Murdhiani1, Rosmaiti2
12
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian UNSAM, Langsa Aceh
12
Meurandeh-Langsa_aceh, Telp (0641)426487 Fax (0641)7445137
E-mail : 1Dh4ni_05@yahoo.co.id, 2rosmaitimp@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas
Samudra. Penelitian ini dimulai pada bulan Juli-September 2017. Tujuan penelitian ini
membuat kantong tanam organik (polybag organik) dari bahan utama limbah tebu.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
faktorial. Adapun susunan perlakuannya G1 : 100% ampas tebu, 0% pelepah tebu, G2 :
75% ampas tebu, 25% pelepah tebu, G3 : 50% ampas tebu, 50% pelepah tebu. Untuk
kelenturan polybag organik maka diperlukan penambahan NaOH sebanyak 20 gram.
Hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa penggunaan berbagai
komposisi limbah tebu untuk membuat polybag organik menunjukkan pengaruh nyata
terhadap parameter ketebalan, pH, kadar air, massa, rasio C/N, dan daya serap air
polybag organik. Polybag organik yang tebal adalah 1.42 cm terdapat pada perlakuan
G2, pH polybag organik yang baik adalah 10.21 terdapat pada perlakuan G1, kadar air
polybag organik yang baik adalah 29.62% terdapat pada perlakuan G 2, massa polybag
organik yang baik adalah 182.98 gr terdapat pada perlakuan G 1, dan rasio C/N
polybag organik yang baik adalah 18.47 terdapat pada perlakuan G1.
Kata kunci : Limbah tebu, Ampas tebu, Pelepah tebu, Polybag organik.
PENDAHULUAN
Persemaian merupakan bagian dari pembiakan tanaman baik secara vegetatif
maupun generatif. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada polybag (plastik) sebagai
wadah sampai tanaman dinyatakan siap tanam, kemudian dipindahkan ke lahan
(transplanting). Penggunaan polybag tersebut dilakukan dengan tujuan efisiensi
penggunaan benih, mengurangi tingkat kerusakan dan kematian benih serta
mempermudah transplanting (Gunomo dkk, 2001).
Dalam upaya menghindari penumpukan sampah polybag maka perlu dicarikan
alternatif lain pengganti polybag yang dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman seperti yang terbuat dari bahan organik yaitu limbah tanaman tebu berupa
ampasnya.
Ampas tebu merupakan bahan buangan yang biasanya dibuang secara open
dumping tanpa pengolahan lebih lanjut, sehingga akan menimbulkan gangguan
lingkungan dan bau yang tidak sedap. Berdasarkan hal tersebut perlu diterapkan suatu
teknologi untuk mengatasi limbah ini, yaitu dengan menggunakan teknologi daur ulang
limbah padat menjadi produk yang bernilai guna. Polybag organik dianggap sebagai
teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, keselamatan
manusia dan pemberi nilai ekonomi. Pemanfaatan limbah ampas tebu sebagai bahan
baku pembuatan polybag organik merupakan salah satu alternatif untuk meminimalisir
terjadinya polusi estetika.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Samudra.
Penelitian ini dimulai pada bulan Juli-September 2017.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah ampas tebu sebagai bahan baku
utama kantong tanam organik (polybag organik), pelepah tebu sebagai bahan campuran/
bahan serat kantong tanam organik (polybag organik), NaOH sebagai bahan pemutus
ikatan/bahan pengurai antar serat, lem sebagai bahan perekat, minyak tanah sebagai
bahan bakar, dan air sebagai bahan merebus. Alat yang digunakan pada penelitan ini
adalah timbangan digital, gelas ukur, mistar, lesung, jangka sorong, parang, kasa kawat,
drum, saringan, kayu bakar, ember, paralon, dan alat pendukung lainnya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
non faktorial. Adapun susunan perlakuannya G1 : 100% ampas tebu, 0% pelepah tebu,
G2 : 75% ampas tebu, 25% pelepah tebu, G3 : 50% ampas tebu, 50% pelepah tebu.
Untuk kelenturan polybag organik maka diperlukan penambahan NaOH sebanyak 20
gram. Pengamatan dilakukan terhadap mutu/kualitas polybag organik yang telah dihasilkan
yaitu ketebalan, pH, kadar air, massa, dan rasio C/N polybag organik
1.45
1.42
1.4
Ketebalan Polibag Organik
1.35
1.3
1.25
1.25
1.22
1.2
1.15
1.1
G1 G2 G3
Komposisi Limbah Tebu
Gambar 1. Penggunaan Berbagai Komposisi Limbah Tebu Terhadap Parameter Ketebalan Polybag
Organik (cm)
2. pH Polybag Organik
Analisa data secara statistik menunjukkan bahwa penggunaan berbagai
komposisi limbah tebu untuk membuat polybag organik menunjukkan pengaruh nyata
terhadap parameter pH polybag organik. Data rataan pengamatan parameter pH polybag
organik terhadap penggunaan berbagai komposisi limbah tebu dapat dilihat pada Tabel
2 dibawah ini :
10.35
10.30
10.30
10.25
10.21
10.20
10.15
10.10
10.05
G1 G2 G3
Komposisi Limbah Tebu
Gambar 2. Penggunaan Berbagai Komposisi Limbah Tebu Terhadap Parameter pH Polybag Organik
Tabel 3. Rataan Kadar Air Polybag Organik Terhadap Penggunaan Berbagai Komposisi
Limbah Tebu
Perlakuan Rataan (%)
G1 (100% ampas tebu) 34.93 b
G2 (75% ampas tebu + 25% pelepah tebu) 29.62 a
G3 (50% ampas tebu + 50% pelepah tebu) 39.45 c
Rataan 34.66
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata menurut uji BNT pada taraf uji 5%
35
29.62
30
25
20
15
10
0
G1 G2 G3
Komposisi Limbah Tebu
Gambar 3. Penggunaan Berbagai Komposisi Limbah Tebu Terhadap Parameter Kadar Air Polybag
Organik (%)
200 182.98
150
100
50
0
G1 G2 G3
Komposisi Limbah Tebu
Gambar 4. Penggunaan Berbagai Komposisi Limbah Tebu Terhadap Parameter Massa Polybag Organik
(gr)
15
10
0
G1 G2 G3
Komposisi Limbah Tebu
Gambar 5. Penggunaan Berbagai Komposisi Limbah Tebu Terhadap Parameter Rasio C/N Polybag
Organik
KESIMPULAN
Berdasarkan data-data hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa polybag organik
tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut : ketebalan polybag organik yang
dihasilkan beragam dengan ketebalan tertinggi sebesar 1.42 cm. pH polybag organik
bervariasi dengan pH yang baik adalah 10.21. Kadar air polybag organik bervariasi
dengan kadar air yang baik adalah 29.62%. Massa polybag organik bervariasi dengan
massa yang baik adalah 182.98 gr. Ratio C/N polybag organik bervariasi dengan ratio
C/N yang baik adalah 18.47.
SARAN
Diperlukan suatu cara pembuatan polybag organik sehingga dihasilkan ketebalan
yang seragam dan diperlukan uji penggunaan kantong tanam organik sampai pada
proses tanam.
DAFTAR PUSTAKA
[ 1] Anonim. 2007. Hasil Giling 57 Pabrik Gula Capai 1,43 Juta Ton.
http://suaramerdeka.com/ cybernews/ harian/ 0709/17/ nas22 .htm. Diakses
Tanggal 2 Oktober 2007.