Anda di halaman 1dari 5

Pengertian dan Manfaat sunat

Sunat
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah tindakan memotong atau
menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis
dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Kata
sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum (berarti "memutar") dan caedere (berarti
"memotong").

Sunat telah dilakukan sejak zaman prasejarah, diamati dari gambar-gambar di gua yang
berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba. Alasan tindakan ini masih belum jelas
pada masa itu tetapi teori-teori memperkirakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari
ritual pengorbanan atau persembahan, tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, langkah
menuju kedewasaan, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah estetika
atau seksualitas. Sunat pada laki-laki diwajibkan pada agama Islam dan Yahudi. Praktik ini
juga terdapat di kalangan mayoritas penduduk Korea Selatan, Amerika, dan Filipina

Sunat pada bayi telah didiskusikan pada beberapa dekade terakhir. American Medical
Association atau Asoiasi Dokter Amerika menyatakan bahwa perhimpunan kesehatan di
Amerika Serikat, Australia, Kanada, serta negara-negara di Eropa sangat tidak
merekomendasikan sunat pada bayi laki-laki.

Menurut literatur AMA tahun 1999, orang tua di AS memilih untuk melakukan sunat pada
anaknya terutama disebabkan alasan sosial atau budaya dibandingkan karena alasan
kesehatan. Akan tetapi, survey tahun 2001 menunjukkan bahwa 23,5% orang tua
melakukannya dengan alasan kesehatan.

Para pendukung integritas genital mengecam semua tindakan sunat pada bayi karena menurut
mereka itu adalah bentuk mutilasi genital pria yang dapat disamakan dengan sunat pada
wanita yang dilarang di AS.
Beberapa ahli berargumen bahwa sunat bermanfaat bagi kesehatan, namun hal ini hanya
berlaku jika pasien terbukti secara klinis mengidap penyakit yang berhubungan dengan
kelamin. Beberapa penyakit yang kemungkinan besar memerlukan sunat untuk mempercepat
penyembuhan seperti pendarahan dan kanker penis, namun, kedua hal ini jarang terjadi.
Penyakit fimosis juga bisa diatasi dengan sunat, walaupun sekarang juga telah berkembang
tekhnik yang lainnya.
Khitan dalam Islam
Khitan dalam Islam tidak hanya dilakukan pada laki-laki, tetapi juga kepada wanita. Khitan
bagi laki-laki adalah memotong kulup (kulit) yang menutupi ujung zakar atau kepala penis,
sedangkan bagi wanita adalah memotong bagian kulit yang menonjol atau yang menutupi
vaginanya saja.
Manfaat khitan
Bagi laki-Laki

Manfaat khitan atau sirkumsis bagi laki-laki adalah menghilangkan kotoran beserta tempat
kotoran itu berada yang biasanya terletak dibagian dalam dari kulit terluar penis. Serta untuk
menandakan bahwa seorang muslim telah memasuki kondisi dewasa
Usia khitan yang disarankan
Pada umumnya, masyarakat mengkhitankan anaknya pada usia antara 8-12 tahun. Namun,
banyak dokter yang setuju bahwa khitan dilakukan terbaik pada pertengahan umur 15 tahun.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan waktu kepada jaringan penis yang masih lunak dan
berbahaya jika rusak untuk menyatu dan menguat. Mengkhitan pada usia dibawah yang
dianjurkan memang boleh dilaksanakan, namun, hasil akhir yang didapat bisa sama sekali
berbeda, bahkan mendapatkan hasil yang tidak diinginkan walaupun dokter telah berupaya
sebaik mungkin. Berkhitan di usia muda biasanya dipengaruhi oleh lingkungan yang
membuat anak merasa malu jika belum melakukan khitan, sehingga ingin segera
melakukannya. Hal inilah yang harus ditekan dalam keputusan untuk melakukan sirkumsisi.
Karena pada dasarnya, sirkumsisi karena pengaruh lingkungan dan sirkumsisi karena telah
mencapai usia yang disarankan, menghasilkan hasil yang sama sekali berbeda.
Sunat laki-laki.
Penis yang telah di sirkumsisi.

di usia lewat lebih bagus , agar kemaluanya bertambah besar .


Metode-metode sunat
Khitan atau sunat bisa dilakukan menggunakan berbagai metode yang berbeda. Banyaknya
metode ini disebabkan oleh kemampuan ahli sunat yang terlibat pada masa itu. Metode yang
akan dijelaskan disini mencakup 7 metode yang umum
Klasik atau Dorsumsisi
Metode ini sebenarnya sudah lama ditinggalkan, namun prakteknya masih dapat dilihat di
sekitar pedesaan. Alat yang umumnya digunakan dalam metode ini adalah bambu yang telah
ditajamkan, skalpel atau pisau bedah, dan silet. Peralatan yang akan dipakai ini sebelumnya
disterilkan dengan alkohol tepat sebelum penggunaan. Tata cara yang umunya dilakukan oleh
para ahli sunat dengan metode ini adalah:

Membersihkan peralatan yang akan dipakai


Mengukur atau memperkirakan panjang kulit yang akan dipotong, relatif terhadap ukuran
penis
Menarik bagian depan dari kulit dan meregangkannya dengan semacam penjepit
Memotong kulit yang sudah diregangkan dengan sekali iris
Mengaplikasikan obat anti-infeksi atau betadine

Bekas luka yang ditinggalkan dari metode ini tidak dijahit dan langsung dibalut (secara agak
longgar tergantung kenyamanan) dengan kain kassa. Dengan cara sekali iris, metode ini
memang menjadi metode tercepat dari semua metode yang ada. Namun, metode ini
memberikan dampak yang sangat luas. Dampak tersebut adalah:

Terpotongnya pembuluh darah yang berperan mengalirkan darah ke sebagian kepala penis
Terpotongnya susunan syaraf yang diduga memengaruhi kenikmatan saat hubungan
seksual
Pendarahan yang hebat jika pasien mengalami hemofilia yang belum terdeteksi
Lecet yang disebabkan karena masih adanya perlengketan kulit dengan kepala penis saat
pemotongan
Rasa sakit yang amat sangat bisa menyebabkan pasien bergerak dan menyebabkan alur
pemotongan tidak rata

Metode ini kemudian disempurnakan seiring dengan perkembangan medis di dunia


internasional menggunakan obat bius lokal dan sedikit jahitan untuk memperbagus hasil yang
didapat dan mengurangi rasa sakit, yang umumnya membuat pasien menjadi trauma.
Kovensional atau umum

Metode ini telah berevolusi dari metode sebelumnya, yaitu metode klasik. Pada metode ini,
semua prosedur telah mengacu kepada aturan atau standar medis, sehingga meningkatkan
keberhasilan sirkumsisi. Hal yang umumnya ada atau dilakukan saat melaksanakan metode
ini adalah:

Pembiusan lokal
Penggunaan pisau bedah yang lebih akurat
Tenaga medis yang professional
Teknologi benang jahit yang bisa menyatu dengan jaringan disekitarnya, sehingga
meniadakan keperluan untuk melepas benang jahit

Dengan adanya kelengkapan ini, kemungkinan terjadinya infeksi pasca operasi dapat
diminimalkan sampai tidak ada infeksi.
Lonceng atau ikat

Metode ini pada dasarnya unik. Pada metode ini, tidak ada sama sekali pemotongan atau
operasi, sehingga dimungkinkan sirkumsisi tanpa operasi dan tanpa rasa sakit. Namun,
metode ini memerlukan waktu yang relatif lama, maksimal selama 2 minggu. Banyak
kontroversi terjadi atas metode ini, karena kemungkinan terjadi infeksi tinggi sekali. Dibawah
ini adalah proses sirkumsisi dengan metode lonceng:

Seluruh bagian penis dibersihkan


Bagian kulit yang akan dihilangkan diukur
Kulit yang telah diukur kemudian diikat menggunakan seutas benang operasi
Ikatan dibiarkan hingga menjadi nekrosis
Nekrosis kemudian menjadi lunak sehingga mudah dilepaskan
Proses sirkumsisi selesai dengan mengaplikasikan obat anti-infeksi

Dapat dilihat bahwa pada metode ini terdapat langkah nekrosis, dimana kulit menjadi mati
karena tidak mendapat aliran darah sama sekali. Hal ini sangat dikecam dan dilarang di dunia
kedokteran karena nekrosis mengandung bakteri yang mematikan, yaitu Clostridium
perfringens.
Clamp atau Klamp

Metode ini memiliki banyak merek dagang terdaftar, namun, pada prinsipnya adalah kulit
yang akan dihilangkan dijepit kemudia dipotong saat itu juga. Secara sekilas, proses
penjepitan terlihat seperti metode lonceng, namun, sangat berbeda di tahap selanjutnya, yaitu
pemotongan. Pada metode ini, penjepitan hanya dilakukan sebentar saja selama operasi
berlangsung dan segera dilepas lalu penjepit kemudian langsung dibuang (sekali pakai)
sehingga tidak terjadi nekrosis. Merek dagang yang umumnya dipromosikan adalah:

Gomco
Ismail Clamp
Q-Tan
Sunathrone Clamp
Ali’s Clamp
Tara Clamp
Smart Clamp

Di Indonesia, 2 metode yang terkenal adalah Tara Clamp dan Smart Clamp.
Tara Clamp

Ditemukan dan dipatenkan oleh seorang professor, dr. Tara Gurcharan Singh pada awal tahun
1990, alat ini hampir seluruhnya terbuat dari plastik dan digunakan hanya sekali saja.

Pada metode ini, kulit yang akan dihilangkan dilebarkan, kemudian ditahan dengan Tara
Clamp itu sendiri. Setelah 3-5 menit, kulit akan terlepas dengan sendirinya dikarenakan
tekanan.

Walaupun metode ini menggunakan tekanan, nyatanya metode ini tidak menimbulkan rasa
sakit, tanpa pendarahan, tanpa jahitan, dan bisa langsung melakukan aktivitas yang relatif
ringan.
Electrocautery

Metode ini menggunakan tekhnik yang berbeda sekali dengan metode yang lainnya, dimana
umumnya menggunakan pemotongan dengan pisau bedah atau alat lain, sementara metode ini
menggunakan panas yang tinggi tetapi dalam waktu yang sangat singkat.

Metode ini memiliki kelebihan dalam hal mengatur pendarahan, dimana umum terjadi pada
anak berumur dibawah 8 tahun, yang dimana memiliki pembuluh darah yang kecil dan halus.
Flash Cutter

Metode ini merupakan pengembangan secara tidak langsung dari metode electrocautery yang
dimana perbedaan mendasarnya adalah menggunakan sebilah logam yang sangat tipis dan
diregangkan sehingga terlihat seperti benang logam. Logam tersebut kemudian dipanaskan
sedikit menggunakan battery. Hal ini dimaksudkan untuk membunuh bakteri yang
kemungkinan masih ada, dan juga untuk mempercepat pemotongan. Karena alat ini
menggunakan battery, alat ini cenderung lebih mudah dibawa sehingga beberapa dokter yang
memiliki alat ini bisa melakukan proses sirkumsisi dirumah pasien sampai selesai.
Laser Carbon Dioxide

Metode inilah yang menggunakan murni laser selama proses sirkumsisi. Metode ini adalah
metode tercepat selain menggunakan metode klasik karena didukung oleh tekhnologi medis
yang telah maju. Berikut ini adalah urutan proses sirkumsisi pada umumnya menggunakan
laser:

Pasien diberikan anethesi lokal disekitar pangkal penis


Kulit yang akan dipotong kemudian diukur dan ditahan dengan menggunakan klem sekali
pakai
Laser kemudian disinarkan persis di klem tersebut
Langsung setelah pemotongan selesai, klem dibuka, dan hasil sirkuksisi diberi obat anti-
infeksi dan di perban
Tim dokter juga menyarankan untuk diberikan sedikit jahitan agar hasil potongannya tidak
terlalu terlihat setelah sembuh, dan juga untuk mencegah luka berpindah posisi.

Semua proses ini memakan waktu maksimal 15 menit jika tanpa hambatan. Pemotongannya
sendiri memerlukan waktu kurang dari 1 menit karena laser yang digunakan. Metode ini
bisanya disarankan dokter jika yang akan di sirkumsisi masih berusia dibawah 12 tahun.
Namun, pada dasarnya, usia berapa saja diperbolehkan untuk menggunakan metode ini.
Saran yang berguna

Jika anda beragama Islam, maka ikhlaskanlah bahwa sirkumsisi atau khitan merupakan
perbuatan yang sangat mulia dan terpuji, serta menjadikan anda sebagai penganut Islam
sesungguhnya
Buatlah janji dengan dokter sebelum dan sesudah khitan agar memastikan kenyamanan
berkonsultasi jika ada masalah dikemudian hari
Jika anda mengkhitankan anak anda, sebisa mungkin, hadirilah prosesi tersebut bersama
pasangan anda agar anak anda tidak merasa diabaikan selama operasi berlangsung dan juga
untuk dukungan moral
Janganlah sekali-kali mengabaikan aturan dan petunjuk dokter dengan alasan apapun,
karena jika anda melakukan ini, anda sedang meletakkan anak anda dalam kondisi yang
paling berbahaya
Selalu periksa kondisi keuangan anda sebelum dan sesudah operasi, juga sediakan biaya
yang tak terduga, mungkin untuk konsultasi, obat khusus, atau yang lainnya
Metode diatas sebisa mungkin telah kami urutkan dari yang paling murah hingga yang
paling mahal. Semua pilihan anda yang menentukan, tetapi janganlah menentukan pilihan
hanya karena banyak yang menggunakan atau karena promosi yang besar
Pilihlah dengan bijak, dan jangan sampai lupa untuk mendiskusikan pilihan anda dengan
keluarga, karena mungkin saja ada yang berpendapat berbeda, sehingga semua pendapat bisa
dipertimbangkan
sumber

Anda mungkin juga menyukai