Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang maha pengasih lagi maha
penyayang atas segala karunia dan rahmat-nya saya dapat menyusun Makalah
tentang Wesel ini hingga selesai.
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
1.1................................................................................................................... Latar
belakang...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
2.1................................................................................................................... Penger
tian dan syarat-syarat wesel.....................................................................
2.2................................................................................................................... Sejara
h Wesel ....................................................................................................
2.3................................................................................................................... Timbu
lnya bentuk surat wesel ...........................................................................
2.4................................................................................................................... Bentu
k Surat Wesel ..........................................................................................
2.5................................................................................................................... Syarat
Formal Wesel (Pasal 100 KUHD)............................................................
2.6................................................................................................................... Berba
gai Bentuk Surat Wesel Khusus...............................................................
2.7................................................................................................................... Kewaj
iban dan Tanggungan Jawab Penerbit......................................................
2.8................................................................................................................... Endos
emen.........................................................................................................
PENDAHULUAN
Kalau surat wesel tersebut berlaku sampai beberapa bulan, mungkin perlu
bagi importer untuk mengakseptir surat wesel tersebut. Dengan akseptasi ini surat
wesel tersebut dapat diperdagangkan. Terhadap surat wesel yang telah
mendapatkan akseptasi dari importer, bank dapat menjualnya kepada pihak lain
atau menyimpannya sampai pada saat pembayarannya tiba.
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah wesel berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda yaitu
wissel, dalam bahasa Jerman Wechsel, dalam bahasa Perancis letter de Change.
Beberapa istilah ini mempunyai pengertian yang sama dari sistem Perancis dan
Jerman yang sudah diseragamkan dalam perjanjian internasional di jeneva tahun
1930. Dalam hal ini, Inggris memberikan pngertian lain tentang apa yang disebut
dengan wesel, dalam bahasa Inggris wesel disebut bill of change, hal in terjadi
disebabkan Inggris pada waktu itu tidak ikut menandatangani perjanjanjian dalam
konferensi jeneva.
Pada abad pertengahan, dibagian barat daripada benua Eropa wesel mulai
dikenal dan dipergunakan orang di mana ketika itu perniagaan atau perdagangan
antara orang-orang yang negaranya saling berjauhan sudah terjalin.
Pengiriman uang tunai semacam itu juga ada biayanya yang agak tinggi,
oleh karena harus ada alat-alat pengangkut uang itu cukup kuat, sedang orang-
orang yang diserahi menjalankan pengiriman uang itu, tentunya harus dibayar
agak tinggi, justru oleh karena adanya bahaya maut baginya dalam melakukan
perjalanan itu.
Adapun yang menjadi latar belakang daripada terbitnya surat wesel adalah
perjanjian yang terjadi antara penerbit dan penerima suratwesel, perjanjian mana
menimbulkan hubungan hukum (rechtsbetreking, legal ralation) anatara kedua
belah pihak. Dalam hubungan hukum itu penerbit berkewajiban melakukan
pembayaran dengan surat wesel, sedangkan penerima atau pemegang berhak atas
pembayaran sejumlah uang yang disebutkan di dalam surat wesel itu. Sebagai
contoh yang jelas, diketengahkan sebagai berikut:
Di dalam perjanjian jual beli sesuatu baang antara A sebagai penjual dan B
sebagai pembeli telah disepakati, bahwa B menerima barang yang dibeli dan A
menerima pembayaran sejumlah harga barang iu. Tetapi pembayaran tersebut
tidak berupa uang seperti biasanya, melainkan dengan cara tersendiri yaitu
menerbitkan surat wesel sejumlah harga waktu yang telah ditentukan sebagaimana
tercantum di dalam surat wesel itu. Selaku penerbit B di dalam surat wesel itu
memrintahkan tanpa syarat kepada C untuk membayarkan kepada A sejumlah
yang telah tercantum di dalam surat wesel sesuai dengan harga barang.
1. Kata wesel
Hal mengenai jatuh tempo ini diatur dalam afdeeling 5 dari titel 6 (pasal 132-136
KUHD). Ada 4 macam sistem di dalam menentukan hari pembayaran surat wesel,
menurut pasal 132 KUHD :
7. Tempat pembayaran
e. Wesel berdomisili.
Pasal 102 ayat 2 KUHD menentukan, bahwa surat wesel dapat diterbitkan
atas penerbit sendiri. Hal ini dimaksudkan bahwa penerbit memerintahkan kepada
dirinya sendiri untuk membayar, atau penerbit menunjukkan dirinya sebagai pihak
tertarik (tersangkut).
Ada juga terjadi bahwa seseorang menarik suatu wesel atau permintaandan
untuk rekening orang pihak ketiga. Pada umumnya di penarik semacam ini adalah
suatu bentuk bank.
Pasal 102 ayat 3 KUHD menetukan, bahwa surat wesel dapat diterbitkan
untuk rekening orang ketiga (voor rekening van een derde), for account of a third
party). Penerbitan surat wesel dalam bentuk ini bisa terjadi jika seorang ketiga itu
untuk tagihannya memungkinkan diterbitkan suarat wesel artinya ia mempunyai
rekening yang cukup dananya. Karena alasan tertentu ia minta kepada pihak lain
untuk menjadi penerbit surat wesel atas perhitungannya itu. Di atas dikatakan,
bahwa pada umumnya si penarik wesel semacam ini adalah bank, maksudnya
adalah dimana orang ketiga itu mempunyai rekening.
Bank inilah yang bertindak sebagai penerbit surat wesel untuk perhitungan
orang ketiga yang menyuruh diterbitkannya wesel atas perhitungan rekeningnya.
e) Wesel Berdomisili
Wesel berdomisili ini adalah surat wesel yang harus dibayarkan di tempat
tinggal seorang ketiga, baik di tempat tinggal tersangkut, maupun di tempat lain
(pasal 103 KUHD).
Akibatnya ialah, bahwa pembayaran dari uang wesel harus diminta dan
dilakukan oleh seorang ketiga itu. Tetapi yang harus menyetujui (akseptasi) adalah
tetap si tertarik (Pasal 130 jo Pasal 126 KUHD).
Akspetasi dan pembayaran harus dijamin oleh penerbit surat wesel, seperti
yang dinyatakan oleh pasal 108 ayat 1 KUHD. Artinya ialah penerbit menjamin
pemegang pertama atau berikutnya bahwa tersangkut akan mengakseptasi surat
wesel itu, atau tersangkut akan membayar pada hari bayar baik dengan maupun
tanpa akseptasi. Jika ternyata ia tidak mau mengakseptasi, atau setelah
mengakseptasi tetapi tidak membayar pada hari bayar, penerbit berkewajiban
untuk membayar sendiri kepada pemegang surat wesel itu.
c) Tanggung jawab
Pokok pangkal yang terjadi antara penerbit dan pemegang pertama adalah
merupakan pokok pangkal daripada terbitnya surat wesel. Surat wesel ini di dalam
praktek sesuai dengan fungsi dan tujuan suatu berharga, akan berpindah dari
tangan ke tangan, dari pemegang pertama kepada pemegang berikutnya.
Perpindahan yang demikian ini dapat terus menerus terjadi hingga datangnya
jatuh tempo (hari pembayarannya).
2.8. Endosemen
Suatu penyerahan surat tunjuk (order papier) oleh seorang yang berhak
memegang kepada orang lain adalah disebut “endosemen” apabula disertai
pernyataan mengalihkan hak atas surat itu, yang ditulis pada surat itu juga. Atau
dengan perkataan lain, endosemen adalah suatu proses yang terjadi didalam
hukum wesel dimana hak tagih dari pemegang surat wesel dapat diperalihakan
kepada pemegang berikutnya. Pengaturan mengenai endosemen ini terdapat di
dalam pasal 110-119 KUHD.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, fungsi surat berharga itu salah
satunya ialah untuk diperdagangkan atau diperjual belikan karena itu diperulukan
peralihan secara mudah dan sederhana. Untuk memnuhi fungsi tersebut, undang-
undang lalu mengatur cara peralihan hak yaitu dengan endosemen.
b. Endosemen blanko
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebagai alat bayar wesel telah banyak ditinggalkan orang. Wesel sudah
tidak populer lagi di masyarakat, dalam praktek perbankan jarang digunakan
dalam masyarakat. Masyarakat lebih menyukai cek sebagai alat bayar giral
dibandingkan dengan wesel. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tentang hal
tersebut, yakni :
a. Sifat cek sebagai alat bayar tunai, sedangkan wesel sebagai alat bayar
kredit. Faktor ini sangat sesuai dengan tuntutan dunia bisnis yang
menghendaki uang cash dalam waktu sedangkan wesel satu tahun.
Jangka waktu peredaran ini semakin pendek jangka terkait dengan aspek
kepastian dalam hal pembayaran. Juga singkat masa peredaran cek
pendek, hanya 70 hari, waktunya orang akan lebih senang.
3.2. Saran
Mengingat perkembangan cek dan wesel telah demikian pesat, tidak hanya
di Indonesia saja maka perlu dukungan penuh dari aparat penegak hukum jika
terjadi sengketa berkaitan pembayaran cek dan wesel. Dukungan itu dalam bentuk
sikap yang professional dari aparat manakala terjadi sengketa sehingga para pihak
mendapatkan kepuasan.