Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

DI RUANG INTERNA (MERPATI) RSD KALISAT

NAMA : RISKIYAH

NIM : 16010035

PRODI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr SOEBANDI JEMBER

YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL

2019
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT

A. Definisi Anemia
Aniemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai dibawah
rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Behrman E Richard, IKA Nelson ; 1680).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah SDM, kualitas Hb, dan
volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah (Syilvia A. Price. 2006).
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah dan kadar
hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit (gangguan) fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia
terjadi apabila terdapat kekurangan Hb untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Anemia
tidak merupakan satu kesatuan tetapi merupakan akibat dari berbagai proses patologik yang
mendasari (Smeltzer C Suzane, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner dan
Suddarth ; 935).

B. Etiologi
Ada beberapa jenis anemia sesuai dengan penyebabnya :
a. Anemia Pasca Pendarahan
Terjadi sebagai akibat perdarahan yang massif seperti kecelakaan, operasi dan persalinan
dengan perdarahan atau yang menahun seperti pada penyakit cacingan.
b. Anemia Defisiensi
Terjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah.
c. Anemia Hemolitik
Terjadi penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan karena :
- Factor Intrasel
Misalnya talasemia, hemoglobinopati (talasemia HbE, sickle cell anemia), sferositas,
defisiensi enzim eritrosit (G – 6PD, piruvatkinase, alutation reduktase).
- Factor Ekstrasel
Karena intoksikasi, infeksi (malaria), imunologis (inkompatibilitas golongan darah,
reaksi hemolitik pada transfuse darah).
d. Anemia Aplastik
Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah sum sum tulang (kerusakan sumsum
tulang).

C. Manifestasi Klinis
Karena system organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan manifestasi
klinis yang luas tergantung pada kecepatan timbulnya anemia, usia, mekanisme kompensasi,
tingakat aktivitasnya, keadaan penyakit yang mendasarinya dan beratnya anemia. Secara
umum gejala anemia adalah :
a. Lemah, letih, lesu dan lelah
b. Hb menurun (< 10 g/dL), thrombosis / trombositopenia, pansitopenia
c. Penurunan BB
d. Takikardi, TD menurun, penurunan kapiler lambat, ekstremitas dingin, palpitasi, kulit
pucat.
e. Sakit kepala, pusing, kunang – kunang, tinnitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigen pada SSP
f. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
g. Dyspnea, nafas pendek, cepat capek saat beraktifitas (pengiriman O2 berkurang)

D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.
Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyababkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limfa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal, ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1.5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah
mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran
sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat
diperoleh dengan dasar hitung retikulosit dalam sirkulasi darah, derajat proliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam
biopsy, dan ada tidaknya hiperbilirubinemia.

E. Pathway

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostic :
a. Jumlah darah lengkap Hb dan Ht menurun.
 Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (Aplastik), MCV dan MCH menurun
dan mikrositik dengan eritrosit hipokromik (DB), peningkatan (AP), pansitopenia
(aplastik).
 Jumlah retikulosit bervariasi : menurun (AP), meningkat (hemolisis).
 Penurunan SDM : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengidentifikasikan tipe khusus anemia).
 LED : peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi.
 Massa hidup SDM : untuk membedakan diagnose anemia.
 Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
 SDP : jumlah sel total sama dengan SDM (diferensial) mungkin meningkat
(hemolitik) atau menurun (aplastik).
b. Jumlah trombosit : menurun (aplastik), meningkat (DB), normal / tinggi (hemolitik).
c. Hb elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur Hb.
d. Bilirubin serum (tidak terkonjugasi) : meningkat (AP, hemolitik)
e. Folat serum dan vit. B12 : membantu mendiagnosa anemia.
f. Besi serum : tidak ada (DB), tinggi (hemolitik).
g. TIBC serum : menurun (DB).
h. Masa perdarahan : memejang (aplastik).
i. LDH serum : mungkin meningkat (AP).
j. Tes Schilling : penurunan eksresi vit B12 urin (AP)
k. Guaiac : mungkin positif untuk darah pada urin, feses, dan isi gaster, menunjukan
perdarahan akut / kronis (DB)
l. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorotik bebas (AP).
m. Aspirasi sumsum tulang / pemeriksaan biopsy : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia.
n. Pemeriksaan endoskopi dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan, perdarahan GI.

G. Penatalaksanaan
Tindakan umum : penatalaksanaan anemia ditunjukkan untuk mecari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
1) Transplantasi sel darah merah
2) Antibiotic diberikan untuk mencegah infeksi
3) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
4) Menghindari kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5) Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
6) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya)
1) Anemia defisiensi besi mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan
yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian preparat fe perrosulfat
3x200 mg/hari/oral sehabis makan
2) Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3) Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4) Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan
dan transfuse darah.
H. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas : penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur
dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/takipnea : dyspnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai,
berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi
berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif
kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam,
pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti mutiara.
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi
kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut :
kering, mudah putus, menipis,tumbuh uban secara premature.
3) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfuse darah.
Tanda :depresi.
4) Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare ataukonstipasi. Penurunan
haluara nurine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah
puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran ,tepung jagung,dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang
elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan
rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri kepala
8) Pernapasanan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas : pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda : takipnea , ortopnea dan dispnea.
9) keamanan
gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, riwayat terpajan pada
radiasi ; baik terhadap pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas . transfusi darah sebelumnya . gangguan
pengelihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi
tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum, ptekie
dan ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore . hilang
libido (priadan wanita ). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

2. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
c. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
d. Keletihan b.d anemia

3. Rencana Keperawatan

DIANGOSA
TUJUAN DAN KRITERIA
NO KEPERAWATAN INTERVENSI
HASIL
DAN KOLABORASI

1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan NIC :


efektif b/d penurunan keperawatan selama ………
Peripheral Sensation
konsentrasi Hb dan jam perfusi jaringan klien
Management (Manajemen
darah, suplai oksigen adekuat dengan kriteria :
sensasi perifer)
berkurang
 Membran mukosa merah
 Monitor adanya daerah
 Konjungtiva tidak anemis
tertentu yang hanya peka
 Akral hangat
terhadap
 Tanda-tanda vital dalam
panas/dingin/tajam/tumpu
rentang normal l
 Monitor adanya paretese
 Instruksikan keluarga
untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi
 Gunakan sarun tangan
untuk proteksi
 Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
 Monitor kemampuan
BAB
 Kolaborasi pemberian
analgetik
 Monitor adanya
tromboplebitis
 Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :


nutrisi kurang dari keperawatan selama ……….
Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d status nutrisi klien adekuat
intake yang kurang, dengan kriteria :  Kaji adanya alergi
anoreksia makanan
 Adanya peningkatan berat
 Kolaborasi dengan ahli
badan sesuai dengan tujuan
gizi untuk menentukan
 Berat badan ideal sesuai
jumlah kalori dan nutrisi
dengan tinggi badan
yang dibutuhkan pasien.
 Mampu mengidentifikasi
 Anjurkan pasien untuk
kebutuhan nutrisi
meningkatkan intake Fe
 Tidak ada tanda tanda  Anjurkan pasien untuk
malnutrisi meningkatkan protein dan
 Menunjukkan peningkatan vitamin C
fungsi pengecapan dari  Berikan substansi gula
menelan  Yakinkan diet yang
 Tidak terjadi penurunan dimakan mengandung
berat badan yang berarti tinggi serat untuk
 Pemasukan yang adekuat mencegah konstipasi
 Tanda-tanda malnutri si  Berikan makanan yang
 Membran konjungtiva dan terpilih ( sudah
mukos tidk pucat dikonsultasikan dengan
 Nilai Lab.: ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana
Protein total: 6-8 gr%
membuat catatan makanan
Albumin: 3.5-5,3 gr % harian.
 Monitor jumlah nutrisi
Globulin 1,8-3,6 gr %
dan kandungan kalori
HB tidak kurang dari 10 gr %  Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

 BB pasien dalam batas


normal
 Monitor adanya
penurunan berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
 Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
 Monitor lingkungan
selama makan
 Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
 Monitor makanan
kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan intake
nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

3 Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan tindakan NIC


ketidakseimbangan keperawatan selama ……..
Toleransi aktivitasi
suplai dan kebutuhan klien dapat beraktivitas
oksigen dengan kriteria hasil :  Menentukan penyebab
intoleransi
 Berpartisipasi dalam
aktivitas&menentukan
aktivitas fisik dgn TD, HR,
apakah penyebab dari
RR yang sesuai
fisik, psikis/motivasi
 Menyatakan gejala
 Observasi adanya
memburuknya efek dari
pembatasan klien dalam
OR&menyatakan onsetnya
beraktifitas.
segera
 Kaji kesesuaian
 Warna kulit
aktivitas&istirahat klien
normal,hangat&kering
sehari-hari
 Memverbalisasikan
 ↑ aktivitas secara
pentingnya aktivitas secara
bertahap, biarkan klien
bertahap
berpartisipasi dapat
 Mengekspresikan
perubahan posisi,
pengertian pentingnya
berpindah & perawatan
keseimbangan latihan dan
diri
istirahat
 Pastikan klien mengubah
 Peningkatan toleransi
posisi secara bertahap.
aktivitas
Monitor gejala intoleransi
aktivitas
 Ketika membantu klien
berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual,
pucat, pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
 Lakukan latihan ROM
jika klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
 Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu
untuk dilakukan

4 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan tindakan NIC


keperawatan selama ……..
Energi manajemen
keletihan klien teratasi dengan
kriteria :  Monitor respon klien
terhadap aktivitas
 Kemampuan aktivitas
takikardi, disritmia,
adekuat
dispneu, pucat, dan
 nutrisi adekuat
jumlah respirasi
 Keseimbangan aktivitas
 Monitor dan catat jumlah
dan istirahat
tidur klien
 Menggunakan teknik
 Monitor ketidaknyamanan
energi konservasi
atauu nyeri selama
 Mempertahankan interaksi
bergerak dan aktivitas
sosial
 Monitor intake nutrisi
 Mengidentifikasi faktor-
 Instruksikan klien untuk
faktor fisik dan psikologis
mencatat tanda-tanda dan
yang menyebabkan
gejala kelelahan
kelelahan
 Jelakan kepada klien
 Mempertahankan
hubungan kelelahan
kemampuan untuk
dengan proses penyakit
konsentrasi  Catat aktivitas yang dapat
meningkatkan kelelahan
 Anjurkan klien melakukan
yang meningkatkan
relaksasi
 Tingkatkan pembatasan
bedrest dan aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River

Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai