Anda di halaman 1dari 2

RENCANA KEBUTUHAN ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA

PENINGKATAN PRODUKSI PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT. HARGO


WILLIS INDONESIA, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

Latar Belakang
PT. Hargo Willis Indonesia berencana membuka pit baru yaitu pit II dengan metode
penambangan yang sama dengan pit sebelumnya. Oleh karena itu dengan jarak yang
semakin jauh dari pit ke crusher, perlu dilakukan perhitungan kebutuhan jumlah alat muat
dan alat angkut agar target produksi dapat tercapai.

Rumusan Masalah
1. Adanya perubahan jarak angkut serta penambahan target produksi batu andesit.
2. Diperlukan perhitungan kombinasi alat mekanis guna mencapai keserasian kerja alat
yang baik.

Tujuan
1. Merencanakan kebutuhan alat muat dan alat angkut untuk mencapai target produksi
2. Mengkombinasikan penggunaan alat muat dan alat angkut, yaitu untuk mencapai
keserasian kerja alat yang baik

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Data waktu edar alat muat 1. Spesifikasi alat
2. Data waktu edar alat angkut 2. Data curah hujan
3. Waktu kerja 3. Data geologi
4. Faktor pengisian mangkuk 4. Data swell factor
5. Geometri jalan angkut 5. Data stratigrafi regional daerah kajian
6. Ketersediaan alat dan pemakain alat 6. Target produksi
7. Produksi alat muat dan alat angkut

Pembahasan
1. Adanya perubahan waktu edar alat angkut dikarenakan adanya penambahan jarak
angkut yaitu pada segmen pit I ke pit II. Perhitungan waktu edar pada segmen jalan yang
baru dilakukan dengan pengamatan percobaan waktu edar alat angkut pada saat
bermuatan dan pada saat kosong dari pit I ke pit II, sehingga waktu edar total alat angkut
dari pit II ke crusher = waktu edar pit I ke crusher + waktu edar pada segmen baru.
2. Produksi alat muat tidak mengalami perubahan dari pit sebelumnya sedangkan pada
produksi alat angkut mengalami perubahan dikarenakan kenaikan target produksi dan
waktu edar.

Kesimpulan
1. Penentuan jumlah kebutuhan alat muat dan alat angkut untuk mencapai target
produksi
2. Nilai Macth Factor menggunakan jumlah alat yang digunakan.
Keterangan :
W : Lebar minimum jalan angkut lurus, m
L : Jumlah jalur
X : Lebar alat angkut
Nilai o,5 pada rumus diatas menunjukkan bahwa ukuran aman kedua kendaraan
berpapasan adalahsebesar 0,5 X, yaitu setengan lebar dari alat angkut terbesar
yang bersimpangan. Ukuran 0,5 X juga digunakan untuk jarak dari tepi kanan dan
kiri jalan angkut yang melintas secara berpapasan. Sehingga pada jalan dua arah,
dua truk bisa saling berpapasan dengan aman tanpa harus menggangu satu dengan
yang lainnya, sehingga tidak perlu mengurangi kecepatan alat angkut ( Gambar
3.1)

Gambar 3.1
Lebar Jalan Angkut Lurus
2. Lebar Pada Jalan Tikungan
Lebar pada jalan angkut minimum pada tikungan selalu lebih besar
daripada lebar jalan lurus (Gambar 3.2).

Gambar 3.2
Lebar Jalan angkut Pada Tikungan

Anda mungkin juga menyukai