PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Mengetahui prinsip gizi pada balita
2. Mengetahui karakteristik balita
3. Mengetahui kebutuhan gizi pada balita
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
5. Mengetahui pengaruh status gizi pada balita
6. Mengetahui menu seimbang dan cara pengelolaan gizi pada balita
7. Mengetahui masalah gizi pada balita
8. Mengetahui peran perawat dalam pemenuhan gizi balita
9. Memenuhi tugas gizi dan diet
2
BAB II
PEMBAHASAN
Zat gizi dari makanan secara umum menjadi sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan anak dalam tumbuh kembang, sehingga dapat mencapai
kesehatan yang optimal, yaitu sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial. Gizi
seimbang yang dibutuhkan anak pada umumnya meliputi asupan karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral. Asupan tersebut berguna untuk
pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. (Winarsih, 2018).
Memenuhi status gizi dan kesehatan pada balita dapat dilihat dari
penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda – tanda fisik,
motori, fungsional, emosi, dan kognisi balita.
3
c. Rambut berkilau dan sehat. Protein yang didapat dari daging, ayam,
ikan, dan kacang – kacangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat
dan kuat.
d. Kulit dan kuku bersih dan tidak pucat. Seorang anak balita yang
mempunyai kulit dan kuku bersih menandakan asupan vitamin A, C, E,
dan mineralnya sudah terpenuhi.
e. Wajah ceria, mata bening, dan bibir segar. Dengan mengkonsumsi
asupan vitamin A dan C dapat membuat mata menjadi sehat. Sementara
itu, bibir yang segar didapat dari vitamin B, C, dan E.
f. Gigi bersih dan gusi merah muda. Gigi dan gusi yang sehat sangat
membantu dalam mencerna makanan, ,maka dari itu juga perlu
mengkonsumsi asupan kalsium dan vitamin B.
g. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur. Aktivitas buang air besar
harusnya dilakukan setiap hari agar sisa makanan dalam usus besar
tidak menjadi racun bagi tubuh yang dapat mengganggu nafsu makan.
h. Bergerak aktif dan berbicara sesuai umur. Anak aktif atau mungkin
cerewet dan banyak bertanya sebenarnya itu tanda yang baik.
i. Penuh perhatian dan bereaksi aktif. Fakus pada satu merupakan hal yang
sulit dilakukan pada anak yang aktif, dan apabila anak sudah
menyelesaikan sesuatu, bisa dikatakan bahwa anak balita tersebut bisa
melatih perhatian dan kemampuan fokusnya.
j. Tidur nyenyak. Anak membutuhan istirahat selama 8 jam setelah
melakukan aktivitas. Untuk membuat anak bisa tidur dengan nyenyak,
buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu. (Winarsih, 2018).
4
sendiri berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan
produktifitas kerja. (Almatsier, 2002).
a. Protein
Terdapat dua protein, yaitu hewani dan juga protein nabati.
Protein hewani didapat dari daging hewan (telur, susu, dan daging),
untuk protein nabati didapat dari tumbuh – tumbuhan (tempe, tahu).
b. Karbohidrat
Karbohidrat sendiri bisa didapat dari makanan yang
mengandung tepung seperti bubur susu, sereal, roti, nasi tim, atau nasi.
Jika tubuh tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk
menghasilkan energi, tubuh akan memecah cadangn protein dan lemak
dalam tubuh.
c. Lemak
Lemak berfungsi untuk memberikan energi. Satu gram lemak
yang dioksidasi menghasilkan sekitar 9 kalori. Lemak memiliki fungsi
sebagai barrier dari vitamin A,D,E dan K yang terlarut didalam air, dan
memberikan rasa makanan yang menyenangkan selain itu dapat
memberi perasaan kenyang karena cepatan pengosongan dari lambung
yang dikaitkan dengan kandungan lemaknya.
Lemak tidak hanya dibutuhkan dalam julah besar, kecuali lemak
esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat, lemak merupakan
sumber gliserida dan kolestrol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat.
5
d. Vitamin
Vitamin berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh. Jika
terjadi kekurangan vitamin akan menyebabkan tubuh cepat merasa
lelah, nafsu makan berkurang, terjadi kerusakan pembuluh darah dan
sel saraf serta ketajaman mata berkurang. Vitamin C sangat pening bagi
tubuh sebagai pembentuk substansi antarsel, meningkatkan daya tahan
tubuh, serta meningkatkan absorbs zat besi dalam usus. Vitamin D juga
penting untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, serta
pembentukan tulang dan gigi.
e. Mineral
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertiann anak yang berusia di bawah lima tahun.
Pada istilah umumnya, bagi anak yang berusia 1 – 3 tahun (balita) dan anak
prasekolah (3 – 5 tahun). Saat usia balita, anak masih bergantung dengan
orangtua untuk melakukan suatu kegiatan, seperti mandi, makan, mandi, dan
6
buang air. Pada masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Masa tmbuh kembang pada usia balita, berlangsung sangat
cepat dan tidak dapat terulang kembali, maka dari itu disebut golden age atau
masa keemasan. Menurut karakteristiknya, balita terbagi menjadi dua kategor,
yaitu :
7
Pada saat pertumbuhan menurun di masa balita dan prasekolah,
kebutuhan kalorinya tidak setinggi pada waktu masa bayi.
b. Kebutuhan Protein Balita
Table 1.
Anjuran Kebutuhan Zat Gizi
Bagi Anak Usia 1 sampai 4 tahun
8
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Terdapat tiga factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
balita yaitu :
a. Faktor internal ( genetik )
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan.
Melalui genetik yang ada di sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Faktor ini merupakan faktor bawaan
yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik, dan suku atau bangsa.
b. Faktor eksternal lingkungan
Faktor ini sangat menentukan tercapainya potensi genetic yang optimal.
Lingkungan ini meliputi lingkungan “ bio-fisiko-psikososial ” yang akan
mempengaruhi setiap individu mulai dari masa konsepsi sampai akhir
hayatnya. Faktor lingkungan meliputi :
Faktor biologis dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ras, jenis
kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan
yang lain.
Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca
keadaan giografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi.
Faktor psikososial yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah
stimulasi (rangsangan), motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok
sebaya, stress, cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi dengan
orang tua.
Faktor keluarga dan adat istiadat yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah
tangga, adat istiadat, norma dan urbanisasi. (Eko Hartini, 2018).
9
2.5 Pengaruh Status Gizi Pada Balita
Status gizi pada balita perlu perhatian yang serius dari orangtua, krena jika
mengalami kekurangan gizi pada balita akan menyebabkan kerusakan
irrevesibel (tidak dapat dipulihkan). Ukuran tubuh yang pendek merupakan
salah satu indikator kekurangan gizi yang berkepanjangan pada balita.
Kekurangan gizi yang sangat fatal dapat berdampak pada perkembangan otak
pada balita. Fase perkembangan otak pesat pada uia 30 minggu sampai 18
bulan. Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokan umur
anak dengan berat badan standar dengan menggunakan pedoman WHO-NCHS.
Sementara parameter yng cocok digunakan untuk balita adalah berat badan,
tinngi badan dan lingkar kepala. Kekurangan gizi dapat berpengaruh pada
perkembangan fisik dan mental anak. (Siti Maryam, 2016).
10
4. Susu pertumbuhan
Susu merupakan salah satu sumber kalsium yang penting untuk balita.
Sedikitnya balita butuh 350 ml atau 200 ons perhari. (Siti Maryam, 2016).
Adapun kombinasi dari berbagai bahan pada menu seimbang tersebut, antara
lain :
1. Karbohidrat, didapat dari nasi, roti, sereal, kentang.
2. Buah dan sayur diantaranya terdapat pisang, papaya, jeruk, tomat dan wortel.
Jenis sayuran pun juga mengandung zat gizi yang berbeda.
3. Susu dan produk olahannya seperti susu pertumbuhan, keju dan yogurt.
4. Protein didapat dari ikan, susu, dging, telur, kacang-kacangan. Untuk
vegetarian bisa menggabungkan susu dengan minuman berkadar vitamin C
tinggi untuk membantu penyerapan zat gizi.
5. Lemak didapat dari minyak, santan, mentega, roti, kue. Dari beberp bahan
tersebut mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan
otak. (Winarsih, 2018).
11
Adapun beberapa hal yang dapat membantu dalam pengelolaan gizi pada
balita, antara lain :
12
2.8 Peran Perawat Dalam Pemenuhan Gizi Balita
1. Memberi dukungan dalam upaya peningkatan status gizi pada balita melalui
kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan
status gizi balita
2. Perawat ikut serta membantu ahli gizi dilapangan dalam pemberian
pendidikan kesehatan dan pemeriksaan fisik pada balita.
3. Perawat tetap memberikan asuhan keperawatan sesuai tugas dan
tanggungjawabnya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Zat gizi dari makanan secara umum menjadi sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan anak dalam tumbuh kembang, sehingga dapat
mencapai kesehatan yang optimal, yaitu sehat fisik, sehat mental, dan
sehat sosial.
2. Karakteristik balita, masih bergantung dengan orangtua untuk
melakukan suatu kegiatan, seperti mandi, makan, mandi, dan buang air.
Pada masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Masa tmbuh kembang pada usia balita, berlangsung
sangat cepat dan tidak dapat terulang kembali, maka dari itu disebut
golden age atau masa keemasan.
3. Terdapat 3 kebutuhan gizi pad balita, yaitu kebutuhan energi balita,
kebutuhan protein balta,, dan juga kebutuhan lemak balita.
4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhann dan perkembangan pada
balita memliputi faktor internal (genetic) dan juga factor ekssternal
(linhkungan).
5. Status gizi dan pertumbuhan balita akan digunakan sebagai ukuran
untuk mengontrol kecukupan gizi pada balita
6. Menu seimbang pada balita dapat didapat dari karbohidrat, buah dan
sayuran, susu, protein, dan juga lemak.
7. Masalah gizi pada balita diantaranya stunting dan kwashiorkor.
8. Peran perawat dalam pemenuhan gizi pada balita antara lain memberi
dukungan dalam upaya peningkatan status gizi pada balita melalui
kolaborasi perawat dan ahli gizi untuk meningkatkan layanan kesehatan
status gizi balita
14
3.2 Saran
1. Perawat
Lebih menambah lagi wawasan tentang pengetahuan gizi dan diet
pada balita, agar bisa di terapkan di rumah sakit dan juga bisa
mengadakan sosialisai untuk masyarakat.
2. Orang
Lebih memperhatikan gizi pada balita dengan cara menjaga asupan
gizinya dan mengikuti kegiatan sosialisai tentang penyuluhan gizi
balita.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39