Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi berasal dari kata “ghidza” yang berarti makanan. Gizi dalam Bahasa
inggris disebut nutrition. Gizi sendiri berarti rangkaian proses secara organik
makanan yang dicerna oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhannya. (Mardalena, 2017).
Ilmu gizi sendiri memiliki arti sebagai ilmu pemberian makanan kepad
tubuh setepat – tepatnya untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan juga perbaikan.
(dalam Syafrizar, 2008).
Balita atau bawah lima tahun (secara harfiah) adalah anak usia kurang dari
lima tahun. Balita sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih
dari satu samapi tiga tahun dikenal dengan istilah balita dan anak usia lebih dari
tiga tahun dikenal dengan istilah prasekolah. (Atikah, 2011).
Pada umumnya, masalah gizi pada balita yang terjadi pada saat ini
kemungkinan berkaitan dengan perkembangannya, di mana balita mengalami
masa peralihan bentuk makanan dari lunak atau halus ke makanan yang agak
kasar. Dia harus mulai belajar mengunyah bukan lagi menelan makanan. Hal
ini akan membuat balita cenderung merasa malas makan. Penurunan nafsu
makan juga menyebabkan pertumbuhannya tidak pesat seperti pada usia
sebelumnya. (Ayu Bulan Febry, 2008).
Di Indonesia angka prevalensi gizi kurang pada anak balita 28% dan
diantara angka tersebut 8,8% menderita gizi buruk. Namun pada tahun 2008
dari hasil Riskesdas angka tersebut berkurang menjadi 13,0%. Sementara
provinsi K pada tahun 2007 mempunyai prevlensi balita dengan gizi buruk
3,3% dan balita dengan gizi kurang 11,8%. (Dinkes Prop.K, 2007).

1
1.2 Tujuan
1. Mengetahui prinsip gizi pada balita
2. Mengetahui karakteristik balita
3. Mengetahui kebutuhan gizi pada balita
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
5. Mengetahui pengaruh status gizi pada balita
6. Mengetahui menu seimbang dan cara pengelolaan gizi pada balita
7. Mengetahui masalah gizi pada balita
8. Mengetahui peran perawat dalam pemenuhan gizi balita
9. Memenuhi tugas gizi dan diet

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Gizi Pada Balita

Anak merupakan investasi sumber daya manusai yang memerlukan


perhatian khusus dalam kecukupan gizinya. Balita akan sehat apabila sejak
awal kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas
SDM yang dihasilkan optimal. (Winarsih, 2018).

Zat gizi dari makanan secara umum menjadi sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan anak dalam tumbuh kembang, sehingga dapat mencapai
kesehatan yang optimal, yaitu sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial. Gizi
seimbang yang dibutuhkan anak pada umumnya meliputi asupan karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral. Asupan tersebut berguna untuk
pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. (Winarsih, 2018).

1. Tanda Anak Sehat Bergizi Baik

Memenuhi status gizi dan kesehatan pada balita dapat dilihat dari
penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda – tanda fisik,
motori, fungsional, emosi, dan kognisi balita.

Di Indonesia terdapat kesepakatan 10 tanda balita sehat gizi baik,


diantarnya

a. Bertumbuh umur, bertambah padat, dan bertambah tinggi. Anak dengan


asupan gizi baik mempunyai pertumbuhan tulang dan otot yang sehat
dan kuat karena telah terpenuhi protein dan kalsiumnya.
b. Postur tubuh tegap dan otot padat. Dengan mengonsumsi susu dapat
membantu balita mencapai postur tubuh yang ideal.

3
c. Rambut berkilau dan sehat. Protein yang didapat dari daging, ayam,
ikan, dan kacang – kacangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat
dan kuat.
d. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat. Seorang anak balita yang
mempunyai kulit dan kuku bersih menandakan asupan vitamin A, C, E,
dan mineralnya sudah terpenuhi.
e. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar. Dengan mengkonsumsi
asupan vitamin A dan C dapat membuat mata menjadi sehat. Sementara
itu, bibir yang segar didapat dari vitamin B, C, dan E.
f. Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi dan gusi yang sehat sangat
membantu dalam mencerna makanan, ,maka dari itu juga perlu
mengkonsumsi asupan kalsium dan vitamin B.
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur. Aktivitas buang air besar
harusnya dilakukan setiap hari agar sisa makanan dalam usus besar
tidak menjadi racun bagi tubuh yang dapat mengganggu nafsu makan.
h. Bergerak aktif dan berbicara sesuai umur. Anak aktif atau mungkin
cerewet dan banyak bertanya sebenarnya itu tanda yang baik.
i. Penuh perhatian dan bereaksi aktif. Fakus pada satu merupakan hal yang
sulit dilakukan pada anak yang aktif, dan apabila anak sudah
menyelesaikan sesuatu, bisa dikatakan bahwa anak balita tersebut bisa
melatih perhatian dan kemampuan fokusnya.
j. Tidur nyenyak. Anak membutuhan istirahat selama 8 jam setelah
melakukan aktivitas. Untuk membuat anak bisa tidur dengan nyenyak,
buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu. (Winarsih, 2018).

2. Kandungan Zat Gizi Yang Diperlukan Bagi Balita

Gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan energi, membangun dan


memelihara jaringan, serta mengatur proses – proses kehidupan. Dan gizi

4
sendiri berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan
produktifitas kerja. (Almatsier, 2002).

Konsumsi makanan juga merupakan salah satu factor utama yang


berperan terhadap status gizi seseorang. Metode pengukuran konsumsi
pangan seorang individu yang bisa digunakan, antara lain metode recall 24
jam, metode estimated food recall, metode penimbangan makanan (food
weighting), metode dietary history, dan metode frekuensi makanan (food
frequency). Kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi balita yaitu :

a. Protein
Terdapat dua protein, yaitu hewani dan juga protein nabati.
Protein hewani didapat dari daging hewan (telur, susu, dan daging),
untuk protein nabati didapat dari tumbuh – tumbuhan (tempe, tahu).
b. Karbohidrat
Karbohidrat sendiri bisa didapat dari makanan yang
mengandung tepung seperti bubur susu, sereal, roti, nasi tim, atau nasi.
Jika tubuh tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk
menghasilkan energi, tubuh akan memecah cadangn protein dan lemak
dalam tubuh.
c. Lemak
Lemak berfungsi untuk memberikan energi. Satu gram lemak
yang dioksidasi menghasilkan sekitar 9 kalori. Lemak memiliki fungsi
sebagai barrier dari vitamin A,D,E dan K yang terlarut didalam air, dan
memberikan rasa makanan yang menyenangkan selain itu dapat
memberi perasaan kenyang karena cepatan pengosongan dari lambung
yang dikaitkan dengan kandungan lemaknya.
Lemak tidak hanya dibutuhkan dalam julah besar, kecuali lemak
esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat, lemak merupakan
sumber gliserida dan kolestrol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat.

5
d. Vitamin
Vitamin berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh. Jika
terjadi kekurangan vitamin akan menyebabkan tubuh cepat merasa
lelah, nafsu makan berkurang, terjadi kerusakan pembuluh darah dan
sel saraf serta ketajaman mata berkurang. Vitamin C sangat pening bagi
tubuh sebagai pembentuk substansi antarsel, meningkatkan daya tahan
tubuh, serta meningkatkan absorbs zat besi dalam usus. Vitamin D juga
penting untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, serta
pembentukan tulang dan gigi.
e. Mineral

Mineral berfungsi untuk mengaktifkan metabolisme tubuh.


Adapun kandungan dalam mineral, yaitu :

1) Kalsium; susu, tempe, tahu, dan ikan teri.


2) Fosfor; daging, unggas, ikan, telur, dan beras.
a) Zat besi; hati, daging unggas, ikan, telur, sayuran hijau,
kacang – kacangan, biji – bijian.
b) Lodium; garam.
c) Yodium; garam beryodium, ikan, dan hasil laut.
d) Flour; air minum, bahan makanan hewani maupun nabati.
(Winarsih, 2018).

2.2 Karakteristik Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertiann anak yang berusia di bawah lima tahun.
Pada istilah umumnya, bagi anak yang berusia 1 – 3 tahun (balita) dan anak
prasekolah (3 – 5 tahun). Saat usia balita, anak masih bergantung dengan
orangtua untuk melakukan suatu kegiatan, seperti mandi, makan, mandi, dan

6
buang air. Pada masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Masa tmbuh kembang pada usia balita, berlangsung sangat
cepat dan tidak dapat terulang kembali, maka dari itu disebut golden age atau
masa keemasan. Menurut karakteristiknya, balita terbagi menjadi dua kategor,
yaitu :

a. Usia 1 – 3 tahun (toodler)


Secara fungsional biologis masa umur 6 bulan hingga 2 – 3 tahun adalah
rawan. Dikarenakan konsumsi zat makanan yang kurang dan juga disertai
minuman buatan yang encer dan terkontaminasi kuman yang menyebabkan
diare dan marasmus.
Bagi balita dengan gizi kurang, setiap tahapan infeksi akan berlangsung
lama dan dipengaruh pada kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan.
b. Usia Pra Sekolah (3 – 5 tahun)

Karakteristik pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia pra sekolah yaitu


nafsu makan berkurang dan anak lebih tertarik pada aktivitas bermain
dengan temannya, juga lebih sering mencoba makannan baru.

2.3 Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi pada balita memang sangat di prioritaskan, karena berperan
penting dalam menunjang pertumbuhannya disetiap harinya. Terdapat 3
kebutuhan gizi pada balita, yaitu sebagai berikut :
a. Kebutuhan Energi Balita
Kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh usia, aktivitas, dan basal
metabolisme. Sekitar 55% kalori total digunakan untuk aktivitas
metabolism, 25% untuk aktivitas fisik, 12% untuk pertumbuhan, dan 8%
zat yang dibuang atau sekitar 90 – 100 kkal/kg BB.

7
Pada saat pertumbuhan menurun di masa balita dan prasekolah,
kebutuhan kalorinya tidak setinggi pada waktu masa bayi.
b. Kebutuhan Protein Balita

Protein sangat dibutuhan dalam tubuh untuk pertumbuhan otot dan


imunitas tubuh. FAO menyarankan konsumsi protein sebesar 1,5 – 2 g/kg
BB, di mana 2/3 diantaranya didapat dari protein bernilai biolohi tinggi.

Kebutuhan protein dapat dipakai jika kebutuhan energinya terpenuhi.


Bila kebutuhan energi tidak terpenuhi, maka sebagian protein yang
dikonsumsi akan diguanakan untuk pemenuhan kebutuhan energi.

c. Kebutuhan Lemak Balita

Lemak sendiri berfungsi sebagai fungsi sumber energy yang


konsentransinya cukup tinggi dalam tubuh. Satu gram lemak menghasilkan
9kkal. Konsumsi lemak yang dianjurkan pada balita sekitar 15 – 20% dari
energi total. (Eko Hartini, 2018).

Table 1.
Anjuran Kebutuhan Zat Gizi
Bagi Anak Usia 1 sampai 4 tahun

Zat Gizi Umur : 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun


Berat : 11,4 kg 13,6 kg 15,6 kg 17,4 kg
Energi 1180 kal 1360 kal 1560 kal 1720 kal
Protein 21 gr 23 gr 27 gr 30 gr
Kalsium (Ca) 450 mgr 450 mgr 450 mgr 450 mgr
Zat Besi (Fe) 7 mgr 7 mgr 7 mgr 7 mgr
Vitamin A 250 ug 250 ug 250 ug 300 ug

8
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Terdapat tiga factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
balita yaitu :
a. Faktor internal ( genetik )
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan.
Melalui genetik yang ada di sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Faktor ini merupakan faktor bawaan
yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik, dan suku atau bangsa.
b. Faktor eksternal lingkungan
Faktor ini sangat menentukan tercapainya potensi genetic yang optimal.
Lingkungan ini meliputi lingkungan “ bio-fisiko-psikososial ” yang akan
mempengaruhi setiap individu mulai dari masa konsepsi sampai akhir
hayatnya. Faktor lingkungan meliputi :
 Faktor biologis dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ras, jenis
kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan
yang lain.
 Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca
keadaan giografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi.
 Faktor psikososial yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah
stimulasi (rangsangan), motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok
sebaya, stress, cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi dengan
orang tua.
 Faktor keluarga dan adat istiadat yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah
tangga, adat istiadat, norma dan urbanisasi. (Eko Hartini, 2018).

9
2.5 Pengaruh Status Gizi Pada Balita
Status gizi pada balita perlu perhatian yang serius dari orangtua, krena jika
mengalami kekurangan gizi pada balita akan menyebabkan kerusakan
irrevesibel (tidak dapat dipulihkan). Ukuran tubuh yang pendek merupakan
salah satu indikator kekurangan gizi yang berkepanjangan pada balita.
Kekurangan gizi yang sangat fatal dapat berdampak pada perkembangan otak
pada balita. Fase perkembangan otak pesat pada uia 30 minggu sampai 18
bulan. Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokan umur
anak dengan berat badan standar dengan menggunakan pedoman WHO-NCHS.
Sementara parameter yng cocok digunakan untuk balita adalah berat badan,
tinngi badan dan lingkar kepala. Kekurangan gizi dapat berpengaruh pada
perkembangan fisik dan mental anak. (Siti Maryam, 2016).

2.6 Menu Seimbang Pada Balita dan Pengelolaan Gizi Balita


Balita membutuhkan menu seimbang untuk mencukupi kebutuhan tumbuh
kembangnya. Menu seimbang pada balita diantaranya sebagai berikut :
1. Gula dan garam
Mengkonsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah kalsium
orang dewasa orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram.
2. Porsi makan

Porsi makan balita berbeda dengan orang dewasa, balita membutuhkan


makanan sumber energy yang lengkap gizi dan julahnya lebih kecil namun
sering.

3. Kebutuhan energi dan nutrisi


Bahan makanan sumber energy seperti karbohidrat, protein, lemak serta
vitamin dan mineral wajib dikonsumsi balita setiap hari.

10
4. Susu pertumbuhan

Susu merupakan salah satu sumber kalsium yang penting untuk balita.
Sedikitnya balita butuh 350 ml atau 200 ons perhari. (Siti Maryam, 2016).

Gambar 1. Sayur-mayur Gambar 2. Karbohidrat

Gambar 3. Buah – buahan Gambar 4. Protein

Adapun kombinasi dari berbagai bahan pada menu seimbang tersebut, antara
lain :
1. Karbohidrat, didapat dari nasi, roti, sereal, kentang.
2. Buah dan sayur diantaranya terdapat pisang, papaya, jeruk, tomat dan wortel.
Jenis sayuran pun juga mengandung zat gizi yang berbeda.
3. Susu dan produk olahannya seperti susu pertumbuhan, keju dan yogurt.
4. Protein didapat dari ikan, susu, dging, telur, kacang-kacangan. Untuk
vegetarian bisa menggabungkan susu dengan minuman berkadar vitamin C
tinggi untuk membantu penyerapan zat gizi.
5. Lemak didapat dari minyak, santan, mentega, roti, kue. Dari beberp bahan
tersebut mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan
otak. (Winarsih, 2018).

11
Adapun beberapa hal yang dapat membantu dalam pengelolaan gizi pada
balita, antara lain :

1. Merencanakan waktu makan yang teratur. Selalu mengusahakan untuk


tidak merencanakan makan mendekati jam tidur siang, dikarenakan balita
akan terlalu lelah untuk makan.
2. Memberikan makanan selingan yang menyehatkan sebanyak 2 – 3 kali
sehari, seperti potongan buah segar, biscuit, sayuran rebus.
3. Mengurangi pemberian air minum sebelum makan, karena membuat balita
merasa kenyang sebelum waktunya makan. ( Winarsih 2018 ).

2.7 Masalah Gizi Pada Balita


1. Stunting
Stunting atau biasa disebut tubuh pendek pada masa anak –anak
merupakan akibat dari kekurangan gizi kronik atau kegagalan pertumbuhan
d masa lalu. Stunting digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi
kurang pada anak. (Infodatin, Kemenkes RI, 2016).
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor terjadi akekurangan protein. Penyakit gangguan gizi ini
banyak dijumpai pada anak usia 1 – 3 tahun. Orang tua biasanya tiidak
menyadari bahwa anaknya sakit. Hal ini disebabkan kebutuhan energinya
tercukupi sehingga berat badan menjadi normal ditambah dengan adanya
oedem (sembab) pada badan anak karena kekurangan protein. (Ayu Bulan
Febry, 2008).

12
2.8 Peran Perawat Dalam Pemenuhan Gizi Balita

Adapun beberapa peran perawat dalam pemenuhan gizi balita, dintaranya :

1. Memberi dukungan dalam upaya peningkatan status gizi pada balita melalui
kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan
status gizi balita
2. Perawat ikut serta membantu ahli gizi dilapangan dalam pemberian
pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik pada balita.
3. Perawat tetap memberikan asuhan keperawatan sesuai tugas dan
tanggungjawabnya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Zat gizi dari makanan secara umum menjadi sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan anak dalam tumbuh kembang, sehingga dapat
mencapai kesehatan yang optimal, yaitu sehat fisik, sehat mental, dan
sehat sosial.
2. Karakteristik balita, masih bergantung dengan orangtua untuk
melakukan suatu kegiatan, seperti mandi, makan, mandi, dan buang air.
Pada masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Masa tmbuh kembang pada usia balita, berlangsung
sangat cepat dan tidak dapat terulang kembali, maka dari itu disebut
golden age atau masa keemasan.
3. Terdapat 3 kebutuhan gizi pad balita, yaitu kebutuhan energi balita,
kebutuhan protein balta,, dan juga kebutuhan lemak balita.
4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhann dan perkembangan pada
balita memliputi faktor internal (genetic) dan juga factor ekssternal
(linhkungan).
5. Status gizi dan pertumbuhan balita akan digunakan sebagai ukuran
untuk mengontrol kecukupan gizi pada balita
6. Menu seimbang pada balita dapat didapat dari karbohidrat, buah dan
sayuran, susu, protein, dan juga lemak.
7. Masalah gizi pada balita diantaranya stunting dan kwashiorkor.
8. Peran perawat dalam pemenuhan gizi pada balita antara lain memberi
dukungan dalam upaya peningkatan status gizi pada balita melalui
kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan
status gizi balita

14
3.2 Saran
1. Perawat
Lebih menambah lagi wawasan tentang pengetahuan gizi dan diet
pada balita, agar bisa di terapkan di rumah sakit dan juga bisa
mengadakan sosialisai untuk masyarakat.
2. Orang
Lebih memperhatikan gizi pada balita dengan cara menjaga asupan
gizinya dan mengikuti kegiatan sosialisai tentang penyuluhan gizi
balita.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Winarsih, S.Si.T., M.Kes.2018.Pengantar Ilmu Gizi Dalam


Kebidanan.Yogyakarta.Pustaka Baru Press.
2. Sjahmien Moehyi. 2018.Pedoman Asupan Gizi.Depok.Papas Sinar Sinanti.
3. Supariyasa.2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
4. Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, M.S..2009.Buku Ajar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat.Bandung.Alfabeta CV.
5. https://www.researchgate.net/publication/330959848_KOLABORASI_PERA
WAT_DAN_AHLI_GIZI_DI_POSYANDU_BALITA_DI_WILAYAH_KER
JA_PUSKESMAS_JEJAK_KABUPATEN_SEMARANG

16
LAMPIRAN

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai