input) dalam kegiatan ini mencakup:
a. RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, dan Renja SKPD;
b. Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
beserta Perubahannya; dan
c. Peraturan dan Perundang-undangan lainnya.
Indikator keluaran (output) dalam kegiatan ini meliputi:
a. Tim Peneliti Efektivitas dan Penggunaan Anggaran terbentuk;
b. Formulir isian data; dan
c. Rencana kerja dan jadwal kegiatan

Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan tiga sub kegiatan berikut
yaitu:

BAB III - 2
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

a) Kunjungan lapangan untuk memperoleh gambaran permasalahan dan lokasi;


b) Menguji RKA-SKPD secara menyeluruh dan detail; dan
c) Menyiapkan formulir tabulasi data.

3.1.2. Pelaksanaan Penelitian


Untuk meyakinkan manfaat dari anggaran yang digunakan SKPD dalam rangkan
melakukan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang dimulai dari
perencanaan hingga menjadi suatu anggaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a) Mengukur efektivitas penyusunan anggaran dan penggunaannya
b) Memberikan rekomendasi perbaikan.
Indikator Masukan (input) kegiatan ini adalah:
a) PPAS, RKA, dan LRA
b) Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
beserta Perubahannya.
c) Peraturan dan Perundang-undangan lainnya.
Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan tiga sub kegiatan berikut
yaitu:
a) Menggabungkan data dalam PPAS, RKA dan Realisasi Anggaran;
b) Mengelompokkan kegiatan yang sama yang dilaksanakan pada SKPD
berbeda; dan
c) Mengukur efektivitas penganggaran dan penggunaan anggaran.

3.2. Langkah-langkah Penelitian


Berikut ini adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian adalah:
1. Mengumpulkan data sekunder berupa kegiatan eksisting Pemerintah Aceh pada
tahun 2011 (dapat berupa PPAS, RKA-SKPA atau DPA-SKPA, dan LRA).
2. Melakukan tabulasi data yang bersumber dari PPAS, RKA-SKPA atau DPA-
SKPA, dan qanun tentang laporan pertanggungjawaban APBA.
3. Menggabungkan data ke dalam satu file untuk memudahkan anilisis.
4. Mengidentifikasi setiap jenis kegiatan tentang kesesuai sasaran, target, output, dan
outcome.

BAB III - 3
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

5. Mengidentifikasi setiap jenis kegiatan tentang keseragaman penetuan sasaran,


target, output, dan outcome.
6. Menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang dijadikan sampel analisis.
7. Membuat model penujian dengan uji-t (t-test) dua sampel independen
8. Menyusun laporan akhir.

BAB III - 4
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

BAB HASIL DAN PEMBAHASAN


IV

4.1. Analisis Efektifitas Penganggaran Daerah

Pendekatan penganggaran berbasis kinerja yang digunakan sebagai bagian dari


agenda reformasi pengelolaan keuangan negara dan daerah sejak tahun 2001 telah
mengalami perkembangan cukup pesat dalam satu dekade berjalan. Berbagai regulasi
dan kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemerintah sebagai bagian dari guidance dan road
map untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, yakni pengelolaan keuangan daerah
yang mandiri, transparan dan akuntabel. Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat (pasal 1 UU No.32/2004).
Namun demikian, fenomena yang muncul dalam penyusunan anggaran di
pemerintah daerah masih dipengaruhi oleh sistem penganggaran tradisional yang
bersifat line-item dan incremental. Dalam pendekatan “berimbang dan dinamis” ini,
proses penyusunan anggaran daerah semata-mata didasarkan pada ketersediaan dana
untuk paket-paket yang telah ditentukan dan memakai rujukan pada besarnya realisasi
anggaran tahun-tahun sebelumnya, sehingga kurang responsif terhadap kebutuhan riil
masyarakat. Selain itu, kemauan politik masih rendah untuk meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas anggaran, yang tercermin dari ketidaklengkapan peraturan perundang-
undangan di daerah yang menjadi landasan sekaligus pedoman dalam penyusunan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pengawasan anggaran daerah, serta sulitnya
masyarakat informasi keuangan yang sesungguhnya sudah menjadi public goods karena
telah ditetapkan sebagai Perda (anggaran, laporan keuangan, dan pengelolaan aset
daerah).
Dalam pelaksanaannya, pengalokasian sumberdaya dalam anggaran tidak
selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat. Komposisi alokasi anggaran yang
outcomes-nya dinikmati oleh publik dan birokrasi tidak tergambar dengan jelas di
dalam APBD. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan berupa Musrenbang
tidak selalu menjadi acuan dalam penentuan program dan kegiatan yang akan

BAB IV - 1
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

diakomodasi dalam APBD dan dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya. Adanya
“intervensi” dari SKPD, TAPD, dan DPRD dalam proses penyusunan, pembasahan, dan
penetapan APBD menyebabkan pelaskanaan konsep unified budgeting tidak efektif.
Pada saat penyusunan anggaran berbagai pertanyaan sering muncul, terutama
berkaitan dengan bagaimana membawa kepentingan masyarakat ke dalam perspektif
anggaran yang mempunyai outcomes akhir berupa pencapaian tingkat kesejahteraan
masyarakat secara umum. Untuk itu, bagaimana alokasi yang ideal antara belanja
aparatur dan belanja publik, membutuhkan kajian yang lebih rinci dan lebih mendalam.
Dengan melihat berbagai permasalahan yang muncul selama ini, masih
memungkinkan terjadinya inefisiensi dan inefektifitas penganggaran, maka disinilah
kiranya esensi masyarakat sebagai fungsi control menunjukkan urgensinya demi
terwujudnya transparansi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan adanya transparansi
dalam penganggaran, kebocoran maupun penyimpangan implementasi kebijakan dapat
ditekan, yang dampaknya akan dirasakan berua efisiensi dan efektifitas atas
pelaksanaan kebijakan itu sendiri. Efektiviitas kebijakan tercermin dalam efektifitas
keuangan yang dituangkan dalam anggaran, yang menunjukkan angka-angka yang
wajar dan penentuan sasaran yang tepat, sehingga nilai kegunaan/manfaat sudah
tergambar dan terukur dengan jelas sejak awal.
Implementasi kebijakan adalah wujud dari mekanisme penganggaran itu
sendiri sebagai terjemahan dari kebijakan yang tercantum dalam dokumen-dokumen
perencanaan daerah. Dengan demikian kita dapat ikut memastikan dana yang
dianggarkan APBD adalah diperuntukan kepada sasaran yang tepat, efektif, efisien, dan
terhindar dari manipulasi terencana (intended misallocation).
Berdasarkan konsep, efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan
pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektifitas merupakan hubungan
antara keluaran dengan tujuan dan sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional
dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan
(spending wisely). Disamping itu, indikator atau ukuran efektifitas adalah kesesuaian
antara rencana dengan hasil yang dicapai, atau kesesuaian antara ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dengan kenyataan pelaksanaannya, atau dengan kata lain
bahwa efektif adalah padanan kata kesamaan atau konsistensi antara
rencana/kebiajakan/aturan dengan hasil yang diinginkan dan/atau dicapai. Kesamaan

BAB IV - 2
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

atau kesesuaian atau konsistensi dimaksud mencakup faktor waktu, prosedur, metode,
dan sebagainya, maka untuk mengetahui sesuatu kegiatan mencapai efektifitas, dalam
proses perencanaanya perlu menetapkan secara jelas dan tegas tingkat keberhasilan
yang diharapkan dalam suatu kegiatan.
Untuk menjawab persoalan efektifitas penganggaran pada SKPD Provinsi
Aceh dapat dibuktikan melalui uji konsistensi prosedur dan tahap-tahap penyusunan
anggaran yang dilaksanakan oleh seluruh jajaran perangkat kerja daerah. Proses
penyusunan anggaran dapat dikatakan efektif jika hasil dari proses tersebut (RKA-
SKPD) telah sesuai dengan kebijakan atau peraturan yang berlaku, salah satunya
berdasarkan pasal 100 Permendagri No.13/2006, yang mengisyaratkan perlunya
telaahan tingkat kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA dan PPAS, serta adanya
sinkronisasi program dan kegiatan antar-SKPD. Untuk pengujian ini dilakukan
beberapa langkah berikut:

4.2. 1. Konsistensi Penentuan Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-


SKPD

Sasaran kegiatan merupakan wujud dari capaian tujuan kegiatan itu sendiri.
PPAS dan RKA merupakan dokumen yang menghubungkan antara perencanaan dengan
penganggaran di pemerintahan daerah. Kedua dokumen tersebut akan digunakan untuk
mengukur efisiensi, efektifitas, ekonomisnya suatu program dan kegiatan yang
direncanakan akan dilaskanakan pada tahun anggaran berikutnya.
Efektifitas penyusunan anggaran dapat dijelaskan dalam dokumen ini,
terutama dalam hal kesesuaian antara sasaran kegiatan yang akan dicapai dengan inputs
yang dibutuhkan. Sasaran adalah calon penerima manfaat dari anggaran. Jika sasaran
tidak dinyatakan dengan tepat dalam PPAS dan RKA-SKPD, maka penggunaan
anggaran dan pelaksanaan anggaran kemungkinan tidak tepat sasaran dan manfaat
anggaran tidak tercapai, sehingga dengan sendirinya efektifitas anggaran tidak tercapai
dan terukur dengan baik. Oleh karena itu, jika anggaran yang disusun dengan
peruntukan yang tidak tepat sasaran, maka penyusunan anggaran tersebut dapat
dikatakan tidak efektif.
Kondisi tidak efektifnya proses penyusunan anggaran selama ini berdasarkan
jenis kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.1. sampai Tabel 4.4., yang memuat informasi

BAB IV - 3
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

tentang konsistensi sasaran kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD beberapa SKPD
berikut ini.
Tabel 4.1.
Konsistensi Sasaran Kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD
Badan Investasi Dan Promosi

Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA-SKPD


Plafon
Nama Kegiatan Alokasi
Anggaran
Sasaran Sasaran Anggaran
Sementara
(Rp)
(Rp)
Peningkatan Kualitas
Penyediaan Jasa Surat
Pelayanan Administrasi 75.000.000 Tidak Ada Data 59.417.295
Menyurat
Kantor
Peyediaan jasa Peningkatan Kualitas
komunikasi,sumber daya air Pelayanan Administrasi 273.780.000 Tidak Ada Data 330.780.000
dan listrik Kantor
Peningkatan Kualitas
Penydiaan jasa kebersihan
Pelayanan Administrasi 97.369.200 Tidak Ada Data 94.969.200
kantor
Kantor
Peningkatan Kualitas
Penyediaan Alat Tulis Kantor Pelayanan Administrasi 73.000.000 Tidak Ada Data 77.350.010
Kantor
Penyediaanbarang cetakan Kualitas Pelayanan Adm
176.250.000 Tidak Ada Data 105.000.000
dan penggandaan Kantor
Penyediaan komponen
Kualitas pelayanan
instansi listrik/penerangan 10.000.000 Tidak Ada Data 10.000.000
penerangan kantor
bangunan kantor
Penyediaan peralatan dan
Kelancaran aktifitas kantor 95.000.000 Tidak Ada Data 228.670.000
perlengkapan kantor
Penyediaan bahan bacaan
Terpenuhinya informasi yang
dan peraturan perundang- 10.000.000 Tidak Ada Data 18.880.000
akurat
undangan
Penyediaan makanan & Kualitas Pelayanan Adm
63.000.000 Tidak Ada Data 41.632.000
minuman Kantor
Rapat-rapat kordinasi dan Kualitas Pelayanan Adm
279.500.000 Tidak Ada Data 265.720.000
konsultasi ke luar daerah Kantor
Pemeliharaan rutin/berkala Kelancaran Operasional
72.750.000 Tidak Ada Data 72.750.000
kenderaan dinas/operasional Kantor
Rehabilitasi sedang/berat
Tidak ada data 0 Tidak Ada Data 38.872.960
rumah gedung kantor

BAB IV - 4
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa ada beberapa kegiatan dalam
PPAS pada Badan Investasi dan Promosi yang memiliki pernyataan sasaran yang tidak
tepat, yaitu kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat, Peyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik, Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor, Penyediaan Alat
Tulis Kantor, Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, dan Penyediaan
Komponen Instansi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor. Sasaran yang ditetapkan
adalah peningkatan kualitas pelayanan administrasi kantor. Pernyataan sasaran seperti
ini tidak tepat karena yang seharusnya dicantumkan sebagai sasaran adalah para pihak
yang akan menerima hasil (outcomes) atau manfaat (benefits) dari kegiatan-kegiatan
tersebut.
Selain itu, pernyataan sasaran dalam RKA-SKPD tidak diisi. Hal ini
menyebabkan anggaran untuk masing-masing kegiatan tidak memiliki target kinerja
dan penerima hasil dan manfaat yang jelas.
Pada Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa sasaran dalam RKA-SKPD Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan sudah dinyatakan dengan jelas, namun tidak
tepat. Hal ini disebabkan pada pernyataan sasaran tidak disebutkannya siapa saja yang
akan menerima manfaat dari kegiatan-kegiatan tersebut. Pernyataan sasaran dalam
PPAS tidak konsisten atau berbeda dengan yang dinyatakan dalam RKA-SKPD.
Sebagai contoh adalah kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional. Pernyataan sasaran untuk kegiatan ini di dalam PPAS adalah
terpeliharanya kendaraan dinas kantor dan dalam RKA-SKPD adalah pelayanan
sarana dan prasarana kantor. Contoh lain adalah kegiatan Fasilitas Penyesuaian
Perselisihan Partai Politik. Pernyataan sasaran dalam PPAS adalah terciptanya
hubungan yang harmonis dan pernyataan sasaran dalam RKA-SKPD adalah pimpinan
parpol/parlok.
Pada kegiatan pertama, pernyataan sasaran antara PPAS dan RKA-SKPD tidak
mencerminkan siapa yang akan menikmati outcomes atau benefits dari pelaksanaan
kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan pada kegiatan kedua, pernyataan sasaran antara
PPAS dan RKA-SKPD tidak konsisten, meskipun pada sasaran di RKA-SKPD sudah
dinyatakan siapa yang akan menerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan tersebut
nantinya.

BAB IV - 5
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.2.
Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA-SKPD
Plafon
Nama Kegiatan Alokasi
Anggaran
Sasaran Sasaran Anggaran
Sementara
(Rp)
(Rp)
Tercapainya persentase rata-
Penyediaan Jasa Surat Pelayanan Adm
rata surat yang gagal 8.655.000 23.655.000
Menyurat surat menyurat
tersampaikan
Pelayanan
Penyediaan jasa komunikasi, Terlayani kebutuhan
175.830.792 Administrasi 165.000.000
sumber daya air dan listrik administrasi kantor
Perkantoran
Penyediaan jasa peralatan Terlayani kebutuhan logistik Pelayanan Adm
2.300.000 1.200.000
dan perlengkapan kantor kantor Perkantoran
Pelayanan
Penyediaan jasa administrasi Meningkatnya pelayanan Adm
628.240.000 Administrasi 551.960.000
keuangan Keuangan
Keuangan
Pelayanan
Penyediaan jasa kebersihan
Terlayani kebersihan kantor 66.926.200 kebersihan 97.779.600
kantor
Perkantoran
Pelayanan
Terlayani kebutuhan
Penyediaan Alat Tulis Kantor 23.228.864 Administrasi 25.924.274
administrasi kantor
Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan
Terlayani kebutuhan informasi Koran, Majalah dan
dan peraturan perundang- 9.036.000 9.036.000
dan peraturan-peraturan Undang-undang
undangan
Pelayanan
Penyediaan makanan dan Terlayani kebutuhan
104.200.000 Administrasi 41.350.000
minuman Administrasi kantor
Perkantoran
Rapat-rapat kordinasi dan Terlayani kebutuhan Aparatur
400.000.000 569.400.000
konsultasi ke luar daerah administasi kantor Pemerintah
Terciptanya kenyamanan
Pembangunan gedung kantor 100.000.000 - 553.856.000
kantor
Pengadaan peralatan gedung Terlayani kebutuhan Pelayanan
25.000.000 380.658.000
kantor administrasi kantor perkantoran
Pelayanan Sarana
Pemeliharaan rutin/berkala Terpeliharanya kendaraan
65.000.000 dan Prasarana 42.250.000
kendaraan dinas/operasional dinas kantor
Kantor
Pemeliharaan rutin/berkala Terpeliharanya peralatan Aparatur
32.425.000 60.944.000
peralatan gedung kantor gedung kantor Pemerintah
Pendidikan dan pelatihan Meningkatnya profesionalisme
15.000.000 Aparatur 10.700.000
normal dan sumber daya aparatur
Fasilitas penyesuaian Terciptanya hubungan yang Pimpinan
100.000.000 107.400.000
perselisihan partai politik harmonis Parpol/parlok
Sosialisasi kebijakan politik Terpantaunya infra struktur
100.000.000 Komponen Aparatur 92.680.000
pemerintah aceh politik daerah

BAB IV - 6
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Nyaris sama dengan substansi Tabel 4.2., Tabel 4.3. menyajikan informasi
tentang sasaran kegiatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Aceh yang menunjukkan
ketidakkonsistenan antara dokumen PPAS dengan RKA-SKPD. Pernyataan sasaran
dalam PPAS sama sekali tidak menunjukkan siapa yang akan menikmati outcomes dari
pelaksanaan kegiatan, sedangkan dalam pernyataan sasaran pada RKA-SKPD sebagai
menyebutkan fihak penerima manfaat.
Misalnya untuk kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan. Sasaran
dalam PPAS adalah kelancaran pekerjaan dinas kantor dan sasaran dalam RKA-SKPD
adalah aparatur dan masyarakat. Pernyataan sasaran untuk sasaran di RKA-SKPD
sudah tepat, meskipun kurang rinci atau tidak fokus. Namun, pernyataan sasaran pada
PPAS sama sekali tidak menggambarkan siapa yang akan menerima manfaat dari
pelaskanaan kegiatan ini.
Contoh lain adalah kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan,
yang menyebutkan sasaran dalam PPAS berupa kelancaran pekerjaan dinas kantor dan
pernyataan sasaran untuk RKA-SKPD berupa ketersediaan kebutuhan kantor. Kedua
penyataan sasaran ini tidak tepat karena sama sekali tidak menggambarkan siapa yang
akan menerima manfaat dari pelaskanaan kegiatan ini, kecuali hanya menyebutkan
bentuk outcome dari pelaksanaan kegiatan.

BAB IV - 7
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.3.
Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD
Dinas Kesehatan
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA-SKPD
Plafon
Nama Kegiatan Alokasi
Anggaran
Sasaran Sasaran Anggaran
Sementara
(Rp)
(Rp)
Kelancaran Pekerjaan
Penyediaan jasa surat menyurat 28.980.000 Dinkes Aceh dan UPTD 28.980.000
Dinas/Kantor
Penyediaan jasa komunikasi, Kelancaran pekerjaan Dinas Operasional Dinkes dan
1.062.680.000 1.097.000.000
sumber daya air dan listrik perkantoran UPTD nya
Penyediaan jasa administrasi Kelancaran pekerjaan Dinas Aparatur dan
2.589.700.000 2.140.320.000
keuangan Kantor masyarakat
Kenyamanan kerja bagi
Peyediaan jasa kebersihan
Kelancaran pekerjaan Dinas 1.800.000.000 semua pegawai Dinkes 1.348.860.600
kantor
Kantor dan UPTD
Pelaksana administrasi
Penyediaan alat tulis kantor Kelancaran pekerjaan Dinas 177.068.000 177.068.000
Dinkes dan UPTD
Kantor
Penyediaan barang cetakan dan Kelancaran pekerjaan Dinas Ketersediaan kebutuhan
100.000.000 100.000.000
penggandaan Kantor kantor
Penyediaan komponen instalasi
Kelancaran pelaksanaan
listrik/ penerangan bangunan Terpeliharanya sarana dan 42.000.000 42.000.000
tugas petugas
kantor prasaran
Peningkatan kinerja
Penyediaan peralatan dan
Kelancaran pekerjaan dinas 50.000.000 pegawai Dinkes dan 224.144.700
perlengkapan kantor
dan kantor UPTD nya
Penyediaan bahan bacaan dan Peningkatan Pengetahuan Semua pegawai Dinkes
21.000.000 21.000.000
peraturan perundang-undangan dan Informasi dan UPTD

Penyediaan bahan logistik kantor Kelancaran Pekerjaan Dinas 2.000.826.597 Masyarakat 2.159.836.297
dan Kantor
Petugas jaga malam
Penyediaan makanan dan
Kelancaran Pekerjaan Dinas 36.000.000 dinas kesehatan dan 77.760.000
minuman
dan Kantor UPTD
Pengadaan perlengkapan Tersedianya sarana gedung Aparatur dan
50.000.000 117.000.000
gedung kantor kantor yg memadai masyarakat
Meningkatnya sumber daya Peningkatan SDM
Pendidikan dan pelatihan formal 1.386.908.000 1.386.908.000
manusia kesehatan
Tersedianya peraturan
Bimbingan teknis implementasi
perundang-undangan yang 50.000.000 Pegawai Negeri Sipil 46.820.000
peraturan perundang-undangan
berlaku
Pengadaan obat dan perbekalan Tersedianya obat di 23
500.000.000 Masyarakat 492.575.000
kesehatan kab/kota
Monitoring, Evaluasi dan Sarana farmasi yang
65.000.000 Sarana Kesehatan 58.800.000
Pelaporan memenuhi syarat
Terlaksananya sistem
Revitalisasi sistem kesehatan 300.000.000 Petugas Puskesmas 269.215.000
pelayanan di RS & Pusk
Peningkatan kesehatan Terlaksananya peningk.
400.000.000 Masyarakat 360.254.000
masyarakat kapasitas tenaga kes.
Peningkatan pelayanan dan
Petugas dan kesehatan
penanggulangan masalah Pertemuan jejaring masalah 300.000.000 271.152.500
jiwa masyarakat
kesehatan kes. dimasyarakat
Bayi, Balita, Bumil KEK serta
Pengembangan media promosi
Tenaga Gizi Kab/Kota dan 730.000.000 Masyarakat 150.000.000
dan informasi sadar hidup sehat
Puskesmas

BAB IV - 8
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.4.
Konsistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD
RSU Zainal Abidin
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA
Plafon
Nama Kegiatan Alokasi
Anggaran
Sasaran Sasaran Anggaran
Sementara
(Rp)
(Rp)
Penyediaan jasa administrasi keuangan Karyawan 9.089.975.577 Karyawan 4.423.000.000
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi
Karyawan 349.700.000 Karyawan 297.100.000
ke luar daerah
Peningkatan pelayanan administrasi Karyawan dan
Karyawan & Masyarakat 4.827.059.520 5.194.558.382
perkantoran Masyarakat
Pemeliharaan rutin/berkala gedung Pasien, masyaakat & Masyarakat Rumah
110.500.000 130.500.000
kantor karyawan Sakit
Pemeliharaaan rutin/berkala peralatan Pasien, masyarakat & Karyawan, Pasien dan
657.500.000 293.100.000
gedung kantor karyawan Masyarakat
Rapat Koordinasi teknis (Rakornis) Karyawan & Pasien 65.629.600 Karyawan dan Pasien 62.229.600

Tabel 4.4. yang menyajikan informasi tentang pernyataan sasaran kegiatan


antara PPAS dengan RKA-SKPD pada RSU Zainal Abidin menunjukkan adanya
konsistensi antara penyataan sasaran dalam dokumen PPAS dan RKA-SKPD. Sasaran
atau fihak yang akan menerima manfaat dari outcomes kegiatan sudah disebutkan,
yakni karyawan dan/atau pasien. Hal ini akan memudahkan dalam hal pengevaluasian
pelaksanaan kegiatan dan penilaian capaian kinerja nantinya, serta penyusunan RKA-
SKPD selanjutnya.
Tabel 4.5. menyajikan informasi tentang sasaran kegiatan dalam PPAS dan
RKA-SKPD pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Pernyataan sasaran dalam PPAS
sama sekali tidak tepat, sementara dalam RKA-SKPD sudah tepat. Dengan demikian,
belum ada konsistensi dalam penentuan sasaran kegiatan.
Tabel 4.5.
Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD
Dinas Pendidikan
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA-SKPD
Plafon
Nama Kegiatan Anggaran Alokasi
Sasaran Sasaran
Sementara Anggaran (Rp)
(Rp)
Kelancaran Pekerjaan Sekretarian dan
Penyediaan Jasa Surat Menyurat 65.000.000 25.000.000
Dinas/Kantor Bidang-bidang/UPTD
Penyediaan barang cetakan dan Kelancaran pekerjaan Sekretariat dan
465.000.000 395.014.000
penggandaan Dinas Kantor Bidang-bidang
Penyediaan komponen instalasi Tersedianya Sekretarian dan
215.000.000 26.052.200
listrik/penerangan bangunan kantor Penerangan Listrik Bidang-bidang
Penyediaan peralatan dan Tersedianya Dinas dan UPTD
840.000.000 1.620.562.000
perlengkapan kantor Perlengkapan kantor Tekkomdik

BAB IV - 9
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Terlaksananya Jenjang
Pendidikan dan pelatihan formal 452.700.000 Aparatur 454.320.000
pendidikan
Pembinaan mental dan fisik aparatur terlatihnya aparatur 681.700.000 Aparatur 38.400.000
Tersedianya kualitas
Peningkatan kualitas pelayanan publik 516.200.000 Aparatur 1.888.640.000
pelayanan publik
Tersedianya Gedung
Pembangunan gedung sekolah Tempat Proses Belajar 2.000.000.000 TK dan PAUD 19.153.796.000
Mengajar Anak Usia Dini
Tersedianya Gedung
Pembangunan gedung sekolah Tempat Proses Belajar 2.500.000.000 Kab/Kota 17.106.434.000
Mengajar SD/SMP
Pembangunan rumah dinas kepala Tersedianya Rumah Guru dan Pengawas
200.000.000 10.989.783.284
sekolah, guru, penjaga sekolah dinas Guru SD/SMP Asrama

4.2. 2. Tingkat Kesesuaian Penentuan Indikator Kinerja Kegiatan

Indikator kegiatan merupakan ukuran kinerja yang akan dievaluasi ketika


selesainya suatu kegiatan.Untuk dapat dilakukan evaluasi maka indikator harus terukur
dan sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil telaah
terhadap dokumen PPAS, RKA-SKPD, dan Laporan Realisasi Anggaran ditemukan
banyak ketidaksesuaian dalam hal penentuan indikator kinerja kegiatan oleh SKPD. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Indikator kegiatan seharusnya mampu menjelaskan keberhasilan sebuah
program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu
contoh adalah pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
yang ada pada RKA-SKPD Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan:
Kegiatan Sasaran Target Indikator Output Indikator Outcome
Bimbingan teknis PNS 1 tahun Ketersediaan Meningkatnya
implementasi tenaga penyidik kedisiplinan dan
peraturan perundang- dan akuntabilitas 3 akuntabilitas 3 orang
undangan (nomor 2 orang
dalam tabel)
Pendidikan dan Aparatur 1 paket Tersedianya Meningkatnya
pelatihan formal bimtek aparatur kualitas aparatur dan
(nomor 91 dalam dan honorarium mutu pendidikan
tabel) tim peningkatan Aceh 20 orang
mutu pendidikan
Aceh 31 orang

Sasaran kegiatan sudah tepat, namun targetnya seharusnya langsung disebutkan


jumlah yang akan dibimbing atau dilatih. Untuk indikator output seharusnya
disesuaikan dengan target misalnya: 31 orang peserta dengan nilai postest rata-rata 60,
sedangkan outcome merupakan kualitas dari keluaran yaitu persetase atau perbandingan

BAB IV - 10
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

antara jumlah yang dilatih dengan PNS/aparatur yang mampu mengimplementasikan


peraturan dari total aparatur dalam kantor tersebut. Indikator outcome (hasil) adalah
jawaban dari program yang berkaitan langsung dengan RKPD dan akhir dihubungkan
dengan RPJMD, sehingga dapat ditarik suatu benang merah mulai dari RPJMD, RKPD,
Renja, KUA/PPA, dan RKA.
Pada prinsipnya setiap kegiatan itu berkesinambungan, jika tahun ini dilatih
PNS 31 orang, berarti masih ada sisa untuk tahun depan hingga 5 tahun, sehingga
semua PNS telah dilatih dalam jangka waktu sebagaimana dituangkan dalam RPJMD,
demikian juga dengan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai sebuah
program dalam setiap tahunnya dilakukan penyesuai-penyesuain dari sisi harga dan
kuantitas yang mempengaruhi kegiatan tahunan dalam rangka pencapaian tujuan
program.
Contoh lain adalah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang menurut
RKA Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan sebagai berikut:
Kegiatan Sasaran Target Indikator Output Indikator Outcome
Penyediaan jasa Sekretariat dan 1 tahun Tersedianya jasa Terciptanya
kebersihan kantor Bidang-bidang kebersihan kantor kebersihan,
(nomor 188 dalam 12 bulan keindahan dan
tabel 4.6) kenyamanan kantor
12 bulan
Penyediaan jasa surat Pegawai 1 tahun Tersedianya jasa Kelancaran tugas
menyurat (nomor Disbudpar surat menyurat 1 administrasi
202 dalam tabel 4.6) +UPTD tahun perkantoran 100%

Pelayanan Surat Pelayanan 12 Jumlah Surat Kelancaran


Menyurat (nomor Surat bulan Selama 1 Tahun Administrasi Kantor
203 dalam tabel 4.6) Menyurat 50.000 lembar Meningkat 100%

Target kegiatan untuk kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor seharusnya


disebutkan jumlah karyawan penerima manfaat, keluarannya adalah luas (m2) yg
dibersihkan dan jumlah pelanggan (karyawan/tamu/masy) yg dilayani. Outcome adalah
kualitas dari kebersihan (% karyawan yang menilai: bersih atau kurang bersih). Untuk
Penyediaan jasa surat menyurat harus jelas keluarannya (Output) adalah jumlah surat
yang terkirim. Untuk Indikator Outcome harus mampu diprediksi berapa persen (%)
rata-rata yang terkirim dan berapa persen yang gagal dari rata-rata seharusnya terkirim.

BAB IV - 11
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6
Tingkat Kesesuaian Penetuan Indikator Kinerja Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
Dinas Kebudayaan dan Generasi muda/pelajar dan seniman se- Kualitas paduan suara teruji/pemahaman notasi not Generasi muda/pelajar Aceh tampil di istana
1 Pengelolaan keragaman budaya Audisi paduan suara Gita Bahana Nusantara 136.700.000
Pariwisata Aceh angka/balok/lagu-lagu perjuangan 100% negara 100%
Program Peningkatan Kapasitas Bimbingan teknis implementasi peraturan Ketersediaan tenaga penyidik dan akuntabilitas 3 Meningkatnya kedisiplinan dan akuntabilitas 3
2 Dinas Kesehatan Pegawai Negeri Sipil 1 TH 46.820.000
Sumber Daya Aparatur perundang-undangan orang orang
Semua Rumah Sakit Milik
Program Standarisasi Pelayanan Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat 8 Terpilihnya pelaksana rumah sakit sayang ibu
3 Dinas Kesehatan pemerintah/Swasta terutama RS Umum 23 180.455.000
Kesehatan kesehatan Kab/kota RSU dan bayi 100%
dan RS Bersalin
Dinas Kebudayaan dan Fasilitas pembentukan forum komunikasi antar Kelompok sadar wisata dan masyarakat Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat Terciptanya masyarakat yang sadar wisata
4 Pengembangan kemitraan 181.594.000
Pariwisata pelaku industri pariwisata dan budaya sekitar objek wisata tentang manfaat dan arti pariwisata 100% 100%
Badan Kesatuan Bangsa,
5 Politik dan Perlindungan Program Pendidikan Politik Masyarakat Fasilitas penyesuaian perselisihan partai politik Pimpinan Parpol/parlok Kemandirian partai 80% Menurunnya konflik internal Parpol 60% 107.400.000
Masyarakat 60%
Dinas Kebudayaan dan Peningkatan mutu kesenian di masyarakat
6 Pengelolaan keragaman budaya Festival seni dan pagelaran budaya Seniman dan masyarakat Festival seni dan pagelaran budaya 100% 98.920.000
Pariwisata 100%
Teridentifikasinya lokasi perambahan kawasan
Dinas Kehutanan dan Program Perencanaan dan Identifikasi perambahan kawasan hutan dan Kawasan hutan produksi, lindung dan Terwujudnya kepastian letak batas kawasan hutan di hutan. 20 lokasi, 10 Kab/kota
7 1.850.000.000
Perkebunan Pengembangan Hutan potensi pengembangan hutan budidaya lapangan Terpasangnya titik kontrol batas kawasan 5
2 Kab kab/kota
Rapat kerjasama PM,Cetak buku perkembangan PM,
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Promosi dan Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian Singkronisasi kegiatan dengan PDKPM , data
8 Evaluasi & updating data ke kab/kota dan koordinasi & 189.003.200
PROMOSI kerjasama investasi pelaksanaan investasi PMDN/PMA PMA/PMDN yang uptodate 100%
1 konsultasi ke luar daerah, 1kt; 100 bh; 15 ot dan 12 ot
Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di
Lomba kompetensi siswa (LKS) dan OSN siswa Siswa berprestasi dalam kegiatan LKS dan OSN 28
9 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Siswa kalangan siswa jenjang pendidikan menengah 5.367.249.500
SMA Provinsi NAD 1 Paket Kegiatan
90%
Badan Kesatuan Bangsa,
Terevaluasi dan terdokumentasi pelaksanaan tahapan Berjalan tahapan Pemilu 2009 secara Luber
10 Politik dan Perlindungan Program Pendidikan Politik Masyarakat Monitoring, evaluasi dan pelaporan Partai Politik dan Instansi Pemerintahan 119.600.000
pemilu 23 Kab/Kota dan Jurdil 23 Kab/Kota
Masyarakat
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Ketahanan 23 Laporan LAKIP, LPPD, dan LKPJ dan Tersusunnya laporan LAKIP, LPPD, dan LKPJ
11 Monitoring, evaluasi dan pelaporan - Kab/Kota 750.000.000
Perkebunan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Terselenggaranya rapat evaluasi 3 pkt, 1 pkt 1pkt
Program Obat dan Perbekalan 23 Tersedianya data dan informasi kesehatan di 23 Meningkatnya kwalitas data dan informasi
12 Dinas Kesehatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Kesehatan Kab/kota 58.800.000
Kesehatan Kab/Kota 100% kesehatan 100%
23 Terlaksananya program-program prioritas di sarana Terlaksananya monev dan penyusunan
13 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Kesehatan Dasar Kab/kota 135.720.000
kesehatan 100% pelaporan yang tepat awaktu 90%
Program Promosi Kesehatan dan Sekolah dan rumah tangga yang Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
14 Dinas Kesehatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Peningkatan masyarakat hidup bersih dan sehat 100% 135.730.000
Pemberdayaan Masyarakat melakukan PHBS 100%
Program Standarisasi Pelayanan Semua Puskesmas/Pustu tenaga 23 Peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat Terpilihnya tenaga kesehatan teladan
15 Dinas Kesehatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Kab/kota 181.005.000
Kesehatan teladan terpilih 50% Puskesmas 50%
Dinas Kebudayaan dan Pagelaran budaya daerah pada event dalam dan Terlaksananya kegiatan pagelaran adat dan budaya 1 Peningkatan pagelaran adat dan budaya
16 Pengelolaan keragaman budaya Masyarakat dan tokoh perempuan 746.240.000
Pariwisata luar negeri Keg dalam dan luar negeri 1005
Dinas Kebudayaan dan Pagelaran dan pameran seni temu taman budaya Terlaksananya pagelaran, dan pameran seni temu
17 Pengembangan nilai budaya Seniman dan masyarakat Peningkatan mutu kesenian 100% 82.700.000
Pariwisata se-Indonesia taman budaya se Indonesia 100%
Dinas Kebudayaan dan Terlaksananya pagelaran, pameran seni se-Sumatera
18 Pengembangan nilai budaya Pagelaran, pameran seni se-Sumatera (PPSI) Para seniman dan masyarakat Peningkatan mutu kesenian 100% 91.700.000
Pariwisata (PPSS) 100%
Dinas Kebudayaan dan Partisipasi museum Aceh di luar dan dalam Terlaksananya kegiatan pameran museum di luar dan Peningkatan kunjungan masyarakat dari luar
19 Pengelolaan keragaman budaya Masyarakat dalam dan luar daerah 185.660.000
Pariwisata daerah dalam daerah 5 Keg dan dalam daerah ke museum 100%
Dinas Kebudayaan dan Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan Terlaksananya koordinasi antara pelaku usaha wisata Meningkatnya kinerja pelaku usaha wisata
20 Pengembangan kemitraan Pelaku usaha wisata 91.457.000
Pariwisata pariwisata 100% 100%
Dinas Kebudayaan dan Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek Terlaksananya koordinasi lembaga/dunia usaha Meningkatnya kinerja lembaga/dunia usaha
21 Pengembangan destinasi pariwisata Lembaga/dunia usaha pariwisata 186.660.000
Pariwisata pariwisata dengan lembaga/dunia usaha pariwisata 100% pariwisata 100%
Wajib belajar pendidikan dasar Pelatihan guru bahasa Inggris bagi calon guru Terlatihnya guru SD/MI dalam pengajaran bahasa Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
24 Dinas Pendidikan Guru 1 Paket 234.420.000
sembilan tahun SD/MI se-Provinsi inggris 90 orang 100%
Wajib belajar pendidikan dasar Meningkatnya kemampuan kepala sekolah dan
25 Dinas Pendidikan Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Kepala Sekolah dan Guru SMP 1 Paket Kepala sekolah dan guru yang terlatih 1720 orang 1.212.305.120
sembilan tahun guru dalam bidang TIK 1720 Guru

BAB IV - 12
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
26 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Guru 1 Paket Guru-guru yang terlatih ITC 1819 orang Penguasaan ICT bagi guru 1819 orang 1.945.890.378
Dinas Kebudayaan dan Meningkatnya manajemen pelayanan pemandu wisata Tersedia pemandu wisata yang kompeten dan
27 Pengembangan pemasaran pariwisata Pelatihan pemandu wisata terpadu Pemandu wisata di Aceh 96.850.000
Pariwisata 1 keg profesional 33 orang
Penguasaan KTSP bagi guru SMA/MA/SMK 100
28 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Pelatihan penyusunan kurikulum Kepala sekolah dan guru 1 Paket Kemampuan guru memahami KTSP 100 orang 1.327.425.000
orang
Dinas Kebudayaan dan
29 Pengembangan nilai budaya Pelatihan upacara adat Masyarakat 1 Paket Terlaksananya kegiatan pelatihan upacara adat 1 keg Adanya adat istiadat Aceh 100% 364.066.000
Pariwisata
Program Pencegahan dan Pelayanan pencegahan dan penanggulangan 23 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
30 Dinas Kesehatan Penanggulangan Penyakit Menular Kab/kota Tercegah dan terkendalinya penyakit menular 100% 182.750.000
Penanggulangan Penyakit Menular penyakit menular 100%
Dinas Kebudayaan dan Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka Peningkatan kualitas fisik dan isi naskah kuno koleksi Meningkatnya umur naskah kuno koleksi
31 Pengelolaan kekayaan budaya Naskah kuno koleksi museum 75.000.000
Pariwisata termasuk naskah kuno museum 500 naskah museum 100%
Dinas Kehutanan dan Program Perencanaan dan Pemasangan PAL Batas Kawasan Hutan 122.742,99
32 Pemantapan dan pengendalian kawasan hutan Batas Kawasan Hutan Terpasangnya PAL Batas Kawasan Hutan 15% 1.800.000.000
Perkebunan Pengembangan Hutan Ha
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Kemitraan Pengembangan Terlaksananya pemantapan idiologi dan bela negara Terciptanya rasa nasionalisme kehidupan
33 Politik dan Perlindungan Pemantapan ideologi dan bela negara Aparatur, komponen masyarakat 91.220.000
Wawasan Kebangsaan 60% bagi generasi muda 48 orang kebangsaan dan bernegara 60%
Masyarakat
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Peningkatan Sarana dan Bangunan tempat parkir, Pos Jaga Satpam, Paving
34 Politik dan Perlindungan Pembangunan gedung kantor - Tersedianya sarana dan prasarana kantor 70% 553.856.000
Prasarana Aparatur 60% Blok dan Gudang Penyimpanan Kantor 100%
Masyarakat
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Sarana dan
35 Pembangunan gedung kantor Pembangunan gedung kantor 4 Unit Tersedianya gedung kantor 1 unit Lancarnya kegiatan kantor 100% 1.397.100.000
Perkebunan Prasarana Aparatur
Tersedianya gedung sekolah bagi siswa TK 65 Meningkatnya daya tampung anak usia dini
36 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pembangunan gedung sekolah TK dan PAUD 1 unit 19.153.796.000
Sekolah pada lembaga TK 90%
Wajib belajar pendidikan dasar Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
37 Dinas Pendidikan Pembangunan gedung sekolah Kab/Kota 1 Paket Tersedianya unit sekolah baru 41 Sekolah 17.106.434.000
sembilan tahun 90%
Tersedianya unit sekolah baru dan PPMG 8 sekolah Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
38 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Pembangunan gedung sekolah Sekolah dan PPMG 1 Paket 12.481.474.000
dan 1 PPMG 90%
Kebun Rakyat Miskin yang memiliki
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Produksi Terbangunnya Kebun Kakao Rakyat dan Jalan Usaha Berkembangnya Areal Perkebunan Kakao dan
39 Pembangunan Kebun Kakao Rakyat potensi untuk pengembangan tanaman 23.256.671.945
Perkebunan Pertanian/Perkebunan Tani1.383 Ha; 15,7 Km jalan Usaha Tani Rakyat 1.383 Ha; 15,7 Km
kakao
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Produksi
40 Pembangunan Kebun Karet Rakyat Masyarakat Berkembangnya Karet Rakyat 100% Meningkatnya Pendapatan Petani 100% 22.702.555.000
Perkebunan Pertanian/Perkebunan
Tersedianya Kebun Kelapa Sawit Masyarakat
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Produksi
41 Pembangunan kebun kelapa sawit Masyarakat Miskin Kebun Kelapa Sawit 14 Kab/Kota Miskin dan Tersedianya Lapangan Kerja 51.089.759.808
Perkebunan Pertanian/Perkebunan 8.950 Ha 11.560 Ha
Wajib belajar pendidikan dasar Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
42 Dinas Pendidikan Siswa 1 Paket Tersedianya laboratorium 32 unit 7.633.390.200
sembilan tahun sekolah 90%
Wajib belajar pendidikan dasar Terciptanya keamanan dan kenyamanan
43 Dinas Pendidikan Pembangunan pagar sekolah Sekolah 1 Paket Tersedianya pagar sekolah 233 Sekolah 39.207.929.305
sembilan tahun sekolah 100%
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, Guru, penjaga sekolah dan pengawas Tersedianya rumah Dinas/Mess guru sekolah 1
44 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Meningkatnya mutu belajar siswa 90% 206.208.000
guru, penjaga sekolah asrama Rumah/Mess Dinas
Wajib belajar pendidikan dasar Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, Tersedianya rumah dinas guru/pengawas asrama 47
45 Dinas Pendidikan Guru dan Pengawas Asrama 1 Paket Meningkatnya mutu belajar siswa 90% 10.989.783.284
sembilan tahun guru, penjaga sekolah Unit
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, Tersedianya rumah dinas guru/pengawas asrama 24
46 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Guru dan penjaga Asrama Meningkatnya mutu belajar siswa 90% 14.336.836.000
guru, penjaga sekolah Unit
Badan Kesatuan Bangsa, Program Pemberdayaan Masyarakat Adanya Satlinmas untuk menjaga Ketertiban Meningkatnya ketentraman dan Ketertiban
Pembentukan satuan keamanan lingkungan di
47 Politik dan Perlindungan Untuk Menjaga Ketertiban dan - dilingkungan Masyarakat dalam Penyelenggaraan dilingkungan Masyarakat dalam 115.295.000
masyarakat 60% Pemilukada 120 orang
Masyarakat Keamanan Penyelenggaraan Pemilukada 65%
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian Bayi, Balita dan Bumil KEK serta Tersedianya data PWS Gizi dan PSG Kadarzi dan Gizi Peningkatan status gizi masyarakat dan
48 Dinas Kesehatan Program Perbaikan Gizi Masyarakat 681.229.025
keluarga sadar gizi Tenaga Gizi Kab dan Puskesmas Balita 100% peningkatan gizi di Puskesmas 100%
Program Pembinaan dan Pembibitan dan pembinaan olahragawan Terlaksananya pembinaan/pelatihan atlet balap Terlaksananya pembinaan atlet berprestasi
49 Dinas Pemuda dan Olahraga - 1 pkt 305.600.000
Pemasyarakatan Olahraga berbakat sepeda 1 keg 85%
Meningkatnya kualitas materi
Dinas Kebudayaan dan Pembinaan dan evaluasi sanggar-sanggar Seniman dan kelompok seni/sanggar Meningkatkan kreatifitas dan kualitas pagelaran
50 Pengelolaan keragaman budaya pagelaran/pertunjukan sanggar seni dan 134.200.000
Pariwisata kesenian, pagelaran dan festival tingkat nasional Kab/Kota kesenian yang lebih baik dan bermutu 100%
seniman 100%
Terkendalinya perederan hasil hutan dan
Dinas Kehutanan dan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Pembinaan dan pengendalian industri dan Monitoring dan pembinaan tatausaha peredaran hasil
51 Industri Hasil Hutan dapat meminimalisir illegal Trade di tujuh 137.845.000
Perkebunan Daya Hutan peredaran hasil hutan hutan 100%
kab/kota 7 Kab/kota

BAB IV - 13
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
Pembinaan dan peningkatan kapasitas siswa Terselenggaranya PBM yang bermutu tinggi bagi anak Meningkatnya mutu layanan pendidikan
52 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah 750.000.000
SMA/MA berwawasan keunggulan Terlaksananya Kelas Akselerasi 1 Paket cerdas 10 kelas menengah 100%
Pembinaan kelembagaan sekolah dan Terpilihnya siswa/sekolah terbaik dalam berbagai Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di
53 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah manajemen sekolah dengan penerapan Siswa cabang olahraga, seni dan mata pelajaran se Aceh 1 kalangan siswa jenjang pendidikan menengah 27.000.000
manajemen berbasis sekolah (MBS) 1 Paket Kegiatan 90%
Pembinaan kelembagaan sekolah dan
Wajib belajar pendidikan dasar manajemen sekolah dengan penerapan Kepala SD/SMP/SMA dan guru yang menguasai MBS Meningkatnya mutu manajemen sekolah dan
54 Dinas Pendidikan Kepala Sekolah dan Guru bidang studi 1.070.400.000
sembilan tahun manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan dan manajemen gugus 126 orang MGMP bidang studi 90%
pendidikan dasar 1 Paket
Peningkatan kapasitas sumber daya Tersedianya honor instruktur senam dan pemdina Meningkatnya kebugaran/kesehatan aparatur
55 Dinas Pendidikan Pembinaan mental dan fisik aparatur Aparatur 1 kegiatan satpam 12 bulan 38.400.000
aparatur dan kualitas satpam
Terpilihnya siswa/sekolah terbaik dalam berbagai
Wajib belajar pendidikan dasar Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di
56 Dinas Pendidikan Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa Siswa cabang olahraga, seni dan mata pelajaran se Aceh 17 5.891.274.000
sembilan tahun 1 Paket kalangan siswa jenjang pendidikan dasar 90%
Paket
Dinas Kehutanan dan Program Perlindungan dan Konservasi Pembinaan PAMHUT Kontrak dan pengamanan Terlaksananya operasi pengamanan hutan dan illegal Tertangani kasus-kasus gangguan terhadap
57 - 40.888.171.000
Perkebunan Sumber Daya Hutan hutan/operasi illegal logging loggingpengamanan hutan 100%, 2 unit hutan23 Kab/kota
Terlindungnya lahan kritis pada DAS prioritas
Dinas Kehutanan dan Pembinaan, pengendalian dan pengawasan Terbangunnya tanaman hutan pada DAS prioritas dan
58 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan - dan terciptanya lingkungan yang hijau 7 Kab, 3.796.949.560
Perkebunan gerakan rehabilitasi hutan dan lahan tersedianya bibit tanaman kehutanan 7 Kab, 100%
100%
Tersedianya Ripda Aceh, DED,
Dinas Kebudayaan dan Pembuatan master plan pengembangan Terlaksananya perencanaan, pengembangan
59 Pengembangan destinasi pariwisata Stakehollder kebudayaan dan pariwisata penyempurnaan situs dan monumen 1.878.016.853
Pariwisata kawasan wisata kebudayaan dan pariwisata Aceh 4 Keg
tsunami100%
Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaaan rutin/berkala peralatan gedung Tersedianya biaya untuk pemeliharaan sarana dan Sarana dan prasarana RS terpelihara dengan
60 RSU-ZA Karyawan, Pasien dan Masyarakat 0,75 prasarana RS 100% 293.100.000
Prasarana Aparatur kantor baik 100%
Dinas Kebudayaan dan Pemeliharaan dan rahabilitasi sarana/prasarana Terpelihara dan terawatnya taman ratu safiatuddin Terlaksananya pemelihara dan perawatan
61 Pengelolaan kekayaan budaya 22.800.000
Pariwisata taman ratu safiatuddin 75% taman ratu safiatuddin 100%
Program Peningkatan Sarana dan Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran
62 Dinas Pemuda dan Olahraga Pemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga 1 Tahun Terpelihara peralatan kantor 1 set 5.000.000
Prasarana Aparatur olahraga 131 karyawan
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Sarana dan Terpeliharanya Bangunan Gedung Kantor
63 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Aparatur 1 Tahun Bahan Pemeliharaan Gedung Kantor 1 paket 565.540.000
Perkebunan Prasarana Aparatur 100%
Program Peningkatan Sarana dan Tersedianya kebutuhan ruang kerja yang memadai
64 Dinas Kesehatan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Petugas dan masyarakat 1 TH Peningkatan kualitas kerja 90% 500.000.000
Prasarana Aparatur 100%
Program Peningkatan Sarana dan Terpeliharanya bangunan gedung kantor
65 Dinas Pemuda dan Olahraga Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor - 1 Tahun Pemeliharaan gedung kantor 1 paket 60.000.000
Prasarana Aparatur tempat kerja 1 paket
Peningkatan sarana dan prasarana Terpeliharanya sarana dan prasarana kantor 249 Unit
66 Dinas Pendidikan Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Sarana dan prasarana 1 tahun Terlaksananya kelancaran kerja 12 bulan 179.000.000
aparatur dan 2 Paket
Program Peningkatan Sarana dan Peningkatan kualitas prasarana dan aktivitas
67 RSU-ZA Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Masyarakat Rumah Sakit 77% Terpenuhinya kebutuhan operasional Mesjid 100% 130.500.000
Prasarana Aparatur peribadatan masyarakat 90%
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Pelayanan Sarana dan Prasarana
68 Politik dan Perlindungan Kelancaran Pelayanan Kantor 1 tahun Lancarnya Kegiatan Kantor 90% 42.250.000
Prasarana Aparatur dinas/operasional Kantor 60%
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Peningkatan sarana dan prasarana Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
69 Pegawai Disbudpar 1 Paket Kelancaran bekerja tercapai 100% Kendaraan dinas terpelihara 1 Keg 60.000.000
Pariwisata aparatur dinas/operasional
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
70 - 35 Unit Bahan Pemeliharaan Kendaraan Dinas 1 paket Kendaraan dinas yang layak pakai 100% 252.000.000
Perkebunan Prasarana Aparatur dinas/operasional
Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Kelancaran operasional Dinkes dan Peningkatan dan kelancaran pelaksanaan
71 Dinas Kesehatan 1 TH Tersedianya kendaraan operasional kantor 100% 285.045.000
Prasarana Aparatur dinas/operasional UPTD nya kerja 100%
Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
72 Dinas Pemuda dan Olahraga 1 Tahun Terpelihara kendaraan dinas 1 set Terciptanya kelancaran dalam bekerja 6 unit 114.500.000
Prasarana Aparatur dinas/operasional olahraga
Peningkatan sarana dan prasarana Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
73 Dinas Pendidikan Transportasi Operasional 1 tahun Terawatnya sarana transportasi dinas 18 Unit Tersedianya transportasi dinas 18 unit 126.600.000
aparatur dinas/operasional
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Saran dan Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan 71 Kenderaan Dinas/Operasional dalam kondisi baik
74 Karyawan Kelancaran Operasional Kantor 100% 72.750.000
PROMOSI Prasarana Aparatur dinas/operasional 100%

BAB IV - 14
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung
75 Politik dan Perlindungan Aparatur Pemerintah Terpeliharanya peralatan gedung kantor 85% Tertatanya inventaris kantor 85% 60.944.000
Prasarana Aparatur kantor 60%
Masyarakat
Perlengkapan Kantor yang Layak Pakai dan
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung
76 Gedung Kantor Bahan Pemeliharaan Peralatan Gedung Kantor 1 pkt Terpeliharanya Peralatan Gedung Kantor 556.650.000
Perkebunan Prasarana Aparatur kantor 12 Bln 100%
Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan peralatan
77 Dinas Kesehatan Peralatan kantor Dinskes dan UPTD nya 1 TH Tersedianya peralatan kantor yang memadai 100% Terpeliharanya peralatan kantor 100% 93.950.000
Prasarana Aparatur gedung kantor
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Saran dan Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung 71 Terawat dan terpeliharanya perlengkapan gedung
78 Karyawan Kelancaran tugas-tugas dinas/kantor 100% 64.275.000
PROMOSI Prasarana Aparatur kantor kantor 100%
Dinas Kebudayaan dan Peningkatan sarana dan prasarana Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung Kelancaran tugas administrasi perkantoran
79 Pegawai Disbudpar 1 Paket Kelancaran bekerja tercapai 2 Keg 53.750.000
Pariwisata aparatur kantor 100%
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Sarana dan Meningkatnya Daya Tahan Rumah Jabatan
80 Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan - 1 Tahun Terpeliharanya Rumah Jabatan 1 paket 53.600.000
Perkebunan Prasarana Aparatur 100%
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Saran dan Pemeliharaan Rutin/BerkalaTaman:
81 100% Terpeliharanya Taman Perkantoran 100% Keindahan Kantor 100% 10.000.000
PROMOSI Prasarana Aparatur TempatParkir dan halamanKantor
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Meningkatnya Produksi Kelapa Sawit Rakyat
82 Pemeliharaan tanaman perkebunan rakyat Kelapa Sawit Rakyat Terpeliharanya Kebun Kelapo Sawit Rakyat 1.500 Ha 10.485.145.332
Perkebunan Petani 1.500 Ha
Dinas Kebudayaan dan Pemugaran benda-benda arkeologi, benda cagar Terlaksananya pemeliharaan dan pelestarian situs Terpugar dan terpelihara situs BCB
83 Pengelolaan kekayaan budaya Benda cagar budaya 4.839.774.953
Pariwisata budaya peninggalan sejarah BCB peninggalan sejarah arkeologi 35 Keg peninggalan sejarah-
Wajib belajar pendidikan dasar Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
84 Dinas Pendidikan Penambahan ruang guru sekolah Guru Tersedianya ruang guru/kantor guru sekolah 34 unit 7.045.462.000
sembilan tahun 90%
Meningkatnya daya tampung anak usia dini
85 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Penambahan ruang kelas sekolah TK dan PAUD 2 unit Tersedianya ruang belajar bagi siswa TK 44 Sekolah 9.717.694.000
pada lembaga TK 90%
Wajib belajar pendidikan dasar Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
86 Dinas Pendidikan Penambahan ruang kelas sekolah Siswa 1 Paket Tersedianya ruang kelas baru 167 Sekolah 66.943.129.315
sembilan tahun 90%
Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
87 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Penambahan ruang kelas sekolah Siswa 1 Paket Tersedianya ruang kelas baru 66 Sekolah 36.901.587.516
90%
Dinas Kebudayaan dan Peningkatan kapasitas sumber daya
88 Pendidikan dan pelatihan formal 1 Paket Peningkatan SDM karyawan tercapai 1 Keg Peningkatan kinerja karyawan 100% 50.000.000
Pariwisata aparatur
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Kapasitas Bertambahnya kapasitas pengetahuan
89 Pendidikan dan pelatihan formal Pegawai 1 Tahun Menigkatnya Potensi Pegawai 1 paket 237.912.000
Perkebunan Sumber Daya Aparatur pegawai 100%
Program Peningkatan Kapasitas Tersedianya tenaga kesehatan yang memadai 567 Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
90 Dinas Kesehatan Pendidikan dan pelatihan formal Peningkatan SDM kesehatan 1 TH 1.386.908.000
Sumber Daya Aparatur Mhs 60%
Peningkatan kapasitas sumber daya Tersedianya bimtek aparatur dan honorarium tim Meningkatnya kualitas aparatur dan mutu
91 Dinas Pendidikan Pendidikan dan pelatihan formal Aparatur 1 paket 454.320.000
aparatur peningkatan mutu pendidikan Aceh 31 orang pendidikan Aceh 20 orang
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Peningkatan Kapasitas Meningkatnya Profesionalisme sumber daya
92 Politik dan Perlindungan Pendidikan dan pelatihan normal Aparatur Profesionalisme Aparatur 1 tahun 10.700.000
Sumber Daya Aparatur Aparatur 90%
Masyarakat
Tersedianya alat permainan edukasi TK/PAUD 53 Meningkatnya mutu hasil belajar TK/PAUD
94 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pengadaan alat praktik dan peraga siswa TK dan PAUD 1 paket 3.482.676.000
Sekolah 90%
Wajib belajar pendidikan dasar Tersedianya alat-alat peraga dan praktik siswa 404 Meningkatnya mutu proses belajar mengajar di
95 Dinas Pendidikan Pengadaan alat praktik dan peraga siswa Siswa/Guru 1 Paket 11.030.360.000
sembilan tahun Set/Unit/Paket sekolah 90%
Dinas Kebudayaan dan Tersedianya pengadaan barang cetakan dan Ketersediaan administrasi perkantoran
96 Pelayanan administrasi perkantoran Pengadaan barang cetakan dan penggandaan Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun 63.357.000
Pariwisata penggandaan 3 Keg meningkat 100%
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Sarana dan
97 Pengadaan mebeleur Pengadaan Meublieur 100 % Tersedianya prasarana kantor 616 unit Lancarnya kegiatan kantor 100% 265.587.000
Perkebunan Prasarana Aparatur
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Peningkatan Sarana dan
98 Politik dan Perlindungan pengadaan mebeluer Aparatur Pemerintah Mobileur kantor 100% Tersedianya Sarana Mobileur Kantor 100% 24.472.000
Prasarana Aparatur 60%
Masyarakat
Tersedianya mobiler ruang TK, PAUD dan RA 1579 Terlaksananya proses belajar mengajar TK
99 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pengadaan mebeluer sekolah TK dan PAUD 1 paket 1.953.015.000
Set/Paket dan PAUD yang efektif dan efisien 90%
Wajib belajar pendidikan dasar Tersedianya tempat duduk yang memenuhi
100 Dinas Pendidikan Pengadaan mebeluer sekolah Siswa/Guru 1 Paket Tersedianya mobiler sekolah 261 Sekolah 19.922.410.000
sembilan tahun syarat bagi siswa SD/SMP 100%
Meningkatnya kesediaan obat pada
Program Obat dan Perbekalan 23 Tersedianya kebutuhan obat di 23
101 Dinas Kesehatan Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan Masyarakat puskesmas sesuai dengan pola pengobatan di 492.575.000
Kesehatan Kab/kota Kab/Kota/Puskesmas dalam Provinsi Aceh 100%
Puskesmas 95%

BAB IV - 15
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
BADAN INVESTASI DAN Pengadaan pakaian dinas beserta
102 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 1 Tersedianya pakaian dinas bagin pegawai 100% Tertib dan disiplin pakaian aparatur 100% 86.400.000
PROMOSI perlengkapannya
Badan Kesatuan Bangsa,
Pengadaan pakaian dinas beserta
103 Politik dan Perlindungan Program Peningkatan Disiplin Aparatur - Pakaian Dinas 100% Peningkatan Disiplin Aparatur 90% 96.300.000
perlengkapannya
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Pengadaan pakaian dinas beserta Kelengkapan seragam karyawan tercapai
104 Peningkatan disiplin aparatur Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Paket Tersedianya pakaian dinas harian 2 Keg 240.000.000
Pariwisata perlengkapannya 100%
Dinas Kehutanan dan Pengadaan pakaian dinas beserta Seluruh Pegawai Dinas Kehutanan dan Kedisiplinan pegawai dalam berseragam
105 Program Peningkatan Disiplin Aparatur Pakaian Dinas 470 stel 397.250.000
Perkebunan perlengkapannya Perkebunan Aceh meningkat 100%
Pengadaan pakaian dinas beserta Meningkatnya disiplin kerja aparatur 73.516
106 Dinas Pendidikan Peningkatan disiplin aparatur Aparatur Tersedianya pakaian dinas aparatur 73.516 Stel 14.181.420.000
perlengkapannya Aparatur
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Peningkatan Sarana dan
107 Politik dan Perlindungan Pengadaan peralatan gedung kantor Pelayanan perkantoran Peralatan Gedung Kantor 100% Tersediannya Peralatan kantor 85% 380.658.000
Prasarana Aparatur 60%
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Peningkatan sarana dan prasarana Kelancaran tugas administrasi perkantoran
108 Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pegawai Disbudpar Kelancaran bekerja tercapai 2 Keg 44.600.000
Pariwisata aparatur 100%
Program Peningkatan Sarana dan
109 Dinas Kesehatan Pengadaan perlengkapan gedung kantor Aparatur dan masyarakat 1 TH Tersedianya perlengkapan kantor 100% Meningkatkan dan percepatan kerja 100% 117.000.000
Prasarana Aparatur
Penguatan kelembagaan kab/kota , mendampingi
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Promosi dan Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur Data untuk kebijakan Peningkatan Kinerja
110 tamu , cetak Lakip, LPJ,LPPD dan Lap. Keuangan 21 82.395.000
PROMOSI kerjasama investasi Badan Penanaman Modal Daerah 1 kt; 8 ot; 75 buah Aparatur Penanaman Modal 100%
Pengelolaan dan pengembangan pelestarian Peningkatan pemahaman masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Terlaksananya kegiatan penyuluhan UU cagar budaya
111 Pengelolaan kekayaan budaya peninggalan sejarah purbakala, museum dan Masyarakat terhadap nilai sejarah dan pelestarian BCB 294.300.000
Pariwisata 1 Keg
peninggalan bawah air 100%
Dinas Kebudayaan dan Pengembangan dan penguatan informasi dan Masyarakat, pelaku kebudayaan dan Tersedianya informasi data kebudayaan dan Akuratnya data base kebudayaan dan
112 Pengembangan kemitraan 1 Paket 190.813.369
Pariwisata database pariwisata pariwisata serta profil pariwisata 2 Keg pariwisata serta profil pariwisata 100%
Pengembangan dan pemanfaatan HHBK secara Berkembangannya budidaya jemang dan lebah
Dinas Kehutanan dan Program Pemanfaatan Potensi Sumber lestari dan komersil tanaman jemang dan budidaya madu oleh masyarakat, berkembangnya
113 Pengembangan hasil hutan non-kayu Petani Kehutanan 559.850.000
Perkebunan Daya Hutan 1 Paket/10 lebah madu serta tersedianya bibit tanaman tanaman MPTS serta tersedianya bibit
Ha kehutanan provinsi dan 1 kab tanaman kehutanan provinsi dan 1 kab

Bekembangnya Hutan Tanaman dan Hutan


Dinas Kehutanan dan Program Pemanfaatan Potensi Sumber Terbangunnya Hutan Tanaman dan Terserapnya
114 Pengembangan hutan tanaman Kawasan Hutan dan Hutan Rakyat Rakyat, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat 6.736.537.650
Perkebunan Daya Hutan Tenaga Kerja 100%
sekitar hutan provinsi dan 7 Kab

Dinas Kebudayaan dan Pengembangan jaringan kerjasama promosi Masyarakat, wisatawan mancanegara Terlaksananya event atraksi di dalam dan luar negeri Peningkatan arus kunjungan wisman dan
115 Pengembangan pemasaran pariwisata 91.750.000
Pariwisata pariwisata dan wisatawan nusantara 100% wisnus 100%
Dinas Kebudayaan dan Tercapainya tingkat daya tarik wisata melalui event Peningkatan arus kunjungan wisman dan
116 Pengembangan destinasi pariwisata Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan Masyarakat, wisman dan wisnus 2.585.519.000
Pariwisata atraksi wisata di Aceh 100% wisnus ke Aceh 100%
Wajib belajar pendidikan dasar Pengembangan kurikulum dan pembinaan Guru yang memahami kurikulum dan siswa yang Meningkatnya mutu guru dan belajar siswa
117 Dinas Pendidikan Guru dan Siswa 1 Paket 1.792.976.040
sembilan tahun kesiswaan SD/MI terbina 7 Kegiatan 90%
Pengembangan materi belajar mengajar dan
Wajib belajar pendidikan dasar
118 Dinas Pendidikan metode pembelajaran dengan menggunakan Siswa Tersedianya materi belajar menggunakan TIK 3 Paket Meningkatnya mutu hasil belajar siswa 100% 634.340.000
sembilan tahun
teknologi informasi dan komunikasi
Pengembangan materi belajar mengajar dengan
Terciptanya metode pembelajaran multimedia 7
119 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah menggunakan teknologi informasi dan Guru Meningkatnya mutu hasil belajar siswa 90% 4.063.824.788
1 Paket kegiatan
komunikasi
Program Promosi Kesehatan dan Pengembangan media promosi dan informasi 23 Meningkatnya pengetahuan masyarakat
120 Dinas Kesehatan Masyarakat Kab/kota Tersebarnya informasi kesehatan secara merara 90% 150.000.000
Pemberdayaan Masyarakat sadar hidup sehat tentang kesehatan 80%
Dinas Kebudayaan dan Tersebarnya informasi dan pengenalan wilayah objek
121 Pengembangan destinasi pariwisata Pengembangan objek pariwisata unggulan Wartawan media cetak dan elektronik 1 Paket Peningkatan kunjungan wisatawan 100% 99.500.000
Pariwisata wisata 3 Kab/kota
Cetak buku potensi daerah baliho/bilboard potensi
daerah : koordinasi ke kab/kota dan
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Promosi dan Tersedia dan lancarnya pengonformasian
122 Pengembangan potensi unggulan daerah koordinasi/konsultasi ke BKPM Pembuatan & 232.924.510
PROMOSI kerjasama investasi potensi investest asi di Aceh 100%
Penggandaan CD Potensi Investasi, 400 bh; 2 unit; 3
1 ot dan 1 paket

BAB IV - 16
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
Dinas Kehutanan dan Program Perlindungan dan Konservasi Pengembangan taman hutan raya Pocut Meurah Penunjang pembanguna arboretum dan Pelestarian Plasma Nutfah dan terbangunnya
123 Pelestarian Plasma Nutfah 1.177.290.000
Perkebunan Sumber Daya Hutan Intan 1 Paket pengembangan sarana dan prasarana 65 Ha, 1 pkt sarana prasaran Tahura 100%
Pengembangan usaha perbenihan, penyediaan Petani mudah memperoleh bibit bermutu dan
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Produksi Petani mudah memperoleh bibit bermutu dan
124 bibit dan pengawasan peredaran benih Penangkar Benih terbinanya penangkar benih 102.400 batang, 3 5.127.236.262
Perkebunan Pertanian/Perkebunan 1 Paket terbinanya penangkar benih 102.400 batang, 3 lokasi
perkebunan lokasi
Meningkatnya SDM pengelola hotel, rumah
Dinas Kebudayaan dan Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta Pengelola hotel, rumah makan dan Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme
125 Pengembangan destinasi pariwisata makan dan restoran, memenuhi standar dan 213.074.400
Pariwisata pengawasan standardisasi restoran pengelola hotel, rumah makan dan restoran 100%
hygienis 100%
Masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang, Terlaksananya Pengendalian Gulma pada Karet, Pala, Mengatasi kehilangan produksi tanaman Karet,
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Penerapan Pengendalian dan pemantapan alih teknologi
126 Aceh Selatan, Nagan Raya, Bireuen, Kakao, Kelapa Sawit, Kopi ( Kakao, karet, Kelapa Kelapa Sawit, Kakao, Pala dan Kopi ( Kakao, 2.014.956.000
Perkebunan Teknologi Pertanian/Perkebunan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Bener Meriah, Pidie, dan Aceh Timur 100% Sawit, Pala dan Kopi) karet, Kelapa Sawit, Pala dan Kopi)
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Produksi Pengolahan dan pemutakhiran data statistik serta Sebagai Acuan Kebijakan Pembangunan
127 Rapat Koordinasi dan Konsultasi 1 Paket Perjalanan ke Luar Derah 100% 288.100.000
Perkebunan Pertanian/Perkebunan penyusunan profil perkebunan Kehutanan dan Perkebunan 100%
Dinas Kebudayaan dan Masyarakat pemilik benda-benda Terlaksananya kegiatan pengumpulan benda-benda
128 Pengembangan nilai budaya Pengumpulan dan ganti rugi koleksi museum Peningkatan jumlah koleksi museum 100% 800.000.000
Pariwisata budaya budaya 2 keg
Program Pencegahan dan 23 Terlaksananya imunisasi bagi anak bayi dan balita Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
129 Dinas Kesehatan Peningkatan Imunisasi Imunisasi Kab/kota 92.955.000
Penanggulangan Penyakit Menular 100% 90%
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pemeliharaan Kantrantibnas Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka
130 Politik dan Perlindungan Komponen masyarakat Tercegahnya gangguan keamanan 75% Meningkatnya siskamwakarsa 60% 206.066.000
dan Pencegahan Tindak Kriminal pelaksanaan siskamswakarsa di daerah 60%
Masyarakat
Buku penunjuk LKPM, Data Realisasi PMA & PMDN;
Tersedianya informasi/data perkembangan
Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan rapat koordinasi perkembangan realisasi investasi
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Promosi dan pelaksanaan Penanaman Modal dan
131 dan pengawasan pelaksanaan penanaman dengan investasi terkait dan dunia u8saha; 107.950.000
PROMOSI kerjasama investasi Penyelesaian penyelesian masalah
modal sosialisasi/koordinasi/konsultasi dan konsulidasi, 50
PMA/PMDN 100%
bh; 40 ok; 15 oot;9 ot
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pemeliharaan Kantrantibnas Peningkatan kerjasama dengan aparat
132 Politik dan Perlindungan Komponen masyarakat Tercitanya ketertiban dan keamanan 80% Menurunnya tingkat kejahatan 60% 430.500.000
dan Pencegahan Tindak Kriminal keamanan dalam teknik pencegahan keamanan 60%
Masyarakat
Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan
133 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Siswa 1 Paket Siswa yang terampil 185 orang Keterampilan hidup peserta didik 185 siswa 2.368.500.000
dunia industri
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pengembangan Wawasan Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai- Aparatur, siswa-siswi SLTA dan Terlaksananya pemantapan wawasan kebangsaan Meningkatnya wawasan kebangsaan bagi siwa
134 Politik dan Perlindungan 97.300.000
Kebangsaan nilai luhur budaya bangsa komponen masyarakat 60% bagi siswa SLTA 75% SLTA 50 orang
Masyarakat
Meningkatanya derajat kesehatan masyarakat
135 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Peningkatan kesehatan masyarakat Masyarakat Meningkatnya kompetensi tenaga kesehatan 80 orang 360.254.000
80 orang
Meningkatnya pemahaman tentang penanggulangan
Program Pencegahan dan Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi Peningkatan KIE pencegahan dan 23 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
136 Dinas Kesehatan penyakit dan menurunnya angka penyakit menular 20 327.730.000
Penanggulangan Penyakit Menular (kie) pencegahan dan pemberantasan penyakit penanggulangan penyakit Kab/kota 90%
Kab/Kota
Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Promosi dan Seminar peningkatan peluang investasi dan Kawasan
137 penanaman modal dengan instansi pemerintah Peningkatan Investasi dan Perdagangan 100% 1.661.928.377
PROMOSI kerjasama investasi 100% IMT-GT, 1 kt; 2 orang; 4 ot; 4 ot; 3 kl
dan duniadan dunia usaha
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Promosi dan Peningkatan kualitas DSM guna peningkatan Bimbingan penyusunan potensi dan dan Peluang Terciptanya apratur penyusunan peluang
138 100% Investasi; 35 ok; 2 ot; 3 ot 71.150.000
PROMOSI kerjasama investasi pelayanan investasi investasi 100%
Peningkatan kapasitas sumber daya Tersedianya informasi pendidikan dan biaya Meningkatnya informasi pendidikan pada
139 Dinas Pendidikan Peningkatan kualitas pelayanan publik Aparatur 1 kegiatan penunjang kegiatan aparatur 1 Tahun 1.888.640.000
aparatur masyarakat 1 Tahun
Program Pelayanan Administrasi Terpenuhinya kebutuhan dan rutinitas perkantoran Peningkatan kualitas pelayanan aaadministratif
140 RSU-ZA Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran Karyawan dan Masyarakat 0,82 100% 5.194.558.382
Perkantoran perkantoran 80%
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
141 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Petugas dan kesehatan jiwa masyarakat 23 Pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat 80% 271.152.500
masalah kesehatan Kab/kota pada pasien gangguan jiwa di masyarakat 80%

Peningkatan pelayanan kesehatan bagi Tertanggulangi masalah kesehatan saat Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
142 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Masyarakat di Daerah Potensi Bencana 23 278.722.500
pengungisi korban bencana Kab/kota penanggulangan bencana 85% Pra, Saat dan Pasca bencana 85%

Dinas Kebudayaan dan Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi Masyarakat, wisatawan mancanegara Tersedianya teknologi informasi kebudayaan
143 Pengembangan pemasaran pariwisata Tersebarluasnya informasi pariwisata Aceh 1 keg 115.000.000
Pariwisata dalam pemasaran pariwisata dan wisatawan nusantara dan pariwisata 100%

BAB IV - 17
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan....


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
Dinas Kebudayaan dan Peningkatan pembangunan sarana dan Fasilitas sarana dan prasarana Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata 11 Tersedianya fasilitas pariwisata yang
144 Pengembangan destinasi pariwisata 10.704.294.409
Pariwisata prasarana pariwisata pariwisata kb/Kota dibutuhkan 11 Kab/kota
Petugas Teknis Pengolahan Hasil dan Meningkatnya SDM Petani/Petugas tentang
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Penerapan Peningkatan sumberdaya teknologi pengolahan Meningkatnya Mutu Hasil dan Keragaman Produk
145 Petani Perkebunan Kelapa Sawit dan Pengolahan Hasil dan Tersedianya Unit 1.738.080.000
Perkebunan Teknologi Pertanian/Perkebunan hasil perkebunan Perkebunan, Terbinanya Kebun Klas IV dan V 100%
Kopi Pengolahan Hasil Perkebunan, 60 orang
Program Pencegahan dan Peningkatan Surveilance Epidemologi dan Surveilans Epidemiologi dan 23 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
146 Dinas Kesehatan Kab/kota Teridentifikasi kesehatan masyarakat 23 Kab/Kota 136.780.000
Penanggulangan Penyakit Menular Penanggulangan Wabah Penanggulangan Wabah 23 Kab/Kota
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pengembangan Wawasan Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam Terlaksananya Sosialisasi kerukunan antarumat Peningkatan pemahaman kerukunan
147 Politik dan Perlindungan Aparatur dan komponen masyarakat 90.200.000
Kebangsaan kehidupan beragama 60% beragama 100 orang antarumat beragama 60%
Masyarakat
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Peningkatan Sarana dan Meningkatnya mekanisme kerja yang efektif dan Menyatukan persepsi dalam pelaksanaan
148 Politik dan Perlindungan penunjang dan pembinaan kelembagaan Aparatur 73.602.600
Prasarana Aparatur 60% efesien dalam melaksanakan tugas 80% Tupoksi 85%
Masyarakat
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi 71 Kebersihan Kantor Lt =1.135 m2, Lt = 1.135m2, Peningkatan kebersihan lingkungan Kantor
149 Penyediaan jasa kebersihan kantor Karyawan halmn kantor 385 m2 94.969.200
PROMOSI Perkantoran dan Kenyamanan Kerja 100%
Tersedianya booklet/leaflet Perizinan PM,
Sosialisasi regulasi PM ,semiloka & sosialisasi
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Iklim Investasi Penyederhanaan Prosedur Perijinan dan Regulasi PM,erciptanya Pelayanan Perizinan
150 pelaksanaan perizinan; mengikuti mukor, rakornis, 161.700.000
PROMOSI dan Realisasi Investasi peningkatan pelayanan penanaman modal PM bagi dunia usaha dan investasi terkait
100% konsolidasi dan konsultasi, 40 orang; 5 dan 3 ot 100%
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi 71 Terlayaninya Kebutuhan Administrasi kantor
151 Penyediaan Alat Tulis Kantor Karyawan Penyediaan ATK 100% 77.350.010
PROMOSI Perkantoran 100%
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi
152 Politik dan Perlindungan Penyediaan Alat Tulis Kantor Pelayanan Administrasi Perkantoran Alat-alat Tulis Kantor 1 tahun Terlayani kebutuhan administrasi kantor 100% 25.924.274
Perkantoran 60%
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Tersedianya pengadaan barang cetakan dan Ketersediaan administrasi perkantoran
153 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan alat tulis kantor Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun 95.146.000
Pariwisata penggandaan 1 Keg meningkat 100%
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat
154 Penyediaan Alat Tulis Kantor Kantor Dinas dan Kantor Meningkat 12 Bln Alat Tulis Kantor 1 paket 358.200.000
Perkebunan Perkantoran 100%
Program Pelayanan Administrasi Pelaksana administrasi Dinkes dan Tersedianya bahan dan ATK kebutuhan administrasi Meningkatnya sistem pelayanan administrasi
155 Dinas Kesehatan Penyediaan alat tulis kantor 1 TH 177.068.000
Perkantoran UPTD kantor 100% kantor 90%
Program Pelayanan Administrasi Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran
156 Dinas Pemuda dan Olahraga Penyediaan alat tulis kantor Tersedianya alat tulis 1 set 42.612.000
Perkantoran olahraga 131 karyawan
157 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan alat tulis kantor Dinas Pendidikan dan UPTD 1 tahun Tersedianya alat tulis kantor 12 bulan Kelancaran pekerjaan Dinas/Kantor 12 bulan 344.097.000
Sekretariat Majelis Pendidikan
158 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan alat tulis kantor 1 Tahun Tersedianya kelengkapan administrasi kantor 100% Terciptanya pelayanan yang prima 85% 31.681.100
Daerah
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi Penyediaan bahan bacaan dan peraturan Terpenuhinya Pengadaan Surat Kabar & majalah Bertambahnya pengetahuan , datya &
159 1 100% 18.880.000
PROMOSI Perkantoran perundang-undangan Informasi 80%
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan bahan bacaan dan peraturan Terlayani Kebutuhan Informasi dan Peraturan-
160 Politik dan Perlindungan Koran, Majalah dan Undang-undang Koran, Majalah dan Undang-undang 1 Tahun 9.036.000
Perkantoran perundang-undangan 60% peraturan 90%
Masyarakat
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
161 Kantor Dinas dan UPTD 100 % Bahan bacaan 254 ekspl Kinerja Pegawai Meningkat 100% 50.880.000
Perkebunan Perkantoran perundang-undangan
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
162 Dinas Kesehatan Semua pegawai Dinkes dan UPTD 1 TH Tersedianya media bacaan dan informasi 80% Meningkatnya pengetahuan dan informasi 70% 21.000.000
Perkantoran perundang-undangan
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan bahan bacaan dan peraturan Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran
163 Dinas Pemuda dan Olahraga 1 Tahun Tersedianya bahan bacaan 1 set 58.676.000
Perkantoran perundang-undangan olahraga 131 karyawan
Dinas Kebudayaan dan
164 Pengelolaan kekayaan budaya Penyediaan bahan bacaan tentang sejarah Buku-buku sejarah Terlaksananya cetak buku saku sejarah 100% Tersedianya buku saku sejarah 50.000.000
Pariwisata
Program Pelayanan Administrasi Terlayaninya pelayanan kesehatan masyarakat
165 Dinas Kesehatan Penyediaan bahan logistik kantor Masyarakat 1 TH Tersedianya bahan pemeriksaan kesehatan 100% 2.159.836.297
Perkantoran 90%
Penyediaan bantuan operasional manajemen Terselenggaranya proses belajar mengajar yang
166 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Sekolah dan siswa Lulusan sekolah yang bermutu 95% 6.549.100.000
mutu (BOMM) bermutu 3 SMA 2 Kab/Kota
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi
167 Politik dan Perlindungan Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Pelayanan Administrasi Perkantoran Barang-barang cetakan 1 tahun Terlayani kebutuhan administrasi kantor 100% 3.760.000
Perkantoran 60%
Masyarakat
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi
168 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Kantor Dinas dan Kantor UPTD 12 Bln Barang cetak dan penggandaan 200.000 lembar Kelancaran Administrasi Meningkat 100% 195.000.000
Perkebunan Perkantoran

BAB IV - 18
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan.....


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
Program Pelayanan Administrasi
169 Dinas Kesehatan Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Ketersediaan kebutuhan kantor 1 TH Tersedianya media informasi 100% Tercapainya informasi dan data 100% 100.000.000
Perkantoran
Program Pelayanan Administrasi Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran
170 Dinas Pemuda dan Olahraga Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 1 Tahun Tersedianya pengadaan barang cetak 1 set 36.661.000
Perkantoran olahraga 131 karyawan
Tersedianya barang cetakan dan penggandaan 12
171 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Sekretariat dan Bidang-bidang 1 tahun Kelancaran pekerjaan Dinas/Kantor 12 bulan 395.014.000
bulan
Sekretariat Majelis Pendidikan Terlaksananya kelancaran administrasi kantor
172 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 1 Tahun Tersedianya barang yang di cetak 12 bln 20.540.000
Daerah 85%
Tersalurnya dana beasiswa bagi anak yatim dalam
Wajib belajar pendidikan dasar
173 Dinas Pendidikan Penyediaan beasiswa transisi Anak yatim se Aceh lingkup pendidikan dasar dan menengah serta ayah Menurunnya angka putus sekolah 23 Kab/Kota 208.350.000.000
sembilan tahun 70000 yang setingkat 115.510 orang
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi
174 Politik dan Perlindungan Penyediaan jasa administrasi keuangan Pelayanan Administrasi Keuangan Terselenggaranya pelayanan Adm.Keuangan 12 bulan 551.960.000
Perkantoran 60%
Masyarakat
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat
175 Penyediaan jasa administrasi keuangan Jasa Kantor Jumlah Orang 44 orang 446.940.000
Perkebunan Perkantoran 100%
Program Pelayanan Administrasi Terselenggaranya pelaksanaan administrasi keuangan Meningkatnya kinerja pelaksana teknis
176 Dinas Kesehatan Penyediaan jasa administrasi keuangan Aparatur dan masyarakat 1 TH 2.140.320.000
Perkantoran 100% keuangan 100%
Program Pelayanan Administrasi Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Tersedianya jasa administrasi keuangan perkantoran Terciptanya kesejahteraan karyawan 131
177 Dinas Pemuda dan Olahraga Penyediaan jasa administrasi keuangan 1 Tahun 13.500.000
Perkantoran olahraga 1 set karyawan
Meningkatnya kesejahteraan tenaga keuangan
178 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan jasa administrasi keuangan Tenaga Keuangan Tersedianya honor tenaga keuangan 12 bulan 331.440.000
100%
Program Pelayanan Administrasi Terpenuhinya honorarium dan Lembur PNS dan Non Kinerja dan tanggung jawab PNS dan Non
179 RSU-ZA Penyediaan jasa administrasi keuangan Karyawan 0,75 PNS 100% 4.423.000.000
Perkantoran PNS ditingkatkan 85%
Sekretariat Majelis Pendidikan
180 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa administrasi keuangan 1 Tahun Kualitas pelayanan administrasi kantor 95% Pelayanan kantor semakin meningkat 28 orang 32.160.000
Daerah
Program Pelayanan Administrasi
181 Dinas Kesehatan Penyediaan jasa dokumentasi kantor Data dan dokumentasi 1 TH Tersedianya dokumentasi kantor 100% Tersedianya data dan dokumentasi kantor 80% 173.600.000
Perkantoran
Dinas Kebudayaan dan Tersedianya pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Kelancaran tugas administrasi perkantoran
182 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa hari-hari besar Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun 17.200.000
Pariwisata nasional yang Islami 5 Keg 100%
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi Terjaganya stabilitas keamanan dan kenyamanan Kelancaran operasional serta keamanan
183 Penyediaan jasa keamanan kantor 1 kantor 100% 79.200.000
PROMOSI Perkantoran kantor 100%
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi
184 Penyediaan jasa keamanan kantor Kantor Dinas dan UPTD 12 Bulan Jasa pengamanan kantor 10 orang Kondisi kantor yang aman dan kondusif 100% 697.200.000
Perkebunan Perkantoran
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi
185 Politik dan Perlindungan Penyediaan jasa kebersihan kantor Pelayanan kebersihan Perkantoran Terpeliharanya kebersihan kantor 1 tahun Terlayani kebersihan kantor 100% 97.779.600
Perkantoran 60%
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Kelancaran tugas administrasi perkantoran
186 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa kebersihan kantor Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun Pemeliharaan gedung kantor 3 Keg 33.404.250
Pariwisata 100%
Program Pelayanan Administrasi Terjaganya suasana lingkungan kantor yang
187 Dinas Pemuda dan Olahraga Penyediaan jasa kebersihan kantor - Terjaganya kebutuhan kebersihan kantor 85% 363.600.000
Perkantoran bersih 85%
Terciptanya kebersihan, keindahan dan
188 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan jasa kebersihan kantor Sekretariat dan Bidang-bidang 1 tahun Tersedianya jasa kebersihan kantor 12 bulan 801.000.000
kenyamanan kantor 12 bulan
Sekretariat Majelis Pendidikan
189 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa kebersihan kantor 1 Tahun Tersedianya kebersihan kantor 12 bulan Bersih dan indahnya tempat kerja 85% 43.491.500
Daerah
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air Terlayaninya kebutuhan administrasi kantor
190 Politik dan Perlindungan Pelayanan Administrasi Perkantoran Tersedianya jaringan telepon, listrik dan air 100% 165.000.000
Perkantoran dan listrik 60% 100%
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air Kelancaran komunikasi, listrik dan sumber daya air 6 Kelancaran tugas administrasi perkantoran
191 Pelayanan administrasi perkantoran Pegawai Disbudpar 1 Tahun 300.000.000
Pariwisata dan listrik Keg 100%
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
192 Jasa Kantor 12 Bln Jasa Telepon, Air Bersih dan Listrik 1 tahun Kelancaran Aktifitas Kantor 1 tahun 720.200.000
Perkebunan Perkantoran dan listrik
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
193 Dinas Kesehatan Operasional Dinkes dan UPTD nya 1 TH Tersedianya kebutuhan operasional kantor 100% Peningkatan kinerja operasional kantor 100% 1.097.000.000
Perkantoran dan listrik
Terwujudnya daya dan penerangan kantor,
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air Tersedianya daya listrik, arus telepon dan air 12 bulan
194 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Sekretarian dan Bidang-bidang/UPTD serta komunikasi dan sanitary yang efektif 12 1.632.000.000
dan listrik 1 tahun 5 paket
bulan

BAB IV - 19
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan.....


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
Sekretariat Majelis Pendidikan Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
195 Pelayanan administrasi perkantoran 1 Tahun Tersedia penerangan listrik, telepon dan air 100% Kenyamanan dalam operasional kantor 85% 35.555.626
Daerah dan listrik
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi Kelancaran operasional kantor Bainprom Aceh
196 Penyediaan jasa pegawai Non - PNS 1 Tersedianya tenaga administrasi perkantoran 100% 118.800.000
PROMOSI Perkantoran 100%
Dinas Kebudayaan dan
197 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa pegawai non-PNS Pegawai Disbudpar Penyelesaian tugas tepat waktu 100% Tercapainya tujuan perkantoran 100% 1.504.200.000
Pariwisata
Program Pelayanan Administrasi
198 RSU-ZA Penyediaan jasa pegawai Non-PNS
Perkantoran
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan
199 Politik dan Perlindungan Pelayanan Adm Perkantoran Tabung racun api 2 tabung Terlayani kebutuhan logistik kantor 100% 1.200.000
Perkantoran kantor 60%
Masyarakat
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi
200 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1 Benda Pos Lainnya 100% Terlayaninya 100% 59.417.295
PROMOSI Perkantoran
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi Tercapainya prosentase rata-rata surat yang
201 Politik dan Perlindungan Penyediaan Jasa Surat Menyurat Pelayanan Adm surat menyurat Terkirimnya surat-surat 100% 23.655.000
Perkantoran 70% gagal tersampaikan 100%
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Kelancaran tugas administrasi perkantoran
202 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun Tersedianya jasa surat menyurat 1 tahun 50.000.000
Pariwisata 100%
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat
203 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Pelayanan Surat Menyurat 12 Bln Jumlah Surat Selama 1 Tahun 50.000 lembar 50.000.000
Perkebunan Perkantoran 100%
Program Pelayanan Administrasi Percepatan tersedianya kebutuhan bahan pengiriman
204 Dinas Kesehatan Penyediaan jasa surat menyurat Dinkes Aceh dan UPTD 1 TH Tercapainya percepatan sistem informasi 90% 28.980.000
Perkantoran surat 100%
Program Pelayanan Administrasi Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Terlayaninya kebutuhan administrasi
205 Dinas Pemuda dan Olahraga Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1 Tahun Tersedianya jasa surat menyurat 1 set 12.600.000
Perkantoran olahraga perkantoran 131 karyawan
Terciptanya tertib administrasi perkantoran
206 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Surat Menyurat Sekretarian dan Bidang-bidang/UPTD 1 tahun Terlaksananya distribusi surat menyurat 4 unit kerja 25.000.000
100%
Sekretariat Majelis Pendidikan
207 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat 1 Tahun Terlaksananya kegiatan administrasi 12 bulan Kelancaran pekerjaan dinas kantor 85% 6.500.000
Daerah
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan komponen instalasi listrik/ Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas
208 Dinas Kesehatan Kelancaran pelaksanaan tugas petugas 1 TH Tersedianya komponen dan instalasi listrik 100% 42.000.000
Perkantoran penerangan bangunan kantor 100%
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan komponen instalasi
209 Politik dan Perlindungan Pelayanan Administrasi Perkantoran Alat-alat Listrik dan Elektronik 1 tahun Terlayaninya kebutuhan Logistik Kantor 100% 16.328.200
Perkantoran listrik/penerangan bangunan kantor 60%
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan Penyediaan komponen instalasi Tersedianya penerangan listrik kantor yang memadai Kelancaran tugas administrasi perkantoran
210 Pelayanan administrasi perkantoran Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun 79.205.600
Pariwisata listrik/penerangan bangunan kantor 1 Keg 100%
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi Penyediaan komponen instalasi
211 Kantor Dinas dan UPTD 100 % Alat Listrik dan Elektronik 1 paket Kantor yang terang 100% 160.000.000
Perkebunan Perkantoran listrik/penerangan bangunan kantor
Penyediaan komponen instalasi
212 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Sekretarian dan Bidang-bidang 1 tahun Tersedianya alat listrik kantor 598 buah dan 200 meter Keindahan kantor 26.052.200
listrik/penerangan bangunan kantor
Sekretariat Majelis Pendidikan Penyediaan komponen instalasi Tersedianya penerangan listrik kantor yang memadai
213 Pelayanan administrasi perkantoran 1 Tahun Kenyamanan dalam operasional kantor 90% 4.767.000
Daerah listrik/penerangan bangunan kantor 80%
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi Penyediaan komponen instansi Tersedianya barang kebutuhan penerangan kantor
214 1 100% Kelancaran Penerangan kantor 100% 10.000.000
PROMOSI Perkantoran listrik/penerangan bangunan kantor
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi 71 Terlayaninya kebutuhan makanan dan minuman Peningkatan koordinasi dan Kinerja aparatur
215 Penyediaan makanan & minuman Karyawan Rapat Koordinasi dan Tamu 2.164 orang 41.632.000
PROMOSI Perkantoran 100%
Badan Kesatuan Bangsa,
Program Pelayanan Administrasi
216 Politik dan Perlindungan Penyediaan makanan dan minuman Pelayanan Administrasi Perkantoran Makanan dan Minuman 11 bulan Terlayani kebutuhan administrasi kantor 90% 41.350.000
Perkantoran 60%
Masyarakat
Dinas Kebudayaan dan
217 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan makanan dan minuman Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun Tersedianya makanan dan minuman 1 tahun Kesejahteraan meningkat 100% 31.500.000
Pariwisata
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi
218 Penyediaan makanan dan minuman Pegawai kantor 100 % Makanan dan minuman 1 tahun Kinerja Pegawai Meningkat 100% 108.500.000
Perkebunan Perkantoran
Program Pelayanan Administrasi Petugas jaga malam dinas kesehatan Tersedianya makanan dan minuman petugas jaga
219 Dinas Kesehatan Penyediaan makanan dan minuman 1 TH Peningkatan kapasitas dan kualitas kerja 100% 77.760.000
Perkantoran dan UPTD malam 100%
Program Pelayanan Administrasi Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Terciptanya kesejahteraan karyawan 131
220 Dinas Pemuda dan Olahraga Penyediaan makanan dan minuman 1 Tahun Tersedianya bahan makanan dan minuman 1 set 9.400.000
Perkantoran olahraga karyawan
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi
221 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 1 Tersedianya dekorasi & Publikasi 100% Tersedianyadekorasi dan Publikasi 100% 228.670.000
PROMOSI Perkantoran

BAB IV - 20
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Tabel 4.6. Lanjutan.....


Target Kinerja dalam RKA
No SKPD Program Kegiatan Alokasi Anggaran
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)
(Rp)
Dinas Kehutanan dan Program Pelayanan Administrasi Pengadaan peralatan dan perlengkapan
222 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 100 % Peralatan dan perlengkapan kantor 100% Lancarnya kegiatan kantor 100% 511.904.158
Perkebunan Perkantoran kantor
Program Pelayanan Administrasi Peningkatan kinerja pegawai Dinkes dan Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor yang Peningkatan percepatan pelayanan
223 Dinas Kesehatan Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 1 TH 224.144.700
Perkantoran UPTD nya memadai 90% administrasi kantor 90%
Program Pelayanan Administrasi Terlaksananya penyediaan kebutuhan peralatan Terlayani kebutuhan perlengkapan
224 Dinas Pemuda dan Olahraga Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor - 1 Tahun 16.710.000
Perkantoran kantor 85% perkantoran 1 paket
Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor 376
225 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Dinas dan UPTD Tekkomdik 1 tahun Kelancaran pekerjaan kantor 100% 1.620.562.000
Unit/Paket/Set dan 117 meter
Sekretariat Majelis Pendidikan Kualitas pelayanan administrasi perkantoran
226 Pelayanan administrasi perkantoran Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 1 Tahun Tersedianya peralatan/ perlengkapan kantor 95% 32.043.600
Daerah MPD 90%
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi
227 Penyediaanbarang cetakan dan penggandaan 1 Barang cetakan & penggandaan 100% Terlayaninya kebutuhan adm. Kantor 100% 105.000.000
PROMOSI Perkantoran
Wajib belajar pendidikan dasar Prasekolah, SD/MI dan SMP/MTs se Terakreditasinya lembaga pendidikan dasar dan Meningkatnya mutu layanan pendidikan dan
228 Dinas Pendidikan Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar 1 Paket 1.000.000.000
sembilan tahun Aceh prasekolah 23 Kab/Kota sekolah 90%
Terakreditasinya lembaga pendidikan menengah 23 Meningkatnya mutu layanan pendidikan
229 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah Sekolah menengeh 1 Paket 216.000.000
Kab/Kota menengah 90%
Dinas Kebudayaan dan Terlaksananya kegiatan dialog budaya dan pameran Adanya masukan rekomendasi budaya ke
230 Pengelolaan keragaman budaya Penyelenggaraan dialog kebudayaan Budayawan, tokoh adat dan masyarakat 1 Paket 105.164.000
Pariwisata budaya 1 keg Pemerintahan daerah 100%
Wajib belajar pendidikan dasar Terselenggaranya paket B dan UNPK setara SMP Meningkatnya mutu PBM dan angka kelulusan
231 Dinas Pendidikan Penyelenggaraan paket B setara SMP Masyarakat 1 Paket 60.000.000
sembilan tahun sesuai jadwal 23 Kab/Kota 23 Kab/Kota
Terselenggaranya paket C dan UNPK setara SMA Meningkatnya mutu PBM dan angka kelulusan
232 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Penyelenggaraan paket C setara SMU Masyarakat 1 Paket 93.624.000
sesuai jadwal 1 Kab/Kota 1 Kab/Kota
PRJ, Peneng Fair, Batam Expo, AcehFair,Leaflet, Misi
Sebaran Informasi Potensi Investasi Daerah
BADAN INVESTASI DAN Program Peningkatan Promosi dan Investasi ke Eropa,USA, America Lati & australia,Asia,
233 Penyelenggaraan Pameran Investasi untuk meningkatkan minat investor berivestasi 1.861.472.873
PROMOSI kerjasama investasi Pmeran Jakvest, 1 kt;1 kl; 1 kl; 1 kl; 3000 lbr; 7 ot; 1
100% 1kali di Aceh 100%
Program Pencegahan dan Perumahan penderita penyakit yang 23 Menurunnya populasi dan tempat perindukan nyamuk Berkurangnya penderita penyakit yang
234 Dinas Kesehatan Penyemprotan/fogging sarang nyamuk Kab/kota 1.379.900.000
Penanggulangan Penyakit Menular ditularkan oleh nyamuk 100% ditularkan oleh nyamuk 100%
Program Peningkatan Kesehatan Ibu Penyuluhan ksehatan bagi hamil dan keluarga Peningkatan cakupan dan kualitas kesehatan Ibu dan Peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan
235 Dinas Kesehatan - 181.100.000
Melahirkan dan Anak kurang mampu Anak 100% KIA 90%
Program Promosi Kesehatan dan 23 Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
236 Dinas Kesehatan Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat Masyarakat Kab/kota 138.509.500
Pemberdayaan Masyarakat kesehatan 100% 90%
Program Pengembangan Lingkungan Meningkatnya sanitasi dasar yang memenuhi syarat Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
237 Dinas Kesehatan Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Masyarakat Daerah Tertinggal 363.260.000
Sehat kesehatan di Kab. Tertinggal 100% yang optimal 90%
Program Standarisasi Pelayanan Penyusunan naskah akademis standar 23 Peningkatan mutu laboratorium kesehatan
238 Dinas Kesehatan Laboratorium kesehatan Kab/kota UPTD LABKES NAD Terakreditasi 100% 77.885.000
Kesehatan pelayanan kesehatan 90%
Dinas Kebudayaan dan Terlaksananya rencana kerja, pengendalian, Ketersediaan acuan kerja dan pelaksanaan
239 Pengelolaan kekayaan budaya Penyusunan, pengendalian dan evaluasi program Program/kegiatan 446.009.740
Pariwisata monitoring dan evaluasi program 23 Kab/kota monitoring 100%
Dinas Kebudayaan dan Peringatan hari kesenian daerah dan anugerah Menumbuhkembangkan karya-karya yang berkualitas Kesenian terlestarikan dan meningkat harkat
240 Pengembangan nilai budaya Masyarakat seni dan seniman Aceh 1 Paket 162.331.500
Pariwisata seni 100% dan martabat seniman 100%
Program Pelayanan Administrasi Kenyamanan kerja bagi semua pegawai Terlaksananya pola hidup bersih dan sehat
241 Dinas Kesehatan Peyediaan jasa kebersihan kantor 1 TH Peningkatan kebersihan kantor dan lingkungan 100% 1.348.860.600
Perkantoran Dinkes dan UPTD 90%
BADAN INVESTASI DAN Program Pelayanan Administrasi Peyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan
242 1 Penyediaan Jasa-jasa Utility Kantor 100% Kegiatan kantor belanja lancar 100% 330.780.000
PROMOSI Perkantoran listrik
Dinas Kehutanan dan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Promosi atas hasil produksi Pameran Informasi Pembangunan Kehutanan
243 Produksi Kehutanan dan Perkebunan Bangunan Pameran 1 stand
Perkebunan Produksi Pertanian/Perkebunan pertanian/perkebunan unggulan daerah 100 % dan Perkebunan 1 paket
Terkoordinasinya program kerja
Dinas Kebudayaan dan Terlaksananya koordinasi tingkat kabupaten/kota
244 Pengelolaan keragaman budaya Rapat koordinasi kebudayaan Aparatur Provinsi dan Kab/Kota kabupaten/kota dengan Pemerintah Aceh 271.948.875
Pariwisata 1 Paket dengan Pemerintah Aceh 3 Keg
100%
Program Peningkatan Kapasitas Terlaksananya rakernis penyelesaian kasus-kasus Tersedianya rekomendasi penyelesaian kasus
245 RSU-ZA Rapat Koordinasi teknis (Rakornis) Karyawan dan Pasien 75% medis 75% 62.229.600
Sumber Daya Aparatur medis 75%
Dinas Kebudayaan dan Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar Kelancaran tugas administrasi perkantoran
246 Pelayanan administrasi perkantoran Pegawai Disbudpar 1 Tahun Terselenggaranya rapat-rapat koordinasi 2 Keg 308.690.000
Pariwisata daerah 100%
Program Pelayanan Administrasi Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar Adanya koordinasi dan petunjuk teknis dalam Peningkatan dan percepatan pelaksanaan
247 Dinas Kesehatan Pegawai Dinkes dan UPTD nya 1 TH 803.745.000
Perkantoran daerah pelaksanaan kegiatan 100% kerja 100%
Program Pelayanan Administrasi Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar Dilingkungan kantor dinas pemuda dan Terbentuknya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke Kelancaran administrasi perkantoran 131
248 Dinas Pemuda dan Olahraga 1 Tahun 107.300.000
Perkantoran daerah olahraga luar daerah 1 set karyawan

BAB IV - 21
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

4.2. 3. Perbedaan Besaran Anggaran Kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD

PPAS menyajikan pagu atau batas maksimal kebutuhan belanja yang


ditetapkan oleh kepala daerah untuk dijadikan pedoman oleh setiap SKPD dalam
menyusun RKA-SKPD. Dalam merinci kebutuhan belanja untuk masing-masing
kegiatan, total belanja tidak boleh melampaui jumlah pagu yang sudah ditetapkan
kepala daerah dalam PPAS. Begitu juga dengan target kinerja yang akan dicantumkan
dalam dokumen RKA-SKPD, secara normatif tidak boleh berbeda dengan atau lebih
besar dari pagu atau plafon yang sudah ditetapkan dalam PPAS.
Tabel 4.7.
Perbedaan Besaran Anggaran Kegiatan antara PPAS dan RKA-SKPD
Plafon Anggaran Alokasi Anggaran Beda PPA dan
No SKPD Program Kegiatan
Sementara (Rp) RKA (Rp) RKA

Program Pelayanan Administrasi Peyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan


1 BADAN INVESTASI DAN PROMOSI 273.780.000 330.780.000 -20,82%
Perkantoran listrik
Program Pelayanan Administrasi
2 BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 95.000.000 228.670.000 -140,71%
Perkantoran
Program Pelayanan Administrasi Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
3 BADAN INVESTASI DAN PROMOSI 10.000.000 18.880.000 -88,80%
Perkantoran perundang-undangan
Program Pelayanan Administrasi
4 BADAN INVESTASI DAN PROMOSI Penyediaan makanan & minuman 63.000.000 41.632.000 33,92%
Perkantoran
Peningkatan koordinasi dan kerjasama di
Program Peningkatan Promosi dan
5 BADAN INVESTASI DAN PROMOSI bidang penanaman modal dengan instansi 250.250.000 1.661.928.377 -564,11%
kerjasama investasi
pemerintah dan duniadan dunia usaha
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Program Pelayanan Administrasi
7 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 8.655.000 23.655.000 -173,31%
Perlindungan Masyarakat Perkantoran
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Program Peningkatan Sarana dan
8 Pembangunan gedung kantor 100.000.000 553.856.000 -453,86%
Perlindungan Masyarakat Prasarana Aparatur
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Program Peningkatan Sarana dan
9 Pengadaan peralatan gedung kantor 25.000.000 380.658.000 -1422,63%
Perlindungan Masyarakat Prasarana Aparatur
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Program Peningkatan Sarana dan
10 pengadaan mebeluer 10.000.000 24.472.000 -144,72%
Perlindungan Masyarakat Prasarana Aparatur
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Program Peningkatan Sarana dan Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung
11 32.425.000 60.944.000 -87,95%
Perlindungan Masyarakat Prasarana Aparatur kantor
Pengadaan pakaian dinas beserta
14 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Peningkatan disiplin aparatur 52.916.800 240.000.000 -353,54%
perlengkapannya
15 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan nilai budaya Pelatihan upacara adat 75.000.000 364.066.000 -385,42%

16 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan nilai budaya Pengumpulan dan ganti rugi koleksi museum 200.000.000 800.000.000 -300,00%
Pemugaran benda-benda arkeologi, benda
17 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengelolaan kekayaan budaya 750.000.000 4.839.774.953 -545,30%
cagar budaya peninggalan sejarah
Pagelaran budaya daerah pada event dalam
18 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengelolaan keragaman budaya 200.000.000 746.240.000 -273,12%
dan luar negeri
Pembuatan master plan pengembangan
19 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan destinasi pariwisata 600.000.000 1.878.016.853 -213,00%
kawasan wisata
Pengembangan dan penguatan informasi dan
20 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan kemitraan 300.000.000 190.813.369 36,40%
database
Fasilitas pembentukan forum komunikasi antar
21 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan kemitraan 75.000.000 181.594.000 -142,13%
pelaku industri pariwisata dan budaya
Pelaksanaan koordinasi pembangunan
22 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan kemitraan 100.000.000 91.457.000 8,54%
kemitraan pariwisata
Program Pemanfaatan Potensi Sumber
26 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pengembangan hutan tanaman 49.412.000 6.736.537.650 -13533,40%
Daya Hutan
Program Perlindungan dan Konservasi Pembinaan PAMHUT Kontrak dan pengamanan
27 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 247.060.000 40.888.171.000 -16449,90%
Sumber Daya Hutan hutan/operasi illegal logging
28 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pembangunan gedung sekolah 2.000.000.000 19.153.796.000 -857,69%
30 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Penambahan ruang kelas sekolah 500.000.000 9.717.694.000 -1843,54%
31 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pengadaan alat praktik dan peraga siswa 2.070.000.000 3.482.676.000 -68,25%
32 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pengadaan mebeluer sekolah 828.000.000 1.953.015.000 -135,87%
Wajib belajar pendidikan dasar
33 Dinas Pendidikan Pembangunan gedung sekolah 2.500.000.000 17.106.434.000 -584,26%
sembilan tahun
Wajib belajar pendidikan dasar Pembangunan rumah dinas kepala sekolah,
34 Dinas Pendidikan 200.000.000 10.989.783.284 -5394,89%
sembilan tahun guru, penjaga sekolah
Wajib belajar pendidikan dasar
35 Dinas Pendidikan Penambahan ruang kelas sekolah 1.500.000.000 66.943.129.315 -4362,88%
sembilan tahun

BAB IV - 22
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Pada kenyataannya, sering terjadi perbedaan antara PPAS dan RKA-SKPD,


khususnya dalam penentuan jumlah anggaran. Idealnya, RKA-SKPD merujuk kepada
PPAS dan tidak lebih besar, dan jika ada perbedaan, maka perbedaan tersebut tidak
terlalu jauh. Tabel 4.7. menyajikan perbandingan antara pagu anggaran kegiatan dan
program beberapa SKPD, yang menunjukkan adanya perbedaan antara pagu sementara
dalam PPAS dan yang kemudian dicantumkan dalam RKA-SKPD.
Secara statistik, perbedaan tersebut dibuktikan melalui uji beda (t-test) dengan
menggunakan SPSS yang hasilnya seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.8. berikut ini:
Tabel 4.8.
Hasil Uji Beda Besaran Anggaran PPAS dan RKA-SKPD

Test Value = 0
Kel 95% Confidence Interval of the
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Difference
Lower Upper
PPAS 2,241 255 0,026 1.135.746.821 137.493.908 2.133.999.735
RKA 3,395 262 0,001 3.073.041.525 1.290.649.393 4.855.433.657

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan besaran anggaran yang ditetapkan dalam PPAS dan RKA-SKPD. Perbedaan
tersebut signifikan pada level signifikansi 5%, yakni ketika nilai t-value lebih besar dari
2 (yakni 2,241 dan 3,395) dan sig. value lebih kecil dari 0,05 (yakni 0,026 dan 0,001).
Hal ini menggambarkan kebijakan yang telah disusun tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya, dan/atau PPAS yang disusun tidak akurat, bukan berdasarkan
data historis dan survey lapangan, dan/atau belum menggunan Analisis Standar Belanja
(ASB) sebagaimana yang diamahkan oleh undang-undang dan peraturan keuangan
negara.

4.2. 4. Tingkat Keseragaman Indikator Kinerja Kegiatan Setiap SKPD


Meurujuk pada Tabel 4.6 mulai namor urut 174 sampai dengan nomor urut 226
terhadap program-program yang sama pada beberapa SKPD, tetapi menggunakan
indikator output/outcome berbeda-beda. Hal ini menujukkan bahwa dalam penyusnan
anggaran berbasis kinerja belum ada pemahaman yang seragam terhadap suatu
kebijakan. Dengan tidak seragamnya indikator kinerja, berarti tujuan dan sasaran
program program yang dituangkan dalam RPJMD dan RKPD tidak akan tercapai. Jika
BAB IV - 23
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

tujuan tidak dapat dicapai berarti penyusunan anggaran juga tidak efektif. Kondisi
demikian akan menyebabkan pelaksanaan anggaran juga belum efektif.

4.2. Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Daerah


Pelaksanaan anggaran dilakukan berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) SKPD. DPA-SKPD ini bersumber dari RKA-SKPD yang telah disetujui oleh
DPRD untuk dilaksanakan dalam tahun anggaran dimaksud. Data dan informasi dalam
RKA tetap dimunculkan dalam DPA terutama sasaran, target dan indikator kinerja.

4.2. 1. Pedoman Pelaksanaan Anggaran Daerah


Menurut peraturan Pedoman Pelaksanaan Anggaran Daerah dilalui beberapa
tahap yaitu:
1. Tahap Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD
Rancangan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD harus diberitahukan kepada
semua Kepala SKPD oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) paling lama
3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan. Rancangan
dokumen pelaksanaan anggaran SKPD tersebut harus memuat rincian tentang
sasaran yang hendak dicapai, program dan kegiatan yang direncanakan, anggaran
yang tersedia untuk mencapai sasaran tersebut dan rencana penarikan dana dari
setiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.
Setelah selesai, kepala SKPD harus menyerahkan DPA-SKPD tersebut kepada
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah pemberitahuan penyusunan RKA-SKPD tersebut diterima oleh setiap
SKPD. Selanjutnya bersama-sama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD), pejabat pengelola keuangan daerah melakukan verifikasi terhadap
rancangan DPA-SKPD tersebut paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak
ditetapkannya peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Dan berdasarkan
hasil verifikasi ini Pejabat Pengelola Keuangan Daerah mengesahkan DPA-SKPD
dengan persetujuan Sekretaris Daerah. DPA-SKPD yang telah disahkan tersebut
selanjutnya digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh para kepala SKPD
selaku pengguna anggaran/pengguna barang.

BAB IV - 24
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

2. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah


Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan anggaran
pendapatan daerah adalah bahwa:
a. Semua pengelolaan terhadap pendapatan daerah harus dilaksanakan melalui
rekening kas umum daerah;
b. Setiap pendapatan daerah harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah;
c. Setiap satuan kerja yang memungut pendapatan daerah harus mengintensifkan
pemungutan pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya;
d. Setiap satuan kerja (SKPD) tidak boleh melakukan pungutan selain dari yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
e. Pendapatan daerah juga mencakup komisi, rabat, potongan, atau pendapatan
lain dengan menggunakan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai
dengan uang, baik yang secara langsung merupakan akibat dari penjualan,
tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk
pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain yang timbul sebagai akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil
pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya;
f. Semua pendapatan dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah
dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai
pendapatan daerah.

3. Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah


Setiap pengeluaran untuk belanja daerah atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah. Bukti-bukti tersebut harus mendapat pengesahan
dari pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang
timbul dari penggunaan bukti tersebut. Selanjutnya dalam melaksanakan anggaran
belanja daerah harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengeluaran kas yang menjadi beban APBD tidak boleh dilakukan sebelum
rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan dicantumkan dalam
lembaran daerah. Pengeluaran kas tersebut tidak termasuk pengeluaran untuk
belanja yang bersifat mengikat dan belanja daerah yang bersifat wajib yang
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah;

BAB IV - 25
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

b. Dasar pengeluaran belanja untuk keperluan tak terduga yang dianggarkan


dalam APBD (misalnya untuk mendanai tanggap darurat, bencana alam atau
bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah
tahun sebelumnya) harus ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan
diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan
tersebut ditetapkan;
c. Pimpinan instansi/lembaga penerima dan tanggap darurat harus bertanggung
jawab atas penggunaan dana tersebut dan wajib menyampaikan laporan
realisasi penggunaan dana kepada atasan langsung dan kepala daerah sesuai
dengan tata cara pemberian dan pertanggungjawaban dana darurat yang
ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
d. Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan
pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak
yang dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran/ kuasa
pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh
bendahara pengeluaran.

4. Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah


Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 137 sampai dengan
Pasal 153, anggaran yang diperlukan untuk pembiayaan daerah bersumber dari: (a) sisa
lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya, (b) dana cadangan, (c) investasi, (d)
pinjaman/obligasi daerah, dan (e) piutang daerah.
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih
lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode tahun
anggaran. SiLPA tahun sebelumnya merupakan penerimaan pembiayaan yang
dapat digunakan untuk:
• Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada
realisasi belanja daerah;

BAB IV - 26
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

• Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung; dan


• Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran
belum terselesaikan.

b. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai kegiatan yang
memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran. Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai dana cadangan adalah bahwa:
• Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atas nama dan cadangan
pemerintah daerah yang dikelola oleh bendahara umum daerah;
• Dana cadangan tidak boleh digunakan untuk membiayai program dan
kegiatan lain di luar yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang
pembentukan dana cadangan;
• Program dan kegiatan sebagaimana disebutkan pada butir (2) baru boleh
dilaksanakan apabila dana cadangan telah mencukupi untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan tersebut;
• Untuk membiayai program dan kegiatan tersebut dana cadangan harus
dipindahbukukan dahulu ke rekening kas umum daerah yang harus dilengkapi
dengan surat perintah pemindahbukuan oleh kuasa bendahara umum daerah
dengan persetujuan PPKD;
• Penatausahaan pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai dari dana
cadangan diperlakukan sama dengan penatausahaan pelaksanaan program dan
kegiatan lainnya.

c. Investasi
Menurut ketentuan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang dimaksud
dengan investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat eknomis
seperti; bunga, dividen, royalti, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
Ketentuan mengenai dana investasi adalah bahwa investasi awal dan penambahan
investasi dicatat dalam rekening penyertaan modal (investasi) daerah. Pengurangan,

BAB IV - 27
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

penjualan dan/atau pengalihan investasi dicatat dalam rekening penjualan kekayaan


daerah yang dipisahkan (divestasi modal).

d. Pinjaman Daerah dan Obligasi


Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima
sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga
daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Beberapa
hal yang harus dicermati mengenai pinjaman daerah dan obligasi adalah:
• Penerimaan pinjaman dan obligasi daerah harus dilakukan melalui rekening
kas umum daerah;
• Pendapatan daerah dan/atau aset daerah (barang milik daerah) tidak boleh
dijadikan jaminan pinjaman daerah;
• Kegiatan yang dibiayai dari obligasi daerah beserta barang milik daerah yang
melekat dalam kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan obligasi
daerah;
• Penatusahaan atas pinjaman daerah dan obligasi daerah dilaksanakan oleh
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (kepala SKPKD).

e. Piutang Daerah
Piutang daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kembali kepada pemerintah
daerah dan/atau hak pemerintah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau
akibat lainnya yang sah. Hal-hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan piutang
daerah adalah bahwa:
• Setiap piutang daerah harus diselesaikan seluruhnya dengan tepat waktu;
• Pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD) melakukan
penatausahaan atas penerimaan piutang atau tagihan daerah yang menjadi
tanggung jawab SKPD;
• Piutang daerah dan/atau tagihan daerah yang tidak dapat diselesaikan
seluruhnya pada saat jatuh tempo, diselesaikan sesuai dengan peraturan
pertundang-undangan;

BAB IV - 28
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

• Piutang daerah jenis tertentu seperti piutang pajak daerah dan piutang
retribusi daerah merupakan prioritas untuk didahulukan penyelesaiannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
• Piutang daerah yang terjadi sebagai akibat hubungan keperdataan dapat
diselesaikan dengan cara damai, kecuali piutang daerah yang cara
penyelesaiannya diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan;
• Piutang daerah dapat dihapuskan dari pembukuan dengan penyelesaian secara
mutlak atau bersyarat, kecuali cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam
peraturan perundang-undangan;
• Penghapusan piutang daerah dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Untuk piutang berjumlah sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah), penghapusan ditetapkan oleh kepala daerah; dan
- Untuk piutang yang jumlahnya lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah), penghapusannya ditetapkan oleh kepala daerah dengan
persetujuan DPRD;
• Penagihan dan penatausahaan piutang daerah dilaksanakan oleh Kepala
SKPKD yang realisasi setiap bulannya harus dilaporkan kepada kepala
daerah.

4.2. 2. Analisis atas Pencapaian Target Kinerja dan Anggaran


Pencapaian target kinerja untuk 971 kegiatan yang disampling dalam pejabaran
laporan realisasi anggaran persis sama dengan dokumen pelaksanaan anggaran
sebagaimana terlihat pada Lampiran 1. Dengan demikian, capaian target kinerja tidak
dapat diukur, sedangkan pencapaian anggaran rata-rata mencapai sebesar 90,39%.
Apakah capaian tersebut sudah dapat dikatakan efektif ataupun belum. Untuk mengukur
efektifitas pelaksanaan anggaran harus dilihat dari kualitas keluaran atau capaian hasil
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran. Sejauh mana anggaran tersebut
bermanfaat untuk masyarakat sebagai sasaran program tidak jelas ukurannya.

BAB IV - 29
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

B AB KESIMPULAN DAN SARAN


v

5. 1. Kesimpulan
Dari hasil analisis terhadap data dan informasi, serta dikonfirmasi dengan regulasi
dan konsep penganggaran berbasis kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa proses
penyusunan anggaran pada semua SKPA Provinsi Aceh belum berjalan efektif. Hal ini
disebakan masih ditemukannya beberapa kelemahan, yaitu:
a. Penentuan sasaran kegiatan sebagai penerima manfaat anggaran masih kurang
tepat;
b. Penentuan target kegiatan belum mengacu pada sasaran yang ingin dicapai;
c. Penentuan keluaran (output) kegiatan tidak mengikuti target yang akan
dicapai;
d. Penentuan hasil (outcome) kegiatan belum menggambarkan kualitas
keluarannya, sehingga keberhasilan sebuah program belum dapat diukur;
e. Belum ada keseragaman indikator terhadap program/kegiatan yang sama
yang dilaksanakan beberapa SKPA; dan
f. Interval perbedaan besaran anggaran dalam PPAS dengan RKA masih jarak
sehingga mencerminkan penyusunan PPAS belum akurat dan tidak
berpedoman kepada Analisis Standar Belanja (ASB) dan Standar Pelayanan
Minimum (SPM).

5. 2. Saran
Berdasarkan bebapa kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini, maka
diperlukan beberapa perbaikan yang harus dilakukan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan (Bappeda) Aceh dan semua SKPA Provinsi Ace, yakni:
a. Pemerintah Aceh perlu menyusun suatu buku pedoman penyusunan anggaran
yang di dalamnya memuat jenis indikator kinerja untuk masing-masing
program/kegiatan;

BAB V - 1
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

b. Pemerintah Aceh perlu menyusun Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan


Analisi Standar Belanja (ASB) sebagai acuan dalam menyusun Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) dan penyusunan RKA-SKPA;
c. Meningkatkan koordinasi antara SKPA yang melaksankan program/kegiatan
sama; dan
d. Meningkatkan pemahaman anggaran berbasis kinerja bagi personil yang terlibat
dalam TAPA, karena kelemahan yang ditemukan banyak tanggung jawab tim
tersebut.

BAB V - 2
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy. 2012a. Perilaku oportunistik legislatif dan faktor-faktor yang


mempengaruhinya: Bukti empiris dari penganggaran pemerintah daerah di
Indonesia. Disertasi. Universitas Gadjah Mada. Tidak diterbitkan.
Abdullah, Syukriy. 2012b. Hubungan Keagenan antara Kepala Daerah dan Kepala
SKPD. Link web: http://syukriy.wordpress.com/2012/11/26/hubungan-
keagenan-antara-kepala-daerah-dan-kepala-skpd/
Arizti, Pedro, Jim Brumby, Nick Manning, Roby Senderowitsch, and Theo Thomas.
2010. Results, Performance Budgeting and Trust in Government. Washington,
D.C.: World Bank.
Bastian, Indra. 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di
Indonesia. Edisi pertama. Jakarta: Salem Empat.
Blais, André and Stéphane Dion. 1990. Are bureaucrats budget maximizers? The
Niskanen model & its critics. Polity 22(4): 655-674.
Ebdon, Carol. 2002. Beyond the public hearing: Citizen participation in the local
government budget process. Journal of Public Budgeting, Accounting &
Financial Management 14 (2): 273-294.
IDG. 1999. Value for Money Guideline.
Kelly, Janet M. and William C. Rivenbark. 2003. Performance Budgeting for State and
Local Government. London: M.E. Sharpe.
Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Miller, Gerald J. and Lyn Evers,. 2002. Budgeting structures and citizen participation.
Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management 14(2): 233-
272.
O'Toole, Daniel E. and Brian Stipak. 1988. Budgeting and Productivity Revisited: The
Local Government Picture. Public Productivity Review 12(1): 1-12.
Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja, Deputy IV BPKP, 2005.
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Sebutan Nama
Aceh Dan Gelar Pejabat Pemerintahan Dalam Tata Naskah Dinas Di
Lingkungan Pemerintah Aceh
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang tatacara Pertanggungjawaban Kepala
Daerah.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Ritonga, Irwan taufik. 2010. Analisis Standar Belanja: Konsep, Metode Pengembangan,
dan Implementasi di Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
UGM.
Rivenbark, William C. and Janet M. Kelly. 2006. Performance Budgeting in Municipal
Government. Public Performance & Management Review 30(1): 35-46.
Robinson, Marc and Duncan Last. 2009. A Basic Model of Performance-Based
Budgeting. Technical Notes and Manuals. International Monetary Fund.
Website:
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai