PENDAHULUAN
Suatu rotary equipment (turbin dan generator) yang bekerja secara terus
menerus, membutuhkan sistem pendinginan agar tidak terjadi over temperature
pada bagian-bagian rotary equipment yang bergesekan sehingga tidak terjadi
perubahan sifat material pada peralatan tersebut. Pada PLTA Saguling terdapat 2
sistem pendinginan yaitu, Air Cooler dan Oil Cooler.
Air Cooler berada pada sisi generator yang berfungsi mendinginkan udara
yang sengaja disirkulasikan untuk mendinginkan generator, dengan media
pendinginnya adalah air. Untuk setiap 1 unit generator pada PLTA, terdapat 8 Air
Cooler. Sedangkan Oil Cooler berfungsi mendinginkan oli-oli pendingin pada sisi
bearing dengan media pendingin air, sistem oil cooler mencakup 3 bearing
diantaranya: upper bearing; turbine bearing; thrust and lower bearing.
1
Saat ini seluruh pipa sistem pendinginan pada PLTA Saguling, baik Air
Cooler maupun Oil Cooler sedang mengalami tahap penggantian material, dengan
material pipa semula berbahan tembaga nikel (CuNi) menjadi berbahan stainless
steel. Penggantian material ini dilakukan karena seluruh sistem air pendingin pada
PLTA Saguling menggunakan air dari waduk saguling yang kualitas airnya
semakin buruk.
Oleh sebab itu diperlukan analisis pada sistem Oil Cooler (thrust and lower
bearing) efektivitas material CuNi dan stainless steel, sehingga dapat diketahui
material yang lebih efektif diantara kedua material yang sudah digunakan, dalam
proses Cooling Water (air pendingin).
2
perhitungan dan perbandingan yang digunakan ialah analisa perpindahan panas
dengan NTU (Number of Transfer Unit).
b. Tujuan Khusus
Membandingkan efektivitas tube bermaterial CuNi dengan
stainless steel pada sistem Oil Cooler sisi thust and lower bearing
PLTA Unit 4, serta untuk menganalisis material yang lebih efektif
untuk digunakan diantara kedua material yang telah diterapkan.
3
a. Mahasiswa
Menambah wawasan tentang karakterisitik dari sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), khususnya di UBP
Saguling
Menambah pengalaman praktik
Menambah rasa keingintahuan tentang unit pembangkitan
Saguling, meningkatkan sara kekompakan, kerjasama dan
gotong-royong saat bekerja di lapangan (unit).
b. Perusahaan
Sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam bidang pendidikan
khususnya bagi Politeknik Negeri Jakarta, sehingga diharapkan
di masa yang akan datang dapat terjalin kerjasama yang baik
antara Indonesia Power UBP Saguling dengan Politeknik Negeri
Jakarta.
Laporan ini diharapkan bisa menjadi bahan rujukan dalam
rangka meningkatkan kualitas serta kuantitas dari produk yang
dihasilkan sekaligus mendapatkan masukan apabila menemukan
suatu potensi improvement.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an,
Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah asset berupa pembangkit dan
fasilitas - fasilitas pendukungnya. Pembangkitan - pembangkitan tersebut
memanfaatkan teknologi modern berbasis computer dengan menggunakan
beragam energi primer, seperti: air, batubara, panas bumi, dan sebagainya.
Namun demikian, dari pembangkit- pembangkit tersebut ada pula pembangkit
paling tua di Indonesia, seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger
dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai
sekarang masih beroperasi.
Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya usia
PT. INDONESIA POWER sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.
Pembangkit – pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola
dan dioperasikan oleh delapan Unit Pembangkitan diantaranya : Perak Grati,
Kamojang, Mrica, Priok, Suralaya, Saguling, Semarang, dan Bali. Secara
keseluruhan, PT Indonesia Power memiliki kapasitas sebesar 8.887 MW. Ini
merupakan kapasitas terpasang terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan
pembangkit di Indonesia.
6
2.1.2. Visi dan Misi PT. Indonesia Power
a. Visi
Menjadi perusahaan Energi Terpercaya yang Tumbuh
Berkelanjutan. Penjabaran Visi:
Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga
menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan
perusahaan sejenis di dunia.
b. Misi
Menyelenggarakan Bisnis Pembangkitan Tenaga Listrik dan Jasa
Terkait Yang Bersahabat dengan Lingkungan.
7
penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang
berwawasan lingkungan.
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh
pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,
efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling
menghargai antar karyawan dan mitra mendorong terus terkokohan
integritas pribadi dan profesionalisme.
b. Profesional
Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai dengan
bidang pekerjaannya.
c. Harmoni
Serasi, selaras dan seimbang dalam pengembangan kualitas
pribadi, hubungan dan stake holder, dan hubungan dengan
lingkungan hidup.
8
d. Pelayanan Prima
Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan
stake holder.
e. Peduli
Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stake holder serta
memelihara lingkungan sekitar.
f. Pembelajar
Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan
kemudian berbagi dengan orang lain.
g. Inovatif
Terus- menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru
dalam usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik
proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.
9
guna dimanfaatkan di Indonesia
b. Biru : menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan
aplikasi pada kata “POWER”, maka warna ini
menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan
perusahaan memiliki ciri-ciri yaitu berteknologi tinggi,
efisien, aman dan ramah lingkungan.
10
pembangkitan yang menggunakan tenaga air sebagai penggerak utama (prime
over). Pengembangan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan
perwujudan upaya pemerintah untuk melakukan diverifikasi tenaga listrik
dan konversi minyak bumi. Beberapa kelebihan PLTA Saguling adalah :
a. Waktu pengoperasian relatif lebih cepat (15 menit).
b. Sistem operasinya mudah mengikuti dengan frekuensi yang diinginkan
oleh sistem penyalurannya.
c. Biaya produksinya relatif lebih murah, karena menggunakan air dan
tidak perlu membeli.
d. Putaran turbin relatif rendah dan kurang menimbulkan panas, sehingga
tingkat kerusakan peralatan lebih kecil.
e. PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan, tanpa melalui
proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah bekas
pembakaran.
f. PLTA yang dilengkapi dengan waduk yang dapat digunakan secara
multiguna.
11
Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan di GITET
Saguling dan diinterkoneksikan ke sistem se-Jawa dan Bali melalui Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTET 500 kV) untuk selanjutnya melalui GIGI
dan gardu distribusi disalurkan ke konsumen. Generator di PLTA Saguling
terdiri dari 4 unit generator bekapasitas 175, 18 MW/unit dan dapat
menghasilkan jumlah energi listrik 2,56 x 103 MWH per tahunnya. Total
produksi unit–unit PLTA Saguling adalah 700,72 MW atau 93% dari total
produksi PT. Indonesia Power (8.450 MW). Dengan adanya perubahan
struktur organisasi dalam rangka menuju kearah spesialisasi, maka keluar
surat keputusan pemimpin PLN Pembangkit dan penyaluran Jawa bagian
Barat No. 001.K/030DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995, yaitu yang semula
mengelola satu unit PLTA, ditambah tujuh unit PLTA. Sekarang unit bisnis
pembangkit Saguling mengelola delapan unit PLTA. Berikut tabel
kemampuan daya masing – masing uit PLTA uang dikelola UBP Saguling.
12
Jumlah Daya Terpasang 797,36
Tabel 2.1 Kapasitras Daya Terpasang pada PLTA Saguling
13
Gambar 2.4 Waduk Saguling
14
Apabila air yang ditampung pada waduk melebihi kapasitas
penampungan, maka air akan dibuang melalui Spillway (saluran
pelimpah). Perkiraan air yang harus dibuang adalah 1,2 kali debit
air pada saat banjir.
15
Gambar 2.9 Penstock (pipa pelimpah)
e. Air yang telah melewati penstock akan memasuki turbin air melalui
Main Inlet Valve, dimana untuk 1 buah pentock digunakan untuk
menyuplai 2 buah turbin air.
16
Gambar 2.11 Main Inlet Valve
f. Setelah melewati Main Inlet Valve, air masuk ke dalam turbin air
melalui spiral case (rumah keong), yang berfungsi untuk menahan
daya hidrolik air dan mendistribusikan air ke runner melaui sudu
tetap. Setelah air di distribusikan ke turbin air, maka runner akan
berputar.
Besarnya debit air yang masuk untuk memutar turbin air, diatur
dengan guide vane.
17
Gambar 2.13 Guide vane
18
g. Saat runner berputar, maka putaran turbin air ditansmisikan melalui
poros turbin-generator, sehingga saat turbin berputar maka
generator akan ikut berputar, dan listrik dihasilkan.
19
Gambar 2.18 Transformator 16,5 kV PLTA Saguling
Potensial Kinetik
(Waduk) (Penstock)
Listrik Mekanik
(Generator) (Turbin)
20
penuh membutuhkan waktu 40 detik tanpa membutuhkan
tekanan dari pressure tank.
21
Sistem suplai udara kompresi
Sistem ini terdiri dari 2 pasang kompressor udara dan 2 main
air recievers untuk 4 unit generator. Satu pasang sistem air
compressed terdiri dari 2 kompressor, satu digunakan pada
kondisi normal, dan satu lagi sebagai standby dan satu main air
reciever untuk 2 unit. Satu main air reciever menyuplai udara
bertekanan ke beberapa peralatan untuk 2 unit generator, yaitu :
- Governor oil pressure tank
- Inlet valve oilpressure tank
- Generator air break
- Generator circuit breaker
- Disconnecting switch
22
Sistem Suplai Oli Pelumas
Sistem ini berfungsi untuk menyuplai dam mengosongkan oli
ke/dari bearing oil reservoir. Sistem ini memiliki 2 tanki oli, 2
pompa, dan 1 head oil tank untuk 4 generator. Unit pompa oli
pelumas dapat dijalankan dan dimatikan secara manual dengan
menekan tombol switch pada motor control center.
23
2.2. Struktur Organisasi
2.2.1. Struktur Organisasi Unit Pemeliharaan PT. Indonesia Power UBP Sagulin
Manager OPHA
SPS Senior
Pemeliharaan
24
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
25
3.2. Prosedur Kerja Praktik
3.3. Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance
Hari/ Uraian Kegiatan
No. Keterangan
Tanggal Pemeliharaan Unit
Corrective Maintenance,
pembongkaran pompa
Main Water Supply Pump
A (MWSP), Unit 4
a. MWSP merupakan
pompa utama yang
digunakan untuk
Gambar 3.1 Pelepasan baut-baut
memompa air dari draft
pada casing MWSP A, Unit 4
tube yang digunakan
sebagai pendingin
udara generator, upper
bearing, thrust dan
Kamis/ lower bearing serta
1. 12 Maret turbin bearing. MWSP
2015 berjumlah 2 buah/unit.
c. Proses pembongkaran
MWSP A
menggunakan kunci Gambar 3.3 Pemasangan crane untuk
pass; kunci ring; dan mengangkat casing MWSP A, Unit 4
26
crane.
d. Prosedur
pembongkaran
dilakukan dengan:
memastikan pompa
dalam keadaan off;
membuang air yang
Gambar 3.4 Poros MWSP A, Unit 4
masih ada di dalam
pompa; membuka
semua baut pada
casing, dan coupling
menggunakan kunci
pass dan kunci ring;
memindahkan casing
dengan menggunakan
crane. Gambar 3.5 Cacat pada impeller
MWSP A Unit 4, disebabkan gesekan
e. Setelah dilakukan antara impeller dengan cutter
pembongkaran,
ditemukan cutter di
dalam pompa (di
bawah impeller),
sehingga sisi-sisi
impeller pompa
mengalami cacat.
27
Gambar 3.7 Pengangkatan casing
menggunakan crane
(casing di pasang setelah
pembongkaran selesai)
Penggantian bearing 1
(bearing sisi luar) dan
gland packing (sisi poros)
pada Main Water Supply
Pump A (MWSP), Unit 4
a. MWSP merupakan
pompa utama yang
digunakan untuk
Jumat/ memompa air dari draft
2. 13 Maret tube yang digunakan
2015 sebagai pendingin
udara generator, upper
bearing, thrust dan Gambar 3.8 Bearing 1
lower bearing serta (bearing pompa luar) yang rusak
turbin bearing. MWSP
berjumlah 2 buah/unit.
28
b. Setelah dilakukan
corrective maintenance
pada tanggal 12 Maret
2015 ditemukan adanya
cutter pada pompa,
setelah dilakukan
pemasangan unit
pompa dan uji coba
operasi pompa,
temperatur pompa tetap Gambar 3.9 Sisi pompa bagian luar
tinggi.
c. Dilakukan kembali
pembongkaran pada
MWSP A unit 4.
d. Proses pembongkaran
MWSP A
Gambar 3.10 Pelepasan kopling
menggunakan kunci
pass; kunci ring; dan
crane.
e. Prosedur
pembongkaran
dilakukan dengan:
memastikan pompa
dalam keadaan off; Gambar 3.11 Bearing 2
29
casing, dan coupling
menggunakan kunci
pass dan kunci ring;
memindahkan casing
dengan menggunakan
crane; Setelah itu
dilakukan pelepasan
coupling pompa.
g. Pemasangan bearing
baru.
sebagai pendingin
30
udara generator, upper
bearing, thrust dan
lower bearing serta
turbin bearing. MWSP
berjumlah 2 buah/unit.
b. Setelah corrective
Gambar 3.14 Pemasangan
maintenance pada
mechanical seal pada poros
tanggal 13 Maret 2015,
MWSP A, Unit 4
dilakukan pemasangan
unit pompa dan uji
coba operasi pompa,
namun temperatur
pompa tetap tinggi
sehingga dilakukan
penggantian gland
packing menjadi
mechanical seal. Gambar 3.15 Mechanical seal
c. Proses pembongkaran
MWSP A
menggunakan kunci
pass; kunci ring; dan
crane.
d. Prosedur penggantian
dilakukan dengan: Gambar 3.16 Gland packing yang
memastikan pompa diganti
dalam keadaan off;
membuang air yang
masih ada di dalam
31
pompa; membuka
semua baut pada
casing, dan coupling
menggunakan kunci
pass dan kunci ring;
memindahkan casing
dengan menggunakan
crane; Setelah itu
dilakukan pelepasan
coupling pompa;
melepas gland packing;
pemasangan
mechanical seal.
32
dilakukan pemasangan
unit pompa dan uji
coba operasi pompa,
namun temperatur
pompa tetap tinggi
sehingga diindikasikan
poros pompa
Gambar 3.18 Pengangkatan poros
mengalami keausan,
MWSP A, Unit 4
dan harus di bubut.
c. Prosedur
pembongkaran
dilakukan dengan:
memastikan pompa
dalam keadaan off;
membuang air yang
masih ada di dalam
pompa; membuka
semua baut pada
casing, dan coupling
menggunakan kunci
pass dan kunci ring;
memindahkan casing
dan poros dengan
menggunakan crane.
33
mengatur bukaan Main
Inlet Valve dengan
menggunakan sistem
hidrolik (menggunakan
pelumas).
b. Pada Governor
Gambar 3.19 Oil tank
Actuator terdapat oil
pada Governor Actuator
filter yang berfungsi
untuk menyaring oli.
34
Gambar 3.22 Pemasangan oil filter
yang baru
dikarenakan impeller
dari gear pump
terhambat oleh
35
serpihan material
dinding casing.
Menyebabkan gear
pump tidak bisa
berputar sedangkan
motor terus memberi
tenaga sehingga
mematahkan coupling
menjadi dua bagian.
c. Peralatan yang
dibutuhkan : kuci pass;
kunci ring; majun.
Gambar 3.25 Impeller pompa oil
Memeriksa
ketersediaan peralatan
pengganti (Pompa set
& kopling); melepas
cover kopling dan unit
kopling; melepas
saluran masuk dan
keluar pompa; melepas
pompa dari
dudukannya;
memasang unit pompa
dan kopling yang baru
beserta karet kopling
fleksibelnya; Gambar 3.26 Casing pompa
memasang saluran in (terjadi crack di dalamnya)
dan out pompa;
melakukan pengetesan
36
tekanan keluar pada
pompa baru.
37
Gambar 3.30 Pemasangan coupling
38
membersihkan pipa-
pipa oil cooler pada sisi
thrust dan lower.
b. Tujuan pembersihan
glass ini adalah untuk
melihat lebih jelas
aliran bola pembersih
di sistem ball cleaning.
Gambar 3.34 Ball cleaning system
c. Peralatan yang
dibutuhkan : kuci pass;
kunci ring; majun;
WD; autosol; amplas;
ember.
39
bersihkan
menggunakan majun;
pasang kembali glass;
pasang casing.
40
3.4. Kendala Kerja dan Pemecahannya
Saat Kerja Praktik berlangsung, secara umum penulis tidak menemukan
kendala, proses pekerjaan diaksanakan dengan teratur, rapih dan bersih.
Pembimbing, teknisi dan helper yang bekerja sangat ramah, interaktif dan
komunikatif, sehingga sering terjadi proses tanya jawab selama pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
41
BAB IV
DASAR TEORI DAN ANALISA DATA
Selain pada generator, air pendingin digunakan pada sistem Oil Cooler
yang meliputi turbine bearing, upper bearing, thrust and lower bearing.
Panas yang timbul pada bearing tersebut sebagai akibat adanya kalor yang
timbul karena gesekan antara turbine bearing dengan poros turbin. Berikut
cara kerja cara kerja sistem air pendingin :
a. Distribusi Air Pendingin
Sistem air pendingin masuk ke dalam sequencial preparation
relay. Pada saat unit start maka flow air pendingin harus memenuhi
60% batas flow yang telah ditetapkan, jika tidak terpenuhi maka unit
tidak dapat dioperasikan. Air yang digunakan untuk sistem pendingin
1
Media pendingin pada generator ialah udara
42
merupakan air yang dipompakan oleh Main Water Supply Pump
(MWSP) dari draft tube2.
Tiap unit terdiri dari 2 buah pompa yang bekerja secara bergantian,
pompa pertama sebagai primary pump dan pompa kedua sebagai stand
by pump. Apabila pada saat operasi primary pump trip maka stand by
pump akan bekerja untuk menggantikan tugas dari primary pump. Jika
kedua pompa trip maka unit juga akan trip. Pergantian/manufer dari
primary ke stand by pump dilaksanakan tiap awal bulan. Distribusi
jumlah air yang masuk ke masing peralatan ialah :
2
saluran air buangan setelah memutarkan runner
43
Gambar 4.2 Distribusi air pendingin
44
4.1.2. Oil Cooler
Sistem pelumasan pada sistem pembangkitan digunakan untuk
melumasi bearing yang berfungsi menahan beban vertical, horizontal, dan
axial dari suatu poros yang berputar. Sistem pelumasan mesin adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk memberikan oil film (lapisan oli) untuk
mencegah kontak langsung pada komponen–komponen yang bergesekan dan
menyebabkan keausan. Fungsi pelumasan ialah :
a. Membentuk oil film untuk mencegah kontak langsung antara dua
permukaan logam.
b. Mengurangi atau mencegah keausan dan panas.
c. Mendinginkan bagian–bagian pada mesin.
d. Memelihara mesin agar tetap bersih.
e. Memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan.
f. Mencegah korosi pada bagian–bagian mesin.
45
b. Upper Bearing
Aliran air pendingin: 300 l/min
30A: 180 l/min, 3 menit
Temperatur normal : <60°C
86-5: 65°C; 86-2: 70°C
46
Gambar 4.6 Lower bearing
47
a. Konveksi alami (Natural/Free Convection)
Konveksi alamiah dapat terjadi karena ada arus yang mengalir
akibat gaya apung, sedangkan gaya apung terjadi karena ada
perbedaan densitas fluida tanpa dipengaruhi gaya dari luar sistem.
Perbedaan densitas fluida terjadi karena adanya gradien suhu pada
fluida. Contoh konveksi alamiah antara lain aliran udara yang
melintasi radiator panas [McCabe,1993]. Dalam sistem Oil Cooler
tidak ada yang mengalami konveksi alami.
48
4.1.5. Efektivitas Penggunaan Marterial CuNi dan Stainless steel pada
Thust and Lower Bearing
Sistem pendinginan pelumas pada Thrust and Lower Bearing
menggunakan alat penukar panas (heat exchanger) tipe tube and shell dengan
banyak tube dan 4 pass pada shell. Dimana pelumas dialirkan melalui oil
cooler shell dengan gaya sentrifugal dari Thrust and Lower Bearing ke sisi
shell dari oil cooler dan air pendingin diambil dari sisi draft tube oleh Main
Water Supply Pump (MWSP) ke sisi tube dari oil cooler.
Jumlah Thrust and Lower Bearing oil cooler pada masing-masing unit
PLTA Saguling adalah 2 buah, yakni unit A dan B. Pada unit 4 Thrust and
Lower Bearing oil cooler memakai bahan untuk tube tembaga-nikel (CuNi)
pada unit oil cooler A, dan memakai bahan tube stainless steel pada unit oil
cooler B.
3
Sumber: http://madhienyutnyut.blogspot.com/2012/02/pengertian-efektifitas-menurut-
para.html
49
Analisa perbandingan efektivitas heat exchanger berbahan CuNi dan
Stainless steel dengan Effectiveness-NTU method. Metode ini berdasarkan
parameter yang tak berdimensi yang disebut heat transfer effectiveness
dengan symbol ε.
Semakin kecil nilai kapasitas panas suatu fluida maka semakin besar
beda temperaturnya, agar laju perpindahan panas menjadi maksimum.
𝐐̇maks = cmin (Thin – Tcin)
Metode ini juga ditentukan dari bilangan C atau rasio kapasitas panas
yakni perbandingan antara kapasitas panas minimum dan kapasitas panas
maksimum
𝐂𝐦𝐢𝐧
c=
𝐂𝐦𝐚𝐤𝐬
50
- Pemanasan dan pendinginan fluida dalam tabung dengan aliran
laminer
Nu = 0,664 Re0,5 Pr0,3 (d/l)0,5
Keterangan :
Vxl
Re (bilangan Reynold) =
ν
Dengan V = kecepatan fluida (m/s)
l = panjang lintasan (m)
ν = viskositas kinematik (m2/s)
μ x Cp
Pr (bilangan Praudth) =
k
Dengan μ = viskositas dinamis (kg/ms)
Cp = kapasitas panas spesifik (J/kgK)
k = koefisien konduktivitas (W/mK)
hxl
Nu (bilangan Nurselt) =
k
Dengan h = koefisien perpindahan panas
konveksi (W/m2K)
l = panjang lintasan (m)
k = koefisien konduktivitas (W/mK)
Keterangan :
U = perpindahan panas overall (W/m2K)
k = koefisien konduktivitas (W/mK)
L = panjang lintasan/tube (m)
51
h1 = koefisien perpindahan panas konduksi pada fluida1
(W/m2K)
h2 = koefisien perpindahan panas konduksi pada fluida2
(W/m2K)
Do = diameter luar tube (m)
Di = diameter dalam tube (m)
52
c = perbandingan antara cmin/cmax
NTU = Number of Transfer Unit
53
26/03/2015 45,1 40,2 4,9 21 24,7 3,7 45,5 42,5 3 21,4 26,2 4,8
26/03/2015 45,4 40,2 5,2 21,6 24,9 3,3 45,3 42,5 2,8 21,7 26,4 4,7
31/03/2015 45,2 39,9 5,3 21,4 24,2 2,8 45 42,2 2,8 20,6 25,8 5,2
31/03/2015 43,1 40 3,1 20,9 24,3 3,4 45,1 42,3 2,8 20,9 26,1 5,2 168
31/03/2015 45,6 39,9 5,7 20,6 24,2 3,6 44,5 42,2 2,3 20,7 26,1 5,4
Tabel 4.1 Data temperatur oli dan air pada sistem air pendingin
pada Thrust and Lower Bearing
43
42 Unit 4B
41 (Stainless Steel)
40 Unit 4A (CuNi)
39
38
23/03/2015
3/31/2015
3/23/2015
3/23/2015
3/24/2015
3/24/2015
3/24/2015
3/25/2015
3/25/2015
3/25/2015
3/26/2015
3/26/2015
3/26/2015
3/31/2015
3/31/2015
Tanggal
Gambar 4.8 Grafik data temperatur oli dan air pada sistem air pendingin
pada Thrust and Lower Bearing
4
Tabel A-2. Nilai Konduktivitas Logam Tertentu pada Temperatur Standar
54
panas sebesar 14 W/ m K5. Analisa perbandingan efisiensi heat exchanger
berbahan CuNi dan Stainless steel dengan Effectiveness-NTU method.
Metode ini berdasarkan parameter yang tak berdimensi yang disebut heat
transfer effectiveness dengan symbol ε.
𝐥𝐚𝐣𝐮 𝐏𝐏 𝐚𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥 𝐐̇𝐚𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥
ε= = ̇
𝐥𝐚𝐣𝐮 𝐏𝐏 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦 𝐐𝐦𝐚𝐤𝐬
Semakin kecil nilai kapasitas panas suatu fluida maka semakin besar
beda temperaturnya, agar laju PP menjadi maksimum.
𝐐̇maks = cmin (Thin – Tcin)
Dimana Cmin adalah nilai kapasitas panas terkecil baik dari fluida air maupun
oli.
cpoli = 1.924,9 J/kg°C cpair = 4.180 J/kg°C
ṁoli = 90 kg/s ṁair = 26,633 kg/s
Coli = cpoli x ṁoli Cair = cpair x ṁair
= (1.924,9)(90) = (4.180)(26,633)
= 173.241 Watt/°C = 111.325 Watt/°C
(Sumber : Kalorindo)
5
Tabel A-2. Nilai Konduktivitas Logam Tertentu pada Temperatur Standar
55
Metode ini juga ditentukan dari bilangan C atau rasio kapasitas panas
yakni perbandingan antara kapasitas panas minimum dan kapasitas panas
maksimum
Cmin 111.325
C= = = 0,6426
Cmaks 173.241
Karena Re > 2300 maka aliran turbulen dan konveksi paksa karena
fluida dialirkan oleh pompa.
Bilangan Nurselt
Nu = 0,023 Re0,8 Pr0,4
Nu = (0,023) (14.927,376)0,8 (6,62)0,4
Nu = 106,969
Karena pada sisi shell tidak diketahui jumlah fulida yang masuk, setiap
waktunya, maka diambil data dari laporan PT. Kalorindo yakni koefisien
perpindahan panas holi = 1.622,28 W/m2 K dan laju massa ṁoli = 90 kg/s.
Dimensi dari oil cooler tube adalah :
56
Do = 22,225 mm Ao = 51,9 m2
Thickness = 2,1 mm Ai = 42,1206 m2
Length = 2,37 mm holi = 1.622,28 W/m2K
N = 314 hair = 2.949,29 W/m2K
(Sumber : Kalorindo)
Didapat tahanan panas dari tube oil cooler berbahan stainless steel
adalah :
D
ln( o )
Di
Rstainless =
2πkL
57
Perhitungan koefisien perpindahan panas keseluruhan CuNi :
1 1 1
= + RCuNi +
UCuNi hair holi
1 1 1
= + 4,021x 10-5 +
UCuNi 2.946,509 1.622,28
1
= 9,96 x 10-4
UCuNi
U𝐶𝑢𝑁𝑖 As
NTUCuNi =
Cmin
(1.004,016)(51,9)
NTUCuNi =
111.325
NTUCuNi = 0,468
58
−1
2 1+exp[−NTU√1+c2 ]
ε =2 {1 + c + √1 + c }
1−exp[−NTU√1+c2 ]
ε = 0,331898 33,1898 %
ε = 0,197978 19,7978%
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Oil Cooler untuk Thrust and Lower Bearing (T/L Bearing) Unit 4
memiliki bahan tube yang berbeda, unit A menggunakan bahan
tembaga-nikel (CuNi) dan unit B menggunakan bahan Stainless steel.
Penggantian dimaksudkan agar sisi tube lebih tahan terhadap korosi,
imbas memburuknya kondisi air sungai Citarum yang digunakan.
Performa kedua Oil Cooler untuk T/L Bearing berbeda dapat ditinjau
langsung pada data temperatur oli keluar kedua unit Oil Cooler,
dimana Oil Cooler yang menggunakan bahan CuNi (unit A) mampu
mengeluarkan oli bertemperatur lebih rendah daripada Oil Cooler yang
menggunakan bahan stainless steel.
Melalui NTU-effectiveness method, didapat efektivitas Oil Cooler
thrust and lower bearing unit 4A berbahan CuNi memiliki efektivitas
(ε) sebesar 33,189 % sedangkan Oil Cooler thrust and lower bearing
unit 4B berbahan stainless steel memiliki efektivitas (ε) sebesar 19,797
ffl%.
Ditinjau dari perpindahan panas maka Oil Cooler thrust and lower
bearing unit 4A bermaterial CuNi lebih efektif digunakan
dibandingkan unit 4B yang bermaterial stainless steel, karena proses
perpindahan panas pada unit 4A berlangsung lebih cepat, dan selisih
temperatur oli yang masuk dan keluar lebih besar.
Dengan lebih efektifnya material CuNi (unit 4A), maka oli pada thrust
and lower bearing akan lebih dingin dibandingkan dengan Oil Cooler
thrust and lower pada unit 4B.
60
5.2. Saran
Perlunya memiliki flowmeter untuk mengukur sisi aliran oli, agar
ketika temperature thrust and lower bearing panas bisa ditinjau selain
dari tingkat kebersihan tube tapi juga dari jumlah aliran oli, apakah
sesuai dengan spesifikasi pabrikan atau tidak.
61
Tabel A-1. Kegiatan Lapangan
Laporan ke bagian Humas dan Keamanan Humas dan Keamanan Pak Asep
Pengurusan administrasi Kerja Praktik Humas dan Keamanan Pak Asep
Senin/
1 Pengenalan mengenai sistem Air Cooler dan Oil Ruang Pemeliharaan Pak Jajang, Pak
9 Maret 2015
Cooler Mesin Syaikhu, dan Pak
Afri
Data Record Unit 2 PLTA, Unit 2 Bapak Afri
Selasa/
2 Penjelasan peralatan untuk sistem Air Cooler dan PLTA, Unit 1 Bapak Afri
10 Maret 2015
Oil Cooler
Rabu/
3 Kunjungan ke Dam Control Center (DCC) Dam Control Center Bapak Afri
11 Maret 2015
Data Record Unit 4 PLTA, Unit 4 Bapak Afri
Kamis/
4 Corrective Maintenance, pembongkaran pompa PLTA, Unit 4 Bapak Dian
12 Maret 2015
Main Water Supply Pump A (MWSP), Unit 4
5 Jumat/ Penggantian bearing 1 (bearing sisi luar) dan gland PLTA, Unit 4 Bapak Dian dan
62
13 Maret 2015 packing (sisi poros) pada Main Water Supply Pump Bapak Syamsul
A (MWSP), Unit 4
Data Record pada sistem Oil Cooler Unit 1; 2; 3; dan 4, Bapak Yudi
PLTA Saguling
Senin/
6 Penggantian gland packing ke mechanical seal pada PLTA, Unit 4 Bapak Teguh,
16 Maret 2015
poros Main Water Supply Pump A (MWSP), Unit 4 Bapak Dian, dan
Bapak Syamsul
Selasa/ Data Record parameter alat ukur PLTA, Unit 2 Bapak Afri
7
17 Maret 2015 Penjelasan mengenai Tailrace Tailrace PLTA, Unit 2 Bapak Afri
Rabu/
8 Data Record sistem Oil Cooler PLTA, Unit 1 Bapak Afri
18 Maret 2015
Penggantian oil filter pada Governor Actuator PLTA, Unit 4 Bapak Syamsul
Pembongkaran Main Water Supply Pump A PLTA, Unit 4 Bapak Teguh, dan
(MWSP) Bapak Syamsul
Kamis/
9 Data Record parameter alat ukur, sistem Air Cooler PLTA, Unit 3; dan 4
19 Maret 2015
dan Oil Cooler
Penginputan laporan Preventive Maintenance Ruang Pemeliharaan Bapak Soemantri
Mesin
10 Senin/ Data Record parameter alat ukur, sistem Oil Cooler, PLTA, Unit1 Bapak Afri
63
23 Maret 2015 dan sistem Air Cooler
Perbaikan pompa oil lifter PLTA, Unit 2 Bapak Teguh, bapak
Penjelasan mengenai single diagram sistem PLTA Ruang Pemeliharaan Dian, dan Bapak
Saguling Mesin Syamsul
Pengambilan data sampel sistem Air Cooler dan Oil PLTA, Unit 4 Bapak Afri
Cooler
Data Record parameter alat ukur, sistem Air Cooler PLTA, Unit 2 Bapak Afri
dan Oil Cooler
Selasa/
11 Input laporan hasil Preventive Maintenance Ruang Pemeliharaan Bapak Somantri
24 Maret 2015
Pengambilan data sampel sistem Air Cooler dan Oil Mesin
Cooler PLTA, Unit 4
Data Record parameter alat ukur, sistem Air Cooler PLTA, Unit 3 Bapak Afri
Rabu/ dan Oil Cooler
12
25 Maret 2015 Pengambilan data sampel sistem Air Cooler dan Oil PLTA, Unit 4
Cooler
Data Record parameter alat ukur, sistem Air Cooler PLTA, Unit 4 Bapak Afri
Kamis/ dan Oil Cooler
13
26 Maret 2015 Pengambilan data sampel sistem Air Cooler dan Oil PLTA, Unit 4
Cooler
64
Pembersihan glass pada ball cleaing pump PLTA, Unit 1; dan 2 Bapak Syamsul
Jumat/
14 Penyusunan laporan Kerja Praktik Komplek Cioray
27 Maret 2015
Pembersihan glass pada ball cleaing pump PLTA, Unit 3; dan 4 Bapak Syaikhu, dan
Senin/ Bapak Teguh
15
30 Maret 2015 Pengambilan data sampel sistem Air Cooler dan Oil PLTA, Unit 4
Cooler
Pengukuran dimensi Oil Cooler dan Air Cooler PLTA, Base 1
Input laporan hasil Preventive Maintenance Ruang Pemeliharaan Bapak Somantri
Selasa/
16 Mesin
31 Maret 2015
Diskusi perhitungan perpindahan panas pada Oil Ruang Pemeliharaan
Cooler Mesin
Data Record parameter alat ukur, sistem Air Cooler PLTA, Unit 2; dan 3 Bapak Afri
Rabu/ dan Oil Cooler
17
1 April 2015 Penyusunan laporan Kerja Praktik Ruang Pemeliharaan
Mesin
Data Record parameter alat ukur, sistem Air Cooler PLTA, Unit 4 Bapak Afri
Kamis/
18 dan Oil Cooler
2 April 2015
Pengukuran dimensi tube air pendingin pada turbine PLTA, Based 2
65
bearing
Penyusunan Laporan Kerja Praktik Ruang Pemeliharaan
Mesin
Preventive Maintenance pengambilan data Air PLTA, Unit 1; 2; 3; Bapak Yudi
Senin/ Cooler dan Oil Cooler dan 4
19
6 April 2015 Penyusunan Laporan Kerja Praktik Ruang Pemeliharaan
Mesin
Monitoring Generator PLTA, Unit 1; dan 2 Bapak Rudi
Selasa/
20 Penyusunan Laporan Kerja Paktik Ruang Pemeliharaan
7 April 2015
Mesin
66
Tabel A-2. Nilai Konduktivitas Logam Tertentu pada Temperatur Standar
67
68