Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA LANJUTAN

Dosen Pengampu: Ipah Budi Minarti, S. Pd., M. Pd.

DISUSUN OLEH:

SITI MUTMAINAH

NPM: 16320073

KELAS 6C

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA, ILMU PENGETAHUAN ALAM,


DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

TAHUN 2019
DARAH DAN SISTEM TRANSPOR

“OBSERVASI KAPILER DARAH”

1. Tanggal Praktikum : 20 Maret 2019


2. Tujuan:
Mengidentifikasi perbedaan, arah aliran, dan kecepatan aliran
pembuluh darah.
3. Rumusan Masalah:
Bagaimana perbedaan aliran pada pembuluh darah arteri dan vena
berdasarkan hasil percobaan?
4. Kajian Pustaka
Menurut Nugroho (2013), seperti hewan lainnya, ikan
mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak
pernah keluar dari pembulunya, jadi tidak ada hubungan langsung
dengan sel tubuh sekitarnya. Selain itu peredaran darah ikan masih
sederhana belum sekompleks pada vertebrata lainnya, sebab
golongan ini hanya memiliki 2 ruang jantung. Berbeda lagi dengan
mamalia yang memiliki 4 ruang jantung, sehingga sistem peredaran
darahnya ganda. Berikut merupakan gambar perbandingan antara
sistem peredaran darah mamalia dengan ikan (Nugroho: 2013),

Gambar 1. Perbandingan sistem peredaran darah ikan dan


mamalia
Sistem peredaran darah pada ikan air tawar dan air laut secara
garis besar sama. Contoh sistem peredaran darah ikan hiu, lele, ikan
mas, bandeng, mujair, tembakul, nila, dan gatul yang terdiri
dari jantung (cor) sebagai pusatnya dan pembuluh darah nadi
(arteri) dan balik (vena). Jantung terletak dalam rongga pericardium
dibawah faring. Jantung ikan terdiri dari dua ruang, serambi (atrium)
dan bilik (ventrkel). Jantung berisi darah yang sudah dipakai yang
berasal dari tubuh bagian depan dan belakang. Dari jantung
melalui bulbus artriosus darah mengalir ke insang. Pertukaran gas
CO2 dan O2 terjadi dalam arteri branchialis afferent dan arteri
branchialis efferent dalam filament insang. Selanjutnya melalui aorta
dorsalis, darah menuju ke tubuh bagian depan dan belakang
(Soemadji.dkk, 1993).
Ikan memiliki pola sirkulasi tunggal, dimana darah melewati
jantung hanya sekali selama setiap rangkaian lengkap. Darah yang
kekurangan oksigen dari jaringan tubuh datang ke jantung, dimana ia
dipompa ke insang. Pertukaran gas terjadi dalam insang, dan darah
beroksigen dari insang yang beredar ke seluruh tubuh. Di sisi lain,
pada mamalia, darah terdeoksigenasi memasuki jantung, dimana ia
dipompa ke paru-paru untuk oksigenasi. Darah beroksigen
dikembalikan ke jantung dari paru-paru, yang akan diangkut ke seluruh
tubuh (Purnamasari dan Santi: 2017). Hal ini sesuai dengan Irianto
(2005), bahwa darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute
dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke
jantung.

Gambar 2. Anatomi peredaran darah ikan


Menurut Purwanto (2006), darah ada yang berupa padatan
berupa sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) serta
berbentuk cairan berupa plasma darah. Jumlah sel darah merah
sangat menentukan fungsi peredaran oksigen. Eritrosit yang terlalu
rendah akan menimbulkan terjadinya anemia, sedangkan jika terlalu
tinggi menandakan ikan tersebut dalam keaadaan yang stres. Selain
itu, Moyle dan Cech dalam Satrisno (tanpa tahun), menjelaskan darah
ikan tersusun dari sel–sel darah yang tersuspensi dalam plasma yang
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Aliran dalam seluruh tubuh
menjamin lingkungan yang tetap, agar semua jaringan sel mampu
melaksanakan fungsinya, dan juga darah merupakan salah satu
komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Oleh
karena itu, sangat penting sistem peredaran darah bagi suatu
organisme. Sebab darah tersebut akan mengedarkan oksigen dan
sari-sari makanan ke seluruh tubuhnya.
Alat peredaran darah ikan terdiri atas jantung yang memiliki 2
ruang (atrium dan ventrikel) dan sinus venosus. Sinus venosus adalah
struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena
dan terbuka di ruang depan jantung. Peredaran darah ikan disebut
peredaran darah tunggal karena darah dari insang langsung beredar
ke seluruh tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya
beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu
ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung (Irianto 2005). Berikut
adalah gambaran anatomi letak peredaran darah ikan (Nugroho,
2013).
Berikut merupakan penjelasan dari dari organ-organ yang
berada pada pada tubuh ikan, (Nugroho, 2013).
a. Sinus Venosus
Bagian ini ruang tambahan yang berdinding tipis, hampir tidak
mengandung jaringan otot. Darah venus dari seluruh tubuh, masuk
di sinus venosus melalu sepasang ductus Cuvieri yang masuk di
bagian lateral, dan sepasang sinus hepaticus yang masuk pada
dinding posterior dari sinus venosus. Dari sini darah melalui lubang
sinus atrial masuk ke dalam atrium.
b. Atrium
Merupakan ruang tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak
anterior dari sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang
atrioventikular diteruskan ke dalam rongga ventrikel. Lubang ini
dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular, supaya aliran darah
tidak kembali ke rongga atrium.
c. Ventrikel
Merupakan ruang berdinding tebal berotot, menerima darah hanya
dari atrium saja dan memompakan darah melalui aorta ventral ke
insang. Ruang ini dibentuk oleh dua lapisan otot yaitu lapisan otot
luar disebut kortikal dan lapisan otot dalam disebut spongi. Bagian
ini menerima darah dari atrium melalui atrioventricular.
d. Arteri
Merupakan pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi
jantung atau saluran yang dilalui darah yang keluar dari insang dan
menuju ke bagian-bagian tubuh. Biasanya membawa darah yang
kaya dengan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
e. Vena
Merupakan pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke
jantung. Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun
mempunyai dinding yang lebih tipis dan rongga yang lebih besar
dibanding arteri pada ukuran diameter yang sama. Bagian dalam
dari vena yang mengalami tekanan hidrostatik tinggi, umumnya
kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin. Dinding vena
umumnya berkontraksi secara aktif, tidak hanya mempertahankan
tekanan darah dalam sistem vena, tetapi juga untuk memompakan
darah dari dinding ke jantung.
f. Kapiler
Merupakan bagian percabangan saluran darah yang merupakan
tempat terjadinya pertukaran zat (gas nutrien) antara darah
dengan jaringan/sel. Ada tiga macam kapiler darah yaitu, kapiler
kontinyu, kapiler berpori dan kapiler diskontinyu (sinusoid).

5. Hipotesis
H0: Tidak terdapat perbedaan pada aliran pembuluh darah arteri dan
vena berdasarkan hasil percobaan.
H1: Terdapat perbedaan pada aliran pembuluh darah arteri dan vena
berdasarkan hasil percobaan.

6. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah:
a. Ikan cethol
b. Mikroskop
c. Kapas
d. Larutan fisiologi (ringers atau saline)
e. Urethan (2% dan 25%)
f. Cawan Petridisk
7. Hasil Pengamatan
Berikut merupakan hasil identifikasi jenis pembuluh darah dan
alirannya berdasarkan hasil analisis video pengamatan di mikroskop
Gambar Keterangan
Posisi kepala: di sebelah kanan
 aliran arteri menuju ke ekor
(alirannya lebih cepat)
 Aliran vena menuju ke
kepala (lebih lambat)

Gambar 3. Jenis pembuluh darah


dan arah alirannya
(10x10)
Posisi kepala menghadap ke
kanan.

Gambar 4. Posisi kepala gambar no


3
1. Vena
1 2 2. Arteri

Gambar 5. Screen shoot video


peredaran darah ikan
Gambar 5. Pembanding dari internet.

Gambar 6. Pembanding dari internet

8. Pembahasan
Sistem peredaran darah pada ikan memang sederhana, di atas
sudah dijelaskan bahwa darah hanya melewati jantung selama sekali
selama satu rangkaian penuh karena sistem peredaran darahnya
berupa sistem peredaran darah tunggal. Alirannya yaitu bermula dari
jantung, darah menuju insang untuk melakukan pertukaran gas.
Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap
organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian
darah dari insang kadang langsung kembali ke jantung. Hal ini terjadi
bilamana tidak semua output cardiac dibutuhkan untuk menuju ke
dalam dorsal aorta dan pembuluh eferen yang lain. Pada bagian lain,
yaitu berawal dari insang pertama, sebelum dihubungkan ke sistem
vena. Peranan kedua organ ini mungkin sebagai ventilasi kontrol dan
untuk sekresi gas ke cairan mata ( Soewolo, 2005).
Saat dilakukan pengamatan aliran darah menggunakan ikan
cethol pada mikroskop ditemukan beberapa aliran darah. Yang
pertama adalah aliran menuju ke ekor, aliran ini merupakan aliran yang
membawa darah kaya O2 dari insang ke seluruh jaringan tubuh
melalui arteriola. Darah yang melewati insang akan membawa O2
yang dihasilkan dari proses pernafasan dalam insang serta akan
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini sesuai dengan
Purnamasari dan Santi (2017) yang menyatakan arteri membawa
darah beroksigen dari insang ke seluruh tubuh. Penyalurannya darah
tersebut melalui cabang-cabang arteri yang dikenal dengan arteriola.
Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka daerah
dipompa dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari
tekanan arteri, dan tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterionale.
Akibat adanya perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi
(Soewolo: 2005). Karena perbedaan tekanan itulah sirkulasi darah bisa
tetap berjalan sehingga O2 dan nutrisi-nutrisi bisa tetap diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh.
Selain itu terdapat aliran darah yang menuju ke jantung kalau
dalam pengamatan ini arahnya menuju kepala. Darah yang dibawa
adalah darah yang mengandung CO2, sebab O2 yang dibawa arteri
sudah diedarkan ke jaringan tubuh bergantian dengan CO2. Hal
tersebut sesuai dengan Nugroho (2013), yang menjelaskan bahwa
Vena merupakan pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju
ke jantung. Berikut adalah gambar aliran darah pada ikan cethol:

Gambar . Arah aliran darah ikan


(Kay dalam Rohmah dan Akbar: 2014)

Jika dilihat perbedaan kecepatan aliran darah antara kedua


pembuluh darah di atas berbeda. Kecepatan aliran yang melintasi
arteri jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan aliran darah dari vena.
Hal ini bisa dilihat bahwa aliran darah yang menuju ekor lebih cepat
jika dibandingkan dengan aliran darah yang menuju ke jantung.
Menurut Campbell (2004), hal tersebut disebabkan oleh sifat-sifat dari
pembuluh darah tersebut. Telah disebutkan di atas bahwa Arteri
mempunyai lapisan tengah dan lapisan luar yang lebih tebal serta lebih
elastis dibandingkan dengan vena. Dinding arteri yang lebih tebal
menyediakan kekuatan dan elastisitas yang mengakomodasi aliran
darah yang dipompakan secara cepat pada tekanan tinggi melalui
arteri oleh jantung. Vena dengan dinding yang lebih tipis mengirimkan
darah kembali ke jantung dengan kecpatan dan tekanan rendah
setelah darah itu melewati hamparan kapiler. Hal tersebutlah yang
mengakibatkan darah yang mengalir pada ekor ikan cethol lebih cepat
dari pada yang mengarah ke jantung.
Selain itu menurut Hardiyan dan Kadek (2016), perbedaan
aliran darah tersebut juga dipengaruhi oleh diameter suatu pembuluh
darah. Semakin kecil diameter suatu pembuluh darah maka alirannya
akan semakin cepat. Diameter pada arteri lebih kecil jika dibandingkan
dengan diameter pada vena. Sehingga aliran darah di arteri lebih cepat
jika dibandingkan aliran darah pada vena. Berikut adalah gambar
pebedaan diameter vena dan arteri.

Gambar. Diameter arteri dan vena (Campbell: 2004)


Selain dua aliran di atas sebenarnya terdapat aliran yang
arahnya ke samping akan tetapi keberadaan aliran tersebut kurang
jelas mengingat tingkat fokus mikroskop saat pengamatan masih
kurang. Akan tetapi Yuni R. dkk. (2015), menyatakan bahwa aliran
pada pembuluh darah arteriol arah alirannya meninggalkan jantung
dan menuju kapiler dan memiliki kecepatan yang sedikit lebih lambat
dari arteri karena pada pembuluh darah arteriol darah akan menuju ke
kapiler yang merupakan tempat difusi sehingga darah yang dialirkan
kecepatan alirannya menjadi berkurang. Selain itu terdapat
kemungkinan merupakan aliran venula. Aliran venula ini memiliki
kecapatan aliran yang lambat dikarenakan pembuluh darah vena dan
venula membawa sedikit oksigen menuju jantung sehingga tekanan
darahnya tidak sekuat pada arteri. Sedangkan aliran pada kapiler
menunjukkan aliran yang paling lambat.

9. Kesimpulan
Pada pengamatan aliran darah di ikan cethol didapatkan 2
aliran yang bisa dilihat dengan jelas yaitu, aliran darah pada vena dan
arteri. Arteri dalam sistem peredarahan darah ikan cethol fungsinya
untuk mengalirkan darah yang kaya O2 dari jantung ke seluruh
jaringan tubuh ikan. Aliran darah yang terlihat adalah menuju ekor,
sedangkan aliran yang menuju ke jantung adalah aliran yang dibawa
oleh pembuluh darah vena. Aliran vena tersebut membawa darah kaya
CO2 dari jaringan tubuh ke jantung. Pada aliran ini dijumpai aliran
yang paling cepat dan stabil adalah aliran pada arteri. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya ketebalan dinding dan elastisitas dari arteri
sendiri.
Selain kedua aliran tersebut sebenarnya masih ada aliran lain
yang kesamping akan tetapi kurang jelas pergerakannya. Aliran
tersebut bisa jadi adalah aliran dari venula, arteriola, atau bahkan
kapiler darah. Ketiga aliran dari bagian ini hampir sama sehingga
susah untuk diidentifikasi. Selain itu juga karena fokus mikroskop yang
kurang.

10. Daftar Pustaka


Hardiyan, F. L. dan Kadek. 2016. “Analisis Kecepatan Darah Pada
Arteri Karotis Bagi Pasien Hipertensi Dan Non Hipertensi
Dengan Menggunakan Color Doppler Sonografi”. Prosiding
Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 1 Juli
2016, Samarinda, Indonesia.

Irianto, K. 2005. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta.

N. A. Campbell, J. B. Reece, dan L. G. Mitchell. 2004. Biologi Jilid 3


Edisi 5. Diterjemahkan oleh Amalia Safitri. Jakarta: Erlangga.

Nugroho. 2013. “Ichtiologi (Sistem Peredaran Darah)”. Universitas


Negeri Lampung. Diakses pada laman
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/10/Kuliah-
Ichtiologi-5.pdf pada tanggal 23 Maret 2019.

Purnamasari, Risa dan Santi. 2017. Fisiologi Hewan. Surabaya:


Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel. Diunduh pada
laman CONTENT%20Fisiologi%20Hewan.pdf pada 23 Maret
2019.

Rohman dan Akbar. 2014. “Aliran dan Desakan Darah”. Laporan


Praktikum. Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS).

Soemadji. 1993. Fisiologi Hewan. Jakarta: Erlangga.

Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UMPress.

Yuni R. Rizka dkk. 2015. “Identifikasi Pembuluh Darah”. Laporan


Praktikum struktur dan fungsi hewan. Fakultas Matematikan
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya.
11. Lampiran

Gambar 1. Pengamatan di Gambar 2. Hasil Pengamatan di


mikroskop mikroskop

Gambar 3. Ikan cethol


12. Pertanyaan
a. Apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan kecepatan aliran
pada pembuluh darah?
Hal tersebut berkaitan dengan tekanan yang berada pada
pembuluh darah masing-masing. Pada arteri memiliki tekanan yang
lebih besar daripada vena sehingga aliran darah dalam arteri lebih
cepat jika dibandingkan dengan vena. Selain itu dijelaskan dalam
Campbell (2004), arteri mempunyai lapisan tengah dan lapisan luar
yang lebih tebal serta lebih elastis dibandingkan dengan vena.
Dinding arteri yang lebih tebal menyediakan kekuatan dan
elastisitas yang mengakomodasi aliran darah yang dipompakan
secara cepat pada tekanan tinggi melalui arteri oleh jantung. Vena
dengan dinding yang lebih tipis mengirimkan darah kembali ke
jantung dengan kecpatan dan tekanan rendah setelah darah itu
melewati hamparan kapiler.
Selain itu juga disebabkan oleh perbedaan diameter pembuluh
darah. Hardiyan dan Kadek (2016) menjelaskan, bahwa terdapat
hubungan diameter arteri juga berpengaruh dengan kecepatan
aliran darah pada arteri karotis dimana jika diameter arteri kecil
maka kecepatan aliran darah akan meningkat demikian sebaliknya
jika diameter arteri besar maka kecepatan aliran darah akan
menurun.
b. Pada pembuluh darah manakah kecepatan aliran darah yang stabil
dan pada pembuluh mana yang berubah?
Pembuluh darah yang alirannya stabil adalah pembuluh darah
arteri. Hal terjadi karena pengaruh elastisitas dari pembuluh darah,
pembuluh darah arteri sangat elastis sehingga akan
mempertahankan kestabilan aliran darah. Hal tersebut berlawanan
dengan sifat pembuluh vena yang kurang selatis sehingga bisa
mengakibatkan aliran darah yang dilaluinya menjadi berubah ubah
dan kurang stabil.
c. Adakah pengaruh suhu terhadap kecepatan jalannya aliran darah?
Berikan penjelasan saudara.
Suhu merupakan salah faktor yang memperngaruhi jalannya aliran
darah. Hal ini sesuai dengan Hegner dan Cadwell (2003), yang
menyatakan bahwa suhu dapat merubah, pada saat melakukan
aktivitas seperti berlari (suhu meningkat), tekanan darah menjadi
meningkat daripada pada saat tidak melakukan apa-apa. Saat suhu
dingin, tekanan darah menjadi lebih rendah daripada pada saat
suhu normal. Perbedaan tekanan darah inilah yang membuat
kecepatan aliran darah saat suhu panas dan dingin berbeda.
Menurut Hardiyan dan Kadek (2016), menjelaskan bahwa tekanan
darah berbanding terbalik dengan aliran darah. Apabila tekanan
darah naik maka kecepatan darah akan menurun demikian
sebaliknya, hal ini disebabkan oleh viskositas/kekentalan darah
yang meningkat. Semakin kental darah yang melewati arteri maka
semakin besar gesekan terhadap dinding pembuluh dan sebagai
konsekuensinya diperoleh tekanan terhadap dinding arteri semakin
besar. Otomatis aliran darahnya menjadi menurun, hal tersebut
terjadi pada saat tubuh panas.
Sedangkan saat suhu dingin makan tekanan darah akan turun yang
menyebabkan kekentalan darah juga menurun, akibatnya aliran
darah akan meningkat juga.
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan dengan Judul


“Observasi Kapiler darah”

Semarang, Maret 2019


Mengetahui,
Dosen Pengampu Asisten Dosen

Ipah Budi Minarti, S. Pd., M. Pd. ........................................

Anda mungkin juga menyukai